Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS (ROA) BANK UMUM SYARIAH

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2011

OLEH

MUHAMAD RUBBY 070503170

PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

i Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS (ROA) BANK UMUM SYARIAH YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2011” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Agustus 2012 Yang membuat pernyataan,

Muhamad Rubby NIM: 070503170


(3)

ii KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Puji dan syukur hamba haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011 ".

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Drs. Hotmal Ja’far, M.M. Ak selaku Sekretaris Departemen S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak selaku Ketua Program Studi S1-Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1-Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

iii 4. Bapak Drs. Syahelmi, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, tenaga serta bimbingannya kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Sambas Ade Kesuma SE, M.Si, Ak selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah meluangkan waktu, pikiran, tenaga serta bimbingannya kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

6. Kedua orang tua saya, Muhammad Amin dan Lismaida, atas segenap kasih sayang, doa, pengorbanan, dan semangat yang amatlah berarti buat penulis. Juga kepada abang dan adik penulis, Muhammad Dali, ST dan Muhammad Rafi, yang senantiasa mendoakan dan memberikan saran serta dukungan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

Hanya doa yang dapat penulis panjatkan semoga Allah SWT membalas semua kebaikan Bapak, Ibu, Saudara, dan teman-teman sekalian. Dengan tulus hati, penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, Agustus 2012 Penulis,

Muhamad Rubby NIM : 070503170


(5)

iv ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS (ROA) BANK UMUM SYARIAH

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2011

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank umum syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel dependen dalam penelitan ini adalah profitabilitas yang diukur dengan ROA dan variabel independen adalah rasio-rasio keuangan antara lain CAR, NPF, BOPO, FDR, dan NRM.

Penelitian ini menggunakan 11 bank umum syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2011 sebagai populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara metode purposive sampling dan hanya 5 bank umum syariah yang memenuhi kriteria. Data mengenai rasio-rasio keuangan didapat dari masing-masing website bank umum syariah dan website Bank Indonesia.

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun simultan. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa hanya NPF, BOPO, dan NRM yang berpengaruh signifikan terhadap ROA. Pada pengujian secara simultan, semua variabel independen (CAR, NPF, BOPO, FDR dan NRM) berpengaruh signifikan terhadap ROA.

Kata kunci: Bank Syariah, Profitabilitas, ROA (Return on Asset), CAR (Capital Adequacy Ratio), NPF (Non Performing Financing), BOPO (Beban Operasional Pendapatan Operasional), FDR (Financing to Deposit Ratio), NRM (Net Revenue Margin)


(6)

v ABSTRACT

ANALYSIS OF THE FACTORS AFFECTING PROFITABILITY (ROA) OF ISLAMIC COMMERCIAL BANKS LISTED

ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD 2008-2011

This study aims to analyze the factors that affect the profitability of Islamic banks listed on the Indonesia Stock Exchange. Dependent variable in this research is profitability measured by ROA and independent variables are financial ratios include CAR, NPF, BOPO, FDR and NRM.

This study used 11 Islamic banks listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2008-2011 as a population. Sampling was taken by purposive sampling method, and only 5 Islamic banks which meet the criteria. Data on financial ratios derived from each of the Islamic bank website and also the Bank of Indonesia’s website.

Hypothesis testing is conducted to determine the effect of independent variables on the dependent variable either partially or simultaneously. Partial test results showed that only the NPF, BOPO, and NRM have a significant effect on ROA. On testing simultaneously, all independent variables (CAR, NPF, BOPO, FDR, and NRM) have a significant effect on ROA.

Kata kunci: Islamic Banks, Profitability, ROA (Return on Asset), CAR (Capital Adequacy Ratio), NPF (Non Performing Financing), BOPO (Operational Expense Operational Income), FDR (Financing to Deposit Ratio), NRM (Net Revenue Margin)


(7)

vi DAFTAR ISI

halaman

LEMBAR PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR... ii

ABSTRAK... iv

ABSTARCT... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian... 6

1.4 Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka... 8

2.1.1 Tinjauan Umum Perbankan Syariah... 8

2.1.1.1 Pengertian Bank Syariah... 8

2.1.1.2 Karakteristik Bank Syariah... 9

2.1.1.3 Fungsi Bank Syariah... 9

2.1.1.4 Prinsip Dasar Bank Syariah... 10

2.1.1.5 Laporan Keuangan Bank Syariah... 12

2.1.2 Profitabilitas... 13

2.1.3 Analisis Rasio Keuangan... 14

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 18

2.3 Hubungan Rasio Keuangan dengan Profitabilitas... 19

2.4 Kerangka Konseptual... 21

2.5 Hipotesis Penelitian... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 23


(8)

vii

3.2.1 Variabel Penelitian... 23

3.2.2 Definisi Operasional... 24

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 25

3.4 Jenis dan Sumber Data... 27

3.5 Metode Pengumpulan Data... 27

3.6 Teknik Analisis... 28

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik... 28

3.6.1.1 Uji Normalitas Data... 28

3.6.1.2 Uji Heterokedastisitas... 28

3.6.1.3 Uji Autokorelasi... 29

3.6.1.4 Uji Multikolinearitas... 30

3.6.2 Pengujian Hipotesis... 30

3.6.2.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)... 31

3.6.2.2 Uji Parsial (Uji t)... 31

3.6.3.3 Uji Simultan (Uji F)... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian... 33

4.2 Analisis Data Penelitian... 33

4.2.1 Analisis Deskriptif... 33

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik... 36

4.2.2.1 Uji Normalitas Data... 36

4.2.2.2 Uji Heterokedastisitas... 40

4.2.2.3 Uji Autokorelasi... 42

4.2.2.4 Uji Multikolinearitas... 43

4.2.3 Pengujian Hipotesis... 45

4.2.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)... 45

4.2.3.2 Uji Parsial (Uji t)... 46

4.2.3.2 Uji Simultan (Uji F)... 50

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 55


(9)

viii 5.3 Saran... 57

DAFTAR PUSTAKA 58


(10)

ix DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 18

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 25

3.2 Daftar Bank Umum Syariah yang Dijadikan Sampel... 26

4.1 Statistik Deskriptif... 34

4.2 Hasil Uji Normalitas Data... 40

4.3 Hasil Uji Autokorelasi... 43

4.4 Hasil Uji Multikolinearitas... 44

4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)... 46

4.6 Hasil Uji Parsial (Uji t)... 47


(11)

x DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul halaman

2.1 Kerangka Konseptual... 21

4.1 Uji Normalitas Histogram... 37

4.2 Uji Normalitas Grafik P-Plot... 38


(12)

xi DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul halaman Lampiran 1 Daftar Bank Umum Syariah yang Memenuhi

Kriteria... 60

Lampiran 2 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah... 61

Lampiran 3 Statistik Deskriptif... 63

Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas Data... 64

Lampiran 5 Hasil Uji Heterokedastisitas... 66

Lampiran 6 Hasil Uji Autokorelasi... 67

Lampiran 7 Hasil Uji Multikoliniaritas... 68

Lampiran 8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)... 69

Lampiran 9 Hasil Uji Parsial (Uji t)... 70

Lampiran 10 Hasil Uji Simultan (Uji F)... 71

Lampiran 11 Titik Persentase Distribusi t... 72

Lampiran 12 Titik Persentase Distribusi F... 73


(13)

iv ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS (ROA) BANK UMUM SYARIAH

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2011

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank umum syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel dependen dalam penelitan ini adalah profitabilitas yang diukur dengan ROA dan variabel independen adalah rasio-rasio keuangan antara lain CAR, NPF, BOPO, FDR, dan NRM.

Penelitian ini menggunakan 11 bank umum syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2011 sebagai populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara metode purposive sampling dan hanya 5 bank umum syariah yang memenuhi kriteria. Data mengenai rasio-rasio keuangan didapat dari masing-masing website bank umum syariah dan website Bank Indonesia.

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun simultan. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa hanya NPF, BOPO, dan NRM yang berpengaruh signifikan terhadap ROA. Pada pengujian secara simultan, semua variabel independen (CAR, NPF, BOPO, FDR dan NRM) berpengaruh signifikan terhadap ROA.

Kata kunci: Bank Syariah, Profitabilitas, ROA (Return on Asset), CAR (Capital Adequacy Ratio), NPF (Non Performing Financing), BOPO (Beban Operasional Pendapatan Operasional), FDR (Financing to Deposit Ratio), NRM (Net Revenue Margin)


(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia dengan penduduknya yang mayoritas beragama Islam, sudah cukup lama menginginkan sistem perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah (Islamic Economic System) untuk dapat diterapkan dalam segenap aspek kehidupan bisnis dan transaksinya. Keinginan ini didasari oleh suatu kesadaran untuk menerapkan nilai keislaman dalam kehidupan secara kaffah. Keinginan ini jugalah yang mendorong segenap ekonom dan cendekiawan muslim untuk merintis pembentukan bank syariah.

Mei 1992 merupakan era baru di dunia perbankan Indonesia. Sejak saat itulah, bank dengan prinsip syariah eksis di Indonesia. Ini ditandai dengan mulai beroperasinya PT Bank Muamalat Indonesia (BMI). Namun di sisi lain, dukungan perangkat perundang-undangan perbankan syariah belum ada pada waktu itu. UU No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan tidak mencantumkan rincian landasan hukum syariah dan pembahasan mengenai perbankan dengan sistem bagi hasil hanya sepintas lalu.

Pada tahun 1998, landasan hukum bank syariah mulai diperjelas dengan lahirnya UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan UU No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan


(15)

2 oleh bank syariah. Selanjutnya pada tahun 2008, pemerintah menerbitkan UU No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah yang diharapkan dapat memberikan landasan hukum yang lebih solid lagi dan juga memberikan peluang yang lebih besar dalam pengembangan perbankan syariah sehingga sama dan sejajar dengan bank-bank konvensional.

Sebagai lembaga perbankan, bank syariah juga merupakan lembaga yang berorientasi pada keuntungan (profit oriented). Oleh karena itu, profitabilitas menjadi suatu ukuran yang penting untuk mengetahui sehat atau tidaknya suatu bank, tak terkecuali bank syariah. Semakin tinggi profitabilitas bank syariah maka semakin baik pula kinerja bank tersebut. Kinerja bank syariah dapat dinilai melalui berbagai macam variabel yang diambil dari laporan keuangan bank syariah. Laporan keuangan tersebut menghasilkan sejumlah rasio keuangan yang dapat membantu para pemakai laporan keuangan dalam menilai kinerja bank syariah.

Penelitian mengenai rasio keuangan dan profitabilitas bank di Indonesia telah dilakukan beberapa peneliti. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa rasio-rasio keuangan yang mempengaruhi profitabilitas (ROA) bank antara lain adalah CAR, NPF, BOPO, FDR dan NRM (Farhan, 2011; Ikhwanisita, 2011; Dody, 2011; Astohar, 2009; Ponco, 2008; Sarifudin, 2005; Limpaphayom dan Polwitoon, 2004).

CAR dalam penelitian yang dilakukan oleh Farhan (2011) dan Astohar (2009) menunjukkan hubungan positif dan signifikan terhadap profitabilitas bank, sementara penelitian yang dilakukan oleh Ikhwanisita (2011) CAR menunjukkan


(16)

3 hubungan yang positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas. Bertentangan dengan tiga penelitian tersebut, CAR dalam penelitian Dody (2011) menunjukkan hubungan yang negatif terhadap profitabilitas. Senada dengan penelitian Dody (2011), penelitian yang dilakukan oleh Limpaphayom dan Polwitoon (2004) juga menunjukkan hubungan yang negatif antar CAR dan profitabilitas (ROA). Dengan adanya research gap dari penelitian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan hubungan CAR terhadap profitabilitas (ROA).

NPF dalam penelitian yang dilakukan oleh Farhan (2011) pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Ikhwanisita (2011), NPF menunjukkan hubungan yang negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Di sisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Dody (2011) dan Limpaphayom dan Polwitoon (2004) menunjukkan hubungan yang positif dari NPF terhadap profitabiltas (ROA). Dengan adanya research gap dari penelitian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan hubungan NPF terhadap profitabilitas (ROA).

BOPO dalam penelitian yang dilakukan oleh Farhan (2011) dan Ikhwanisita (2011) menunjukkan hubungan yang negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Limpaphayom dan Polwitoon (2004) dalam penelitiannya menunjukkan hubungan yang positif antara BOPO terhadap profitabilitas (ROA). Dengan adanya

research gap dari penelitian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan

hubungan BOPO terhadap profitabilitas (ROA).

FDR dalam penelitian yang dilakukan oleh Ikhwanisita (2011) dan Astohar (2009) menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan terhadap profitabilitas


(17)

4 (ROA). Bertentangan dengan dua penelitian tersebut, dalam penelitian yang dilakukan oleh Dody (2011) dan Limpaphayom dan Polwitoon (2004), terjadi hubungan yang negatif antara FDR terhadap profitabilitas (ROA) . Dengan adanya

research gap dari penelitian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan

hubungan FDR terhadap profitabilitas (ROA).

NRM dalam penelitian yang dilakukan oleh Ponco (2008) menunjukkan hubungan positif dan juga signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Berbeda dengan Ponco, penelitian yang dilakukan Sarifudin (2005) menunjukkan bahwa NRM memiliki hubungan yang negatif terhadap profitabiltas (ROA). Dengan adanya research gap dari penelitian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan hubungan NRM terhadap profitabilitas (ROA).

Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank umum syariah di Indonesia selama tahun 2008-2011. Adapun variabel-variabel yang digunakan antara lain CAR, NPF, BOPO, FDR, dan NRM. Profitabilitas diukur dengan ROA untuk mengetahui kinerja aset yang dimiliki bank umum syariah dalam memperoleh laba. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis terdorong untuk mengambil judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011”.


(18)

5 1.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah (reseacrh problem) dalam penelitian ini adalah adanya fenomena perbedaan empiris dari variabel-variabel yang mempengaruhi profitabilitas (ROA) dan terdapat perbedaan hasil penelitian dari rasio-rasio keuangan yang mempengaruhi profitabilitas (ROA) bank umum syariah yang terdaftar di BEI.

Berdasarkan rumusan masalah penelitian (research problem) yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian (research question) yang antara lain adalah sebagai berikut:

1. Apakah CAR (Capital Adequacy Ratio) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) bank umum syariah?

2. Apakah NPF (Non Performing Financing) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) bank umum syariah?

3. Apakah BOPO (Beban Operasional Pendapatan Operasional) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) bank umum syariah?

4. Apakah FDR (Financing to Deposit Ratio) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) bank umum syariah?

5. Apakah NRM (Net Revenue Margin) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) bank umum syariah?

6. Apakah CAR, NPF, BOPO, FDR, dan NRM secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) bank umum syariah?


(19)

6 1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh rasio keuangan yang didasarkan pada data laporan keuangan yang mempengaruhi profitabilitas pada bank umum syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Peneliti

Sebagai bahan masukan yang akan menambah wawasan dan pengetahuan mengenai rasio keuangan dan profitabilitas yang sekaligus menjadi media pembanding antara teori yang diperoleh dari literatur dengan aplikasinya pada penelitian ini.

2. Bank Umum Syariah

Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan keuangan yang berkaitan dengan rasio keuangan dalam mempengaruhi profitabilitas bank umum syariah.

3. Nasabah

Sebagai bahan pertimbangan yang dapat membantu nasabah dan calon nasabah dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi pada bank umum syariah.


(20)

7 4. Akademisi dan Peneliti Selanjutnya

Sebagai referensi tambahan dalam mengembangkan atau memperluas penelitian lain khususnya penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan dan profitabilitas bank umum syariah.


(21)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tinjauan Umum Perbankan Syariah 2.1.1.1 Pengertian Bank Syariah

Bank syariah merupakan lembaga keuangan perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Al-Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, bank umum syariah adalah bank yang melakukan kegiatan usaha atau beroperasi berdasarkan prinsip syariah dan tidak mengandalkan pada bunga dalam memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran (Muhammad, 2005 : 13).

Menurut UU No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, bank syariah didefinisikan sebagai “bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah”. Sedangkan bank umum syariah adalah “bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”.


(22)

9 2.1.1.2 Karakteristik Bank Syariah

Kegiatan bank syariah merupakan implementasi dari prinsip ekonomi Islam. Adapun karakteristik bank syariah menurut IAI (dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah, 2002 : 1) antara lain adalah sebagai berikut :

1. Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya

2. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time-value of money)

3. Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas

4. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif

5. Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang 6. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad

Beberapa karakteristik di atas merupakan perbedaan yang mendasar dari bank syariah jika dibandingkan dengan bank konvensional ditinjau dari segi praktek dan operasionalnya.

2.1.1.3 Fungsi Bank Syariah

Menurut Rivai dan Arviyan (2010 : 306), fungsi bank-bank syariah didalam menjalankan operasinya terdiri dari :

1. Sebagai penerima amanah untuk melakukan investasi atas dana-dana yang dipercayakan oleh pemegang rekening investasi (deposan) atas dasar prinsip bagi hasil sesuai dengan kebijakan investasi bank.

2. Sebagai pengelola investasi atas dana yang dimiliki oleh pemilik dana (shahibul maal) sesuai dengan arahan investasi yang dikehendaki oleh pemilik dana (dalam hal ini bank bertindak sebagai manajer investasi).


(23)

10 3. Sebagai penyedia jasa lalu lintas pembayaran dan jasa-jasa lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah Islam.

4. Sebagai pengelola fungsi sosial seperti pengelolaan dana zakat dan penerimaan serta penyaluran dana kebajikan (fungsi optional).

Fungsi bank syariah secara garis besar tidak berbeda dengan bank konvensional yakni sama-sama sebagai lembaga intermediasi (intermediary

institution) yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan

kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk fasilitas pembiayaan. Perbedaan pokoknya terletak dalam perlakuan dan jenis keuntungan yang diambil bank dari transaksi-transaksi yang dilakukannya.

2.1.1.4 Prinsip Dasar Bank Syariah

Prinsip syariah menurut UU No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah adalah “prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah”. Menurut Antonio (2001 : 85), prinsip dasar dalam perbankan syariah secara garis besar terbagi menjadi lima bagian antara lain sebagai berikut :

1. Prinsip Titipan atau Simpanan (Depository / Al Wadi’ah)

Al-Wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki.


(24)

11 2. Prinsip Bagi Hasil (Profit-Sharing)

a. Al-Musyarakah, yaitu akad kerja sama antara dua pihak atau

lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing memberikan kontribusi dana (amal / expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

b. Al-Mudharabah, yaitu akad kerja sama usaha antara dua

pihak di mana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.

c. Al-Muzara’ah, yaitu kerja sama pengolahan pertanian

antara pemilik lahan dan penggarap, di mana pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada si penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen.

d. Al-Musaqah, yaitu bentuk yang lebih sederhana dari

muzara’ah di mana si penggarap hanya bertanggung jawab

atas penyiraman dan pemeliharaan. Sebagai imbalan, si penggarap berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen. 3. Prinsip Jual Beli (Sale and Purchase)

a. Bai’ al-Murabahah, yaitu jual beli barang pada harga asal

dengan tambahan keuntungan yang disepakati.

b. Bai’ as-Salam, yaitu pembelian barang yang diserahkan di

kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka.

c. Bai’ al-Istishna, yaitu kontrak penjualan antara pembeli dan

pembuat barang.

4. Prinsip Sewa (Operational Lease and Financial Lease)

a. Al-Ijarah, yaitu akad pemindahan hak guna atas barang atau

jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.

b. Al-Ijarah Al-Muntaha Bit-Tamlik, yaitu perpaduan antara

kontrak jual beli dan sewa atau lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan si penyewa.

5. Prinsip Jasa (Fee-Based Services)

a. Al-Wakalah, yaitu pelimpahan kekuasaan oleh seseorang

kepada yang lain dalam hal-hal yang diwakilkan.

b. Al-Kafalah, yaitu jaminan yang diberikan oleh penanggung

(kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban


(25)

12

c. Al-Hawalah, yaitu pengalihan utang dari orang yang

berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya.

d. Ar-Rahn, yaitu menahan salah satu harta milik si peminjam

sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya.

e. Al-Qardh, yaitu pemberian harta kepada orang lain yang

dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan.

Bank syariah dikembangkan berdasarkan prinsip yang tidak membolehkan pemisahan antara hal yang temporal (keduniaan) dan keagamaan. Prinsip ini mengharuskan kepatuhan kepada syariah sebagai dasar dari semua aspek kehidupan. Kepatuhan ini tidak hanya dalam hal ibadah ritual, tetapi juga transaksi bisnis pun harus sesuai dengan ajaran syariah.

2.1.1.5 Laporan Keuangan Bank Syariah

Menurut IAI (dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah, 2002 : 3), laporan keuangan bank syariah meliputi :

1. Laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan bank syariah sebagai investor beserta hak dan kewajibannya, yang dilaporkan dalam:

a. Laporan posisi keuangan b. Laporan laba rugi

c. Laporan arus kas

d. Laporan perubahan ekuitas

2. Laporan keuangan yang mencerminkan perubahan dalam investasi terikat yang dikelola oleh bank syariah untuk kemanfaatan pihak-pihak lain berdasarkan akad mudharabah


(26)

13 atau agen investasi yang dilaporkan dalam laporan perubahan dana investasi terikat

3. Laporan keuangan yang mencerminkan peran bank syariah sebagai pemegang amanah dana kegiatan sosial yang dikelola secara terpisah, yang dilaporkan dalam:

a. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak, dan shadaqah

b. Laporan sumber dan pengunaan dana qardhul hasan

Standar akuntansi yang dipakai dalam pelaporan keuangan bank syariah menjadi kunci sukses bank syariah tersebut dalam melayani masyarakat. Oleh karena itu, laporan keuangan bank syariah haruslah dapat menyajikan informasi yang cukup, dapat dipercaya, dan relevan bagi para penggunanya.

2.1.2 Profitabilitas

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas sebagai salah satu acuan dalam mengukur besarnya laba menjadi begitu penting untuk mengetahui apakah perusahaan telah menjalankan usahanya dengan efisien. Penghitungan profitabilitas dilakukan dengan cara membandingkan laba bersih perusahaan terhadap investasi atau ekuitas yang digunakan untuk memperoleh laba perusahaan tersebut.

Tingkat profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan Return on

Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE). Untuk perusahaan perbankan,


(27)

14 perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan secara keseluruhan. Selain itu, dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya Return on Assets (ROA) dan tidak memasukkan unsur Return on Equity (ROE). Menurut Dendawijaya (2005 : 119), “Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang dananya sebagian besar dari dana simpanan masyarakat”.

ROA (Return on Assets) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Menurut Dendawijaya (2005 : 118), “semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset”.

Besarnya nilai ROA suatu bank dapat dihitung dengan rumus: ��� = Laba Sebelum Pajak

Total Asset � 100 %

2.1.3 Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan menurut Munawir (2002 : 64) adalah “metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu maupun secara kombinasi dari kedua laporan tersebut”. Rasio keuangan menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dalam laporan keuangan dan dengan menggunakan analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau


(28)

15 memberi gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Adapun rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. CAR (Capital Adequacy Ratio)

CAR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam penyediaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan sebagai suatu proporsi tertentu dari total aktiva tertimbang. Menurut Dendawijaya (2005 : 121), capital adequacy ratio adalah “rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan”. Semakin tinggi rasio CAR maka semakin baik kondisi suatu bank dan jika nilai CAR tinggi berarti bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasinya.

Besarnya nilai CAR suatu bank dapat dihitung dengan rumus: ��� = Modal Sendiri

ATMR � 100%

2. NPF (Non Performing Financing)

NPF atau yang juga dikenal dengan sebutan NPL pada bank konvensional merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah


(29)

16 terhadap total kredit yang diberikan oleh bank. Semakin tinggi rasio NPF, maka akan menunjukkan semakin buruknya kualitas pembiayaan yang diberikan bank syariah.

Besarnya nilai NPF suatu bank dapat dihitung dengan rumus: ��� = Pembiayaan Bermasalah

Total Pembiayaan � 100 %

3. BOPO (Beban Operasional Pendapatan Operasional)

BOPO menurut Dendawijaya (2005 : 120) merupakan “rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya”. Semakin tinggi rasio BOPO, maka akan menunjukkan semakin buruknya tingkat efisiensi dari bank syariah.

Besarnya nilai BOPO suatu bank dapat dihitung dengan rumus: ���� = Beban Operasional

Pendapatan Operasional � 100 %

4. FDR (Financing to Deposit Ratio)

FDR atau yang juga dikenal dengan sebutan LDR pada bank konvensional merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas suatu bank dengan cara membandingkan jumlah kredit yang diberikan terhadap total dana pihak ketiga. Dendawijaya (2005 : 116) menyatakan bahwa “pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan


(30)

17 deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit”. Semakin tinggi rasio FDR, maka akan menunjukkan semakin rendahnya likuiditas bank syariah.

Besarnya nilai FDR suatu bank dapat dihitung dengan rumus: ��� = Pembiayaan yang Diberikan

Total Dana Pihak Ketiga � 100 %

5. NRM (Net Revenue Margin)

NRM atau yang juga dikenal dengan sebutan NIM pada bank konvensional merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin tinggi rasio NRM , maka akan meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

Besarnya nilai NRM suatu bank dapat dihitung dengan rumus: ��� = Pendapatan Bagi hasil


(31)

18 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Ringkasan dari penelitian-penelitian terdahulu disajikan dalam tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Astohar (2009) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan di Indonesia (Studi Pada Bank Domestik, Bank Campuran, dan Bank Asing) Variabel independen: ukuran, CAR, pertumbuhan deposito, likuiditas, listed, kepemilikan dan makro ekonomi Variabel dependen: profitabilitas Ukuran, CAR, pertumbuhan deposito, LDR, dan listed mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap profitabilitas perbankan, sedangkan kepemilikan saham oleh perusahaan (institusi) dan kurs Rupiah pada Dollar tidak mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap profitabilitas perbankan


(32)

19 Muhammad

Farhan Akhtar, Khizer Ali, dan Shama Sadaqat (2011)

Factors

Influencing The Profitability of Islamic Banks of Pakistan Variabel independen: bank’s size, gearing ratio, NPLs ratio, asset management, operating efficiency, capital adequacy Variabel dependen: ROA, ROE Size berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan di kedua model, capital adequacy

berpengaruh di kedua model, NPLs berpengaruh secara negatif di kedua model (signifikan terhadap ROA dan tidak signifikan terhadap ROE) Ikhwanisita (2011) Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Syariah Mandiri (Januari 2007 – Desember 2009) Variabel independen: CAR, NPL, LDR, BOPO Variabel dependen: profitabilitas

Secara parsial, hanya LDR dan BOPO yang berpengaruh secara signifikan terhadap

profitabilitas Secara simultan, CAR, NPL, LDR, BOPO berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas Dody Yoga Prasetyo Santoro (2011) Analisis Pengaruh Beberapa Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2006 - 2009

Variabel independen: CAR, NPL, LDR Variabel dependen: ROA

CAR dan LDR berpengaruh secara negatif terhadap ROA NPL berpengaruh secara positif terhadap ROA

2.3 Hubungan Rasio Keuangan dengan Profitabilitas

Rasio CAR mencerminkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari


(33)

20 dana modal sendiri bank, di samping dana-dana dari sumber di luar bank. Dengan meningkatkan nilai CAR, bank dapat karena melakukan ekspansi usaha dengan lebih aman melalui aktivitas investasi yang menguntungkan dalam rangka meningkatkan profitabilitasnya.

Rasio NPF mencerminkan risiko pembiayaan. Semakin tingginya rasio NPF menunjukkan bahwa kualitas pembiayaan yang diberikan bank syariah semakin buruk. Adanya pembiayaan bermasalah yang cukup besar mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari pembiayaan yang diberikan dan pada akhirnya akan menurunkan profitabilitas.

Rasio BOPO mencerminkan tingkat efisiensi suatu bank dalam kegiatan operasionalnya. Jika kegiatan operasional dapat dilakukan dengan efisien, maka pendapatan dari bank tersebut akan meningkat. Dengan kata lain, semakin kecil rasio efisiensi (BOPO) akan menyebabkan meningkatnya profitabilitas bank tersebut.

Rasio FDR mencerminkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit atau pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi FDR menunjukkan semakin tinggi dana yang disalurkan ke pihak ketiga. Dengan asumsi bahwa pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga memang efektif dan menguntungkan, maka semakin tinggi FDR akan diikuti dengan meningkatnya profitabilitas.

Rasio NRM mencerminkan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan keuntungan dari bagi hasil dengan melihat kinerja bank dalam menyalurkan pembiayaan. Semakin tinggi rasio NRM, maka akan menunjukkan


(34)

21 semakin tingginya pendapatan bagi hasil atas pembiayaan yang telah diberikan, sehingga profitabilitas bank meningkat dan kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

2.4 Kerangka Konseptual

Berdasarkan tinjauan pustaka dan tujuan penelitian maka kerangka konseptual antara CAR, NPF, BOPO, FDR, dan NRM terhadap profitabilitas (ROA) dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

CAR

(X1)

NPF

(X2)

BOPO (X3)

FDR (X4)

Profitabilitas (ROA)

NRM (X5)


(35)

22 2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, dan kerangka konseptual diatas maka dapat dirumuskan dan disusun hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

H1 : CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas

(ROA) bank syariah.

H2 : NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas

(ROA) bank syariah.

H3 : BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas

(ROA) bank syariah.

H4 : FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas

(ROA) bank syariah.

H5 : NRM berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas

(ROA) bank syariah.

H6 : CAR, NPF, BOPO, FDR dan NRM berpengaruh secara simultan


(36)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Penelitian asosiatif kausal menurut Umar (2002 : 30) adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel memengaruhi variabel lain”. Dengan kata lain, desain penelitian kausal berguna untuk mengukur dan menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi diantara variabel-variabel yang ada didalam sebuah penelitian.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Dependen

Variabel ini sering juga disebut dengan variabel terikat atau variabel tidak bebas. Erlina (2008 : 42) menyatakan bahwa “variabel ini dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen”. Jadi, variabel dependen adalah konsekuensi dari variabel independen. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel dependen adalah profitabilitas yang diukur dengan ROA (Return on Assets).


(37)

24 2. Variabel Independen

Variabel ini sering juga disebut dengan variabel bebas, variabel stimulus, prediktor, atau antecedent. Erlina (2008 : 43) menyatakan bahwa “variabel independen dapat memengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunya hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya”.

Variabel-variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio-rasio keuangan yang terdiri dari: CAR (Capital Adequacy Ratio), NPF (Non Performing Financing), BOPO (Beban Operasional

Pendapatan Operasional), FDR (Financing to Deposit Ratio), dan

NRM (Net Revenue Margin).

3.2.2 Definisi Operasional

Pengoperasionalan konsep (operationalizing the concept) atau biasa juga disebut dengan mendefinisikan konsep secara operasional menurut Erlina (2008 : 57) adalah “menjelaskan karakteristik dari obyek kedalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang dapat menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan kedalam penelitian”. Secara operasional, setiap variabel dalam penelitian ini dapat didefinisikan seperti yang tampak pada tabel 3.1 berikut ini :


(38)

25 Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Skala Pengukuran

ROA Perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap total asset

Rasio ��� = Laba Sebelum Pajak

Total Asset � 100 %

CAR Perbandingan antara modal sendiri terhadap aktiva tertimbang menurut risiko

Rasio ��� = Modal Sendiri

ATMR � 100 %

NPF Perbandingan antara pembiayaan bermasalah terhadap total

pembiayaan

Rasio ���

= Pembiayaan Bermasalah

Total Pembiayaan � 100 %

BOPO Perbandingan antara total beban operasional terhadap total

pendapatan operasional

Rasio ���� = Beban Operasional

Pendapatan Operasional � 100 %

FDR Perbandingan antara jumlah dana

pembiayaan terhadap dana pihak ketiga

Rasio ���

= Pembiayaan yang Diberikan

Total Dana Pihak Ketiga � 100 %

NRM Perbandingan antara pendapatan yang

diperoleh dari bagi hasil terhadap total

pembiayaan

Rasio ��� = Pendapatan Bagi Hasil

Total Pembiayaan � 100 %

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi menurut Erlina (2008 : 74) adalah “sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik


(39)

26 tertentu”. Berdasarkan pengertian tersebut maka yang menjadi populasi penelitian ini adalah bank umum syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Sampel menurut Erlina (2008 : 75) adalah “bagian yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan kriteria tertentu. Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Merupakan Bank Umum Syariah yang terdaftar di BEI.

2. Bank Umum Syariah tersebut secara rutin dan berturut-turut mempublikasikan laporan tahunan (annual report)pada periode 2008 –2011. Berdasarkan kriteria tersebut, maka ada 5 bank umum syariah yang memenuhi kriteria yang selanjutnya disajikan dalam tabel 3.2 berikut ini :

Tabel 3.2

Daftar Bank Umum Syariah yang dijadikan Sampel

No Nama Bank Umum Syariah

1 Bank Muamalat Indonesia 2 Bank Syariah Mandiri

3 Bank Syariah Mega Indonesia 4 Bank Negara Indonesia Syariah 5 Bank Rakyat Indonesia Syariah


(40)

27 3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data didalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan dipublikasikan untuk masyarakat pengguna data. Menurut Umar (2002 : 84), data sekunder merupakan “data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk label, grafik, diagram, dan lainnya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain”.

Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari situs masing-masing bank umum syariah yang berupa laporan tahunan (annual report) yang dipublikasikan kepada pengguna data. Penelitian ini menggunakan data time series dan cross section yang bersifat kuantitatif, di mana data time series merupakan data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada suatu variabel tertentu dan cross

section merupakan data yang terkumpul pada satu titik tertentu. Penelitian ini

diwakili oleh lima bank umum syariah dengan periode penelitian empat tahun, yaitu mulai tahun 2008 sampai dengan 2011.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengkaji buku, jurnal, dan makalah untuk memperoleh landasan teoritis yang komprehensif tentang perbankan syariah. Internet sebagai media pendukung juga digunakan untuk memperoleh data historis yang dipublikasikan melalui website masing-masing bank umum syariah dan website Bank Indonesia.


(41)

28 3.6 Teknik Analisis

Model yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah model analisis regresi berganda (Multiple Regression Analysis) dan pengolahannya menggunakan alat bantu SPSS 17.0. Analisis regresi digunakan untuk menguji kemampuan variabel rasio keuangan dalam menentukan perubahan laba. Setelah itu dilakukan uji statistik t dan uji statistik F untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen berpengaruh secara parsial maupun secara simultan terhadap variabel dependen. Metode dan teknik analisis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik 3.6.1.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen (ROA), variabel independen (CAR, NPF, BOPO, dan FDR) pada bank umum syariah, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Menurut Sugiyono (2006 : 70), “suatu data yang membentuk distribusi normal bila jumlah di atas dan di bawah rata-rata adalah sama, demikian juga dengan simpangan bakunya”.

3.6.1.2 Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan


(42)

29 Menurut Ghozali (2005 : 111), “uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali (2005 : 111) adalah sebagai berikut :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar dibawah angka 0 dan y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Jika varian residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Dalam model regresi yang baik tidak terjadi heterokedastisitas.

3.6.1.3 Uji Autokorelasi

Menurut Erlina (2008 : 107), “uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1”. Dalam model regresi yang baik tidak terjadi autokorelasi. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW). Panduan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi menurut Erlina (2008 : 107) adalah sebagai berikut :

1. Bila nilai DW terletak antara batas atas (dU) dan (4-dU), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.

2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah (dL), maka koefisien autokorelasi lebih dari nol berarti ada autokorelasi positif.


(43)

30 3. Bila nilai DW lebih dari pada (4-dL), maka maka koefisien

autokorelasi lebih kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif. 4. Bila nilai DW terletak antara batas atas (dU) dan batas bawah

(dL) atau DW terletak antara (4-dU) dan (dL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Pada data crossection, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi.

3.6.1.4 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, kita sebut variabel bebas ini tidak ortogonal (Erlina, 2008 : 105). Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel independen. Dalam model regresi yang baik tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variable Inflation Factor) dan nilai tolerance. Multikolinearitas terjadi jika VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10.

3.6.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan analisis regresi berganda. Model dalam penelitian ini adalah :


(44)

31 Keterangan:

Y = ROA (Return on assets)

a = Konstanta X1-X5 = Koefisien regresi

CAR = Capital adequacy ratio

NPF = Non performing financing

BOPO = Beban operasional / pendapatan operasional

FDR = Financing to deposit ratio

NRM = Net Revenue Margin e = Koefisien error

3.6.2.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen, maka digunakanlah koefisien determinasi. Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Dalam penelitian ini, nilai koefisien determinasi yang dipakai adalah nilai adjusted R2. Nilai

adjusted R2 adalah nol sampai dengan 1. Apabila nilai adjusted R2

semakin mendekati 1, maka variabel independennya memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

3.6.2.2 Uji Parsial (Uji t)

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t. Menurut Ghozali (2005 : 84), “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”. Uji ini bertujuan untuk mengetahui


(45)

32 hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu). Kriteria pengambilan keputusan adalah :

- Hipotesis diterima apabila thitung > ttabel pada sig-prob < α

(0,05)

- Hipotesis ditolak apabila thitung < ttabel pada sig-prob > α (0,05)

3.6.2.3 Uji Simultan (Uji F)

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F. Menurut Ghozali (2005 : 84), “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat”. Uji ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama.

Kriteria pengambilan keputusan adalah :

- Hipotesis diterima apabila Fhitung > Ftabel atau sig-prob < α

(0,05)


(46)

33 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah bank umum syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode

purposive sampling. Dari populasi sebanyak 11 bank umum syariah, hanya 5 bank

umum syariah yang memenuhi kriteria dan untuk selanjutnya dapat dijadikan sampel yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega Indonesia, Bank Negara Indonesia Syariah, dan Bank Rakyat Indonesia Syariah

4.2 Analisis Data Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dari data yang diambil untuk penelitian ini adalah dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 yaitu sebanyak 20 data pengamatan. Deskripsi variabel dalam statistik deskriptif yang digunakan pada penelitian ini meliputi nilai minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi dari satu variabel dependen yaitu profitabilitas (ROA) dan lima variabel independen yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), NPF (Non Performing Financing), BOPO (Beban Operasional Pendapatan Operasional), FDR (Financing to


(47)

34 Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data. Statistik deskriptif menggambarkan karakter sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Distribusi statistik deskriptif untuk masing-masing variabel terdapat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CAR 20 9.40 45.45 16.5705 8.69330

NPF 20 1.50 7.00 3.5430 1.31099

BOPO 20 5.01 215.58 88.3990 41.56790

FDR 20 68.92 184.37 92.4295 24.50588

NRM 20 5.00 15.49 7.8255 3.14302

ROA 20 -3.60 2.60 .9290 1.54628

Valid N (listwise) 20

Tabel 4.1 menunjukan bahwa rata-rata masing dapat dilihat bahwa selama periode pengamatan, dapat diberi kesimpulan yaitu:

1. Variabel dependen profitabilitas (ROA) yang diukur dengan membandingkan antara laba sebelum pajak terhadap total asset. ROA memiliki nilai terendah -3,60 dan nilai tertinggi 2,60 dengan nilai rata-rata 0,9290 dan standar deviasi 1,54628.

2. Variabel independen CAR (Capital Adequacy Ratio) yang mencerminkan kecukupan modal diukur dengan membandingkan antara modal sendiri terhadap aktiva tertimbang menurut risiko. Nilai terendah adalah 9,4 dan nilai tertinggi 45,45 dengan nilai rata-rata 16,5705 dan standar deviasi 8,69330.


(48)

35 3. Variabel independen NPF (Non Performing Financing) yang mencerminkan risiko pembiayaan diukur dengan membandingkan antara pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan. Nilai terendah adalah 1,50 dan nilai tertinggi 7,00 dengan nilai rata-rata 3,5430 dan standar deviasi 1,31099.

4. Variabel independen BOPO (Beban Operasional Pendapatan

Operasional) yang mencerminkan efisiensi diukur dengan

membandingkan antara jumlah total beban operasional terhadap jumlah total pendapatan operasional perputaran total. Nilai terendah adalah 5,01 dan nilai tertinggi 215,58 dengan nilai rata-rata 88,3990 dan standar deviasi 41,56790.

5. Variabel independen FDR (Financing to Deposit Ratio) yang mencerminkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan diukur dengan membandingkan pembiayaan yang diberikan terhadap total dana pihak ketiga. Nilai terendah 68,92 dan nilai tertinggi 184,37 dengan nilai rata-rata 92,4295 dan standar deviasi 24,50588.

6. Variabel independen NRM (Net Revenue Margin) yang mencerminkan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan keuntungan dari bagi hasil dengan melihat kinerja bank dalam menyalurkan pembiayaan diukur dengan membandingkan pendapatan dari bagi hasil terhadap total pembiayaan. Nilai terendah


(49)

36 5,00 dan nilai tertinggi 15,49 dengan nilai rata-rata 7,8255 dan standar deviasi 3,14302.

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen (ROA), variabel independen (CAR, NPF, BOPO, FDR, dan NRM) pada bank umum syariah, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Normalitas umumnya dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.


(50)

37 Gambar 4.1


(51)

38 Gambar 4.2

Uji Normalitas Grafik P-Plot

Analisis grafik dapat digunakan dengan dua alat yaitu grafik histogram dan grafik P-P Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng. Pada grafik P-P Plot, sebuah data dikatakan berdistribusi normal apabila titik-titik datanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan, melainkan menyebar di sekitar garis diagonal.


(52)

39 Dengan melihat tampilan grafik histogram pada gambar 4.1 diatas kita dapat melihat bahwa gambar grafik berbentuk lonceng dan tidak menceng ke kiri dan ke kanan yang menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Pada grafik P-P Plot pada gambar 4.2 diatas terlihat titik-titik menyebar di sepanjang garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas.

Pengujian normalitas data dengan hanya melihat grafik dapat menyesatkan kalau tidak melihat secara seksama, sehingga kita perlu melakukan uji normalitas data dengan menggunakan statistik agar lebih meyakinkan. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov (1 sample

KS), dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai signifikansinya > 0,05 (lebih besar dari 0,05), maka data tersebut terdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya < 0,05 (lebih kecil dari 0,05), maka distribusi data adalah tidak normal. Pengujian normalitas dengan metode statistik ini dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut :


(53)

40 Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Residual

N 20

Normal

Parametersa,,b

Mean .0000

Std. Deviation .67543

Most Extreme Differences

Absolute .111

Positive .076

Negative -.111

Kolmogorov-Smirnov Z .496

Asymp. Sig. (2-tailed) .966

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.2 diatas menunjukkan nilai signifikansi = 0,966. Dengan demikian, data pada penelitian ini berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk melakukan uji hipotesis karena 0,966 > 0,05.

4.2.2.2 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005 : 111). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya menurut adalah sebagai berikut :


(54)

41 a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk

pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar dibawah angka 0 dan y, maka tidak heterokedastisitas.

Uji ini dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik

scatterplot, dimana bila ada titik-titik yang menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Gambar 4.3


(55)

42 Pada gambar 4.3 tentang grafik scatterplot diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan t1 atau sebelumnya (Erlina, 2008 : 106).

Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson. Panduan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :

i. Bila nilai DW terletak antara batas atas (dU) dan (4-dU), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi.

ii. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah (dL), maka koefisien autokorelasi lebih dari nol berarti ada autokorelasi positif.

iii. Bila nilai DW lebih dari pada (4-dL), maka maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif.


(56)

43 iv. Bila nilai DW terletak antara batas atas (dU) dan batas bawah

(dL) atau DW terletak antara (4-dU) dan (dL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .900a .809 .741 .78686 1.997

a. Predictors: (Constant), NRM, NPF, CAR, FDR, BOPO b. Dependent Variable: ROA

Tabel 4.3 memperlihatkan nilai statistik DW sebesar 1,997. Nilai dUtabel = 1,9908. Jadi, dapat dicari nilai (4-dU) yaitu 4- 1,9908 = 2,0092.

Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi karena DW terletak antara batas atas (dU) dan (4-dU), 1,997 terletak antara 1,9908 dan 2,0092. Dengan demikian, model regresi tersebut sudah bebas dari masalah autokorelasi.

4.2.2.4 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, kita sebut variabel bebas ini tidak ortogonal (Erlina, 2008). Variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.


(57)

44 Pengujian bertujuan mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Uji multikolinearitas juga bertujuan untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (Umar, 2003 : 132).

Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variable Inflation Factor) dan nilai tolerance. Multikolinearitas terjadi apabila nilai VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10.

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1(Constant)

CAR .430 2.324

NPF .642 1.558

BOPO .366 2.732

FDR .456 2.191

NRM .910 1.099


(58)

45 Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki tolerance value lebih kecil dari 0,1. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini terbebas dari adanya multikolinearitas. Dari hasil uji ini maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen yang dipakai dalam penelitian ini lolos uji gejala multikolinearitas.

4.2.3 Pengujian Hipotesis

4.2.3.1 Uji Koefesien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Dalam hal ini, adjusted

R2 digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel CAR, NPF, BOPO, FDR, dan NRM terhadap profitabilitas (ROA). “Adjusted

R2 dianggap lebih baik dari R2 karena nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model” (Ghozali, 2005).

Oleh karena itu, pada penelitian ini yang digunakan adjusted �2

berkisar antara nol dan satu. Jika nilai adjusted�2 makin mendekati satu maka makin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel independen dan sebaliknya.


(59)

46 Tabel 4.5

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .900a .809 .741 .78686

a. Predictors: (Constant), NRM, NPF, CAR, FDR, BOPO b. Dependent Variable: ROA

Besarnya adjusted R2 berdasarkan hasil analisis statistik yang diperoleh sebesar 0,741. Dengan demikian besarnya pengaruh CAR, NPF, BOPO, FDR, dan NRM yang diberikan terhadap profitabilitas (ROA) adalah sebesar 74,1%. Sedangkan sisanya sebesar 25,9% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.2.3.2 Uji Parsial (Uji t)

Uji ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu). Kriteria pengambilan keputusan adalah :

- Hipotesis diterima apabila thitung > ttabel pada sig-prob < α

(0,05)

- Hipotesis ditolak apabila thitung <ttabel pada sig-prob > α (0,05)

Apabila probabilitas (signifikasi) lebih besar dari α (> 0,05), maka variabel bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA). Jika probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari α (< 0,05), maka


(60)

47 variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA). Hasil uji parsial ini dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut :

Tabel 4.6

Hasil Uji Parsial (Uji t) Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 1.816 .814 2.231 .043

CAR -.101 .032 -.568 -3.191 .007

NPF .400 .172 .339 2.327 .035

BOPO -.020 .007 -.539 -2.793 .014

FDR .001 .011 .019 .109 .915

NRM .132 .060 .268 2.192 .046

a. Dependent Variable: ROA

Berikut ini adalah penjelasan hasil pengujian statistik t pada tabel: 1. Pengaruh CARterhadap profitabilitas (ROA)

Nilai thitung untuk variabel CAR adalah sebesar -3,191. Nilai

thitung (-3,191) lebih besar dari ttabel (2,13145) dan nilai

signifikansi sebesar 0,07 (> 0,05) artinya bahwa CAR secara parsial tidak terbukti berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah.


(61)

48 2. Pengaruh NPFterhadap profitabilitas (ROA)

Nilai thitung untuk variabel NPF adalah sebesar 2,327. Nilai thitung

(2,327) lebih besar dari ttabel (2,13145) dan nilai signifikansi

sebesar 0,035 (< 0,05) artinya bahwa NPF secara parsial terbukti berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap profitabiitas (ROA) bank syariah.

3. Pengaruh BOPOterhadap profitabilitas (ROA)

Nilai thitung untuk variabel BOPO adalah sebesar -2,793. Nilai

thitung (-2,793) lebih besar dari ttabel (2,13145) dan nilai

signifikansi sebesar 0,014 (< 0,05) artinya bahwa BOPO secara parsial terbukti berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah.

4. Pengaruh FDRterhadap profitabilitas (ROA)

Nilai thitung untuk variabel FDR adalah sebesar 0,109. Nilai thitung

(0,109) lebih kecil dari ttabel (2,13145) dan nilai signifikansi

sebesar 0,915 (> 0,05) artinya FDR secara parsial tidak terbukti berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah.

5. Pengaruh NRM terhadap profitabilitas (ROA)

Nilai thitung untuk variabel NRM adalah sebesar 2,192. Nilai

thitung (2,192) lebih besar dari ttabel (2,13145) dan nilai


(62)

49 terbukti berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah.

Dari tabel 4.6 diatas dapat diperoleh model persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Y = 1,816 – 0,101CAR + 0,4NPF – 0,02BOPO + 0,001FDR+ 0,132NRM + e

1. Koefisien konstan adalah 1,816 menyatakan jika CAR, NPF, BOPO, FDR, NRM dan e adalah 0, maka profitabilitas (ROA) adalah 1,816.

2. CAR mempunyai koefisien regresi kearah yang negatif sebesar 0,101. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan CAR sebesar 1% maka nilai tingkat profitabilitas (ROA) akan menurun sebesar 0,101 dengan asumsi variabel lain tetap.

3. NPF mempunyai koefisien regresi kearah positif sebesar 0,4. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan NPF sebesar 1% maka nilai tingkat profitabilitas (ROA) akan meningkat sebesar 0,4 dengan asumsi variabel lain tetap.

4. BOPO mempunyai koefisien regresi kearah negatif sebesar 0,02. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan BOPO sebesar 1% maka nilai tingkat profitabilitas (ROA) akan menurun sebesar 0,02 dengan asumsi variabel lain tetap.

5. FDR mempunyai koefisien regresi kearah positif sebesar 0,001. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan FDR sebesar 1% maka


(63)

50 nilai tingkat profitabilitas (ROA) akan meningkat sebesar 0,001 dengan asumsi variabel lain tetap.

6. NRM mempunyai koefisien regresi kearah positif sebesar 0,132. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan NRM sebesar 1% maka nilai tingkat profitabilitas (ROA) akan meningkat sebesar 0,132 dengan asumsi variabel lain tetap.

4.2.3.3 Uji Simultan (Uji F)

Uji ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Kriteria pengambilan keputusan adalah :

- Hipotesis diterima apabila Fhitung > Ftabel pada sig-prob < α

(0,05)

- Hipotesis ditolak apabila Fhitung < Ftabel pada sig-prob > α

(0,05)

Apabila probabilitas (signifikansi) lebih besar dari α (> 0,05), maka variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel profitabilitas (ROA). Jika probabilitas (signifikansi) lebih kecil

dari α (< 0,05), maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel profitabilitas (ROA). Hasil uji simultan ini dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut :


(64)

51 Tabel 4.7

Hasil Uji Simultan (Uji F) ANOVAb

Model Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 36.761 5 7.352 11.875 .000a

Residual 8.668 14 .619

Total 45.429 19

a. Predictors: (Constant), NRM, NPF, CAR, FDR, BOPO b. Dependent Variable: ROA

Pada tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa nilai Fhitung > Ftabel (11,875

> 2,90), sedangkan nilai signifikansi sebesar 0,000 (< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel CAR, NPF, BOPO, FDR, dan NRM secara simultan terbukti mempengaruhi profitabilitas (ROA) bank syariah.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), NPF (Non Performing Financing), BOPO

(Beban Operasional Pendapatan Operasional), FDR (Financing to Deposit

Ratio), dan NRM (Net Revenue Margin) dalam menjelaskan variabel dependen

yaitu profitabilitas (ROA) adalah sebesar 74,1% (adjusted R Square = 0,741), sisanya sebesar 25,9% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan.

Dalam pengujian secara parsial, ditemukan hanya variabel NPF (Non

Performing Financing), BOPO (Beban Operasional Pendapatan Operasional),


(65)

52 profitailitas (ROA), sedangkan variabel CAR (Capital Adequacy Ratio) dan FDR (Financing to Deposit Ratio) tidaklah signifikan.

Pembahasan untuk masing–masing variabel dalam pengujian secara parsial adalah sebagai berikut :

1. CAR (Capital Adequacy Ratio)

Dari hasil perhitungan uji secara parsial (uji t), diperoleh nilai thitung

sebesar (-3.191) dengan nilai signifikansi (0,07). Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 dan nilai thitung (-3,191) lebih besar dari ttabel

(2,13145), maka hipotesis 1 (H1) ditolak dan artinya tidak ada hubungan

yang positif dan signifikan antara CAR dengan profitabilitas (ROA) bank syariah.

2. NPF (Non Performing Financing)

Dari hasil perhitungan uji secara parsial (uji t), diperoleh thitung

sebesar (2,327) dengan nilai signifikansi (0,035). Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung (2,327)lebih besar dari

ttabel (2,13145), maka hipotesis 2 (H2) diterima dan artinya ada hubungan

yang negatif dan signifikan antara NPF dengan profitabilitas (ROA) bank syariah.

3. BOPO (Beban Operasional Pendapatan Operasional)

Dari hasil perhitungan uji secara parsial (uji t), diperoleh thitung


(66)

53 signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung (-2,793)lebih besar dari

ttabel (2,13145), maka hipotesis 3 (H3) diterima dan artinya ada hubungan

yang negatif dan signifikan antara BOPO dengan profitabilitas (ROA) bank syariah.

4. FDR (Financing to Deposit Ratio)

Dari hasil perhitungan uji secara parsial (uji t), diperoleh thitung

sebesar (0,109) dengan nilai signifikansi (0,915). Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 dan nilai thitung (0,109)lebih kecil dari

ttabel (2,13145), maka hipotesis 4 (H4) ditolak dan artinya tidak ada

hubungan yang positif dan signifikan antara FDR dengan profitabilitas (ROA) bank syariah.

5. NRM (Net Revenue Margin)

Dari hasil perhitungan uji secara parsial (uji t), diperoleh thitung

sebesar (2,192) dengan nilai signifikansi (0,046). Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung (2,192)lebih besar dari

ttabel (2,13145), maka hipotesis 5 (H5) diterima dan artinya tidak ada

hubungan yang positif dan signifikan antara NRM dengan profitabilitas (ROA) bank syariah.


(67)

54 Melalui uji F untuk pengujian secara simultan, diperoleh nilai Fhitung (11,875)

dengan nilai signifikansi (0,000). Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai Fhitung (11,875) lebih besar dari Ftabel (2,90), maka hipotesis 6 (H6)

diterima dan artinya variabel independen yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), NPF (Non Performing Financing), BOPO (Beban Operasional Pendapatan

Operasional), FDR (Financing to Deposit Ratio), dan NRM (Net Revenue

Margin) merupakan penjelas yang signifikan dan secara simultan mempengaruhi


(68)

55 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat disimpulkan bahwa:

a. Variabel CAR berpengaruh secara negatif namun tidak signifikan sehingga H1 yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah tidak dapat diterima.

b. Variabel NPF berpengaruh secara negatif dan signifikan sehingga H2

yang menyatakan bahwa NPF berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah dapat diterima. c. Variabel BOPO berpengaruh secara negatif dan signifikan sehingga

H3 yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh secara negatif dan

signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah dapat diterima. d. Variabel FDR berpengaruh secara positif namun tidak signifikan


(69)

56 positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah tidak dapat diterima.

e. Variabel NRM berpengaruh secara positif dan signifikan sehingga H5 yang menyatakan bahwa NRM berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah dapat diterima. 2. Hasil pengujian hipotesis secara simultan (uji F) menunjukkan bahwa

Fhitung (11,875) lebih besar dari Ftabel (2,90) dengan nilai signifikansi 0,000

sehingga H6 yang menyatakan bahwa CAR, NPF, BOPO, FDR, dan

NRM secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi profitabilitas (ROA) bank syariah dapat diterima.

3. Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan besarnya nilai adjusted R2

sebesar 0,741 yang artinya bahwa kemampuan variabel independen (CAR, NPF, BOPO, FDR, dan NRM) dalam menjelaskan variabel dependen profitabilitas yang diproksikan oleh ROA adalah sebesar 74,1%. Sedangkan sisanya sebesar 25,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yang tentunya memerlukan perbaikan dan pengembangan model di penelitian berikutnya. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah objek penelitian yang hanya dibatasi pada bank syariah yang statusnya adalah Bank Umum Syariah. Penelitian ini tidak memasukkan bank


(70)

57 syariah yang berstatus sebagai Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Oleh karena itu, hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi pada seluruh bank yang beroperasi dengan sistem syariah.

5.3 Saran

Peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Peneliti menyarankan bagi peneliti berikutnya agar dalam melakukan penelitian sejenis, peneliti sebaiknya menambah variabel independen yang berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) misalnya seperti Giro Wajib Minimum (GWM) dan fixed assets to capital.

2. Peneliti menyarankan bagi peneliti berikutnya untuk dapat menambah jumlah periode penelitian sekurang-kurangnya 5 tahun dengan menggunakan data terbaru dari perbankan syariah agar dapat lebih meningkatkan akurasi hasil penelitian.


(1)

69 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .900a .809 .741 .78686

a. Predictors: (Constant), NRM, NPF, CAR, FDR, BOPO b. Dependent Variable: ROA


(2)

70 Hasil Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.816 .814 2.231 .043

CAR -.101 .032 -.568 -3.191 .007

NPF .400 .172 .339 2.327 .035

BOPO -.020 .007 -.539 -2.793 .014

FDR .001 .011 .019 .109 .915

NRM .132 .060 .268 2.192 .046


(3)

71 Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 36.761 5 7.352 11.875 .000a

Residual 8.668 14 .619

Total 45.429 19

a. Predictors: (Constant), NRM, NPF, CAR, FDR, BOPO b. Dependent Variable: ROA


(4)

72 Titik Persentase Distribusi t

(df = 1 – 30)

Df 0,10 0,05 0,02 0,010

1 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674

2 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484

3 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091

4 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409

5 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214

6 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743

7 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948

8 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539

9 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984

10 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 11 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 12 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 13 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 14 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 15 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671

16 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 17 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 18 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 19 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 20 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 21 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 22 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 23 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 24 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 25 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 26 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 27 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 28 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 29 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 30 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000


(5)

73 Titik Persentase Distribusi F

α = 0,05

df untuk penyebut

(N2)

df untuk pembilang (N1)

1 2 3 4 5

1 161 199 216 225 230

2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30

3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01

4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26

5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05

6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39

7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97

8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69

9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48

10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33

11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20

12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11

13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03

14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96

15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90

16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85

17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81

18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77

19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74

20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71

21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68

22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66

23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64

24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62

25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60

26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59

27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57

28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56

29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55


(6)

74 Tabel Durbin-Watson (DW)

α = 0,05

df k = 1 k = 2 k = 3 k = 4 k = 5

dL dU dL dU dL dU dL dU dL dU

10 0.8791 1.3197 0.6972 1.6413 0.5253 2.0163 0.3760 2.4137 0.2427 2.8217 11 0.9273 1.3241 0.7580 1.6044 0.5948 1.9280 0.4441 2.2833 0.3155 2.6446 12 0.9708 1.3314 0.8122 1.5794 0.6577 1.8640 0.5120 2.1766 0.3796 2.5061 13 1.0097 1.3404 0.8612 1.5621 0.7147 1.8159 0.5745 2.0943 0.4445 2.3897 14 1.0450 1.3503 0.9054 1.5507 0.7667 1.7788 0.6321 2.0296 0.5052 2.2959 15 1.0770 1.3605 0.9455 1.5432 0.8140 1.7501 0.6852 1.9774 0.5620 2.2198 16 1.1062 1.3709 0.9820 1.5386 0.8572 1.7277 0.7340 1.9351 0.6150 2.1567 17 1.1330 1.3812 1.0154 1.5361 0.8968 1.7101 0.7790 1.9005 0.6641 2.1041 18 1.1576 1.3913 1.0461 1.5353 0.9331 1.6961 0.8204 1.8719 0.7098 2.0600 19 1.1804 1.4012 1.0743 1.5355 0.9666 1.6851 0.8588 1.8482 0.7523 2.0226 20 1.2015 1.4107 1.1004 1.5367 0.9976 1.6763 0.8943 1.8283 0.7918 1.9908

21 1.2212 1.4200 1.1246 1.5385 1.0262 1.6694 0.9272 1.8116 0.8286 1.9635 22 1.2395 1.4289 1.1471 1.5408 1.0529 1.6640 0.9578 1.7974 0.8629 1.9400 23 1.2567 1.4375 1.1682 1.5435 1.0778 1.6597 0.9864 1.7855 0.8949 1.9196 24 1.2728 1.4458 1.1878 1.5464 1.1010 1.6565 1.0131 1.7753 0.9249 1.9018 25 1.2879 1.4537 1.2063 1.5495 1.1228 1.6540 1.0381 1.7666 0.9530 1.8863 26 1.3022 1.4614 1.2236 1.5528 1.1432 1.6523 1.0616 1.7591 0.9794 1.8727 27 1.3157 1.4688 1.2399 1.5562 1.1624 1.6510 1.0836 1.7527 1.0042 1.8608 28 1.3284 1.4759 1.2553 1.5596 1.1805 1.6503 1.1044 1.7473 1.0276 1.8502 29 1.3405 1.4828 1.2699 1.5631 1.1976 1.6499 1.1241 1.7426 1.0497 1.8409 30 1.3520 1.4894 1.2837 1.5666 1.2138 1.6498 1.1426 1.7386 1.0706 1.8326 31 1.3630 1.4957 1.2969 1.5701 1.2292 1.6500 1.1602 1.7352 1.0904 1.8252 32 1.3734 1.5019 1.3093 1.5736 1.2437 1.6505 1.1769 1.7323 1.1092 1.8187 33 1.3834 1.5078 1.3212 1.5770 1.2576 1.6511 1.1927 1.7298 1.1270 1.8128 34 1.3929 1.5136 1.3325 1.5805 1.2707 1.6519 1.2078 1.7277 1.1439 1.8076 35 1.4019 1.5191 1.3433 1.5838 1.2833 1.6528 1.2221 1.7259 1.1601 1.8029