Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas dan Likuiditas Pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2008-2015)

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

(PERIODE 2008-2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

RAHMAT ABDILLAH

NIM 1111046100115

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

(PERIODE 2008-2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

RAHMAT ABDILLAH NIM 1111046100115

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

(4)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rahmat Abdillah

NIM : 1111046100115

Program Studi : Muamalat (Ekonomi Islam)

Konsentrasi : Perbankan Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan memepertanggung jawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya

4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melakukan pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan sanksi yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidaytullah Jakarta.

Jakarta, 6 Desember 2015


(5)

ABSTRACT

RAHMAT ABDILLAH, NIM: 1111046100115, The Determinants Factor of Islamic Bank’s Profitability and Liquidity in Indonesia. (2008-2015 period). Studies Program Muamalat, Islamic Banking Concentration, Faculty of Sharia and Law, Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, in 1437 H / 2015 AD

This study aimed to analyze the factors that affect the profitability and liquidity in Islamic banks (BUS) in Indonesia. The sample used in this study is the Muamalat Indonesia Bank, Syariah Mandiri Bank, and Mega Syariah Bank.

The method used mainly in this study is multiple regression analysis of time series data using SPSS premises. The research data consists of return on assets (ROA), quick ratio, capital adequacy ratio (CAR), non-performing financing (NPF), and operating expenses to operating revenue (BOPO).

The results showed that the liquidity (quick ratio) and efficiency (BOPO) have a significantly negative effect on profitability (ROA), and capital (CAR) has a positive significant effect to profitability (ROA). Capital (CAR) has a significant positive effect on liquidity (quick ratio), efficiency (BOPO) have a significantly negative effect on the liquidity (quick ratio), and the problematic financing (NPF) has no significant effect on liquidity (quick ratio).

Keywords: ROA, quick ratio, NPF, BOPO, and multiple linear regression Adviser: Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, MSc, Ph.D.


(6)

ABSTRAK

RAHMAT ABDILLAH, NIM:1111046100115, Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Profitabilitas dan Likuiditas Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2008-2015). Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1437 H/2015 M.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas dan likuiditas di bank umum syariah (BUS) di Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank Muamalat Indonesia, bank Syariah Mandiri, dan bank Mega Syariah.

Metode yang digunkan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda data time series dengan menggunakan SPSS. Data penelitian terdiri dari return on asset (ROA), quick ratio, capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), dan biaya operasional terhadap perndapatan operasioanal (BOPO).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas (quick ratio) dan efisiensi (BOPO) memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas (ROA), dan permodalan (CAR) memiliki pengaruh signifikan positif teradap profitabilitas (ROA). Permodalan (CAR) memiliki pengaruh signifikan positif terhadap likuditas (quick ratio), efisiensi (BOPO) memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap likuiditas (quick ratio), dan pembiayaan bermasalah (NPF) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap likuiditas (quick ratio).

Kata Kunci: ROA, quick ratio, NPF, BOPO, dan Regresi linear berganda

Pembimbing :


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak

memberikan anugerah dan nikmatnya pada diri ini sehingga dalam menjalankan

aktivitas dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan dan skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah pada Rasulullah

Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Karena atas jasa beliaulah kita

bisa keluar dari jaman jahiliyah dan bisa merasakan manisnya iman dan Islam. Dan

semoga kelak di hari akhir kita termasuk golongan umatnya yang mendapat syafaatul

udma.

Penulis menyadari sepenuhnya penyusunan skripsi ini tak lepas dari dukungan

dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan ketulusan dan kerendahan hati,

penulis mengucapkan terima kasih kepada yang telah memberikan masukan yang berarti

dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini. Untuk itu ucapan terima kasih dan

penghargaan penulis sampaikan kepada:

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum bapak Asep Sepudin, MA, Ph.D

2. Wakil Dekan bidang Akademik Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan

Hukum ibu Dr. Euis Amalia, MA.


(8)

viii

4. Pembimbing skripsi bapak Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, MSc, Ph.D yang telah

mebimbing penulis dengan sabar dan memberikan ilmunya hingga penelitian ini

selesai dengan baik.

5. Bapak Ahmad Khairul Hadi, MA selaku dosen pembimbing akademik

6. Bank Muamalat Indonesia, bank Syariah Mandiri, dan bank Mega Syariah yang

telah menyediakan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

7. Kedua orang tua, ayahanda Zulfiadi Ahmad dan ibunda Yandefita yang selalu

memberikan dukungan moril dan materil serta doa yang tiada henti-hentinya kepada

penulis dalam penulisan dan penyusuan skripsi ini.

8. Kakanda Zulfitra Utami Putri dan Adinda Zahra Zulfia Ananta yang selau

memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

9. Bapak/Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu dan

pengetahuan yang bermanfaat selama masa perkuliahan.

10.Teman-teman dan sahabat, Rini Puspitasari, Ahmad Syaugi, Andi Azhari, Ari

Hijrianto, Dodi Frans, dan Darma Saputra yang telah memberi dukungan dan

membantu penulis menyelesaikan penelitian ini.

11.Seluruh teman-teman Perbankan Syariah C/2011 yang selalu kompak di dalam

maupun duluar kelas.

12.Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta yang


(9)

ix

Jakarta, 6 Desember 2015 Penyususun

Rahmat Abdillah NIM. 1111046100115


(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRACT ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 12

C. Rumusan Masalah ... 13

D. Tujuan Penelitian ... 13

E. Manfaat Penelitian ... 14

F. Review Studi Terdahulu ... 15

G. Hipotesis ... 25

BAB II LANDASAN TEORI A. Profitabilitas ... 27

B. Likuiditas ... 29

C. Hubungan Profitabilitas dan Likuiditas ... 31

D. Tinjauan Teoritis Variabel Independen ... 34

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas ... 34

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas ... 38

E. Kerangka Pemikiran ... 42

1. Profitabilitas ... 42


(11)

xi BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian... 44

B. Variabel Penelitian ... 45

1. Variabel Dependen ... 45

2. Variabel Independen ... 45

C. Teknis Analisis Data ... 46

1. Uji Asumsi Klasik ... 46

a. Uji Normalitas ... 46

b. Uji Heterokedastisitas ... 47

c. Uji Multikolinearitas ... 48

d. Uji Autokorelasi ... 48

2. Analisis Regresi Berganda ... 49

a. Uji Simultan (Uji F) ... 50

b. Uji Parsial (UJI T) ... 51

c. Uji Koefisien Determinasi ... 51

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA A. Analsis Statistik Deskriptif ... 53

1. Bank Muamalat Indonesia ... 53

2. Bank Syariah Mandiri ... 54

3. Bank Mega Syariah ... 55

B. Uji Asumsi Klasik ... 56

1. Uji Normalitas ... 56

2. Uji Heterokedastisitas ... 65

3. Uji Multikolinearitas ... 71

4. Uji Autokorelasi ... 76

C. Uji Signifikansi ... 80

1. Uji F ... 80

2. Uji t ... 84

3. Uji Koefisien Determinasi ... 93

D. Analsis Regresi Berganda ... 97

E. Pembahasan ... 103

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas ... 103

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas ... 107

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 113


(12)

xii

DAFTAR PUSTAKA ... 116 LAMPIRAN ... 119 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 139


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Nilai Ekspor dan Impor Indonesia 2008-2013 ... 2

Tabel 1.2 Jumlah Bank Syariah di Indonesia ... 5

Tabel 1.3 Kriteria Penilaian Return On Asset (ROA) ... 7

Tabel 1.4 Kriteria Penilaian Capital Adequacy Ratio (CAR) ... 9

Tabel 1.5 Kriteria Penilaian Non Performing Financing (NPF) ... 10

Tabel 1.6 Kriteria Penilaian BOPO ... 11

Tabel 3.1 Tabel Keputusan Uji Autokorelasi ... 49

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif BMI ... 53

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif BSM ... 54

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif BMS ... 55

Tabel 4.4 Uji Skewness dan Kurtosis BMI (Y=Profitabilitas) ... 57

Tabel 4.5 Uji Skewness dan Kurtosis BMI (Y=Likuiditas) ... 59

Tabel 4.6 Uji Skewness dan Kurtosis BSM (Y=Profitabilitas) ... 60

Tabel 4.7 Uji Skewness dan Kurtosis BSM (Y=Likuiditas) ... 61

Tabel 4.8 Uji Skewness dan Kurtosis BMS (Y=Profitabilitas) ... 63

Tabel 4.9 Uji Skewness dan Kurtosis BMS (Y=Likuiditas) ... 64

Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas BMI (Y=Profitabilitas) ... 72

Tabel 4.11 Uji Multikolinearitas BMI (Y=Likuiditas) ... 73

Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas BSM (Y=Profitabilitas) ... 73

Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas BSM (Y=Likuiditas) ... 74

Tabel 4.14 Uji Multikolinearitas BMS (Y=Profitabilitas) ... 75

Tabel 4.15 Uji Multikolinearitas BMS (Y=Likuiditas) ... 75


(14)

xiv

Tabel 4.17 Uji Durbin Watson BMI (Y=Profitabilitas) ... 77

Tabel 4.18 Uji Durbin Watson BMI (Y=Likuiditas) ... 77

Tabel 4.19 Uji Durbin Watson BSM (Y=Profitabilitas) ... 78

Tabel 4.20 Uji Durbin Watson BSM (Y=Likuditas) ... 78

Tabel 4.21 Uji Durbin Watson BMS (Y=Profitabilitas) ... 79

Tabel 4.22 Uji Durbin Watson BMS (Y=Likuiditas) ... 79

Tabel 4.23 Uji F BMI (Y=Profitabilitas) ... 80

Tabel 4.24 Uji F BMI (Y=Likuiditas) ... 81

Tabel 4.25 Uji F BSM (Y=Profitabilitas) ... 82

Tabel 4.26 Uji F BSM (Y=Likuiditas) ... 82

Tabel 4.27 Uji F BMS (Y=Profitabilitas) ... 83

Tabel 4.28 Uji F BMS (Y=Likuiditas) ... 84

Tabel 4.29 Uji t BMI (Y=Profitabilitas) ... 85

Tabel 4.30 Uji t BMI (Y=Likuiditas) ... 86

Tabel 4.31 Uji t BSM (Y=Profitabilitas) ... 88

Tabel 4.32 Uji t BSM (Y=Likuiditas) ... 89

Tabel 4.33 Uji t BMS (Y=Profitabilitas) ... 90

Tabel 4.34 Uji t BMS (Y=Likuiditas) ... 92

Tabel 4.35 Uji Koefisien Determinasi BMI (Y=Profitabilitas) ... 94

Tabel 4.36 Uji Koefisien Determinasi BMI (Y=Likuiditas) ... 94

Tabel 4.37 Uji Koefisien Determinasi BSM (Y=Profitabilitas) ... 95

Tabel 4.38 Uji Koefisien Determinasi BSM (Y=Likuiditas) ... 95

Tabel 4.39 Uji Koefisien Determinasi BMS (Y=Profitabilitas) ... 96


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Statistik BUS dan UUS ... 4

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Profitabilitas ... 42

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Likuiditas ... 43

Gambar 4.1 Uji Normalitas P-Plot BMI (Y=Profitabilitas) ... 57

Gambar 4.2 Uji Normalitas P-Plot BMI (Y=Likuiditas) ... 58

Gambar 4.3 Uji Normalitas P-Plot BSM (Y=Profitabilitas) ... 60

Gamvar 4.4 Uji Normalitas P-Plot BSM (Y=Likuiditas) ... 61

Gambar 4.5 Uji Normalitas P-Plot BMS (Y=Profitabilitas) ... 63

Gambar 4.6 Uji Normalitas P-Plot BMS (Y=Likuiditas) ... 64

Gambar 4.7 Uji Heterokedastisitas BMI (Y=Profitabilitas) ... 66

Gambar 4.8 Uji Heterokedastisitas BMI (Y=Likuiditas) ... 67

Gambar 4.9 Uji Heterokedastisitas BSM (Y=Profitabilitas) ... 68

Gambar 4.10 Uji Heterokedastisitas BSM (Y=Likuiditas) ... 69

Gambar 4.11 Uji Heterokedastisitas BMS (Y=Profitabilitas) ... 70


(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia yang mulai terjadi pada berbagai

negara seperti Rusia, Malaysia, Brazil, China, dan negara-negara berkembang lainnya

termasuk Indonesia ditandai dengan melemahnya mata uang negara-negara tersebut.

Menguatnya dolar terhadap mayoritas mata uang dunia disebabkan oleh kebijakan

yang dikeluarkan oleh Amerika akibat krisis pada tahun 2008. Paket kebijakan yang

dikeluarkan oleh Amerika untuk memperbaiki perekonomiannya yang disebut

cuantitative easing yaitu dengan menyuntikkan dana stimulus untuk memacu

perekonomiannya. Akibat kebijakan tersebut banyak dana modal yang dibawa keluar

ke beberapa negara untuk di investasikan ke negara-negara berkembang salah satunya

Indonesia. Setelah eknominya membaik Amerika kembali mengeluarkan paket

kebijakan ekonomi lanjutan yaitu tapering off dengan memotong dana stimulus yang

diberikan. Akibatnya investor kembali menarik dananya dari negara-negara tersebut.

Sehingga dolar menjadi langka dan menekan mata uang global khususnya

negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar

menyebabkan barang-barang ekspor dari Indonesia menjadi mahal berimbas pada

menurunnya jumlah ekspor. Ketika ekspor terus menurun justru impor terus berjalan


(17)

perdagangan defisit menyebabkan perekonomian nasional semakin lesu dan

berdampak pada berbagai sektor perekonomian nasional tidak terkecuali sektor

perbankan. Pelemahan ekonomi bisa berdampak terhadap sektor keuangan seperti

perbankan tapi perbankan juga bisa menjadi kunci untuk membangkitkan

perekonomian nasional dari keterpurukan.

Tabel 1.1

Nilai Ekspor dan Impor Indonesia 2008-2013 (juta USD)

Tahun

Nonmigas Migas Jumlah

Ekspor Impor Ekspor Impor Ekspor Impor

2008 107.894,20 98.644,40 29.126,30 30.552,90 137.020,40 129.197,30 2009 97.491,70 77.848,50 19.018,30 18.980,70 116.510,00 96.829,20 2010 129.739,50 108.250,60 28.039,60 27.412,70 157.779,10 135.663,30 2011 162.019,60 136.734,10 41.447,00 40.701,50 203.496,60 177.435,60 2012 153.043,00 149.125,30 36.977,30 42.564,20 190.020,30 191.689,50 2013 149.918,80 141.362,30 32.633,00 45.226,40 182.551,80 186.628,70

Sumber: Data Badan Pusat Statistik

Perbankan dan lembaga keuangan lainnya sangat dinamis karena perubahan

perekonomian suatu negara berpengaruh terhadap lembaga keuangan di negara

tersebut. Perkembangan lembaga keuangan di Indonesia tumbuh cukup baik, baik

lembaga keuangan konvensional maupun syariah. Perbankan menjadi lembaga paling

besar dan menjadi salah satu pendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Bank umum

adalah bank yang melaksanakan kegitan usaha secara konvensional dan/atau


(18)

pembayaran1. Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat umum , artinya dapat

memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.

Pada prinsipnya, bank syariah adalah sama dengan perbankan konvensional,

yaitu sebagai intermediasi yang menerima dana dari orang-orang yang surplus dana

(dalam bentuk penghimpunan dana) dan menyalurkan kepada pihak yang

membutuhkan (dalam bentuk produk pelemparan dana). Sehingga produk-produk

yang disediakan oleh bank-bank konvensional baik itu produk penghimpunan dana

(founding) maupun produk pembiayaan (financing) pada dasarnya dapat pula diadakan

oleh bank syariah.

Salah satu prinsip utama bank dalam perbankan syariah adalah prinsip bagi

hasil yang membedakan bank syariah dengan bank konvensional. Karakteristik sistem

perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan

alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank ,

serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika,

mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan

menghindari kegiatan spekulatif dalam transaksi.

Market share perbankan syariah di Indonesia saat ini baru berkisar 5%

dibandingkan dengan total aset bank secara nasional.2 Jumlah nasabah bank syariah

1 Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/PBI/2007 Perubahan Atas: Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/21/PBI/2006 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Yang melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prindip Syariah


(19)

saat ini masih dibawah 10 juta orang sehingga potensi peningkatan nasabah perbankan

syariah masih sangat besar karna jumlah usia produktif di Indonesia terus bertambah.

Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar3, tentu menjadi potensi besar bagi

perkembangan perbankan syariah di Indonesia.

Gambar 1.1

Sumber: Data Otoritas Jasa Keuangan

Sampai dengan bulan november 2014 tercatat terdapat 12 bank umum sayriah

(BUS), 22 unit usaha syariah (UUS), dan 163 bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS)

dengan total jaringan 2.539 kantor yang tersebar di hampir diseluruh wilayah

3 Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 mencapai 237,6 juta jiwa.

0 50 100 150 200 250 300

2009 2010 2011 2012 2013 2014

Statistik Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah


(20)

Indonesia4. Total aset bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS)

mencapai 262 triliun rupiah, sedangnkan bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS)

menapai 6,4 triliun rupiah5. Akselerasi pertumbuhan perbankan syariah jauh lebih

tinggi dari pertumbuhan perbankan nasional berhasil meningkatkan porsi perbankan

syariah dalam perbankan nasional menjadi 5%. Jika tren pertumbuhan yang tinggi

pada industri perbankan syariah terus dapat dipertahankan, maka porsi perbankan

sayriah diperkirakan dapat mencapai 15%-20% dalam kurun waktu 10 tahun kedepan.

Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia juga bisa terlihat dari data

statistik badan otoritas jasa keuangan (OJK), tercatat bahwa dari tahun 2009 hingga

tahun 2014 total aset dan DPK komulatif bank umum syariah dan unit usaha syariah

di Indonesia selalu mengalami kenaikan dari tahun ketahun. Pendapatan bank umum

syariah dan unit usaha syariah juga selalu bergerak positif dari tahun 2009 sampai 2014

kecuali pada tahun 2011 yang menurun cukup tinggi. Efisiensi bank syariah dinilai

cukup baik dan selalu meningkat tiap tahunnya sehingga bank syariah mampu bersaing

dengan bank-bank konvensional.

Tabel 1.2

Jumlah Bank Syariah di Indonesia

Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Bank Umum Syariah (BUS)

Jumlah Bank 5 6 11 11 11 11 12

Jumlah Kantor 581 711 1.215 1.410 1.745 1.998 2.174

4 Otoritas Jasa Keuangan, Op.Cit


(21)

Unit Usaha Suariah (UUS)

Jumlah Bank 27 25 23 24 24 23 22

Jumlah Kantor 241 287 262 336 517 590 355

Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS)

Jumlah Bank 131 138 150 155 158 163 163

Jumlah Kantor 202 225 286 364 401 402 438

Total Kantor 1.024 1.223 1.763 2.101 2.663 2.990 2.967

Sumber : Statistik Perbankan Syariah OJK

Berdasarkan Tabel 1.2 diatas, terlihat bahwa pertumbuhan perbankan syariah

semakin meningkat tiap tahunnya. Meningkatnya eksistensi bank syariah di Indonesia

juga didorong oleh tingginya minat masyarakat untuk menempatkan dananya di bank

syariah dan mulai berkembang menjadi sebuah tren. Tren tersebut dikarenakan produk

dana perbankan syariah memiliki daya tarik bagi deposan mengingat nisabah bagi hasil

dan margin produk tersebut masih kompetitif dibandingkan dengan bunga pada bank

konvensioanal. Selain itu kinerja bank syariah menunjukkan peningkatan yang

signifikan tercermin dari profitabilitas semakin meningkat. Kinerja bank merupakan

hal yang sangat penting pada bisnis perbankan untuk menunjukkan kredibilitasnya

untuk mendorong masyarakat menggunakan jasa bank tersebut. Hubungan nasabah

dengan bank syariah bukanlah hubungan anatara debitur dan kreditur, tapi merupakan

hubungan kemitraan (partnership) antara pemilik dana (sohibul maal) dengan

pengelola dana (mudharib).6 Karna itu keuntungan (profitabilitas) bank berpengaruh

terhadap bagi hasil yang akan diberikan pada nasabah penyimpan dana.


(22)

Profitabilitas bank dapat diukur dengan Return on Asset (ROA) dan Return on

Equity (ROE). ROA digunakan untuk mengukur efektifitas bank dalam menghasilkan

keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilliki, sedangkan ROE mengukur

efektifitas bank berdasarkan ekuitas. ROA digunakan untuk mengukur profitabilitas

bank karena OJK sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan

profitabilitas suatu bank diukur dengan aset yang dananya sebagian besar berasal dari

simpanan masyarakat.7 Semakin tinggi ROA menunjukkan kinerja perusahaan

semakin baik, karna tingkat pengembalian (return) semakin besar.8

Tabel 1.3

Kriteria Penilaian Return On Asset (ROA)

Level Kriteria Informasi

Level 1 ROA > 1,5% Sangat Tinggi

Level 2 1,25% < ROA ,5% Tinggi

Level 3 0,5% < ROA ≤ 1,25% Cukup Tinggi

Level 4 0% < ROA ≤ 0,5% Rendah

Level 5 ROA ≤ 0% Sangat Rendah

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbS 2007

Selain profitabilitas, likuiditas juga menjadi faktor penting dalam dunia

perbankan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat. Likuiditas menggambarkan

kemampuan bank untuk mengakomodasi penarikan deposit dan kewajiban lainnya

7 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan. Edisi Kedua, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2009, h.119

8 Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, edisi kedua, Akademi Manajemen Keuangan YKPN, Yogyakarta, 1998, h. 4


(23)

secara efisien dan untuk menutup peningkatan dana dalam pinjaman serta portofolio

investasi. Bank yang memiliki tingkat likuiditas yang memadai dapat memperoleh

dana yang diperlukan (dengan meningkatkan kewajiban, mengamankan, atau menjual

aset) dengan segera dan dengan biaya yang masuk akal.9 Likuiditas pada bank syariah

dapat dilihat dari nilai quick ratio. Quick ratio adalah rasio likuiditas yang digunakan

untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya pada deposan

(pemilik simapanan giro, tabungan dan deposito) dengan harta yang paling likuid yang

dimiliki bank. Semakin tinggi angka quick ratio maka semakin tinggi tingkat

likuiditas bank tersebut. Profitabilitas dan likuiditas sama-sama memiliki arti penting

bagi bank. Kelangsungan hidup bank dalam jangka pendek tergantung pada likuiditas

yang dimiliki bank tersebut. Sedangkan kelangsungan hidup bank dalam jangka

panjang, dan kontinuitas tergantung pada profitabilitas. Bank yang berhasil adalah

bank dengan tingkat likuiditas yang tepat (tidak terlalu tinggi dan tidak terlau rendah)

mampu mendapatkan profitabilitas maksimal. Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi profitabilitas dan likuiditas pada bank seperti ukuran bank,

permodalan, pembiayaan bermasalah, efisiensi, dll.

Dalam penelitian ini akan diuji faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas

dan likuiditas pada 3 bank umum syariah di Indonesia. Terdapat tiga variabel yang

akan digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap profitabilitas dan likuiditas. Pada

9 Hennie van Greuning dan Sonja Brajovic, Analisis Resiko Perbankan, Salemba Empat, Jakarta, 2011, h. 163


(24)

faktor-faktor yng mempengaruhi profitabilitas adalah variabel likuditas, permodalan

dan efisiensi. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas adalah

permodalan, pembiayaan bermasalah, dan efisiensi.

Permodalan menjadi kunci bagi bank dalam bersaing dengan bank lainnya.

Kemampuan modal yang lebih baik dan distribusi modal yang tepat akan membuat

bank dapat bersaing. Permodalan pada bank syariah dapat dilihat dengan

menggunakan variabel Capital Adequacy Ratio (CAR). Menurut ketentuan BI tingkat

CAR yan harus dimiliki bank syariah adalah 8%. Jika bank bank mampu memenuhi

kebutuhan 8% CAR sesuai kriteria BI berarti bank mampu membiayai operasional

bank, sehingga bank dapat menjaga likuiditas dan mendapatkan profitabilitas.

Tabel 1.4

Kriteria Penilaian Capital Adequacy Ratio (CAR)

Level Kriteria Informasi

Level 1 KPMM % Jauh Lehih Tinggi dari Ketentuan Level 2 9% ≤ KPMM < 12% Lebih Tinggi dari Ketentuan Level 3 8% ≤ KPMM < 9% Sedikit Lebih Tinggi dari Ketentuan Level 4 6% < KPMM 8 12% Lebih Rendah dari Ketentuan Level 5 KPMM ≤ 6% Jauh Lehih Rendah dari Ketentuan Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbS 2007

Pembiayaan bermsalah adalah salah satu permasalahan yang harus dihapi oleh

perbankan. Bank harus mampu menekan jumlah pembiayaan bermasalah serendah

mungkin sehingga kesehatan dan profitabilitas bank tetap terjaga. Pembiayaan


(25)

(NPF). NPF merupakan rasio yang menggambarkan persentase jumlah pembiayaan

bermasalah terhadap total pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah. Semakin

tinggi nilai NPF akan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas dan likuiditas bank

syariah.

Tabel 1.5

Kriteria Penilaian Non Performing Financing (NPF)

Level Kriteria Informasi

Level 1 NPF < 2% Sangat Baik

Level 2 2% ≤ NPF < 5% Baik

Level 3 5% ≤ NPF < 8% Cukup Baik

Level 4 8% ≤ NPF < 12% Kurang Baik

Level 5 NPF ≥ 12% Buruk

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbS 2007

Efisiensi sangat penting dalam operasional bank. Efisiensi yang baik adalah

ketika bank mampu menekan beban biaya dan memaksimalkan pendapatan yang

dihasilkan. Efisiensi pada bank syariah dapat dilihat dari rasio Biaya Operasional

terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). BOPO merupakan persentase jumlah biaya

operasional bank syariah terhadap jumlah pendapatan yang yang dihasilkan bank

dalam periode waktu tertentu. Semakin tinggi nilai BOPO maka semakin rendah

tingkat efisiensi bank tersebut. Semakin tinggi nilai BOPO akan berpengaruh negatif


(26)

Tabel 1.6

Kriteria Penilaian Biaya Operasiaonal Pendapatan Operasional (BOPO)

Level Kriteria Informasi

Level 1 BOPO ≤ 83% Sangat Tinggi

Level 2 83% < BOPO ≤ 85% Tinggi

Level 3 85% < BOPO ≤ 87% Moderat

Level 4 87% < BOPO ≤ 89% Rendah

Level 5 BOPO > 89% Snagat Redah

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbS 2007

Penelitian Etiene Bordeleau dan Christopher Graham (2013), Mona Abduilah

Yousef Al-Ademi (2009) dan Ali Sulieman Alsatti (2014) menunjukkan bahwa

likuiditas berpengaruh positif terhadap profitabilitas namun ada satu titik dimana

menahan asset liquid terlalu tinggi justru menurunka profitabilitas. Sementara itu

penelitian Afia Akter dan Khaled Mahmud (2011) berkesimpulan bahwa tidak ada

hubungan signifikan antara likuditas dan profitabilitas. Penelitian Muhammad Farhan

Akhtar (2011) menunjukkan bahwa capital adequacy berpengaruh signifikan positif

terhadap profitabilitas. Sedangkan penelitian Antoniana Davydenko dan Ali Sulieman

Alsatti (2014) menunjukkan jika capital adequacy dan likuditas berpengaruh negatif

terhadap profitabilitas. Penelitian Anna P.I Vong dan Hoi Si Chan yang meneliti faktor

yang mempengaruhi profitabilitas pada bank di Macau menyimpulkan bahwa efisiensi

menjadi faktor utama mempengaruhi proftabilitas. Sedangkan faktor yang

mempengaruhi likuiditas berdasarkan penelitian Pavla Vadova (2011), Pavla Vodova


(27)

berkesimpulan bahwa capital adequacy dan non performing loan (NPL) berpengaruh

positif terhadap likuditas bank. Dari berbagai penelitian terdahulu diatas maka dapat

dilihat terdapat gap dan keragaman argumentasi bagaimana faktor-faktor yang

mempengaruhi profitabilitas dan likuiditas. Sehingga Berdasarkan latar belakang

diatas penyusun memberi judul penelitian ini dengan judul “Faktor-Faktor yang Menpengaruhi Profitabilitas dan Likuiditas pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2008-2015)”.

B. Identifikasi Masalah

Pada penelitian ini akan dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi

profitabilitas dan likuiditas pada bank umum syariah di Indonesai. Sebelumnya telah

di indentifikasi faktor faktor yang mungkin mempengaruhi profitabilitas dan likuiditas

antara lain:

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas

a. Likuiditas (quick ratio) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) pada bank

umum syariah di Indonesia.

b. Permodalan (CAR) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) bank umum

syariah di Indonesia.

c. Efisiensi (BOPO) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) pada bank umum


(28)

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Likuditas

a. Permodalan (CAR) berpengaruh terhadap likuiditas (quick ratio) pada bank

umum syariah di Indonesia.

b. Pembiayaan bermasalah (NPF) berpengaruh terhadap likuiditas (quick ratio)

pada bank umum syariah di Indonesia.

c. Efisiensi (BOPO) berpengaruh terhadap likuiditas (quick ratio) pada bank

umum syariah di Indonesia.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka penelitian ini

akan menjelaskan tentang:

1. Bagaimana pengaruh likuditas (quick ratio), permodalan (CAR), dan efisiensi

(BOPO) terhadap profitabilitas pada bank umum syariah di Indonesia.

2. Bagaimana pengaruh permodalan (CAR), pembiayaan bermasalah (NPF), dan

efisiensi (BOPO) terhadap likuiditas pada bank umum syariah di Indoenesia.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan

faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas dan likuiditas pada bank umum syariah di


(29)

1. Profitabilitas

a. Untuk menganalisis pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas pada bank

umum syariah di Indonesia.

b. Untuk menganalisis pengaruh permodalan terhadap profitabilitas bank

umum syariah di Indonesia.

c. Untuk menganalisis pengaruh efisiensi terhadap profitabilitas pada bank

umum syariah di Indonesia

2. Likuiditas

a. Untuk menganalisis pengaruh permodalan terhadap likuiditas pada bank

umum syariah di Indonesia

b. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan bermasalah terhadap likuiditas

pada bank umum syariah di Indonesia

c. Untuk menganalisis pengaruh efisiensi terhadap likuiditas pada bank umum

syariah di Indonesia

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan konsep latar belakang, serta tujuan penelitian, maka penelitian ini

diharapkan memberikan manfaat, antara lain:

1. Menjadi salah satu referensi dalam kajian tentang profitabilitas dan likuiditas

perbakan.


(30)

3. Bagi bank, dapat menjadi referensi dalam menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi profitabilitas dan likuiditas.

F. Review Studi Terdahulu

Etienne Bordeleau dan Christopher Graham (2010) The Impact of Liquidity on

Bank Profitability. Pada penelitian ini, penulis meneliti bagaimana pengaruh liquid

asset pada profitabilitas bank-bank besar yang ada di AS dan Canada. Asset liquid bisa

berbentuk kas, piutang di bank lain atau pemerintah dan surat berharga. Sementara

profitabilitas diukur dengan melihat rasio return on equity (ROE). Hasil penelitian

menunjukkan peningkatan profitabilitas pada bank yang menahan liquid asset, namun

ada satu titik dimana menahan asset liquid lebih tinggi justru menurunkan

profitabilitas bank. Selain itu, bukti empiris menunjukkan bahwa hubungan ini

bervariasi tergantug pada model bisnis bank dan kondisi ekonomi. Hasil penelitian ini

relevan bagi pembuat kebijakan dalam menentukan standar tingkat likuiditas yang

sesuai bagi bank.

Afia Akter dan Khaled Mahmud (2014) Liquidity-Profitability Relationship in

Bangladesh Banking Industry. Penelitian ini coba mengeksplor hubungan antara

likuiditas (diukur dengan current ratio) dengan profitabilitas (diukur dengan return on

asset) pada industri perbankan di Bangladesh. Penelitian mengambil 12 sampel pada

empat sektor yang berbeda (bank pemerintah, bank syari’ah, bank multinasional dan bank suasta komersial). Untuk mengetahui sejauh mana hubungan likuiditas dan


(31)

10%). Secara parsial setiap sektor menunjukkan ada hubungan signifikan likuiditas

dengan profitabilitas. Secara simultan dari semua sektor juga menunjukkan hubungan

yang signifikan likuiditas dan profitabilitas. Sebelum masa resesi (2006) likuiditas dan

profitabilitas cenderung stabil. Setelah terjadi resesi (2008-2011) liquiditas dan

profitabilitas dari berbagai sektor bervariasi. Likuiditas pada bank pemerintah

mengalami fluktuasi, sedangkan sektor lain tetap kuat. Profitabilitas terjadi fluktuasi

di semua sektor (bank pemerintah, bank syari’ah, bank multinasional dan bank swasta komersial). Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang signifikan

anatara likuiditas dan profitabilitas bank dari berbagai sector di Bangladesh.

Limon Moinur Rasul (2013) Impact of Liquidity on Islamic Bank’s

Profitability: Evidence from Bangladesh. Penelitian ini menguji pengaruh likuiditas

terhadap profitabilitas bank islam di Banhladesh periode 2001-2011. Sampel

penelitian terdiri dari 5 bank Islam yang beroperasi di Bangladesh. Indikator yang

digunakan untuk mewakili variabel Likuiditas adalah cash & due from banks to total

assets (CDTA), cash & due from banks to total deposits (CDDEP), investment to total

assets (INVSTA) and investment to total deposits (INVSDEP). Variabel untuk menilai

profitabilitas adalah return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan return on

deposits (ROD). Hasil penelitian secara statistik menunjukkan CTDA berpengaruh

terhadap semua variable profitabilitas, sementara CDDEP berpengaruh tidak

signifikan pada semua variable profitabilitas kecuali ROE. INVSTA dan INVSDEP


(32)

dipengaruhi secara signifikan oleh semua variable likuiditas, ROA, dan ROD justru

memiliki korelasi signifikan dengan model yang sama pada level signifikan 1%.

Etienne Bordeleau dan Christopher Graham (2010) dengan penelitian berjudul

“The Impact of Liquidity on Bank Profitability”. Penlitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kepemilikan liquid asset terhadap profitabilitas pada Bank besar

di US dan Canada. Hasil penelitian menunjukkan profitabilitas beberapa bank

meningkat ketika mempertahanakan likuid asset, namun ada titik dimana bank dengan

asset likuid mengalami penurunan profitabilitas. Model ini bergantung model bisnis

bank dan keadaan ekonomi.

Victor Curtis Lartey, Samuel Antwi, Eric Kofi Boadi (2013) The Relationship

between Liquidity and Profitability of Listed Banks in Ghana. Penelitian ini bertujuan

untuk menemukan hubungan antara likuiditas dan profitabilitas pada bank yang listed

di pasar modal Ghana. Terdapat 8 bank yang menjadi sampel penelitian ini. Penelitian

ini bersifat deskriptif. Pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas diuji dengan analisis

regresi berganada dengan data time series. Variabel yang mewakili likuiditas adalah

total ivestment ratio (TIR), dan return on asset (ROA) menjadi variable profitabilitas

Hasil penelitian menunjukka ada pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas.

Berdasarkan data pada tahun 2005-2010, likuiditas dan profitabilitas cenderung

menurun. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan positif yang lemah


(33)

Sujan Chandra Paul, Probir Kumar Bhowmik, Mohammad Rakibul Islam, Md.

Abdul Kaium, Abdullah Al Masud (2013) Profitability and Liquidity of Conventional

Banking and Islamic Banking in Bangladesh: A Comparative Study. Tujuan penelitian

ini adalah untuk menguji dan mengevaluasi profitabilitas dan liquiditas 5 bank

konvensional dan 5 bank syariah di Bangladesh periode 2008-2012. Rasio yang

digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas adalah return on asset (ROA), return on

equity (ROE), profit expense ratio (PER), net profit margin (NPM), earning per share

(EPS), profit per branch, peofit per employee. Rasio untuk mengukur likuiditas adalah

loan to deposit ratio (LDR), loan to asset ratio (LAR). T-test dan F-test digunakan

untuk mengukur kinerja dari dua kelompok bank. Hasil studi menunjukkan bank Islam

masih kalah dibandingkan dengan bank konvensional pada tahun 2008 dan 2009 dari

segi profitabilitas. Pada tahun 2010 tingkat profitabilitas bank konvensiona lebih tinggi

dibandingkan bank Islam kecuali pada ROE, dan PER. Pada tahun 2011 dan 2012,

kinerja profitabilitas bank syariah dari bank konvensional kecuali pada EPS, profit per

branch, dan profit per employee. Tapi, tidak tedapat perbedaan yang signifikan dalam

likuiditas kedua kelompok bank. LAR selalu lebih tinggi dibandingkan LDR pada

bank Islam tiap tahunnya.Pada tahun 2010 dan 2011, LDR bank konvensional lebih

tinggi daripada bank Islam. Alasannya adalah karena bank konvensional di

Bangladesh telah memiliki sejarah panjang dan pengalaman pada bisnis perbankan dan

memegang market share jauh lebih besar dibandingkan dengan bank Islam yang masih


(34)

profitabilitas dan likuiditas lebih rendah pada periode 2008-2012. Namun telah

meningkat tajam pada profitabilitas selama periode 2011-2012.

Muhammad Asif Khan (2015) Gauging Profitability and Liquidity of Islamic

Banks: Evidence from Malaysia and Pakistan. Penelitian ini bertujuan untuk

mengevaluasi dan menganalisis kinerja keuangan Islam yang beroperasi di Pakistan

dan lima bank dari Malaysia yang dilihat dari profitabilitas dan likuiditas. Data yang

digunakan adalah data sekunder dari laporan keuangan tahunan periode 2006-2011.

Metode analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif dan inferensial. Hasil

penelitian menunjukkan tingkat profitabilitas bank Islam di Malaysia lebih baik

dibandingkann bank Islam di Pakistan jika dilihat dari profit margin, profit to expense,

earning per share (EPS), cash ratio, dan loan to deposit ratio (LDR). Namun tidak

ada perbedaan yang signifikan untuk return on asset (ROA), return on equity (ROE),

current ratio, cash & portofolio investment to deposit, dan loan to asset ratio (LAR).

Bank Islam Malaysia lebih baik dalam menjaga portofolio investasi yang sehat, dan

cash ratio yang tinggi, sementara bank Islama Pakistan mampu menjaga loan to

deposit tetap tinggi

Muhammad Farhan Akhtar (2011) Factors Influencing the Profitability of

Islamic Banks of Pakistan. Penelitian bertujuan untuk menguji faktor yang paling

spesifik mempengaruhi profitabilitas bank syariah di Pakistan periode 2006. Penelitian

menggunakan dua model penelitian dengan dua variable profitabilitas berbeda yaitu


(35)

mempengaruhi profitabilitas adalah bank’s size, gearing ratio, non performing loan (NPL), asset management, operating efficiency, capital adequacy. Metode analysis

yang digunakan adalah analysis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan

gearing ratio dan capital adequacy berpengaruh signifikan positif pada kedua model

penelitian. Asset management berpengaruh signifikan positif terhadap model I dan

tidak signifikan pada model II. Size bank tidak berpengaruh signifikan pada kedua

model penelitian.

Antoniana Davydenko (2010) Determinants of Bank Profitability in Ukraine.

Penelitian ini bertujuan menguji faktor yang mempengaruhi profitabilitas di bank

Ukraina. Data yang digunakan adalah laporan keuangan bank dari tahun 2005-2009.

Variabel profitabilitas yang digunakan adalah return on asset (ROA), dan return on

equity (ROE). Varabel independent terdiri dari cost management, likuiditas, loans to

total assets, dan deposit to total assets.Hasil penelitian menunjukka loans to total

asset, deposit to total assets dan likuiditas berpengaruh signifikan negative terhadap

profitabilitas.

Anna P.I Vong dan Hoi Si Chan, Determinants of Bank Profitability in Macau.

Penelitian ini mengkaji pengaruh sektor makro dan struktur keuangan terhadap kinerja

industri perbankan di Macau. Untuk melihat kinerja dilihat dari tingkat profitabilitas

(ROA). Variabel yang di uji terbagi dua yaitu internal dan eksternal. Faktor internal

terdiri dari capital ratio (EQTA), asset composition (LOTA), the effect of fund source


(36)

The importance of fee-based services of banks and their product diversification (NIGI), the tax variable (TOPB), the market share (INDE). Faktor eksternal terdiri

dari economic growth (RGDP), real interest (RINT), high inflation (INFL). Hasil

penelitian menunjukkan jika efisiensi menjadi faktor utama mempengaruhi

profitabilitas perbankan di macau. Faktor eksternal yang paling signifikan

berpengaruh terhadap kinerja perbankan di maacau hanya inflation rate.

Ali Sulieman Alsatti (2014) dalam jurnal berjudul “The Effect the Liquidity

Management on Profitability in the Jordanian Commercial Banks”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen likuiditas terhadap profitabilitas

bank-bank komersial Yordania dalam periode (2005-2012). Populasi penelitian adalah

semua bank yang ada di Yordania, dan dipilih 13 bank untuk menjadi sampel

penelitian. Variabel yang digunakan untuk indikator likuiditas adalah Invesment ratio,

quick ratio, cpital ratio, net credit facilities/ total assets dan liquid assets ratio.

Sementra itu variabel untuk indikator profitabilitas adalah Return on equity (ROE),

dan Return on asset (ROA). Penelitian ini menggunakan analisis regresi. Hasil

penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif quick ratio dan investment ratio

meningkatkan profitabilitas, sementara terdapat capital ratio dan liquid asset ratio

berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank di Yordania.

Mona Abduilalh Yousef Al-Ademi (2009) meneliti tentang “Profitability Determinants of Commercial Banks in Malaysia After 1997 Financial Crisis”. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh CAR, expenses management


(37)

(EXPS), interest coverage (INC), bank size, total deposits, total loans, total income,

base lending rate (BLR), inflation rate, gross domestic product (GDP) terhadap ROA.

Penelitian menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitiannya CAR dan GDP

tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. INC dan BLR berpengaruh signifikan

positif terhadap ROA, EXPS dan Total loans berpengaruh signifikan negatif terhadap

ROA.

Pavla Vodova (2011) dengan penelitian berjudul “Liquidity of Czech

Commercal Banks and its Determinants”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas bank komersial di

Republuk Ceko periode tahun 2001 hingga 2009. Analsis yang digunakan adalah

regresi berganda dengan data panel. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh

positif CAR, NPL, interest rate terhadap likuiditas bank. Sementara itu Inflasi, siklus

bisnis, dan krisis keunagan berpegaruh negatif terhadap likuiditas. Dan hubungan size

bank terhadap likuiditas bersifat ambigu.

Doriana Cucinelli (2013) The Determinants of Bank Liquidity Risk within the

Context of Euro Area. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan resiko

likuiditas, diukur dengan liquidity coverage ratio, net stable funding ratio, dan

beberapa varabel bank tertentu (size, capitalization, asset quality, dan specialization).

Sampel terdiri dari 1.080 bank yang terdaftar dan tidak terdaftar di zona Euro. Metode

analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan data panel.


(38)

bank dengan tingkat kapitalisasi yang tinggi memiliki likuiditas lebih baik untuk

jangka panjang. Pengaruh kualitas aset hanya pada resiko likuiditas jangka pendek.

Spesialisasi bank lebih banyak pada aktivitas peminjaman menunjukkan struktur

pendanaan lebih rentan.

Muhamed Aymen Ben Moussa (2015) The Determinants of Bank Liquidity:

Case of Tunisia. Penelitian ini bertujuan menganalisis apa saja faktor yang

mempengaruhi likuiditas 18 bank di Tunisia pada periode 2000-2010. Metode

penelitian yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian

menunjukkan kinerja keuanagan, modal/total aset, biaya opersi/total asset,

pertumbuhan GDP, tingkat inflasi, dan delayed liquidity berpengaruh signifikan

terhadap likuiditas bank. Sementara itu ukuran, total pinjaman/total aset, financial

cost/total credit, dan total simpanan/total aset tidak berpengaruh signifikan terhapdap

likuiditas bank Tunisia.

Wilbert Chagwiza (2014) Zimbawean Commercial Banks Liquidity and Its

Deteerminants. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor

penentu likuiditas bank komersial di Zimababwe. Data penelitian mencakup periode

2010-2011. Metode yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian

menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara likuiditas perbankan dan capital

aadequacy, total asset, GDP, dan suku bunga bank.

Gatiah Wuryandani (2012) The Determianats of Liquidity. Penelitian ini


(39)

penelitian ini yaitu precautionary dan involuntary. Maksud dari likuiditas

precautionary adalah rasio total kas, giro pada bank sentral, dan giro pada bank lain

terhhadap total asset. Smentara itu likuiditas involuntary adalah rasio total surat

berharga pada bank sentra, pemenrintah dan lain-lain. Hasil penelitian menunjukka

bahwa kredit, tabungan dan deposito mempengaruhi likuiditas precautionary.

Sebalikny, system keuangan dan konndisi ekonomi berpengaruh terhdap likuiditas

involuntary. Sistem keuangan dan kondisi ekonomi makro secara signifikan

memepengaruhi likuiditas bank-bank kecil.

Pavla Vodova (2013) Determinants of Commercial Banks Liquidity in

Hungary. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penentu likuiditas

bank-bank komersial di Hungaria. Data yang digunakan dalam penelitian adalah

periode 2011 sampai 2010. Hasil analisis regresi data panel menunjukkan bahwa

likuiditas perbankan secara positif berhubungan dengan capital adequacy, tingkat

bunga, dan profitabillitas. Serta berhubungan negatif dengan ukuran bank, margin

bunga, kebijakan moneter terhdap suku bunga dan tingkat suku bunga transaksi antar


(40)

G. Hipotesis

1) Profitabilitas

a. Ho : Likuditas tidak beprengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank

umum syariah di Indonesia.

H1 : Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank umum

syariah di Indoensia.

b. Ho : Permodalan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank

umum syariah di Indonesia

H1 : Permodalan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank umum

syariah di Indonesia

c. Ho : Efisiensi tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank

umum syariah di Indonesia

H1 : Efisiensi berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank umum

syariah di Indonesia

2) Likuiditas

a. Ho : Permodalan tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas bank

umum syariah di Indonesia

H1 : Permodalan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas bank umum


(41)

b. Ho : Pembiayaan bermasalah tidak berpengaruh signifikan terhadap

likuiditas bank umum syariah di Indonesia

H1 : Pembiayaan bermasalah berpengaruh signifikan terhadap likuiditas

bank umum syariah di Indonesia

c. Ho : Efisiensi tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas bank umum

syariah di Indonesia

H1 : Efisiensi bepengaruh signifikan terhadap likuiditas bank umum syariah


(42)

27

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan

dari usahanya.1 Untuk menentukan profitabilitas diukur kemampuan manajemen

perusahaan, dalam hal ini perbankan dalam memanfaatkan total aktiva maupun aktiva

bersih. Daya tarik bagi investor dan pemilik perusahaan, yaitu tingkat profitabilitas

perusahaan. Semakin tinggi tinggkat profitabilitas maka keuntungan yang didapat oleh

investor akan semakin tinggi pula. Profitabilitas adalah parameter yang menunjukkan

pendekatan manajemen dan posisi kompetitif bank di perbankan berbasis pasar.2

Parameter ini membantu bank untuk mentolerir beberapa tingkat risiko dan

mendukung mereka terhadap masalah jangka pendek.3

Profitabiltas sebagai dasar dari adanya ketertarikan antara efisiensi operasional

dan kualitas jasa yang dihasilkan oleh suatu bank. Tujuan analisis profitabiltas sebuah

bank adalah untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai

1 Danang Suntoto, Analisis Laporan Keuangan Untuk Bisnis, CAPS, 2013, Yogyakarta, h. 113

2 Naser Ali Yadollahzadeh, The Effect of Liquidity Risk on Performance of Commercial Banks,

International Research Journal of Applied and Basic Sciences, Iran, 2013


(43)

oleh bank yang bersangkutan.4 Kinerja keuanagan perusahaan dari sisi manajemen,

mengharapkan laba bersih sebelum pajak (earning berfore tax) yang tinggi karena

semakin tinggi laba perusahaan semakin flexible perusahaan dalam menjalankan

aktivitas operasional perusahaan.

Return on Asset (ROA) digunakan untuk mengukur profitabilitas bank karena

OJK sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan profitabilitas

suatu bank diukur dengan aset yang dananya sebagian besar berasal dari simpanan

masyarakat.5 Semakin tinggi ROA suatu bank, semkain besar pula tingkat keuntungan

yang dicapai bank, dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan dan

pemanfaatan aset. 6Tingginya nilai rasio ini mengindikasikan jika profitabilitas yang

dicapai bank dalam periode hitung rasio tersebut tinggi.

Return on Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang

digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

dengan memanfaatkan total aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA semakin

baik, karena return semakin besar. Terdapat dua unsur penting dalam menghitung

ROA yaitu:

4 Ibid

5 Naser Ali Yadollahzadeh, Op.cit


(44)

1) Earning Before Tax (EBT), adalah laba perusahaan (bank) sebelum

dikurangi pajak.

2) Total asset, merupakan total aktiva yang dimilki bank yang terdiri dari aktiva

lancer dan aktiva tetap.

Secara matematis ROA dirumuskan sebagai berikut:

B. Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan bank untuk membiayai meningkatnya aset dan

memenuhi kewajiban jatuh tempo, tanpa menimbulkan kerugian yang tidak

diharapkan.7 Likuiditas merupakan faktor penting yang dapat menyebabkan financial

distress, karena tanpa likuiditas dikelola dengan baik bank tidak dapat memenuhi

penarikan simpanan dan pinjaman nasabah.8 Menentukan tingkat likuiditas yang ideal

merupakan tugas manajemen bank berdasarkan berbagai pertimbangan dan kondisi

7 Pavla Vadova, Liquidity of Czech Commercial Banks and its Determinants, International

Journal, 2011

8 Ndichu Peter Kamau, Factor Influencing Liquidity Level of Commercial Banks in Kisumu,


(45)

internal dan eksternal bank.9 Kelebihan asset liquid bisa menyebabkan penurunan

profitabilitas bank. Sementara kekurangan asset liquid akan menyebabkan bank

kesulitan dalam memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi.

Pada penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas adalah

quick ratio. Quick ratio adalah rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur

kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya pada deposan (pemilik simapan

giro, tabungan dan deposito) dengan harta yang paling likuid yang dimiliki bank.10

Nilai quick ratio yang semakin tinggi maka semakin baik tingkat likuiditas suatu

bank.11 Rendahnya nilai rasio ini mengindikasikan bahwa suatu perusahaan perbankan

mengalami kesulitan kas. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan,

karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk di realisir menjadi uang

kas dan menganggap bahwa piutang segera dapat di realisir menjadi uang kas,

walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih liquid daripada piutang. Rasio ini

lebih tajam daripada current ratio, karna hanya membandingkan aktiva yang sangat

liquid dengan utang lancar.12 Rumus quick ratio adalah sebagai birikut:

9 Muhammad Farhan Malik, dan Amir Rafique, Commercial Banks Liquidity in Pakistan: Firm

Specific and Maroeconomic Factors, The Romanian Economic Journal, 2013

10 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, PT.Grafindo Persada, Jakarta, 2012, h. 221

11 Agnes Sawir, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan,

PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009, h.10


(46)

C. Hubungan Profitabilitas dan Likuiditas Bank

Bank yang menahan liquid asset lebih tinggi berpengaruh terhadap

profitabilitas tergantung pada tingkat penghimpuanan dana jangka pendek, jika bank

menghimpun dana jangka pendek yang tinggi, maka dibutuhkan liquid asset yang lebih

tinggi untuk memaksimalkan profitabilitas.13 Ketika profitabilitas lebih di prioritaskan

dibanding likuiditas, maka keuntungan akan menjadi asset liquid dan meningkatkan likuiditas.14 Namun hal ini lebih beresiko karna bisa terjadi masalah likuiditas dalam

jangka waktu dimana profitabilitas belum dicapai oleh bank. Ketika likuiditas lebih di

prioritaskan, keamanan bank akan lebih baik, karna kelangsungan hidup perusahaan

dalam jangka pendek bergantung dengan asset liquid yang dimilki.15Kelangsungan

hidup perusahaan dalam jangka pendek tergantung dengan likuiditas sedangkan

kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang, pertumbuhan, dan ekspansi

tergantung pada profitabilitas. Oleh karena itu profitabilitas dan likuiditas sama-sama

memilki peran yang penting dalam perusahaan, dalam hal ini bagi bank.

13 Etiene Bordeleau and Cristopher Graham, The Impact of Liquidity on Bank Profitability,

Bank of Canada, Canada, 2010, h. 4

14 Douglas W Diamond, Liquidity Risk, Liquidity Creation, And Financial Fragility: A Theory Of

Banking, National Bureau Of Economic Research, Cambridge, 1999, h. 5

15 Don M, Liquidity v/s profitability - Striking the Right Balance. In Resolved Question, 2009,


(47)

Hubungan antara likuiditas dan profitbilitas tergantung pada model bisnis bank

dan kemungkinan resiko saat memberikan kredit. Menahan liquid asset akan membuat

bank lebih tahan terhadap guncangan likuiditas, sehingga mengurangi pengaruh

negatif dari luar bank, namun menahan terlalu banyak liquid asset dapat berpengaruh

negatif pada tingkat profitabilitas yang akan dihasilkan oleh bank.16 Karna bank

kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan dari aset tersebut. Teori ini

didukung oleh penelitian Etiene Bordeleau dan Christoper Graham pada tahun 2010,

yang menunjukkan bahwa terdapat bukti empiris mengeai hubungan kepemilikan

liquid asset dengan profitabilitas untuk data panel 1997 sampai 2009. Hasil dari

penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan non linear, dimana profitabilitas

meningkat pada bank-bank yang memegang liquid asset namun terdapat suatu titik

dimana memegang atau menahan liquid asset lebih tinggi menurunkan profitabilitas

bank.

Tanpa likuiditas yang sesuai (tidak terlalu tinggi atau tidak terlalu rendah) pada

bank syariah tidak dapat mencapai profitabilitas yang maksimal. Namun variabel

likuiditas bukan satu-satunya variable yang mempengarui profitabilitas.17 Teori ini

didukung oleh penelitian Limon Moinur Rasul pada tahun 2013, Pada penelitian ini

rasio likuiditas yaitu rasio cash terhadap total aktiva dan rasio cash terhadap total

16 Etiene Bordeleau and Cristopher Graham, Op.cit, h. 5

17 Limon Moinur Rasul, I pa t of Li uidity o Isla i Ba ks’ P ofita ility: Evidence from


(48)

tabungan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROE), tetapi signifikan

pada variabel profitabilitas lainnya yaitu ROA dan ROD dengan tingkat signifikansi

10%. Penelitian ini berkesimpulan bahwa. Menurut penelitian ini likuiditas signifikan

mempengaruhi profitabilitas bank syariah.

Likuiditas dan profitabilitas sangat penting bagi perusahaan dalam bentuk

apapun. Likuiditas menunjukkan kekuatan bank dalam operasionlnya, sedangkan

profitabilitas menunjukkan bagaimana efektif dan efisiennya bank dalam jangka waktu

tertentu.18 Berdasarkan teori diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Adanya trade-off

antara kebutuhan likuiditas dengan profitabilitas. Kekurangan likuiditas akan

menyebabakan bank mengalami kebangkrutan lebih cepat, sedangkan kelebihan

likuiditas akan menyebabkan profitabilitas rendah. Bank harus menetapkan tingkat

liquiditas di tingkat yang moderat, diamana tidak menimbulkan kekhawatiran akan

timbulnya resiko liquiditas, dan tidak menyebabkan profitabilitas bank tidak

maksimal.19

18 Afia Akter dan Khaled Mahmud, Liquidity-Profitability Relationship in Bangladesh Banking

Industry, Research Academy of Social Sciences, Bangladesh, 2014, h. 149

19 Victor Chukwunweike, The Impact of Liquidity on Profitability of Some Selected

Companies: The Financila Statement Ananlysis (FSA) Approach, Reseaarch Journal and Accounting, United States, 2014, h. 3


(49)

D. Tinajuan Teoritis Variabel yang Mempengaruhi Profitabilitas dan Likuiditas Bank

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas

a. Pengaruh Likuiditas (quick ratio) terhadap Profitabilitas (ROA)

Seperti penjelasan sebelumnya bahwa bank yang menahan lebih tinggi asetnya

akan mempengaruhi profitabilitas bank tersebut. Ketika bank memprioritaskan

likuditas untuk keamanan dan agar terhindar dari kemungkinan terjadi permasalahan

likuiditas, tapi bank juga harus memperhatikan agar tidak terlalu banyak menahan

aset liquid yang bisa berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.20 Terlalu tingginya

aset liquid yang ditahan oleh bank akan menghilangkan kesempatan bank

mendapatkan keuntungan. Bank harus mampu menetapkan jumlah likuiditas yang

tepat agar bank tetap aman dari masalah likuditas dan mampu mendapatkan

keuntungan yang maksimal. Manajemen bank harus bisa membuat kebijakan yang

tepat untuk menetukan tingkat likuiditas yang tidak mengorbankan kemungkinan

keuntungan yang dapat dicapai, karna profitabilitas merupakan faktro yang menjadi

kelangsugan hidup bank diamsa depan. Dari penjelasan diatas maka dapat diambil

kesimpulan bahwa likuiditas (quick ratio) berpengaruh negative dan positif terhadap

profitabilitas (ROA) tergantung pada pengalokasian yang dilakukan oleh manajemen

bank.


(50)

b. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA)

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio permodalan yang

menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan

pengembangan usaha serta menampung kemungkinan resiko kerugian yang

diakibatkan oleh operasional bank.21 Menurut peraturan Bank Indonesia Nomor

10/15/PBI/2008 pasal 2 ayat 1 tercantum bank wajib menyediakan modal minimum

sebesar 8% dari aset tertimbang menurut resiko (ATMR). CAR adalah rasio yang

memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko

(kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai sendiri

disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber lain.22 Penetapan CAR

sebagai salah satu variabel yang mempengaruhi profitabilitas berdasarkan hubungan

tingkat resiko bank. Penetapan CAR pada titik tertentu bertujuan agar bank memiliki

kemampuan modal yang cukup untuk meredam kemungkinan timbulnya resiko

sebagai akibat dari berkemabangnya ekspansi aset terutama aktiva yang dikategorikan

dapat menghasilkan hasil sekaligus mengandung resiko yang tidak diimbangi dengan

penambahan modal menurunkan kesempatan bank untuk berinvestasi dan menurunkan

kepercayaan masyarkat sehingga berpengaruh pada penurunan profitabilitas.23

21 Achmad Tarmidzi dan Wilyanto Kartiko Kusumo, Analisis Rasio-rasio Keuangan Sebagai

Indikator Dalam Memprediksi Kebangkrutan Perbankan DI Indonesia. Vol XV 1 Juni 2003, FE UNDIP, Semarang

22 Peraturan Bank Indonesia, 2008

23 Hesti Wedaningtyas, Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take Over Pramerger


(51)

Semakin tinggi CAR maka kondisi bank akan semakin baik.24 Jika nilai CAR tinggi

berarti bank tersebut mampu membiayai operasi bank, dan dapat melindungi deposan

sehingga memberikan dampak meningkatnya kepercayaan masyarkat terhadap bank.

Keadaan ini menguntugkan bank dan akan berkontribusi pada meningkatnya

profitabilitas (ROA).25 Faktor permodalan (CAR) ini sangat penting dalam kegiatan

menjalankan operasional bank dan untuk menunjang segala kebutuhannya, dengan

kualitas pihak manajemen dalam pengelolaan yang baik suatu bank akan terus

meningkatkan modal dengan memperhatikan indikator kesehatan permodalan yaitu

CAR, maka profitabilitaspun menjadi meningkat.

Manajemen bank perlu mempertahankan atau menigkatkan nilai CAR sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu minimal 8%, karna

dengan modal yang cukup maka bank dapat melakukan ekspansi usaha dengan lebih

aman dan dengan tujuan meningkatkan profitabilitas. Teori ini didukung oleh

penelitian Muhammad Farhan Akhtar (2011), M Kabbir Hassan (2003), Shaista

Wasiuzzaman, dan Hanimas (2012), dan Sudin Haron (2004).

c. Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap

Profitabilitas (ROA)

24 Achmad Tarmidzi dan Wilyanto Kartiko Kusumo, op.cit

25 Mudrajad Kuncoro, dan Suhardjono, Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi, BPFE,


(52)

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasioanal (BOPO) termasuk rasio

rentabilitas (earnings). Keberhasilan bank didasarkan pada penilaian kuantitatif

terhadap rentabilitas bank dapat diukur dengan menggunakan rasio BOPO.26 Rasio

BOPO mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan

operasionalnya.27 Setiap perusahaan termasuk perbankan harus mencapai output

dengan biaya seminilmal mungkin. Efisiensi operasional secara maksimum dicapai

pada tingkat pendapatan dimana semua biaya dari skala keuntungan lebih

kecil.28Terdapat dua perspektif dalam teori efisiensi dalam ekonomi. Pertama, efisiensi

alokatif (harga) yang menyatakan jika bank ingin beroperasi pada tingkat efisien, maka

semua produk bank harus dengan harga optimal. Hal ini akan mengurangi persaingan

tidak sehat di pasar. Kedua, adalah efisiensi produktif (efisiensi teknis) yang terjadi

ketika bisnis mempekerjakan semua sumberdaya secara efisien dan menghasilkan

output lebih besar dari input.29

Pengkuran efisiensi menurut Bank Indonesia dilihat dari nilai BOPO (Biaya

Operasi Pendapatn Operasi). BOPO merupakan rasio anatara biaya operasi terhadap

pendapatan operasi. Semakin kecil nilai BOPO menunjukkan semakin baik tingkat

efisiensi bank dalam menjalankan aktivitas usahanya. Bank yang sehat memilki nilai

26 Ibid

27 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, Ghalia

Indonesia, Jakarta, 2005

28 Odunga R.M dan Nyangweso P.M, Liquidity, Capital Adequacy and Operating Efficiency of

Commercial Banks in Kenya, Research Journal of Financing Accounting, Kenya, 2013, h. 77

29 Sathye, X-Efficiency in Australian Banking: An Empirical Investigation, Journla Banking and


(53)

BOPO kurang dari satu, sebaliknya bank yang kurang sehat nila BOPO nya lebih dari

satu. Faktor efisiensi menyatakan bahwa perusahaan dengan efisiensi lebih baik

memilki market share yang terus meningkat dan memilki tingkat proftabilitas yang

lebih baik.30 Berarti semakin tinggi nilai BOPO maka profitabilitas semakin rendah,

berarti BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA atau semkain semakin efisien suatu

bank berpengaruh positif terhadap profitabilitasnya. Teori ini didukung oleh penelitian

Rafel Bautusta Mesa (2013), dan bertentangan dengan hasil penelitian Berger (1995)

dan Turati (2003)

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas

a. Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Likuiditas (quick ratio)

Cpiatal adequacy ratio (CAR) adalah adalah kebutuhan modal minimum bank

dihitung berdasarkan aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR). Besarnya CAR suatu

bank telah ditentukan sebesar 8%. Angka 8% merupakan standar dari BIS (Bank for

International Settelment). Fungsi modal bank salah satunya adalah untuk memenuhi

kebutuhan modal minimum, tingkat kecukupan modal sangat penting bagi bank untuk

menyalurkan pembiayaannya. Bila tingkat kecukupan modal bank baik, maka

masyarakat akan tertarik untuk mengambil pembiayaan, dan pihak bank juga

mempunyai dana cadangan bila sewaktu-waktu terjadi pembiayaan bermasalah. Bank

30 Osman Furkan Abbosoglu dan Ahmet Faruk Aysan, Concentration, Competition, Efficiency

and Profitability of The Turkish Banking Sector in The Post-Cieses Period, Bank and Banking System Journal, Turki, 2007, h. 107


(54)

syariah dengan CAR yang tinggi akan meningkatkan likuiditas karna bank memiliki

kecukupan dana untuk dijadikan sebagai liquid asset, karna itu CAR berpengaruh

positif terhadap likuiditas.Teori diatas didukung oleh peneitian Pavla Vodova (2011),

Muhamed Aymen Ben Moussa (2015), Wilbert Chagwiza (2014), dan Pavla Vodova

(2013).

b. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Likuiditas (quick ratio)

Non Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF) adalah

kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang lancer, diragukan,

dan macet.31 NPF menunjukkan kemampuan kolektibilitas sebuah bank dalam

mengumpulkan kembali kredit atau pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank sampai

lunas.32 Kebanyakan bank sentral, kredit bermasalah dikategorikan sebagai aktiva

produktif bank yang diragukan kolektabilitasnya. Untuk menjaga keamanan dana para

deposan, bank sentaral mewajibkan bank umum menyediakan cadangan penghapusan

kredit bermasalah. Dengan demikian, semakin besar jumlah saldo kredit atau jumlah

pembiayaan bermasalah yang dimiliki bank, akan semakin besar jumlah cadangan

yang harus disediakan, serta semakin besar pula biaya yang mereka tanggung untuk

mengadakan dana cadangan itu. Hal ini tentu saja berpengaruh negatif terhadap

likuiditas bank yang bersangkutan, karna dana yang seharusnya bisa dijadikan aset

31 Kamus Bank Indonesia

32 Luh Gede Meydianawathi, Analisi Perilaku Penawaran Kredit Perbankan Kepada Sektor


(55)

likuit untuk mencegah permasalahan likuuditas justru digunakan sebagai cadangan

terhadap pembiayaan bermasalah.

Faktor yang menyebabkan terjadinya kredit atau pembiayaan bermasalah

berasal dari sisi debitur atau penerima pembiayaan, bank, maupun ekstern debitur dan

bank.33 Dari sisi debitur memiliki kelemahan pada faktor keuangan, faktor manajemen,

dan faktor operasional, dari sisi bank disebabkan kelemahan sejak awal dalam proses

pemberian kredit atau pembiayaan, itikad kurang baik atau kekurang mampuan dari

pegawai atau pejabat bank serta kelemahan dalam pembianaan dan pengawasan kredit.

Dari sisi ekstern debitur dan bank adalah kelemahan disebabkan oleh force mojure

perubahan-perubahan lingkungan eksternal, dan peraturan-peraturan pemerintah.

Non Performing Financing (NPF) yang tidak dapat ditangani dengan tepat,

akan menghilangkan kesempatan pendapatan (income) dari pembiayaan yang

diberikan, sehingga mengurangi laba dan mengurangi kemampuan untuk memberikan

pembiayaan34. Banyaknya pembiayaan bermasalah membuat bank syariah tidak berani

meningkatkan penyaluran pembiayaannya apalagi bila dana pihak ketiga tidak dapat

dicapai secara optimal maka dapat mengganggu likuiditas bank, oleh karena itu

pembiayaan bermasalah berpengaruh negatif terhadap likuiditas.

c. Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasioanl Terhadap Likuiditas

(quick ratio)

33 Asep Hermawan, Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif, Gramedia Media Sarana

Indonesia, Jakarta, 2005, h. 27


(56)

Teori Intermediasi keuangan modern menyatakan bahwa peran perbankan

dalam perekonomian adalah untuk menyediakan pendanaan berupa giro.35Bank yang

liquid lebih efisien dalam arti bahwa bank yang efisien dapat menghasilkan banyak

output, termasuk asset liquid dan aset lainnya. Bank dan sistem perbanakan dengan

tingkat likuiditas lebih tinggi memilki resiko yang lebih rendah dan lebih efisien

dibandingkan dengan bank dengan tingkat likuiditas lebih rendah.36

Efisiensi diukur dengan rasio BOPO menurut ketentuan Bank Indonesia.

Semakin tinggi nilai BOPO suatu bank maka tingkat efisiensinya semakin buruk.

Semakin rendah nilai BOPO maka semakin tinggi efisiensi bank dalam menjalankan

aktivitas usahanya. Menurut teori sebelumnya semakin tinggi efisiensi maka akan

berpengaruh positif terhadap likuiditas. Berarti semakin rendah BOPO akan

berpengaruh negatif terhadap likuiditas (quick ratio). Teori ini didukung oleh

penelitian Odunga RM (2013).

35 Diamond, Ramakrishnan and Thakor, Information Reliability and a Theory of Financial

Intermediation, The review Economics Studies, India, 2006.

36 Gary Gorton dan Lixin Huang, Banking Panic and The Origin of Central Banking, NBER


(57)

E. Kerangka Pemikiran

1. Profitabilitas

Gambar 2.1


(58)

2. Likuiditas

Gambar 2.2


(59)

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kuantitatif. Kuantitatif adalah

metode penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran

variable-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan

prosedur statistik.1

2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder, dan telah dipublikasikan oleh

Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah. Data yang akan

digunakan adalah data kuartal dari kuartal 1 tahun 2008 sampai dengan kuartal 2 tahun

2015. Jenis data yang akan digunakan adalah data Return On Asset (ROA), Quick

ratio, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), dan Biaya

Operasional Pendapatan Operasional (BOPO).

3. Teknik Pengumpulan Data

Populasi pada penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia.

Sampel penelitian ini adalah Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega

1 Muhammad Nadratuzzaman Hosen dan Shofaun Nada, Pengukuran Tingkat Kesehatan


(60)

Syariah. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling,

dengan kriteria sebagai berikut:

a. Data Bank Umum Syariah yang telah dipublikasikan

b. Data tersedia berturut-turut dari kuartal 1 tahun 2008 hingga kuartal 2 tahun

2015.

B. Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen

Variabel terikat atau variabel dependen pada penelitian ini terbagi dua yaitu :

Y1 = Profitabilitas dengan menggunakan data rasio Return On Asset (ROA)

Y2 = Likuiditas dengan menggunakan data rasio quick ratio

2. Variabel Independen

Variabel bebas atau variabel independen pada kedua model penelitian adalah:

a. Profitabilitas

X1: quick ratio

X2: Capital Adequacy Ratio (CAR), dan

X3: Biaya Operasional Pendapatan Operasioanal

b. Likuiditas

X1 : Capital Adequacy Ratio (CAR)

X2: Non Performing Financing (NPF), dan


(1)

Lampiran 20 : Uji F Bank Syariah Mandiri

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 5.087 3 1.696 8.817 .000b

Residual 5.001 26 .192

Total 10.088 29

a. Dependent Variable: Profitabilitas

b. Predictors: (Constant), Efisiensi, Permodalan, Likuiditas

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 315.301 3 105.100 2.722 .065b

Residual 1003.748 26 38.606

Total 1319.049 29

a. Dependent Variable: Likuiditas

b. Predictors: (Constant), Efisiensi, Permodalan, Pembiayaan Bermasalah

Lampiran 21 : Uji F Bank Mega Syariah

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 48.246 3 16.082 158.320 .000b

Residual 2.641 26 .102

Total 50.887 29

a. Dependent Variable: Profitabilitas

b. Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Permodalan

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 732.304 3 244.101 6.489 .002b

Residual 978.128 26 37.620

Total 1710.432 29


(2)

b. Predictors: (Constant), Efisiensi, Pembiayaan Bermasalah, Permodalan

Lampiran 22 : Uji t Bank Muamalat Indonesia

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 11.021 .577 19.088 .000

Likuiditas .015 .004 .193 3.661 .001

Permodalan .007 .021 .020 .346 .732

Efisiensi -.115 .007 -.921 -17.012 .000

a. Dependent Variable: Profitabilitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 66.478 23.936 2.777 .010

Permodalan -.085 1.041 -.017 -.082 .936

Pembiayaan Bermasalah 3.593 1.352 .548 2.658 .013

Efisiensi -.616 .352 -.374 -1.749 .092

a. Dependent Variable: Likuiditas

Lampiran 23 : Uji t Bank Syariah Mandiri

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 4.188 .654 6.407 .000

Likuiditas -.035 .013 -.398 -2.678 .013

Permodalan -.001 .039 -.002 -.017 .987


(3)

a. Dependent Variable: Profitabilitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 14.305 8.968 1.595 .123

Permodalan .618 .548 .193 1.126 .270

Pembiayaan Bermasalah 2.141 1.145 .369 1.870 .073

Efisiensi .050 .082 .120 .606 .550

a. Dependent Variable: Likuiditas

Lampiran 24 : Uji t Bank Mega Syariah

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 15.050 .787 19.116 .000

Likuiditas -.002 .009 -.014 -.260 .797

Permodalan .152 .044 .204 3.440 .002

Efisiensi -.172 .011 -1.086 -16.244 .000

a. Dependent Variable: Profitabilitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 57.866 12.249 4.724 .000

Permodalan 2.100 .794 .487 2.646 .014

Pembiayaan Bermasalah -3.255 1.594 -.306 -2.042 .051

Efisiensi -.679 .167 -.741 -4.055 .000


(4)

Lampiran 25 : Uji Koefisien Determinasi Bank Muamalat Inodonesia

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .953a .908 .899 .26662

a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Permodalan

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .508a .258 .184 9.53015

a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Pembiayaan Bermasalah, Permodalan

Lampiran 26 : Uji Koefisien Determinasi Bank Syariah Mandiri

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .710a .504 .447 .43855

a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Permodalan, Likuiditas

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .489a .239 .151 6.21335

a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Permodalan, Pembiayaan Bermasalah


(5)

Lampiran 27 : Uji Koefisien Determinasi Bank Mega Syariah

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .974a .949 .943 .31629

a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Permodalan

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .654a .428 .362 6.13354

a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Pembiayaan Bermasalah, Permodalan

Lampiran 28 : Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

Rasio

2009

2010

2011

2012

2013

2014

CAR

10.77%

16.25%

16.63%

14.13%

14.42%

15.74%

ROA

1.48%

1.67%

1.79%

2.14%

2%

0.79%

NPF

4.01%

3.02%

2.52%

2.22%

2.62%

4.33%

FDR

89.7%

89.67%

88.94%

100%

100.32%

91.5%


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA

: Rahmat Abdillah

NIM

: 1111046100115

Tempat/Tanggal Lahir

: Suliki/14 Juni 1993

Program Studi

: Muamalat

Konsentrasi

: Perbankan Syariah

Alamat Rumah

: Jorong Koto Panjang, Nagari Pandam Gadang,

Kecamatan GN Omeh, Kabupaten Limapuluh

Kota, Provinsi Sumatra Barat

Alamat Domisili

: Komplek Bukit Pamulang Indah blok A5 no 17,

Kelurahan Pamulang Timur, Kecamatan

Pamulang, Kota Tangsel, Provinsi Banten

No. Telp

: -

No. HP

: 085376139625

Nama Ayah

: Zulfiadi Ahmad

Nama Ibu

: Yandefita

Alamat Orang Tua

: Jorong Koto Panjang, Nagari Pandam Gadang,

Kecamatan GN Omeh, Kabupaten Limapuluh

Kota, Provinsi Sumatra Barat

No Telp. Orang Tua

: -