BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Modal Kerja
a. Pengertian Modal Kerja
Modal kerja didefinisikan oleh Sutrisno 2001;42 adalah “Dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan
operasional sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar utang dan pembayaran lainnya”.
Menurut Harahap 2001:288 ”Modal kerja adalah aktiva lancar dikurang utang lancar. Modal kerja juga bisa dianggap
sebagai dana yang tersedia untuk diinvestasikan terhadap aktiva tidak lancar atau untuk membayar utang tidak lancar.”
Modal kerja dapat dibagi menurut konsep sebagai berikut:
a. Konsep Kuantitatif, modal kerja adalah jumlah keseluruhan
dari aktiva lancar disebut modal kerja bruto gross working capital.
b. Konsep kualitatif, modal kerja adalah sebagian aktiva lancar
yang benar-benar digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa menggangu likuiditasnya. Dengan kata lain,
modal kerja ini merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar, oleh karena itu disebut modal kerja netto net
working capital
c. Konsep Fungsional, modal kerja ditinjau berdasarkan
fungsinya dalam menghasilkan pendapatan Riyanto,2001
Universitas Sumatera Utara
b. Jenis-jenis Modal Kerja
Menurut Taylor dalam Sawir 2005: 132, modal kerja dapat golongkan menjadi:
a. Modal kerja permanen Modal kerja permanen permanen working capital yaitu
modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja secara
terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. b. Modal kerja variabel
Modal kerja variabel variabel working capital yaitu jumlah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan
perubahan keadaan. .
c. Fungsi Modal Kerja
Tunggal 1995:91 mengemukakan beberapa fungsi modal kerja antara lain sebagai berikut:
1. Modal kerja itu menampung kemungkinan akibat buruk yang
ditimbulkan karena penurunan nilai aktiva lancar seperti penurunan nilai piutang yang diragukan dan yang tidak dapat
ditagih atau penurunan nilai persediaan.
2. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk
membayar semua utang lancarnya tepat pada waktunya dan untuk memanfaatkan potongan tunai; dengan menggunakan
potongan tunai maka jumlah yang akan dibayarkan untuk pembelian barang menjadi berkurang.
3. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk
memelihara “credit standing” perusahaan yaitu penilaian pihak ketiga, misalnya bank dan para kreditor akan kelayakan
perusahaan untuk memelihara kredit. Selain itu, memungkinkan perusahaan untuk menghadapi situasi darurat
seperti: pemogokan, banjir.
d. Perputaran Modal Kerja