Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Investasi Akitva Tetap, dan Return Spread Terhadap Likuiditas Perusahaan: Studi Pada Industri Barang Konsumsi yang Go Public di Indonesia.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, INVESTASI
AKTIVA TETAP, DAN RETURN SPREAD TERHADAP
LIKUIDITAS PERUSAHAAN: STUDI PADA INDUSTRI
BARANG KONSUMSI YANG GO PUBLIC DI INDONESIA
OLEH:
NAMA
: NOVRIDA FRANSISCA S
NIM
: 050503134
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
GUNA MEMENUHI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI
MEDAN 2009
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Investasi Akitva Tetap, dan Return
Spread Terhadap Likuiditas Perusahaan: Studi Pada Industri Barang
Konsumsi yang Go Public di Indonesia.
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Univesitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.
Medan, 11 September 2009 Yang Membuat Pernyataan
Novrida Fransisca S NIM. 050503134
(3)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga atas anugrahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini penulis persembahkan untuk keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan dukungannya, teristimewa kepada orang tua saya, Bapak B.Situmorang dan Ibu N. Br. Silalahi, yang telah memberikan kasih sayang yang tiada terkira serta dukungan penuh kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini bisa diselesaikan.
Skripsi ini berjudul “ Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Investasi Akitva Tetap, dan Return Spread Terhadap Likuiditas Perusahaan: Studi Pada Industri Barang Konsumsi yang Go Public di Indonesia”, yang ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, baik dari segi isi maupun penyajiannya. Hal ini disebabkan keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itulah penulis selalu berusaha untuk memperbaiki diri lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Dengan keterbatasan yang penulis miliki selama menyusun skripsi ini, maka skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada yang terhormat :
(4)
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak. selaku dosen penguji I dan Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak. selaku dosen penguji II yang telah membantu penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak. selaku dosen wali yang telah banyak membantu penulis dalam konsultasi akademik selama perkuliahan.
6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi, khususnya para Dosen Akuntansi yang telah membimbing dan mengajar ilmu pengetahuan selama penulis menimba ilmu di Fakultas Ekonomi.
7. Untuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan karuniaNya. Amin.
Medan, 11 September 2009 Penulis,
Novrida Fransisca S 050503134
(5)
ABSTRACT
The purpose of this research is to examine the significant impact of Working Capital Turnover, Investment of Fixed Assets, and Return Spread toward liquidity in companies of consumer goods which are go public in Indonesia.
The method of this scientific paper is a causal research design with 33 companies as a sample for every year from 35 companies in consumer goods company that listed in BEI. This research is done for 2005-2007 period. This research utilizes secondary data. The data are taken from Indonesian Capital Market Directory and www.idx.co.id. The data which have already collected are processed with classic asumption test before hypothesis test. Hypothesis test in this research use multiple linier regression, with t test and with F test on 5% level of significant (α=0,05).
The result of this research show that in partial, Capital Working Turnover significantly impact the Liquidity, Investment of Fixed Assets and Return Spread unsignificantly impact the Liquidity, as simultan Capital Working Turnover, Investment of Fixed Assets and Return Spread have a significant impact toward the Liquidity.
Keywords : Working Capital Turnover, Investment of Fixed Assets, Return Spread, Liquidity
(6)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perputaran modal kerja, investasi akitva tetap, dan return spread berpengaruh signifikan positif terhadap likuiditas perusahaan industri barang konsumsi yang go public di Indonesia. Metode penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan desain penelitian kausal, dengan jumlah sampel 33 perusahaan setiap tahunnya dari 35 perusahaan industri barang konsumsi yang ada di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2005-2007. Jenis data yang dipakai adalah data sekunder. Data diperoleh dari Indonesian Capital Directory Market dan www.idx.co.id. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t dan uji F pada level signifikansi 5% (α=0,05). Hasil hipotesis ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel Perputaran Modal Kerja berpengaruh secara signifikan terhadap Likuiditas dan variabel Investasi Aktiva Tetap dan Return Spread tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Likuiditas. Secara simultan, Perputaran Modal Kerja, Investasi Aktiva Tetap dan Return Spread berpengaruh secara signifkan terhadap Likuiditas.
Kata Kunci : Perputaran Modal Kerja, Investasi Akitva Tetap, Return
(7)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... ...iv
ABSTRACT...v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Batasan Penelitian ... 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 6
1. Modal Kerja ... 6
a. Pengertian Modal Kerja ... 6
b. Jenis-jenis Modal Kerja ... 7
c. Fungsi Modal Kerja ... 7
(8)
2. Aktiva Tetap ... 8
a. Pengertian Aktiva Tetap ... 8
b. Penggolongan Aktiva Tetap... 9
c. Depresiasi (Penyusutan) ... 9
d. Perputaran Dana yang Diinvestasikan dalam Aktiva Tetap ... 12
3. Return Spread ... 12
4. Likuiditas ...14
a. Pengertian Likuiditas ... 14
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Likuiditas ... 14
c. Rasio Likuiditas... 16
5. Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Investasi Aktiva Tetap, dan Return Spread ... 17
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 24
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24
C. Jenis Data dan Sumber Data ... 26
D. Teknik Pengumpulan Data ... 27
E. Identifikasi Variabel Penelitian ... 27
F. Definisi Operasional ... 28
(9)
H. Jadwal Penelitian ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36
1. Data Penelitian ... 36
2. Uji Asumsi Klasik ... 39
3. Analisis Regresi ... 47
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 56
B. Keterbatasan Penelitian ... 57
C. Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 59 LAMPIRAN
(10)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 21 Halaman
Gambar 4.1 Histogram ... 42 Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 43 Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 45
(11)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul
Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu...19
Halaman Tabel 3.1 Daftar Perusahaan yang Memenuhi Kriteria...25
Tabel 3.2 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson...32
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian...35
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi...36
Tabel 4.2 Descriptive Statistics...38
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data...40
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi dengan Logaritma Natural...41
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas………...44
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi...47
Tabel 4.7 Analisis Hasil Regresi...48
Tabel 4.8 Pedoman Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi...50
Tabel 4.9 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi...51
Tabel 4.10 Hasil Uji t...52
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
Lampiran 1 Populasi, Kriteria Perusahaan dan Sampel
Lampiran 2 Data Penelitian Lampiran 3 Statistik Deskriptif Lampiran 4 Uji Normalitas Lampiran 5 Uji Heterokedastisitas Lampiran 6 Uji Multikolinearitas Lampiran 7 Uji Autokorelasi Lampiran 8 Regression Lampiran 9 Hasil Regresi
(13)
ABSTRACT
The purpose of this research is to examine the significant impact of Working Capital Turnover, Investment of Fixed Assets, and Return Spread toward liquidity in companies of consumer goods which are go public in Indonesia.
The method of this scientific paper is a causal research design with 33 companies as a sample for every year from 35 companies in consumer goods company that listed in BEI. This research is done for 2005-2007 period. This research utilizes secondary data. The data are taken from Indonesian Capital Market Directory and www.idx.co.id. The data which have already collected are processed with classic asumption test before hypothesis test. Hypothesis test in this research use multiple linier regression, with t test and with F test on 5% level of significant (α=0,05).
The result of this research show that in partial, Capital Working Turnover significantly impact the Liquidity, Investment of Fixed Assets and Return Spread unsignificantly impact the Liquidity, as simultan Capital Working Turnover, Investment of Fixed Assets and Return Spread have a significant impact toward the Liquidity.
Keywords : Working Capital Turnover, Investment of Fixed Assets, Return Spread, Liquidity
(14)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perputaran modal kerja, investasi akitva tetap, dan return spread berpengaruh signifikan positif terhadap likuiditas perusahaan industri barang konsumsi yang go public di Indonesia. Metode penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan desain penelitian kausal, dengan jumlah sampel 33 perusahaan setiap tahunnya dari 35 perusahaan industri barang konsumsi yang ada di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2005-2007. Jenis data yang dipakai adalah data sekunder. Data diperoleh dari Indonesian Capital Directory Market dan www.idx.co.id. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t dan uji F pada level signifikansi 5% (α=0,05). Hasil hipotesis ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel Perputaran Modal Kerja berpengaruh secara signifikan terhadap Likuiditas dan variabel Investasi Aktiva Tetap dan Return Spread tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Likuiditas. Secara simultan, Perputaran Modal Kerja, Investasi Aktiva Tetap dan Return Spread berpengaruh secara signifkan terhadap Likuiditas.
Kata Kunci : Perputaran Modal Kerja, Investasi Akitva Tetap, Return
(15)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban keuangan jangka pendek atau yang harus segera dibayar. Masalah likuiditas merupakan salah satu masalah penting dalam suatu perusahaan yang relatif sulit dipecahkan. Dipandang dari sisi kreditur, perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi merupakan perusahaan yang baik; karena dana jangka pendek kreditur yang dipinjam perusahaan dapat dijamin oleh aktiva lancar yang jumlah relatif lebih banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi manajemen, perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi menunjukkan kinerja manajemen yang kurang baik karena likuiditas yang tinggi menunjukkan adanya saldo kas yang menganggur, persediaan yang relatif berlebihan, atau karena kebijakan kredit perusahaan yang tidak baik sehingga mengakibatkan tingginya piutang usaha.
Manajer harus mampu melakukan perencanaan dan pengendalian aktiva lancar dan hutang lancarnya sedemikian rupa untuk dapat meminimalkan risiko ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi hutang-hutang jangka pendeknya, selain harus pula menghindari investasi dalam aktiva lancar yang berlebihan. Salah satu bentuk pengelolaan aktiva lancar dan hutang lancar (modal kerja) adalah kebijakan mengenai modal kerja. Modal kerja adalah dana yang digunakan untuk kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari. Penetapan besarnya modal kerja yang
(16)
dibutuhkan perusahaan berbeda-beda. Kegiatan penyediaan modal tersebut bersifat dinamis sehingga harus disesuaikan dengan perkembangan perusahaan. Besarnya modal kerja yang telah ditetapkan merupakan salah satu alat ukur yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah likuiditas perusahaan.
Dalam manajemen keuangan, selain modal itu diinvestasikan dalam aktiva lancar dan utang lancar dengan jangka waktu pendek (modal kerja), juga modal itu dapat diinvestasikan dalam aktiva tetap dengan jangka waktu panjang. Dengan adanya investasi dalam aktiva tetap, diharapkan perusahaan dapat memperoleh manfaat karena investasi tersebut. Investasi ini dapat ditujukan untuk menambah kuantitas produk, meningkatkan kualitas produk, menambah lini produk, dan lain sebagainya. Akan tetapi apabila terlalu banyak dana yang diinvestasikan dalam aktiva tetap, likuiditas perusahaan akan terganggu.
Return Spread merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan
dalam melakukan investasi. Return Spread adalah selisih antara bunga yang diterima dari bank seandainya dana yang dimiliki perusahaan disimpan di bank, dengan hasil atau return yang diterima jika dana digunakan untuk mendanai investasi. Apabila spread (selisih) tinggi, yaitu profit yang diterima perusahaan lebih tinggi dari tingkat suku bunga bank, maka lebih baik perusahaan menginvestasikan dana yang dimiliki, daripada menyimpan dana tersebut di bank. Laba inilah yang mendorong manajemen untuk
(17)
meningkatkan likuiditasnya agar dana yang berada di kas tinggi, sehingga dana itu dapat digunakan untuk mendanai investasi pada saat diperlukan.
Pengaruh modal kerja terhadap likuiditas telah beberapa kali diteliti, dan hasil dari penelitian tersebut ada yang menyebutkan bahwa modal kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas, ada juga penelitian yang menyebutkan bahwa modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas. Berdasarkan hal ini, penulis tertarik untuk meneliti kembali pengaruh modal kerja terhadap likuiditas dengan menambahkan aktiva tetap dan return
spread sebagai variabel yang diteliti agar penelitian ini dapat menambah
pengetahuan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat likuditas perusahaan.
Populasi penduduk Indonesia yang sangat besar merupakan pasar yang potensial bagi perusahaan untuk memasarkan produknya. Salah satu pasar yang potensial adalah barang konsumsi. Penelitian ini dilakukan pada subbidang industri barang konsumsi agar lebih spesifik dari industri manufaktur secara keseluruhan. Selain itu industri barang konsumsi relatif lebih stabil dalam menghadapi kondisi perekonomian. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi dengan judul “ Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Investasi Akitva Tetap, dan Return Spread Terhadap Likuiditas Perusahaan: Studi Pada Industri Barang Konsumsi yang Go Public di Indonesia ”
(18)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah, yaitu “Apakah perputaran modal kerja, investasi aktiva tetap dan
return spread berpengaruh terhadap likuiditas perusahaaan, baik secara
parsial maupun secara simultan?” C. Batasan Penelitian
Agar tujuan penelitian dapat tercapai, maka penulis membuat batasan penelitian sebagai berikut:
1. Objek penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2005-2007 dan menerbitkan laporan keuangannya selama periode tersebut.
2. Periode penelitian adalah tahun 2005-2007.
3. Varibel return spread dihitung dengan mencari selisih antara Return On
Assets (ROA) dan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
4. Likuiditas diukur dengan menggunakan rasio lancar. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perkembangan perputaran modal kerja, investasi aktiva tetap, dan return spread perusahaan dalam menjalankan usahanya.
(19)
2. Untuk mengetahui tingkat likuiditas perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
3. Untuk mengetahui pengaruh perputaran modal kerja, investasi aktiva tetap dan return spread terhadap tingkat likuiditas perusahaan.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan peneliti mengenai pengaruh perputaran modal kerja, investasi aktiva tetap dan return
spread terhadap tingkat likuiditas perusahaan..
2. Bagi perusahaan, sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam menentukan kebijakan investasi dan kebijakan perusahaan dalam mengelola jumlah modal kerja dan aktiva tetap secara tepat di masa yang akan datang.
3. Bagi pihak lain, sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh perputaran modal kerja, investasi aktiva tetap dan return spread terhadap tingkat likuiditas perusahaan.
(20)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Modal Kerja
a. Pengertian Modal Kerja
Modal kerja didefinisikan oleh Sutrisno (2001;42) adalah “Dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar utang dan pembayaran lainnya”.
Menurut Harahap (2001:288) ”Modal kerja adalah aktiva lancar dikurang utang lancar. Modal kerja juga bisa dianggap sebagai dana yang tersedia untuk diinvestasikan terhadap aktiva tidak lancar atau untuk membayar utang tidak lancar.”
Modal kerja dapat dibagi menurut konsep sebagai berikut: a. Konsep Kuantitatif, modal kerja adalah jumlah keseluruhan
dari aktiva lancar disebut modal kerja bruto (gross working
capital).
b. Konsep kualitatif, modal kerja adalah sebagian aktiva lancar yang benar-benar digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa menggangu likuiditasnya. Dengan kata lain, modal kerja ini merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar, oleh karena itu disebut modal kerja netto ( net
working capital )
c. Konsep Fungsional, modal kerja ditinjau berdasarkan fungsinya dalam menghasilkan pendapatan ( Riyanto,2001)
(21)
b. Jenis-jenis Modal Kerja
Menurut Taylor dalam Sawir (2005: 132), modal kerja dapat golongkan menjadi:
a. Modal kerja permanen
Modal kerja permanen (permanen working capital) yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.
b. Modal kerja variabel
Modal kerja variabel (variabel working capital) yaitu jumlah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan.
.
c. Fungsi Modal Kerja
Tunggal (1995:91) mengemukakan beberapa fungsi modal kerja antara lain sebagai berikut:
1. Modal kerja itu menampung kemungkinan akibat buruk yang ditimbulkan karena penurunan nilai aktiva lancar seperti penurunan nilai piutang yang diragukan dan yang tidak dapat ditagih atau penurunan nilai persediaan.
2. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk membayar semua utang lancarnya tepat pada waktunya dan untuk memanfaatkan potongan tunai; dengan menggunakan potongan tunai maka jumlah yang akan dibayarkan untuk pembelian barang menjadi berkurang.
3. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk memelihara “credit standing” perusahaan yaitu penilaian pihak ketiga, misalnya bank dan para kreditor akan kelayakan perusahaan untuk memelihara kredit. Selain itu, memungkinkan perusahaan untuk menghadapi situasi darurat seperti: pemogokan, banjir.
d. Perputaran Modal Kerja
Menurut Ahmad dalam bukunya “ Dasar-dasar Manajemen Modal Kerja” (2002), fungsi modal kerja adalah “ menutup”
(22)
jarak antara saat dikeluarkan uang tunai (kas) untuk membayar / membeli persediaan/ bahan baku dan biaya lainnya dengan saat diterimanya hasil penjualan. Jarak yang dimaksud disebut periode perputaran modal kerja (working capital turnover
period) atau suatu kegiatan operasi suatu kas dinvestasikan
dalam komponen-komponen modal kerja sampai kembali lagi menjadi kas. Semakin pendek periode tersebut berati semakin cepat perputarannya (turnover) atau makin tinggi tingkat perputaran.
Menurut Ahmad (2002:8), perputaran modal kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Perputaran Modal Kerja = Total Penjualan
Modal Kerja Bersih
2. Aktiva Tetap
a. Pengertian Aktiva Tetap
Menurut Riyanto (2001;19)“Aktiva tetap adalah aktiva yang tahan lama yang tidak atau yang secara berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi.”
Menurut Munawir (2002;139) Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang mempunyai umur relatif permanen (memberikan manfaat kepada perusahaan selama bertahun-tahun) yang dimiliki dan digunakan untuk operasi sehari-hari dalam rangka kegiatan normal dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali ( bukan barang dagangan ) serta nilainya relatif material.
Menurut Mulyadi (2001;591) “Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh
(23)
perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali.”
b. Penggolongan Aktiva Tetap
Menurut Munawir ( 2002;139 ), aktiva tetap digolongkan menjadi:
1. Tanah (land)
Adalah bidang tanah yang diatasnya digunakan untuk operasi seperti tempat berdirinya gedung, tempat parkir, dan sebagainya.
2. Perbaikan Tanah ( Land Improvement )
Adalah pembangunan prasarana di atas tanah seperti jalan, pagar, taman, tempat parkir dan sebagainya.
3. Gedung ( Building )
Adalah bangunan untuk toko, kantor, pabrik, gudang, dan sebagainya.
4. Peralatan ( Equipment )
Adalah peralatan kantor, peralatan pabrik, mesin-mesin, kendaraan, dan sebagainya.
c. Depresiasi ( Penyusutan ) 1. Pengertian Depresiasi
Menurut Sundjaja dan Barlian (2002;75) “Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi.”
Menurut Munawir ( 2002;141 ) “Depresiasi adalah proses pengalokasian cost atau harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis.”
(24)
2. Metode Depresiasi
Depresiasi dapat dilakukan dengan metode-metode berikut:
1. Metode Garis Lurus ( Straight Line Method )
Besarnya depresiasi per tahun adalah harga perolehan dikurang nilai residu dibagi umur ekonomis.
2. Metode Saldo Menurun ( Declining Balance Method ) Pada metode saldo menurun, biaya depresiasi dari tahun ke tahun semakin kecil. Hal tersebut terjadi karena perhitungan biaya depresiasi periodik didasarkan nilai buku aktiva yang dari tahun ke tahun semakin menurun, ( dimana nilai buku adalah harga perolehan aktiva tetap dikurangi akumulasi depresiasi). Biaya depresiasi per tahun dihitung dengan cara mengalikan tarif depresiasi dengan nilai buku aktiva pada awal tahun. Tarif depresiasi metode saldo menurun adalah dua kali tarif metode garis lurus, sehingga metode tersebut dinamakan saldo menurun ganda (double declining balance method) 3. Metode Jumlah Angka-angka Tahun ( Sum of Years
Digit Method )
Metode ini disebut jumlah angka-angka tahun karena tarif depresiasinya didasarkan pada suatu pecahan
(25)
yang pembilangnya adalah tahun-tahun pemakaian aktiva yang masih tersisa, dan penyebutnya adalah jumlah tahun-tahun sejak tahun pertama hingga terakhir. Apabila aktiva tidak dibeli pada awal tahun, maka depresiasi pada tahun pertama harus disesuaikan dengan pemakaian sesungguhnya dan depresiasi pada tahun-tahun berikutnya dengan sendirinya akan berubah.
4. Metode Satuan Hasil ( Unit of Production Method ) Dalam metode satuan hasil, masa pemakaian aktiva tidak dinyatakan dengan jangka waktu, melainkan dengan jumlah satuan ( unit ) yang dapat dihasilkan aktiva yang bersangkutan selama masa manfaatnya atau jam kerja mesin, jam kerja operator yang menangani mesin tersebut, jarak ditempuh atau jam pemakaian. Langkah pertama pada metode tersebut adalah menentukan tarif depresiasi per unit hasil, yaitu harga perolehan dikurangi taksiran nilai residu dibagi jumlah satuan hasil yang diperkirakan dapat dihasilkan oleh aktiva yang bersangkutan selama umur ekonomisnya. Besarnya biaya depresiasi per tahun tergantung pada jumlah satuan hasil yang bersangkutan.
(26)
3. Perputaran Dana yang Diinvestasikan dalam Aktiva Tetap
Dana yang diinvestasikan dalam aktiva tetap mengalami proses perputaran. Perusahaan menanamkan dananya dalam aktiva tetap dengan harapan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva tersebut. Perputaran dana yang tertanam pada aktiva tetap akan diterima keseluruhannya oleh perusahaan dalam waktu beberapa tahun, dan kembalinya secara berangsur-angsur melalui depresiasi.
3. Return Spread
Return spread yaitu selisih antara profitabilitas
perusahaan dengan suku bunga bank Jika spread tersebut tinggi maka likuiditas juga tinggi. Pada kondisi spread tinggi berarti perusahaan memperoleh profit yang lebih besar dibanding suku bunga bank, artinya perusahaan lebih baik menggunakan dananya untuk mendanai kegiatan investasinya dari pada menanam dananya di bank. Kegiatan investasi tersebut pada umumnya memerlukan dana yang relatif besar, dan perusahaan harus menyediakan dana untuk itu jika tidak ingin memperbesar ketergantungannya pada dana eksternal. Jika spread tinggi maka manajer akan mempertinggi likuiditas agar dana yang berada di kas juga tinggi, dengan harapan dana tersebut akan dapat digunakan untuk mendanai investasi ketika suatu saat diperlukan; karena dengan melakukan investasi tersebut perusahaan akan memperoleh laba yang lebih tinggi jika dibandingkan hanya disimpan di bank (Kustiadi, 2006)
(27)
Menurut Kim (1998:349) return spread adalah selisih antara return yang dihasilkan oleh aset perusahaan dengan return aset bebas risiko.
Kim mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas, yaitu:
1. Cost of External Financing
Faktor cost of external financing ini berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan jika perusahaan menggunakan pendanaan dari luar perusahaan. Menggunakan proxy ukuran perusahaan (firm size) dan kesempatan bertumbuh (growth opportunities) untuk mengukur faktor cost of
external financing tersebut.
2. Cash Flow Uncertainty
Perusahaan-perusahaan dengan tingkat ketidakpastian arus kas yang tinggi akan cenderung melakukan investasi dalam aktiva likuid dengan jumlah yang besar.
3. Current and future investment opportunities
Current and future investment opportunities adalah
kesempatan investasi yang dihadapi perusahaan, baik saat ini maupun saat mendatang. Berkaitan dengan current and
future investment opportunities ini manajemen akan
mempertimbangkan, apakah lebih baik melakukan investasi dalam bentuk aktiva tetap atau melakukan investasi dalam aktiva likuid. Return spread merupakan proxy dari current
and future investment opportunities,
4. Transactions Demand for Liquidity
Transactions Demand for Liquidity ini berkaitan dengan
dana atau kas yang diperlukan perusahaan untuk tujuan transaksi.
Mengacu pada formula yang digunakan Kim, maka formula yang digunakan untuk menghitung return spread adalah:
Return spread = return aset yang dihasilkan perusahaan – return
(28)
4. Likuiditas
a. Pengertian Likuiditas
Munawir (2002;31) mengemukakan definisi likuiditas sebagai berikut “Likuiditas menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih”.
Menurut Riyanto (2001;25) ”Masalah likuiditas adalah masalah yang kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang akan segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada saat tertentu merupakan “kekuatan membayar” (zahlungskraft) dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang mempunyai “kekuatan membayar” belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi, atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu mempunyai “kemampuan membayar” (zahlungsfahigkeit)
Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “likuid”, artinya perusahaan mempunyai aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancar. Tetapi apabila terjadi sebaliknya, berarti perusahaan dalam keadaan “ilikuid”
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas
Faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas suatu perusahaan adalah:
1. Besarnya investasi pada harta tetap dibandingkan dengan seluruh dana jangka panjang.
(29)
Pemakaian dana untuk pembelian harta tetap adalah salah satu sebab utama dari keadaan tidak likuid. Jikalau makin banyak dana perusahaan yang dipergunakan untuk harta tetap, maka sisanya untuk membiayai kebutuhan jangka pendek tinggal sedikit. Oleh sebab itu, rasio likuiditas menurun.
2. Volume kegiatan perusahaan
Peningkatan volume kegiatan perusahaan akan menambah kebutuhan dana untuk membiayai harta lancar. Sebagian dari kebutuhan tersebut dipenuhi dengan meningkatkan hutang-hutang.
3. Pengendalian harta lancar
Apabila pengendalian kurang baik terhadap besarnya investasi dalam persediaan dan piutang menyebabkan adanya investasi yang melebihi daripada yang seharusnya, maka sekali lagi rasio akan turun dengan tajam, kecuali apabila disediakan lebih banyak dana jangka panjang. Kesimpulannya ialah bahwa perbaikan dalam pengendalian investasi semacam itu akan dapat memperbaiki rasio likuiditas.
(30)
c.Rasio Likuiditas
Menurut Harahap (2001;301) “Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya, rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.” Riyanto (2001;331) mengemukakan bahwa “Rasio likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan.”
Menurut Harahap (2001), rasio-rasio yang dapat digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan adalah :
1. Rasio lancar
% 100 Lancar Hutang
Lancar Aktiva
lancar = ×
Rasio
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk persentasi. Apabila rasio lancar ini 1:1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua utang lancar. Rasio lancar yang lebih aman adalah jika berada di atas 1 atau di atas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah hutang lancar.
(31)
2. Rasio Cepat
Rasio cepat = Kas+Surat Berharga+Piutang x 100 % Hutang lancar
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi utang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga Acid Test
Ratio. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1.
3. Rasio Kas atas Aktiva Lancar
Rasio kas atas aktiva lancar = Kas x 100% Aktiva Lancar
Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total aktiva lancar.
5. Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Investasi Aktiva Tetap, dan
Return Spread terhadap Likuiditas
Likuiditas menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih (Munawir, 2002:31).
Periode perputaran modal kerja (working capital turnover
period) dihitung sejak suatu kas dinvestasikan dalam
komponen-komponen modal kerja sampai kembali lagi menjadi kas (Ahmad, 2002:7).
Perusahaan dikatakan mempunyai posisi likuiditas yang kuat apabila mampu memelihara modal kerja yang cukup untuk membelanjai operasi perusahaan yang normal (Djarwanto,
(32)
2004:149). Dari teori di atas dapat diketahui bahwa perputaran modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan. Semakin cepat perputaran modal kerja, semakin baik tingkat likuiditas perusahaan karena tersedia aktiva lancar untuk membayar utang lancar tepat pada waktunya.
Menurut Mulyadi ( 2001;591 ) “Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali.”
Pemakaian dana untuk pembelian harta tetap adalah salah satu sebab utama dari keadaan tidak likuid. Jikalau makin banyak dana perusahaan yang dipergunakan untuk harta tetap, maka sisanya untuk membiayai kebutuhan jangka pendek tinggal sedikit sehingga rasio likuiditas menurun. Pada perusahaan yang sebagian besar aktivanya berupa aktiva tetap, komposisi pengunaan utang akan lebih didominasi oleh utang jangka panjang, yang dimaksudkan untuk menjaga likuiditas perusahaan (Brigham, Eugene, Houston,2001:39-42).
Return spread berpengaruh positif dan signifikan terhadap
likuiditas, hal ini berarti semakin tinggi spread return antara return aktiva bebas risiko dengan return aktiva maka likuiditas perusahaan juga akan semakin tinggi (Kim, 1998)
(33)
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Judul Variabel yang
digunakan Teknik Analisis Data Hasil Penelitian Akhmad Fanny Farhan (2005) Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Tingkat Likuiditas Perusahaan (Studi Survei pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di
BEJ) Variabel independen: Modal Kerja Variabel dependen: Tingkat Likuiditas 1. Korelasi Product Moment 2. Koefisien Determinasi 3. Uji signifikansi korelasi Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran modal kerja dengan tingkat likuiditas perusahaan Marselina Siregar (2008) Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan
Perputaran Aktiva Operasi terhadap Tingkat Rentabilitas pada Industri Otomotif dan Komponennya yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta Variabel independen: 1. Perputaran modal kerja 2. Perputaran aktiva operasi Variabel dependen: Rentabilitas 1. Pengujian Asumsi Klasik: a. Uji normalitas b. Uji Multikolin earitas c. Uji autokorela si d. Uji heteroske- dastisitas 2. Pengujian hipotesis: a. Uji F b. Uji T
1. Perputaran modal kerja secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentailitas peusahaan. 2. Perputaran aktiva operasi secara parsial memiliki 3. pengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas. 4. Perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi secara simultan
(34)
memiliki pengaruh terhadap rentabilitas. Nera Astari (2007) Analisis Hubungan Manajemen Modal Kerja terhadap Kemampulabaan
pada PT. Pupuk Sriwijaya Medan Metode analisis data 1. Metode Analisis Deskriptif 2. Metode Analisis Korelasi Sparman Pengujian Hipotesis: 1.Uji t
Rasio receivable
turnover,working capital turnover memiliki hubungan yang positif terhadap kemampulabaan perusahaan. Current ratio tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kemampulabaan perusahaan. Renata Marlenem aster theses dari MB-IPB, (2005) Analisis Likuiditas dan Perencanaan Modal Kerja (Studi Kasus PT. Suba Indah,Tbk ) Likuiditas dan Perencanaan Modal Kerja Metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus Kebijakan modal kerja berpengaruh terhadap tingkat likuditas Listi Aldiyanti Kustiadi (2006 ) Faktor-Faktor Penentu Likuiditas Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Tahun 2000-2004 1. Ukuran perusahaan 2. Kesempatan bertumbuh 3. Return Spread 4. Rasio hutang Regresi liniear berganda Ukuran perusahaan, kesempatan berrumbuh, dan return spread berpengarh secara sigifikan terhadap likuiditas. Rasio hutang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas. Sumber: Penulis, 2009
(35)
B. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan tinjauan pustaka dan tinjauan terdahulu, maka kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Sumber: Penulis, 2009
Keterangan: Variabel X1
Variabel X
: Perputaran Modal Kerja 2
Variabel X
: Investasi Aktiva Tetap 3
Variabel Y : Likuiditas : Return Spread
Modal Kerja (X1)
Investasi Aktiva Tetap (X2)
Likuiditas (Y)
Return Spread
(36)
Modal kerja adalah aktiva lancar dikurang utang lancar. Perputaran modal kerja adalah adalah suatu kegiatan operasi suatu kas dinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai kembali lagi menjadi kas. Perputaran modal kerja ini dapat dihitung dari rasio antara total penjualan terhadap modal kerja bersih. Besarnya modal kerja setiap perusahaan berbeda-beda, tergantung kebijakan masing-masing perusahaan.
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang mempunyai umur relatif permanen (memberikan manfaat kepada perusahaan selama bertahun-tahun) yang dimiliki dan digunakan untuk operasi sehari-hari dalam rangka kegiatan normal dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali (bukan barang dagangan) serta nilainya relatif material.
Return Spread adalah selisih antara bunga yang diterima dari
bank seandainya dana yang dimiliki perusahaan disimpan di bank, dengan hasil atau return yang diterima jika dana digunakan untuk mendanai investasi.
Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Rasio likuiditas yang digunakan adalah rasio lancar, yaitu aktiva lancar dibagi utang lancar.
(37)
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Perputaran modal kerja, investasi aktiva tetap, dan return
spread berpengaruh terhadap tingkat likuiditas
(38)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Peneliti menggunakan desain kausal yang berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003:30).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2006:55) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005-2007 yaitu sebanyak 35 perusahaan.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006:56). Penelitian ini menggunakan sampel yang ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu (Jogiyanto, 2004:79). Kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan yang bergerak dibidang konsumsi agar lebih spesifik dari industri manufaktur secara keseluruhan dan relatif lebih
(39)
stabil dalam menghadapi kondisi perekonomian.
2. Perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2005-2007 dan tidak dalam proses delisting.
3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik selama periode tersebut.
4. Data perusahaan tersebut lengkap dengan variabel yang diteliti. Berdasarkan teknik tersebut, maka perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 33 perusahaan.
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan yang Memenuhi Kriteria
No
Perusahaan Kriteria
1 2 3 4
1 PT Ades Watres Indonesia Tbk √ √ √ √
2 PT Aqua Golden Mississipi Tbk √ √ √ √
3 PT BAT Indonesia Tbk √ √ √ √
4 PT Bentoel Internasional Investama Tbk √ √ √ √
5 PT Britol-Myers Squibb Indonesia Tbk √ √ √ √
6 PT Cahaya Kalbar Tbk √ √ √ √
7 PT Darya Varia Laboratoria Tbk √ √ √ √
8 PT Davomas Abadi Tbk √ √ √ √
9 PT Delta Djakarta Tbk √ √ √ √
10 PT Gudang Garam Tbk √ √ √ √
11 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk √ √ √ √
12 PT Indofarma (Persero) Tbk √ √ √ √
13 PT Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ √
14 PT Kalbe Farma Tbk √ √ √ √
15 PT Kedaung Indah Can Tbk √ √ √ √
16 PT Kedawung Setia Industrial Tbk √ √ √ √
(40)
Sumber: Penulis, 2009
A. Jenis data dan Sumber Data
Menurut jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Umar (2003:60) “Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain”. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah informasi keuangan yang berhubungan dengan variabel penelitian yaitu:
1. Informasi mengenai perputaran modal kerja. 2. Informasi mengenai investasi aktiva tetap. 3. Informasi mengenai return spread.
18 PT Langgeng Makmur Industri Tbk √ √ √ √
19 PT Mandom Indonesia Tbk √ √ √ √
20 PT Mayora Indah Tbk √ √ √ √
21 PT Merck Tbk √ √ √ √
22 PT Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ √
23 PT Mustika Ratu Tbk √ √ √ √
24 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk √ √ √ √
25 PT Pyridam Farma Tbk √ √ √ √
26 PT Saralee Bodycare Indonesia Tbk √ √ x x
27 PT Schering Plough Indonesia Tbk √ √ √ √
28 PT Sekar Bumi Tbk √ √ x x
29 PT Sekar Laut Tbk √ √ √ √
30 PT Siantar Top Tbk √ √ √ √
31 PT Tunas Baru Lampung Tbk √ √ √ √
32 PT Tempo Scan Tbk √ √ √ √
33 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk √ √ √ √
34 PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk √ √ √ √
(41)
4. Informasi mengenai likuiditas perusahaan.
Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan dalam penelitian ini termasuk data time series yaitu sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya minggua n, bulanan atau tahunan dan data cross-section yaitu sekumpulan data suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja (Umar, 2003:61). Penelitian ini menggunakan data selama 3 tahun (series) yaitu tahun 2005-2007. Data penelitian ini diperoleh dari Indonesian Capital
Market Directory (ICMD) da
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data sekunder, teknik yang digunakan peneliti adalah studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa catatan-catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
E. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2006:31).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independen (bebas)
(42)
Menurut Sugiyono (2006:33) “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat).” Variabel independen dalam penelitian ini adalah perputaran modal kerja, return spread dan investasi aktiva tetap.
2. Variabel Dependen (terikat)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006:33). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah likuiditas perusahaan tahun 2005-2007.
F. Definisi Operasional
1. Perputaran Modal Kerja
Perputaran modal kerja ( working capital turnover period ) adalah suatu kegiatan operasi suatu kas dinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai kembali lagi menjadi kas. Rumus perputaran modal kerja adalah sebagai berikut:
Perputaran modal kerja = Total Penjualan Modal kerja bersih
2. Investasi Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang mempunyai umur relatif permanen ( memberikan manfaat kepada perusahaan selama
(43)
bertahun-tahun ) yang dimiliki dan digunakan untuk operasi sehari-hari dalam rangka kegiatan normal dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali ( bukan barang dagangan ) serta nilainya relatif material. Nilai aktiva tetap yang digunakan sebesar nilai buku, yaitu harga perolehan dikurang dengan akumulasi penyusutan.
3. Return Spread
Return spread adalah selisih antara return yang dihasilkan oleh
aset perusahaan dengan return aset bebas risiko. Dalam penelitian ini aset bebas risiko diproxy dengan surat berharga Bank Indonesia (SBI). Sedangkan return yang dihasilkan oleh aset perusahaan diproxy dengan ROA (Return On Asset). Mengacu pada formula yang digunakan oleh Kim et al. (1998: 349), maka formula yang digunakan untuk menghitung return spread adalah sebagai berikut:
Return Spread = ROA - suku bunga SBI
4. Likuiditas
Likuiditas menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Rasio likuiditas yang digunakan adalah rasio lancar, yaitu:
Rasio lancar = Akitva Lancar x 100 % Hutang lancar
(44)
G. Metode Analisis Data
Keseluruhan data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS 15.0. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Menurut Erlina dan Mulyani (2007:103) “Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal adalah dengan melakukan uji Kolmogrov-Smirnov terhadap model yang diuji. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi atau probabilitas lebih besar dari 0,05 maka residual memiliki distribusi normal dan apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka residual tidak memiliki distribusi normal.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali (2005:110) sebagai berikut:
(1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
(45)
(2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan / atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Gujarati (1995) dalam Hadi (2006 : 168), “uji multikolinearitas berhubungan dengan adanya korelasi antar variable independen. Sebuah persamaan terjangkit penyakit ini bila dua atau lebih variabel independen memiliki tingkat korelasi yang tinggi. Sebuah persamaan regresi dikatakan baik bila persamaan tersebut memiliki variabel independen yang saling tidak berkorelasi.”
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi menurut Hadi (2006 : 168) dapat dilihat dari :
i) Salah satu ciri regresi yang terjangkit multikolinear adalah persamaan tersebut memiliki nilai R2 yang sangat tinggi, tetapi hanya memiliki sedikit variabel independen yang signifikan (memiliki nilai t hitung tinggi). Keadaan yang paling ekstrim adalah bila model memiliki nilai R2 dan F hitung yang tinggi dan secara otomatis akan memiliki nilai signifikansi F yang sangat bagus tetapi tidak satupun variabel independen yang memiliki nilai t cukup (signifikan). Bila hal ini terjadi maka bisa disimpulkan bahwa bagusnya F dan R2
ii) Indikator lain yang bisa dipakai adalah CI (Condition Index) atau Eigenvalues. Bila CI berkisar antara10 sampai dengan 30 maka kita bisa mengatakan bahwa persamaan tersebut terjangkit multikolinear. Bila CI > 30 maka terjangkitnya semakin kecil.
karena adanya interaksi antar variabel independen yang cukup tinggi (multikolinear)
iii) VIF (Variable Inflation Factor) juga bisa digunakan sebagai indicator. Bila VIF > 10 maka variable tersebut memiliki kolinearitas yang tinggi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2005:111) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi
(46)
ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
Dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heterokedasitas menurut Ghozali (2005:110), yaitu:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan tel terjadi heterokedasitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedasitas.
d. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2005:95) uji autokorelasi menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson (DW).
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dilihat dalam tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl≤d≤du
(47)
Tidak ada korelasi negatif No decision 4-du≤d≤4-dl Tidak ada korelasi positif atau
negative Tidak ditolak du<d<4-du
Sumber: Ghozali, 2005:96 2. Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel independen secara individual. Analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan dengan menaikkan dan menurunkan keadaan variabel independen.
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel independen, yaitu perputaran modal kerja, investasi aktiva tetap dan return spread, dan satu variabel dependen, yaitu likuiditas yang diduga mempunyai hubungan interaktif (saling mempengaruhi, sehingga penelitian ini menggunakan analisis regresi linier ganda. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah sebagai berikut :
Y= a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan :
Y : Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan a : Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b1,b2,b3 X
: Koefisien regresi 1
X
: Perputaran Modal Kerja 2 : Investasi Aktiva Tetap
(48)
X3
e : Tingkat kesalahan penggangu : Return Spread
3. Pengujian Hipotesis a. Uji T
Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H1 : Perputaran modal kerja, investasi aktiva tetap, retuirn
spread berpengaruh terhadap tingkat likuiditas.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung
Jika t
dengan ketentuan: hitung < ttabel
Jika t
dan nilai sig> α 0.05, maka Ha ditolak hitung >ttabel
b. Uji F
dan nilai sig< α 0.05, maka Ha diterima
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji
F-test. Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen ( Ghozali, 2005:84).
Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H1 : Perputaran modal kerja, investasi aktiva tetap, dan return
spread berpengaruh terhadap tingkat likuiditas
perusahaaan secara simultan.
(49)
Jika Fhitung < Ftabel Jika F
dan nilai sig> α 0.05, maka Ha ditolak hitung >Ftabel
H. Jadwal Penelitian
dan nilai sig< α 0.05, maka Ha diterima
Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut: Tabel 3.3
Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Apr
09 Mei
09 Jun
09 Jul
09 Agu
09
Sept 09
Pengajuan Judul Rencana Proposal Bimbingan Proposal
Seminar Proposal Pengumpulan Data
Pengolahan Data
(50)
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian 1. Data Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 30 November 2007 Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) resmi berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2004-2007 perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel masih terdaftar di BEJ, tetapi karena data penelitian diambil pada tahun 2008, maka peneliti menggunakan nama BEI. Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling diperoleh 33 perusahaan. Berikut tabel perusahaan berdasarkan tanggal listing perusahaan di Bursa Efek Indonesia.
Tabel 4.1
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi No Emiten Perusahaan
Tanggal Berdiri
Tanggal Listing
1 ADES PT Ades Watres Indonesia, Tbk 6 Maret 1985 13 Juni 1994
2 AQUA PT Aqua Golden Mississipi, Tbk
23 Februari
1973 1 Maret 1990
3 BATI PT BAT Indonesia, Tbk
23 September 1979
20 Desember 1979
4 RMBA
PT Bentoel Internasional Investama, Tbk
19 Januari
1979 5 Maret 1990
5 SQBI
PT Britol-Myers Squibb Indonesia,
Tbk 8 Juli 1970
29 Maret 1983
(51)
6 CEKA PT Cahaya Kalbar, Tbk
3 Februari
1986 9 Juli 1996
7 DVLA PT Darya Varia Laboratoria, Tbk
5 Februari 1976
11 Nopember 1984
8 DAVO PT Davomas Abadi, Tbk 4 Maret 1968
22 Desember 1994
9 DLTA PT Delta Djakarta, Tbk 15 Juni 1970
30 Januari 1989
10 GGRM PT Gudang Garam, Tbk 30 Juni 1971
27 Agustus 1990
11 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk
19 Oktober 1963
15 Agustus 1990
12 INAF PT Indofarma (Persero), Tbk 2 Januari 1996 17 April 2001
13 INDF PT Indofood Sukses Makmur, Tbk
14 Agustus
1990 14 Juli 1994
14 KLBF PT Kalbe Farma, Tbk
10 September
1966 30 Juli 1991
15 KICI PT Kedaung Indah Can, Tbk
11 Januari 1974
28 Oktober 1993
16 KDSI PT Kedawung Setia Industrial, Tbk 9 Januari 1973 29 Juli 1996
17 KAEF PT Kimia Farma (Persero), Tbk
16 Agustus
1971 4 Juli 2001
18 LMPI PT Langgeng Makmur Industri, Tbk
30 Nopember 1972
17 Oktober 1994
19 TCID PT Mandom Indonesia, Tbk
5 Nopember 1969
30 September 1993
20 MYOR PT Mayora Indah, Tbk
17 Februari
1977 4 Juli 1990
21 MERK PT Merck, Tbk
14 Oktober
1970 23 Juli 1981
22 MLBI PT Multi Bintang Indonesia, Tbk 3 Juni 1929
15 Desember 1981
23 MRAT PT Mustika Ratu, Tbk 14 Maret 1978 27 Juli 1995
24 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga, Tbk 16 April 1974
18 Oktober 1994
25 PYFA PT Pyridam Farma, Tbk
27 Nopember 1976
16 Oktober 2001 26 SCPI PT Schering Plough Indonesia, Tbk
1 Nopember
1970 8 Juni 1990
27 SKLT PT Sekar Laut, Tbk 19 Juli 1979
8 September 1933
28 STTP PT Siantar Top, Tbk 12 Mei 1987
16 Desember 1986
29 TBLA PT Tunas Baru Lampung, Tbk
22 Desember 1973
15 Februari 2000
30 TSCP PT Tempo Scan, Tbk 20 Mei 1970 19 Juni 1994
(52)
32 ULTJ
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk
2 Nopember
1970 2 Juli 1990
33 UNVR PT Unilever Indonesia, Tbk
5 Desember 1933
11 Januari 1982
Sumber: Penulis, 2009
Periode penelitian dimulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 sehingga data penelitian secara keseluruhan berjumlah 99 sampel.
Peneliti menggunakan metode statistik deskriptif dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen.
Tabel 4.2 Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PMK 99 -148.986 47.103 2.109 17.333
AT 99 6560 8079455 844718.48 1663943.378
RS 99 -.9528 .8272 -.038753 .1868813
Likuiditas 99 .12 24.40 3.1864 3.36543
Valid N (listwise) 99
Sumber: Penulis, 2009
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa Perputaran Modal Kerja memiliki nilai minimum negatif., begitu juga dengan return spread memiliki nilai minimum dan nilai rata-rata yang negatif. Sedangkan aktiva tetap dan likuiditas memiliki nilai minimum, nilai maksimum dan nilai rata-rata yang positif. Berikut ini adalah perincian data deskriptif yang telah diolah:
(53)
1. Variabel Perputaran Modal Kerja memiliki nilai minimum sebesar -148,986, nilai maksimum sebesar 47,103, nilai rata-rata sebesar 2,109, dan standar deviasi sebesar 17,333 dengan jumlah sampel sebanyak 99.
2. Variabel Aktiva Tetap memiliki nilai minimum sebesar 6560, nilai maksimum sebesar 8079455, nilai rata-rata sebesar 844718,48, dan standar deviasi sebesar 1663943,378 dengan jumlah sampel sebanyak 99.
3. Variabel Return Spread memiliki nilai minimum sebesar -0,9528, nilai maksimum sebesar 0,8272, nilai rata-rata sebesar -0,38753, dan standar deviasi sebesar 0,1868813 dengan jumlah sampel sebanyak 99.
4. Variabel Likuiditas memiliki nilai minimum sebesar 0,12, nilai maksimum sebesar 24,40, nilai rata-rata sebesar 3,1864, dan standar deviasi sebesar 3,36543 dengan jumlah sampel sebanyak 99.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi normal adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:
H0 : Data residual berdistribusi normal H1 : Data residual tidak berdistribusi normal
(54)
Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima dan sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak atau H1 diterima.
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 99
Normal Parameters(a,b) Mean .0000000
Std. Deviation 3.30243498
Most Extreme Differences
Absolute .192
Positive .192
Negative -.177
Kolmogorov-Smirnov Z 1.909
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Dari hasil pengolahan data tersebut, diperoleh besarnya nilai K-S adalah 1,909 dan signifikan pada 0,001. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak yang berarti data residual berdistribusi tidak normal. Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya data yang outlier, yaitu data yang memiliki nilai yang sangat menyimpang dari nilai data lainnya. Beberapa cara mengatasi data tidak normal menurut Erlina (2007:106) yaitu:
a. lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, b. lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,
c. lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.
(55)
Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis melakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln) yaitu dari persamaan Perputaran Modal Kerja (PMK) = f(PMK) menjadi LN_PMK = f(LN_PMK), persamaan Aktiva Tetap (AT) = f(AT) menjadi LN_AT =f(LN_AT), persamaan Return Spread (RS) =f(RS), dan persamaan Likuiditas =f(Likuiditas) menjadi LN_Likuiditas. Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Berikut ini adalah hasil pengujian dengan
Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Dengan Logaritma Natural
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 24
Normal Parameters(a,b) Mean .0000000
Std. Deviation .47033925
Most Extreme Differences Absolute .139
Positive .139
Negative -.097
Kolmogorov-Smirnov Z .680
Asymp. Sig. (2-tailed) .744
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.4 diperoleh besarnya nilai K-S 0,680 dan signifikan pada 0,744. Nilai signifikan lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima yang berarti data residual berdistribusi normal. Setelah data terdistribusi secara normal, maka dilajutkanlah
(56)
uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas berikut ini dilampirkan grafik histogram dan grafik p-plot data yang telah berdistribusi normal.
Gambar 4.1 Histogram
Regression Standardized Residual
3 2
1 0
-1 -2
Frequency
6
5
4
3
2
1
0
Histogram Dependent Variable: LN_LIKUIDITAS
Mean =-2.08E-17 Std. Dev. =0.933
N =24
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Grafik histogram pada gambar 4.1 menunjukkan distribusi normal karena grafik tidak menceng kiri maupun menceng kanan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik normal P-Plot.
(57)
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
E
xpect
ed
C
um
P
rob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: LN_LIKUIDITAS
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Pada grafik normal P-Plot terlihat bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Erlina dan Mulyani (2007:107), “ Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Pengujian multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan metode variance inflation factor (VIF). Menurut Gujarati
(58)
(2003), jika suatu variabel bebas memiliki nilai variance inflation
factor (VIF)<10 maka dapat disimpulkan bahwa variable tersebut
menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Berikut adalah hasil uji multikolinearitas:
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
2.331 .832 2.801 .011
-.541 .212 -.679 -2.549 .019 .322 3.102
-.031 .087 -.077 -.359 .723 .503 1.990
-.014 .125 -.026 -.113 .911 .443 2.258
(Constant) LN_PMK LN_AT LN_RS Model
1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: LN_LIKUIDITAS a.
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Hasil perhitungan nilai variance inflation factor (VIF) menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai
variance inflation factor (VIF) lebih dari 10 yang berarti tidak ada
korelasi antar variabel independen. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Dalam model regresi dinyatakan telah terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik
(59)
yang ada membentuk pola tertentu yang teratur. Dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik yang ada tidak membentuk pola tertentu yang teratur dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y.
Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Regression Standardized Predicted Value
2 1
0 -1
-2 -3
R
egressi
on
S
tudent
iz
ed
R
esi
dual
3
2
1
0
-1
-2
Scatterplot Dependent Variable: LN_LIKUIDITAS
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada
(60)
sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dengan variabel independen perputaran modal kerja, investasi aktiva tetap, dan return spread.
d. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada data yang tersusun, baik berupa data cross sectional dan/ atau time series. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi.
Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson (DW). Dalam model regresi tidak terjadi autokorelasi apabila nilai du<w<4-du. Tabel 4-6 menyajikan hasil uji Durbin Watson dengan menggunakan SPSS versi 15.
(61)
Tabel 4-6 Hasil Uji Autokorelasi
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .737(a) .543 .474 .50438 1.683
a Predictors: (Constant), LN_RS, LN_AT, LN_PMK b Dependent Variable: LN_LIKUIDITAS
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Hasil uji autokorelasi di atas menunjukka n nilai statistik Durbin
Watson (Dw) sebesar 1.683, nilai ini akan kita bandingkan dengan
nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5%, jumlah sampel (n) = 99, dan jumlah variabel independen (k) = 3, maka berdasarkan tabel
Durbin Watson didapat nilai batas atas (du) sebesar 1,730 dan nilai
batas bawah (dl) sebesar 1,611. Oleh karena itu, nilai (Dw) lebih besar dari 1,611 dan lebih kecil dari 4 – 1,730 atau dapat dinyatakan bahwa 1,611< 1,683 < 4 – 1,730 (du < d < 4 – du). Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif.
3. Analisis Regresi
Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang
Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis
(62)
a. Persamaan Regresi
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh LN_Perputaran Modal Kerja (X1), LN_Investasi Aktiva Tetap (X2), LN_Return
Spread (X3
) terhadap LN_Likuiditas (Y). Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini.
Tabel 4.7 Analisis Hasil Regresi
Coefficientsa
2.331 .832 2.801 .011
-.541 .212 -.679 -2.549 .019 .322 3.102
-.031 .087 -.077 -.359 .723 .503 1.990
-.014 .125 -.026 -.113 .911 .443 2.258
(Constant) LN_PMK LN_AT LN_RS Model
1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: LN_LIKUIDITAS a.
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Berdasarkan penjelasan sebelumnya dalam pengujian asumsi klasik, model regresi dalam penelitian ini telah diubah menjadi model logaritma natural yang berarti beta dan koefisien dari penelitian ini juga dalam bentuk logaritma natural sehingga harus dilakukan anti logaritma natural kembali untuk dapat diinterpretasikan. Model regresi berdasarkan hasil analisis di atas adalah sebagai berikut.
(63)
Dengan: a b
(konstanta) = 2,331 1
b
(koefisien regresi) = -0,541
2
b
(koefisien regresi) = -0,031
3
maka didapat persamaan dalam bentuk logaritma natural: (koefisien regresi) = -0,014
LN_Likuiditas = 2,331+ -0,541 LN_Perputaran Modal Kerja + -0,031 LN_Aktiva Tetap + -0,014 LN_Return Spread + e
Setelah dilakuka n anti logaritma natural, diperoleh persamaan: Likuditas = 10,28 + 0,582 Perputaran Modal Kerja + 0,970
Aktiva Tetap + 0,986 Return Spread + e Interpretasi dari persamaan di atas adalah sebagai berikut: a. a = 10,28
Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel perputaran modal kerja, aktiva tetap, dan return spread (X=0), maka likuiditas adalah 10,28.
b. b1
Koefisien regresi b = 0,582
1
c. b
ini menunjukkan bahwa setiap variabel perputaran modal kerja meningkat sebesar satu satuan, maka likuiditas akan meningkat sebesar 0,582 satuan atau 58,2%.
(64)
Koefisien regresi b2
d. b
ini menunjukkan bahwa setiap variabel aktiva tetap meningkat sebesar satu satuan, maka likuiditas akan meningkat sebesar 0,970 satuan atau 97%
3
Koefisien regresi b = 0,986
3 ini menunjukkan bahwa setiap variabel
return spread meningkat sebesar satu satuan, maka likuiditas akan
meningkat sebesar 0,986 satuan atau 98,6%
b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1.
Tabel 4.8
Pedoman Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat
Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, 2003, hal 183.
Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R
(65)
square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square
semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R
Tabel 4.9
square memiliki
kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .737(a) .543 .474 .50438 1.683
a Predictors: (Constant), LN_RS, LN_AT, LN_PMK b Dependent Variable: LN_LIKUIDITAS
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,737 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel Likuiditas (LN_Likuiditas) dengan variabel independennya (LN_PMK, LN_AT, dan LN_RS) adalah kuat dengan didasarkan pada nilai R yang berada di atas 0,5.
Angka koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah 0,474.Hal ini berarti 47,4% variasi dari likuiditas dijelaskan variasi
(66)
dari variabel independen (LN_PMK, LN_AT, dan LN_RS), sedangkan sisanya 52,6% lagi dijelaskan oleh variasi atau faktor lainnya.
c. Pengujian Hipotesis 1. Uji t
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t (t test). Adapun hipotesis untuk uji t adalah sebagai berikut:
H1
Uji t ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t
: Perputaran modal kerja, investasi aktiva tetap, dan return
spread berpengaruh terhadap tingkat likuiditas perusahaan.
hitung
− Jika t
dengan ketentuan:
hitung < ttabelpada α 0.05, maka H1
− Jika t
ditolak. hitung > ttabel pada α 0.05, maka H1
Tabel 4.10
diterima.
Hasil Uji t
Coefficientsa
2.331 .832 2.801 .011
-.541 .212 -.679 -2.549 .019 .322 3.102
-.031 .087 -.077 -.359 .723 .503 1.990
-.014 .125 -.026 -.113 .911 .443 2.258
(Constant) LN_PMK LN_AT LN_RS Model 1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: LN_LIKUIDITAS a.
(67)
Dari uji t yang telah dilakukan, maka diperoleh nilai signifikansi untuk variabel independen perputaran modal kerja (LN_PMK) adalah 0,019 dan nilai ini lebih kecil dari 0.05 yang berarti bahwa H1
Selain itu, dari uji t di atas, diperoleh nilai t hitung untuk perputaran modal kerja adalah -2,549, sementara t tabel adalah 2,0739. Nilai t hitung (-2,549) ini lebih besar dari nilai t tabel (2,0739). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H
diterima atau perputaran modal kerja berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.
1
Nilai signifikansi untuk variabel independen aktiva tetap (LN_AT) adalah 0,723 dan nilai ini lebih besar dari 0.05 yang berarti bahwa H
diterima atau perputaran modal kerja berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.
1 ditolak atau investasi aktiva tetap tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Selain itu, dari uji t di atas, diperoleh nilai t hitung untuk aktiva tetap adalah -0,359. Nilai t hitung (-0.359) ini lebih kecil dari nilai t tabel (2,0739). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak atau investasi aktiva tetap tidak berpengaruh signifikan terhadap Likuiditas.
(1)
Grafik Normal P-P Plot Sesudah Transformasi
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
E
xpect
ed
C
um
P
rob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
(2)
Lampiran 5 : Uji Heterokedatisitas
Grafik Scatterplot Sebelum Transformasi
Regression Standardized Predicted Value
4 2
0 -2
-4
R
egressi
on
S
tudent
iz
ed
R
esi
dual
8
6
4
2
0
-2 Scatterplot Dependent Variable: Likuiditas
(3)
Grafik Scatterplot Sesudah Transformasi
Regression Standardized Predicted Value
2 1
0 -1
-2 -3
R
egressi
on
S
tudent
iz
ed
R
esi
dual
3
2
1
0
-1
-2 Scatterplot Dependent Variable: LN_LIKUIDITAS
Lampiran 6 : Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
2.331 .832 2.801 .011
-.541 .212 -.679 -2.549 .019 .322 3.102
-.031 .087 -.077 -.359 .723 .503 1.990
-.014 .125 -.026 -.113 .911 .443 2.258
(Constant) LN_PMK LN_AT LN_RS Model
1
B Std. Error Unstandardized
Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: LN_LIKUIDITAS a.
(4)
Lampiran 7 : Uji Autokorelasi
Hasil Uji Durbin-Watson
Mode
l
R
R Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-Watson
1
.737(a)
.543
.474
.50438
1.683
a Predictors: (Constant), LN_RS, LN_AT, LN_PMK
b Dependent Variable: LN_LIKUIDITAS
Lampiran 7: Reggresion
Sebelum Transformasi
Variables Entered/Removed(b)
Mode
l
Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1
RS, AT,
PMK(a)
. Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Likuiditas
Sesudah Transformasi
Variables Entered/Removed(b)
Mode
l
Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1
LN_RS,
LN_AT,
LN_PMK
(a)
. Enter
a All requested variables entered.
(5)
Lampiran 8 : Hasil Regresi
Sebelum Transformasi
Uji t (t test)
Coefficientsa
3.470 .390 8.901 .000
.003 .020 .016 .155 .877 .977 1.024
-2.1E-007 .000 -.101 -1.004 .318 .994 1.006
3.023 1.837 .168 1.646 .103 .974 1.026
(Constant) PMK AT RS Model 1
B Std. Error Unstandardized
Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Likuiditas a.
Sesudah Transformasi
Uji t (t test)
Coefficientsa
2.331 .832 2.801 .011
-.541 .212 -.679 -2.549 .019 .322 3.102
-.031 .087 -.077 -.359 .723 .503 1.990
-.014 .125 -.026 -.113 .911 .443 2.258
(Constant) LN_PMK LN_AT LN_RS Model 1
B Std. Error Unstandardized
Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: LN_LIKUIDITAS a.
Sebelum Transformasi
Uji F (F test)
ANOVAb
41.167 3 13.722 1.220 .307a
1068.796 95 11.250
1109.963 98 Regres sion Residual Total Model 1 Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predic tors: (Constant), RS, AT, PMK a.
Dependent Variable: Lik uiditas b.
(6)
Sesudah Transformasi
Uji F (F test)
ANOV Ab
6.037 3 2.012 7.910 .001a
5.088 20 .254
11.125 23
Regres sion Residual Total Model 1
Sum of
Squares df Mean S quare F Sig.
Predic tors: (Constant), LN_RS, LN_AT, LN_P MK a.
Dependent Variable: LN_LIK UIDITAS b.