Hal ini menunjukkan bahwa sanak saudara atau tentang yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan memberikan peran yang besar dalam perilaku ibu dalam
pemberian susu formula. Petugas kesehatan termasuk perawat, bidan dan dokter, memegang peranan
penting dalam menyukseskan program ASI eksklusif. Kurangnya tenaga kesehatan dapat menyebabkan kurangnya tenaga yang dapat menjelaskan dan mendorong
tentang manfaat pemberian ASI tetapi sebaliknya justru petugas kesehatan memberi penerangan yang salah dengan menganjurkan pengganti ASI dengan susu formula.
Hal ini bertentangan dengan Sidi 2004, bahwa ibu yang memiliki sanak saudara atau tetangga dekat yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan akan
memberikan pengaruh kepada ibu dalam hal pemberian susu formula pada bayi. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Srimaryati 2009, di Kota Medan yang
mengatakan bahwa seorang ibu yang memiliki sanak saudara yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan memberikan pengaruh terhadap praktek pemberian susu formula
pada bayi.
5.8. Hubungan Tempat Bersalin dengan Pemberian Susu Formula di Kelurahan Helvetia Timur
Hasil penelitian tentang variabel tempat bersalin ditemukan bahwa ibu yang bersalin di rumah terdapat dengan persentase memberikan susu formula sebesar
98,2. Uji statistik menunjukkan variabel tempat bersalin berhubungan dengan pemberian susu formula. Tempat bersalin berperan dalam pemberian susu formula
pada bayi. Pelayanan bidan khususnya yang bekerja di klinik sangat membantu ibu
Universitas Sumatera Utara
bagaimana caranya mempertahankan menyusui dan tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir. Akan tetapi pada kenyataannya
bidan tidak memotivasi ibu untuk mulai menyusui bayinya segera setelah bersalin, dan tidak melakukan rawat gabung dengan bayinya tetapi memisahkan ibu dengan
bayinya untuk dimandikan dan diletakkan di ruangan lain kemudian bidan langsung memberikan susu formula kepada bayinya. Bidan melaksanakan rawat gabung
dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam sehari, membantu ibu menyusui semau bayi tanpa pembatasan terhadap lama dan frekuensi menyusui dan tidak
memberikan dot kepada bayi yang diberi ASI. Bidan mengupayakan terbentuknya kelompok pendukung ASI dan rujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari
Pondok bersalin desa Polindes Depkes RI, 2007. Hal ini sesuai dengan penelitian Srimaryati 2009, di Kota Medan yang
mengatakan bahwa variabel penolong persalinan termasuk bidan desa adalah paling berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian ASI eksklusif. Bidan memberikan
penjelasan kepada ibu tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir sampai umur 2 tahun, termasuk cara mengatasi
kesulitan menyusui. Bidan membantu ibu mulai menyusui bayinya segera setelah lahir melakukan inisiasi menyusu dini dan juga membantu ibu bagaimana cara
menyusui yang benar.
Universitas Sumatera Utara
5.9. Hubungan Media Informasi Keluarga dengan Pemberian Susu Formula di Kelurahan Helvetia Timur