Jenis Penelitian Metode Pengukuran Metode Analisis Data Analisis Bivariat

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan disain retrospective study yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Helvetia Timur.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Helvetia yang berlokasi di Jl. Sultan Oloan, Kelurahan Helvetia Timur Medan. Alasan pemilihan lokasi ini adalah karena berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kotamadya Medan, kecamatan yang cakupan ASI eksklusifnya terendah adalah Kecamatan Helvetia dimana cakupan ASI Eksklusifnya hanya mencapai 0,00 dan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan di kelurahan tersebut belum pernah dilakukan. Penelitian ini telah dilakukan selama bulan Mei 2012 pada saat jam kerja di Kelurahan Helvetia Timur 2012. 3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu di kelurahan Helvetia Timur yang mempunyai bayi 6-11 bulan. Jumlah ibu-ibu yang memiliki bayi 6-11 bulan di kelurahan Helvetia Timur ini adalah 256 orang. Universitas Sumatera Utara 3.3.2. Sampel 3.3.2.1.Besar Sampel Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus besar sampel berdasarkan uji hipotesis menurut Lameshow,dkk 1997 : dimana : n = besar sampel Z 1- α Z = nilai distribusi normal baku tabel z pada α = 1,96 1- β P = nilai distribusi normal baku tabel z pada β = 1,64 Pa = perkiraan proporsi pemberian susu formula di populasi = 0,7 = perkiraan proporsi pemberian susu formula oleh ibu pada bayinya = 0,6 P = 0,6 – 0,7 = -0,10 – Pa = perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi = 190,44 ≈ 191

3.3.2.2. Kriteria Eksklusi Sampel

1. Ibu yang melahirkan bayi yang lahir prematur 2. Ibu yang melahirkan bayi dengan berat 2500 gr atau BBLR 3. Ibu yang ketika melahirkan bayinya memiliki gangguan kesehatan pada payudaranya. Universitas Sumatera Utara Setelah dilakukan kriteria eksklusi pada sampel maka jumlah populasi pada penelitian ini sebesar 234 orang.

3.3.2.3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah convinience sampling, dimana subjek dijadikan sampel karena kebetulan dijumpai di tempat dan waktu bersamaan pada pengumpulan data. Pengambilan sampel dilakukan di Kelurahan Helvetia Timur. Semua sampel yang dijumpai memenuhi kriteria sampel yang telah ditetapkan diambil semua hingga memenuhi besar sampel minimal Sastroasmoro, 2002.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder.

3.4.1. Data Primer

Data yang dikumpulkan langsung dengan wawancara menggunakan kuesioner.

3.4.2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari Puskesmas Helvetia berupa jumlah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 6-11 bulan, literatur dan jurnal kesehatan yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder meliputi : gambaran lokasi penelitian, jumlah penduduk dan sarana pendukung. Universitas Sumatera Utara 3.5. Validitas dan Reliabilitas 3.5.1. Validitas Menurut Azwar 1997 uji validitas kuesioner diuji pada kuesioner dengan menggunakan uji Korelasi Pearson, yang tujuannya untuk mengetahui sejauhmana suatu ukuran atau nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel menggunakan rumus teknik Korelasi Pearson product moment r, dengan ketentuan: 1. Jika nilai r-hitung r-tabel, maka dinyatakan valid 2. Jika nilai r-hitung r-tabel, maka dinyatakan tidak valid Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada ibu di kelurahan Helvetia Barat yang mempunyai bayi 0-6 bulan sebanyak 30 orang dengan asumsi karakteristik ibu di kelurahan Helvetia Timur dan kelurahan Helvetia Barat relatif sama Berdasarkan hasil uji validitas variabel pengetahuan terlihat hasil korelasi diketahui bahwa semua item mempunyai korelasi 0,361 maka dapat dikatakan bahwa item alat ukur tersebut valid dan dapat digunakan dalam pengumpulan data penelitian, dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut : Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan No Variabel Corrected Item-Total Correlation Keterangan 1 Pengetahuan Item1 0,908 Valid Item2 0,859 Valid Item3 0,935 Valid Item4 0,908 Valid Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1 Lanjutan Item5 0,826 Valid Item6 0,492 Valid Item7 0,935 Valid Item8 0,826 Valid Item9 0,559 Valid Item10 0,492 Valid Item11 0,601 Valid Item12 0,621 Valid Item13 0,908 Valid Item14 0,419 Valid Item15 0,601 Valid Item16 0,621 Valid Item17 0,866 Valid Item18 0,601 Valid Item10 0,621 Valid Item20 0,876 Valid

3.5.2. Reliabilitas

Masih menurut Azwar 1997 reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran dengan ketentuan : 1. jika nilai r-Alpha ≥ r-tabel maka dikatakan reliabel 2. jika nilai r-Alpha r-tabel maka dikatakan tidak reliable Berdasarkan hasil uji reliabilitas variabel pengetahuan terlihat nilai cronbach’s alpha 0,361 maka kuesioner tersebut dikatakan reliabel, dapat dilihat pada tabel 3.2: Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengetahuan No Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan 1 Pengetahuan 0,763 Reliabel 3.6. Variabel dan Definisi Operasional 3.6.1. Variabel Bebas 1. Umur adalah jumlah tahun hidup responden pada saat wawancara yang dihitung sejak lahir hingga ulang tahun terakhir responden. Kategori Umur : 0 = 20-35 tahun 1 = 35 tahun Manuaba, 1998 Kriteria umur ini dibuat dengan asumsi bahwa kelompok umur tersebut merupakan umur yang beresiko tinggi pada ibu. 2. Pengetahuan adalah tingkat pengetahuan ibu akan pengertian susu formula, kandungan susu formula dibandingkan ASI, manfaat ASI di bandingkan susu formula dan dampak pemberian susu formula. Kategori Pengetahuan :0 = Buruk, apabila total skor responden 76 1 = Baik, apabila total skr responden ≥ 76 Nursalam, 2011 Untuk mengukur tingkat pengetahuan, digunakan kuesioner tentang pengetahuan berisi pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup terdiri dari 20 soal dengan metode multiple choice. Jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0 sehingga skor tertinggi untuk jawaban Universitas Sumatera Utara pertanyaan ini adalah 20 dan skor terendah adalah 0. Kategori untuk variabel tingkat pengetahuan ini ada 2 kategori yaitu 0 = Buruk” jika skor 0-15 1 = Baik” jika skor 16-20 3. Pendidikan adalah : jenjang pendidikan formal tertinggi yang pernah ditempuh dan diselesaikan oleh responden dengan memperoleh ijazah Kategori Pendidikan : 0 = Dasar : SDSMP danMenengah : SMA 1 = Tinggi : DiplomaS1 Kemendiknas, 2009 4. Pekerjaan adalah : ada tidaknya suatu pekerjaan tetap yang dilakukan responden di luar rumah untuk mendapatkan uang guna menafkahi hidup sehari-hari Kategori Pekerjaan : 0 = Bekerja 1 = Tidak bekerja Kriteria ini dibuat dengan asumsi ibu yang berada di rumah sepanjang hari memiliki waktu yang lebih banyak untuk menyusui bayinya 5. Penghasilan Keluarga adalah : rata-rata jumlah total penghasilan suami dan istri tiap bulannya Kategori Penghasilan Keluarga : 0 = ≥ UMP kodya Medan tahun 2011 ≥ Rp 1.197000 per bulan 1 = UMP kodya Medan tahun 2011 Rp 1.197000 per bulan Keputusan Gubernur Sumatera Gubsu Nomor 188.44740Tahun 2010. Universitas Sumatera Utara 6. Jumlah Tanggungan adalah : jumlah anak yang menjadi tanggungan hidup sehari-hari responden Kategori Jumlah Tanggungan : 0 = 1-2 orang 1 = 2 orang Kategori ini dibuat berdasarkan asumsi jumlah anak yang ideal dalam sebuah keluarga adalah maksimal 2 orang 7. Lingkungan sanak saudara adalah : sanak keluarga atau tetangga dekat yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan perawat, bidan dan dokter. Kategori Lingkungan sanak saudara : 0 = Tidak ada 1 = Ada Kategori ini dibuat dengan asumsi 3 jenis tenaga kesehatan inilah yang banyak mengetahui tentang manfaat ASI bagi bayi 8. Tempat Bersalin : tempat si ibu melahirkan bayinya Kategori Tempat Bersalin : 0 = Klinik bersalinrumah sakit 1 = Rumah 9. Media Informasi : adarutin tidaknya responden membaca bukumajalah tentang ibu dan anak, khususnya tentang ibu menyusui selama masa mengandung dan mengasuh bayinya. Kategori Media Informasi : 0 = Tidak pernah 1 = Pernah rutin Universitas Sumatera Utara Kategori ini disusun dengan asumsi media informasi seperti TV dan radio sudah semua orang memiliki sehingga peneliti memilih media informasi bukumajalah tentang ibu dan anak.

3.6.2. Variabel terikat

Pemberian susu formula : diberikan tidaknya si bayi susu formula sejak hari pertama bayi dilahirkan Kategori pemberian susu formula : 0 = Diberikan 1 = Tidak diberikan

3.7. Metode Pengukuran

Berdasarkan metode pengukuran dapat dilihat hasil dari pengukuran pada table 3.7 berikut : Tabel 3.7. Variabel, Cara, Alat, Skala dan Hasil Ukur Variabel Cara dan Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur Variabel Bebas a. Umur Wawancara kuesioner Ordinal 0. 20-35 tahun 1. 35 tahun b. Pendidikan Wawancara kuesioner Ordinal 0. Dasar dan menengah 1. Tinggi c. Pengetahun Wawancara kuesioner Ordinal 0. Buruk 1. Baik d. Pekerjaan Wawancara kuesioner Ordinal 0. Bekerja 1. Tidak bekerja e. Penghasilan Wawancara kuesioner Ordinal 0. ≥ Rp. 1.197.000,- 1. Rp. 1.197.000,- Universitas Sumatera Utara Tabel 3.7 Lanjutan f. Jumlah tanggungan Wawancara kuesioner Ordinal 0. 1-2 orang 1. 2 orang g. Lingkungan sanak saudara Wawancara kuesioner Ordinal 0. Tidak ada 1. Ada h. Tempat bersalin Wawancara kuesioner Nominal 0. Klinik Bersalin 1. Rumah i. Media Informasi Wawancara kuesioner Ordinal 0. Tidak pernah 1. Pernah Variabel Terikat Pemberian susu formula Wawancara kuesioner Ordinal 0. Diberikan 1. Tidak diberikan

3.8. Metode Analisis Data

Analisis data hasil penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa regresi logistik, dengan tahapan-tahapan : 1. Analisis univariat : dilakukan dengan tujuan melihat gambaran masing- masing variabel dalam distribusinya, dengan menyajikan proporsi variabel dalam sampel penelitian 2. Analisis bivariat : bertujuan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen dengan variabel dependen serta uji kemaknaan dengan uji statistik chi Kuadrat. Universitas Sumatera Utara BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Helvetia Timur terletak di Jl. Setia Budi Pondok Surya Medan dengan luas wilayah 182.25 ham 2 1. Sebelah Utara : Desa Helvetia Kecmatan Sunggal Deli Serdang dengan batas wilayah sebagai berikut : 2. Sebelah Selatan : Kelurahan Dwikora 3. Sebelah Barat : Kelurahan Karang Gerombak 4. Sebelah Timur : Kelurahan Helvetia Tengah

4.1.1. Distribusi Penduduk Helvetia Timur Berdasarkan Lingkungan

Jumlah penduduk di Helvetia Timur adalah lingkungan I sebanyak 1637 jiwa, lingkungan II sebanyak 2615 jiwa, lingkungan III sebanyak 1620 jiwa, lingkungan VI sebanyak 758 jiwa, lingkungan V sebanyak 885 jiwa, lingkungan VI sebanyak 1345 jiwa, lingkungan VII sebanyak 3153 jiwa, lingkungan VIII sebanyak 2541 jiwa, lingkungan IX sebanyak 3430 jiwa, lingkungan X sebanyak 3697 jiwa, lingkungan XI sebanyak 2881 jiwa, lingkungan XII sebanyak 2034 jiwa, lingkungan XIII sebanyak 1683 jiwa, seperti pada Tabel 4.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Distribusi Penduduk di Helvetia Timur Berdasarkan Lingkungan No Desa Jumlah Penduduk jiwa 1 Lingkungan I 1637 2 Lingkungan II 2615 3 Lingkungan III 1620 4 Lingkungan IV 758 5 Lingkungan V 885 6 Lingkungan VI 1345 7 Lingkungan VII 3153 8 Lingkungan VIII 2541 9 Lingkungan IX 3430 10 Lingkungan X 3697 11 Lingkungan XI 2881 12 Lingkungan XII 2034 13 Lingkungan XIII 1683 Jumlah 30.696

4.1.2. Distribusi Jumlah Bayi Helvetia Timur Berdasarkan Kelompok Umur

Jumlah bayi di Helvetia Timur berdasarkan umur adalah lebih banyak dengan kelompok umur 0-5 bulan sebanyak 254 orang 48,8 dan lebih sedikit pada kelompok umur 6-11 bulan sebanyak 256 orang 50,2 , seperti pada Tabel 4.2: Tabel 4.2. Distribusi Jumlah Bayi Helvetia Timur Berdasarkan Kelompok Umur No Kelompok Umur Jumlah Bayi jiwa 1 0-5 bulan 254 48,8 2 6-11 bulan 256 50,2 Jumlah 510 100 4.1.3. Distribusi Kunjungan Bayi Melakukan Pemeriksaan di Posyandu Helvetia Timur Kunjungan bayi melakukan pemeriksaan di posyandu Helvetia Timur adalah pada bulan januari sebanyak 41 orang 16,1, pada bulan Februari sebanyak 38 orang 15,0, pada bulan Maret sebanyak 29 orang 11,4, pada bulan April Universitas Sumatera Utara sebanyak 24 orang 9,5, pada bulan Mei sebanyak 35 orang 13,8, pada bulan Juni sebanyak 40 orang 15,7 dan pada bulan Juli sebanyak 47 orang 18,5, seperti pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Distribusi Jumlah Bayi Helvetia Timur Berdasarkan Kelompok Umur No Kunjungan Bayi Melakukan Pemeriksaan f 1 Januari 41 16,1 2 Pebruari 38 15,0 3 Maret 29 11,4 4 April 24 9,5 5 Mei 35 13,8 6 Juni 40 15,7 7 Juli 47 18,5 Jumlah 254 100 4.1.4. Sarana Pendukung Kesehatan di Helvetia Timur Sarana pendukung kesehatan yang terdapat di Helvetia Timur adalah sebagai berikut : 1. Rumah Sakit : 1 unit 2. Poliklinik : 4 unit 3. Bidan : 9 orang 4. Dokter UmurSpesialisGigi : 11 orang 5. Posyandu : 9 unit 6. ApotikToko Obat : 7 unit Universitas Sumatera Utara

4.2. Analisis Univariat

Analisis univariat yang diteliti dalam penelitian ini meliputi variabel bebas yaitu umur, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga, jumlah tanggungan, lingkungan, tempat melahirkan, media informasi dan variabel terikat yaitu pemberian susu formula.

4.2.1. Umur

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa umur responden terbesar dengan umur 20-35 tahun sebanyak 135 orang 70,7 dan terkecil dengan umur 35 tahun sebanyak 56 orang 29,3, seperti pada tabel 4.4 : Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Umur Responden di Kelurahan Helvetia Timur No Umur f 1 20-35 tahun 135 70,7 2 35 tahun 56 29,3 Jumlah 191 100 4.2.2. Pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian pada setiap pertanyaan pengetahuan diperoleh bahwa responden yang mengetahui manfaat ASI Air Susu Ibu bagi bayi sebanyak 47 orang 24,6, manfaat ASI Air Susu Ibu untuk keluarga sebanyak 54 orang 28,3, protein ASI Air Susu Ibu mempunyai nutrisi yang lebih tinggi daripada susu formula sebanyak 34 orang 17,8, kadar asam amino dalam ASI Air Susu Ibu lebih tinggi daripada susu formula yang berperan penting untuk pertumbuhan otak bayi sebanyak 48 orang 25,1, kandungan immunoglobulin zat kekebalan yang terdapat dalam ASI Air Susu Ibu dibandingkan dengan susu formula sebanyak Universitas Sumatera Utara 40 orang 20,9, susu terbaik untuk bayi sebanyak 49 orang 25,7, pendapat mengenai pemberian susu sebanyak 47 orang 24,6, pengertian susu formula sebanyak 48 orang 25,1, kata lain susu formula sebanyak 46 orang 24,1, makanan bayi usia 0-6 bulan sebanyak 50 orang 26,2, usia pemberian susu formula diberikan pada bayi sebanyak 45 orang 23,6, kandungan zat gizi dalam susu formula dibandingkan dengan ASI Air Susu Ibu sebanyak 47 orang 24,6, kandungan zat gizi dalam susu berupa laktosa yang diperlukan untuk pertumbuhan otak dan tulang sebanyak 40 orang 20,9, akibat pemberian susu formula pada bayi sebanyak 62 orang 32,5, pemberian susu formula mempunyai dampak negatif sebanyak 45 orang 23,6, akibat kesalahan dalam penakaran susu formula sebanyak 47 orang 24,6, susu formula dapat mengakibatkan sebanyak 51 orang 26,7, pemberian susu terhadap bayi diare sebanyak 45 orang 23,6, dampak pemberian susu formula sebanyak 51 orang 26,7 dan akibat pemberian susu formula yang berlebihan juga dapat mengakibatkan sebanyak 46 orang 24,1, seperti pada Tabel 4.5 : Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Susu Formula pada Bayi Usia 0-6 bulan No Pengetahuan Jawaban Benar Salah n n 1 2 3 4 Manfaat ASI Air Susu Ibu bagi bayi Manfaat ASI Air Susu Ibu untuk keluarga Protein ASI Air Susu Ibu mempunyai nutrisi yang lebih tinggi daripada susu formula Kadar asam amino dalam ASI Air Susu Ibu lebih tinggi daripada susu formula yang berperan penting untuk pertumbuhan otak bayi 47 54 34 48 24,6 28,3 17,8 25,1 144 137 157 143 75,4 71,7 82,2 74,9 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Lanjutan 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Kandungan immunoglobulin zat kekebalan yang terdapat dalam ASI Air Susu Ibu dibandingkan dengan susu formula Susu terbaik untuk bayi Pendapat anda mengenai pemberian susu Pengertian susu formula Susu formula disebut juga sebagai Makanan bayi usia 0-6 bulan Usia pemberian susu formula diberikan pada bayi Kandungan zat gizi dalam susu formula dibandingkan dengan ASI Air Susu Ibu Kandungan zat gizi dalam susu berupa laktosa yang diperlukan untuk pertumbuhan otak dan tulang Akibat pemberian susu formula pada bayi Pemberian susu formula mempunyai dampak negative Kesalahan dalam penakaran susu formula dapat menyebabkan Susu formula dapat mengakibatkan Pemberian susu terhadap bayi diare Dampak pemberian susu formula dapat mengakibatkan Pemberian susu formula yang berlebihan juga dapat mengakibatkan 40 49 47 48 46 50 45 47 40 62 45 47 51 45 51 46 20,9 25,7 24,6 25,1 24,1 26,2 23,6 24,6 20,9 32,5 23,6 24,6 26,7 23,6 26,7 24,1 151 142 144 143 145 141 146 144 151 129 146 144 140 146 140 145 79,1 74,3 75,4 74,9 75,9 73,8 76,4 75,4 79,1 67,5 76,4 75,4 73,3 76,4 73,3 75,9 Hasil pengukuran pengetahuan ibu tentang pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan kemudian dikategorikan dan diperoleh bahwa pengetahuan responden terbesar dengan pengetahuan buruk sebanyak 97 orang 50,8 dan terkecil dengan pengetahuan baik sebanyak 94 orang 49,2, seperti pada Tabel 4.6 : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Bayi 0-6 Bulan di Kelurahan Helvetia Timur No Pengetahuan f 1 Buruk 97 50,8 2 Baik 94 49,2 Jumlah 191 100 4.2.3. Pendidikan Hasil penelitian diperoleh bahwa pendidikan ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan di Kelurahan Helvetia Timur terbesar dengan pendidikan dasar dan menengah sebanyak 129 orang 67,5 dan terkecil dengan pendidikan tinggi sebanyak 62 orang 32,5, seperti pada tabel 4.7 : Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu yang Mempunyai Bayi 0-6 Bulan di Kelurahan Helvetia Timur No Pendidikan f 1 Dasar : SDSMP dan Menengah: SMA 129 67,5 2 Tinggi : DiplomaS1 62 32,5 Jumlah 191 100 4.2.4. Pekerjaan Hasil penelitian pekerjaan ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan di Kelurahan Helvetia Timur diperoleh bahwa pekerjaan responden terbesar dengan tidak bekerja sebanyak 119 orang 62,3 dan terkecil dengan bekerja sebanyak 72 orang 37,7, seperti pada tabel 4.8 : Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu yang Mempunyai Bayi 0-6 Bulan di Kelurahan Helvetia Timur No Pekerjaan f 1 Bekerja 72 37,7 2 Tidak bekerja 119 62,3 Jumlah 191 100 Universitas Sumatera Utara

4.2.5. Penghasilan Keluarga

Hasil penelitian penghasilan keluarga ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan di Kelurahan Helvetia Timur diperoleh bahwa penghasilan keluarga responden terbesar dengan penghasilan UMP kota Medan Rp. 1.197.000,- sebanyak 115 orang 60,2 dan terkecil dengan penghasilan keluarga ≥ UMP kota Medan ≥ Rp. 1.197.000,- sebanyak 76 orang 39,8 yang mempunyai bayi 0-6 bulan, seperti pada tabel 4.9 : Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Penghasilan Keluarga Ibu yang Mempunyai Bayi 0-6 Bulan di Kelurahan Helvetia Timur No Penghasilan Keluarga f 1 ≥ UMP kota Medan ≥ Rp. 1.197.000,- 76 39,8 2 UMP kota Medan Rp. 1.97.000,- 115 60,2 Jumlah 191 100 4.2.6. Jumlah Tanggungan Hasil penelitian jumlah tanggungan keluarga ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan di Kelurahan Helvetia Timur diperoleh bahwa jumlah tanggungan responden terbesar dengan tanggungan 2 orang sebanyak 118 orang 61,8 dan terkecil dengan tanggungan 1-2 orang sebanyak 73 orang 38,2, seperti pada tabel 4.10 : Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Jumlah Tanggungan Keluarga Ibu yang Mempunyai Bayi 0-6 Bulan di Kelurahan Helvetia Timur No Jumlah Tanggungan f 1 1-2 orang 73 38,2 2 2 orang 118 61,8 Jumlah 191 100 Universitas Sumatera Utara

4.2.7. Lingkungan Sanak Saudara

Hasil penelitian lingkungan sanak saudara responden di Kelurahan Helvetia Timur diperoleh bahwa lingkungan responden terbesar dengan lingkungan kategori ada sebanyak 107 orang 56,0 dan terkecil dengan lingkungan kategori tidak ada sebanyak 84 orang 44,0, seperti pada tabel 4.11 : Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Lingkungan Sanak Saudara Responden di Kelurahan Helvetia Timur No Lingkungan Sanak Saudara f 1 Tidak ada 84 44,0 2 Ada 107 56, Jumlah 191 100 4.2.8. Tempat Bersalin Hasil penelitian tempat bersalin responden di Kelurahan Helvetia Timur diperoleh bahwa tempat bersalin responden terbesar dengan bersalin di klinikRS sebanyak 134 orang 70,2 dan terkecil dengan bersalin di rumah sebanyak 57 orang 29,8, seperti pada tabel 4.12 : Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Tempat Bersalin Responden di Kelurahan Helvetia Timur No Tempat Bersalin f 1 KlinikRS 134 70,2 2 Rumah 57 29,8 Jumlah 191 100 4.2.9. Media Informasi Hasil penelitian media informasi responden di Kelurahan Helvetia Timur diperoleh bahwa media informasi responden terbesar dengan pernah sebanyak 120 Universitas Sumatera Utara orang 62,8 dan terkecil tidak pernah sebanyak 71 orang 37,2, seperti pada tabel 4.13 : Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Media Informasi Responden di Kelurahan Helvetia Timur No Media Informasi f 1 Tidak pernah 71 37,2 2 Pernah 120 62,8 Jumlah 191 100 4.2.10. Pemberian Susu Formula Hasil penelitian pemberian susu formula responden di Kelurahan Helvetia Timur diperoleh bahwa pemberian susu formula responden terbesar dengan memberikan susu formula sebanyak 174 orang 91,1 dan terkecil dengan tidak memberikan susu formula sebanyak 17 orang 8,9, seperti pada tabel 4.14 : Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Pemberian Susu Formula Responden di Kelurahan Helvetia Timur No Pemberian Susu Formula f 1 Diberikan 174 91,1 2 Tidak diberikan 17 8,9 Jumlah 191 100 4.2.11. Pemberian Susu Formula Berdasarkan Umur Bayi Hasil penelitian pemberian susu formula berdasarkan umur bayi di Kelurahan Helvetia Timur diperoleh bahwa pemberian susu formula diperoleh bahwa bayi dengan umur 2 bulan yang memberikan susu formula sebanyak 8 orang 88,9 dan yang tidak memberikan susu formula sebanyak 1 orang 11,1, bayi dengan umur 3 bulan yang memberikan susu formula sebanyak 59 orang 89,4 dan yang tidak memberikan susu formula sebanyak 7 orang 10,6, bayi dengan umur 4 bulan yang Universitas Sumatera Utara memberikan susu formula sebanyak 58 orang 92,1 dan yang tidak memberikan susu formula sebanyak 5 orang 7,9, bayi dengan umur 5 bulan yang memberikan susu formula sebanyak 40 orang 93,0 dan yang tidak memberikan susu formula sebanyak 3 orang 7,0, bayi dengan umur 6 bulan yang memberikan susu formula sebanyak 9 orang 90,0 dan yang tidak memberikan susu formula sebanyak 1 orang 10,0. Berdasarkan hasil tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pemberian susu formula pada bayi sudah ada yang diberikan dengan usia 2 bulan sebanyak 2 orang dan lebih banyak pemberian susu formula pada usia 3 bulan, seperti pada tabel 4.15 : Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Pemberian Susu Formula Berdasarkan Umur Bayi di Kelurahan Helvetia Timur No Umur Pemberian Susu Formula Total Diberikan Tidak Diberikan n n n 1 2 bulan 8 88,9 1 11,1 9 100 2 3 bulan 59 89,4 7 10,6 66 100 3 4 bulan 58 92,1 5 7,9 63 100 4 5 bulan 40 93,0 3 7,0 43 100 5 6 bulan 9 90,0 1 10,0 10 100

4.2.12. Hasil Wawancara Mendalam Khusus pada Ibu yang Memberikan Susu Formula pada Bayi

Hasil penelitian tentang wawancara yang mendalam pada informan yang khusus memberikan susu formula di peroleh bahwasannya informan mengatakan pemberian susu formula kepada bayi sebabkan karena informan bekerja di luar rumah yang menyita waktu tidak dapat memberikan ASI kepada bayi, sehingga menitipkan bayi pada pengasuh anak ataupun keluarga terdekat informan. Pada Universitas Sumatera Utara umumnya mereka mengetahui bahwa pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai umur 6 bulan, hanya saja karena pekerjaan informan yang mengakibatkan pemberian susu formula. Selain itu informan yang memberikan susu formula kepada bayi disebabkan karena suami yang tidak mendukung dalam pemberian Asi eksklusif karena kurangnya pengetahuan suami tentang manfaat pemberian Asi ekslusif pada bayi.

4.3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan variabel umur, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga, jumlah tanggungan, lingkungan, tempat melahirkan, media informasi dengan pemberian susu formula. Berdasarkan hasil analisis bivariat antara variabel umur, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga dan jumlah tanggungan, lingkungan sanak saudara, tempat melahirkan dan media informasi dengan variabel terikat yaitu pemberian susu formula ditemukan bahwa : a. Hasil analisis hubungan antara umur ibu dengan pemberian susu formula diperoleh bahwa ada sebanyak 124 dari 135 orang 91,9 ibu dengan umur 20- 35 tahun memberikan susu formula. Sedangkan diantara ibu dengan umur 35 tahun ada 50 dari 56 orang 89,3 yang memberikan susu formula. Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa terdapat 25,0 sel expected 5 maka sebaiknya mempergunakan uji Eksak Fisher. Dari hasil uji Eksak Fisher diperoleh Universitas Sumatera Utara nilai p=0,583 0,05, artinya tidak ada hubungan antara variabel umur ibu dengan pemberian susu formula. b. Hasil analisis hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian susu formula diperoleh bahwa ada sebanyak 95 dari 97 orang 97,9 ibu dengan pengetahuan buruk memberikan susu formula. Sedangkan diantara ibu dengan pengetahuan baik ada 79 dari 94 orang 84,0 yang memberikan susu formula. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,002 0,05, artinya ada hubungan antara variabel pengetahuan ibu dengan pemberian susu formula. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP = 1,16 95 CI = 1,062-1,279 artinya ibu dengan pengetahuan buruk mempunyai hubungan 1,16 kali memberikan susu formula dibandingkan dengan ibu dengan pengetahuan baik. c. Hasil analisis hubungan antara pendidikan ibu dengan pemberian susu formula diperoleh bahwa ada sebanyak 123 dari 129 orang 95,3 ibu dengan pendidikan Dasar : SDSMP dan Menengah : SMA memberikan susu formula. Sedangkan diantara ibu dengan pendidikan tinggi : DiplomaS1 ada 51 dari 62 orang 82,3 yang memberikan susu formula. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,007 0,05, artinya ada hubungan antara variabel pendidikan ibu dengan pemberian susu formula. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP = 1,15 95 CI = 1,026-1,309 artinya ibu dengan pendidikan dasar dan menengah mempunyai hubungan 1,15 kali memberikan susu formula dibandingkan dengan ibu dengan pendidikan tinggi. Universitas Sumatera Utara d. Hasil analisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian susu formula diperoleh bahwa ada sebanyak 71 dari 72 orang 98,6 ibu dengan bekerja memberikan susu formula. Sedangkan diantara ibu dengan tidak bekerja ada 103 dari 119 orang 86,6 yang memberikan susu formula. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,010 0,05, artinya ada hubungan antara variabel pekerjaan ibu dengan pemberian susu formula. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP = 1,13 95 CI = 1,056-1,229 artinya ibu dengan bekerja mempunyai hubungan 1,13 kali memberikan susu formula dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. e. Hasil analisis hubungan antara penghasilan keluarga ibu dengan pemberian susu formula diperoleh bahwa ada sebanyak 74 dari 76 orang 97,4 ibu dengan penghasilan keluarga ≥ UMP kota Medan memberikan susu formula. Sedangkan diantara ibu dengan penghasilan UMP kota Medan ada 100 dari 115 orang 87,0 yang memberikan susu formula. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,027 0,05, artinya ada hubungan antara variabel penghasilan ibu dengan pemberian susu formula. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP = 1,12 95 CI = 1,034-1,213 artinya ibu dengan penghasilan ≥ UM P kota Medan 2011 mempunyai hubungan 1,12 kali memberikan susu formula dibandingkan dengan penghasilan ibu UMR kota Medan. f. Hasil analisis hubungan antara jumlah tanggungan ibu dengan pemberian susu formula diperoleh bahwa ada sebanyak 69 dari 73 orang 94,5 ibu dengan jumlah tanggungan 1-2 orang memberikan susu formula. Sedangkan diantara ibu Universitas Sumatera Utara dengan jumlah tanggungan 2 orang ada 105 dari 118 orang 89,0 yang memberikan susu formula. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,296 0,05, artinya tidak ada hubungan antara variabel jumlah tanggungan ibu dengan pemberian susu formula. g. Hasil analisis hubungan antara lingkungan sanak saudara dengan pemberian susu formula diperoleh bahwa ada sebanyak 82 dari 84 orang 97,6 ibu dengan tidak ada lingkungan sanak saudara memberikan susu formula. Sedangkan diantara ibu dengan ada lingkungan sanak saudara terdapat 92 dari 107 orang 86,0 yang memberikan susu formula. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,011 0,05, artinya ada hubungan antara variabel lingkungan sanak saudara dengan pemberian susu formula. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP = 1,13 95 CI = 1,044-1,234 artinya ibu dengan ada lingkungan sanak saudara mempunyai hubungan 1,13 kali memberikan susu formula dibandingkan dengan tidak ada lingkungan sanak saudara. h. Hasil analisis hubungan antara tempat bersalin ibu dengan pemberian susu formula diperoleh bahwa ada sebanyak 188 dari 134 orang 88,1 ibu yang bersalin di KlinikRS memberikan susu formula. Sedangkan diantara ibu dengan yang bersalin di rumah ada 56 dari 57 orang 98,2 yang memberikan susu formula. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,047 0,05, artinya ada hubungan antara variabel tempat bersalin ibu dengan pemberian susu formula. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP = 0,89 95 CI = 0,832-0,963 artinya Universitas Sumatera Utara ibu dengan bersalin dirumah mempunyai hubungan 0,89 kali memberikan susu formula dibandingkan dengan ibu yang bersalin di klinik. i. Hasil analisis hubungan antara media informasi dengan pemberian susu formula diperoleh bahwa ada sebanyak 69 dari 71 orang 97,2 ibu tidak pernah mendapat informasi memberikan susu formula. Sedangkan diantara ibu dengan pernah mendapat media informasi ada 105 dari 120 orang 87,5 yang memberikan susu formula. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,045 0,05, artinya ada hubungan antara variabel media informasi dengan pemberian susu formula. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP = 1,11 95 CI = 1,027- 1,201 artinya ibu dengan mendapat informasi mempunyai hubungan 1,11 kali memberikan susu formula dibandingkan dengan ibu yang tidak mendapat informasi. Untuk melihat hubungan variabel faktor umur, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga, jumlah tanggungan, lingkungan, tempat melahirkan, media informasi dengan pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Helvetia Timur dapat dilihat pada Tabel 4.16 : Tabel 4.16. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Susu Formula pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Kelurahan Helvetia Timur No Variabel Pemberian Susu Formula Total Nilai p Diberikan Tidak Diberikan n n n 1 Umur 20-35 tahun 40 29,6 95 70,4 135 100 0,373 35 tahun 21 37,5 35 62,5 56 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.16 Lanjutan 2 Pendidikan DasarMenengah 55 42,6 74 57,4 129 100 0,000 Tinggi 6 9,7 56 90,3 62 100 3 Pengetahuan Buruk 53 54,6 44 45,4 97 100 0,000 Baik 8 8,5 86 91,5 94 100 4 Pekerjaan Bekerja 40 55,6 32 44,4 72 100 0,000 Tidak bekerja 21 17,6 98 82,4 119 100 5 Penghasilan keluarga ≥ UMP kota Medan 37 48,7 39 51,3 76 100 0,000 UMP kota Medan 24 20,9 91 79,1 115 100 6 Jumlah Tanggungan 1-2 orang 22 30,1 51 69,9 73 100 0,795 2 orang 39 33,1 79 66,9 118 100 7 Lingkungan Sanak Saudara Tidak ada 42 50,0 42 50,0 84 100 0,000 Ada 19 17,8 88 82,2 107 100 8 Tempat Bersalin KlinikRS 38 26,4 106 73,6 144 100 0,007 Rumah 23 48,9 24 51,1 47 100 9 Media Informasi Tidak pernah 12 19,4 50 80,6 62 100 0,016 Pernah 49 38,0 80 62,0 129 100 Universitas Sumatera Utara BAB 5 PEMBAHASAN 5.1. Hubungan Umur dengan Pemberian Susu Formula di Kelurahan Helvetia Timur Hasil penelitian tentang variabel umur ditemukan umur 20-35 tahun dengan persentase memberikan susu formula sebesar 91,9. Uji statistik menunjukkan variabel umur tidak berhubungan dengan pemberian susu formula. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan semakin tinggi usia ibu belum tentu berhubungan dengan pemberian susu formula. Faktor umur bukan berarti tidak penting dalam pemberian susu formula, variabel lain yang lebih dominan berpengaruh terhadap pemberian susu formula. Hal ini sesuai dengan Pudjiadi 2002 bahwa makanan yang baik bagi bayi baru lahir sampai usia 6 bulan adalah ASI, tetapi pada kenyataanya pemberian ASI eksklusif banyak terdapat kendala. Pada penelitian ini umur responden pada kelompok umur 20-35 tahun lebih lebih sedikit memberikan susu formula sebesar 29,6 dan pada kelompok umur 35 tahun juga lebih sedikit memberikan susu formula sebesar 37,5, hal inilah yang menunjukkan bahwa umur ibu tidak berhubungan dengan pemberian susu formula artinya semakin tua umur responden belum tentu lebih menambah pengetahuan tentang pemberian susu formula. Hal ini tidak menunjukkan bahwa semakin cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam Universitas Sumatera Utara berpikir. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa faktor lain yang lebih berhubungan dengan pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan. Menurut Arini 2012, dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal usia aman untuk menyusui adalah 20-35 tahun dan disebut sebagai “masa dewasa” dan disebut juga masa reproduksi, di mana pada masa ini diharapkan orang telah mampu untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan tenang secara emosional, terutama dalam menghadapi kehamilan, persalinan, nifas, dan merawat bayinya nanti. Oleh sebab itu, yang sesuai dengan masa reproduksi sangat baik dan sangat mendukung dalam pemberian ASI eksklusif, sedangkan umur yang kurang dari 20 tahun dianggap masih belum matang secara fisik, mental, dan psikologi dalam menghadapi kehamilan, persalinan, serta pemberian ASI. Umur lebih dari 35 tahun dianggap berbahaya, sebab baik alat reproduksi maupun fisik ibu sudah jauh berkurang dan menurun, selain itu bisa terjadi risiko bawaan pada bayinya. Penelitian Kristina 2003 dengan desain penelitian crosssectonal, memberikan hasil tidak ada hubungan antara usia ibu dengan pemberian susu formula p 0.05. Begitu pula penelitian yang dilakukan Madjid 2003 tidak ada hubungan antara umur ibu melahirkan dengan praktik pemberian ASI selama tiga hari setelah kelahiran.

5.2. Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian Susu Formula di Kelurahan Helvetia Timur