Faktor-faktor penyebab terjadinya kejahatan Perdagangan Orang Human

Alexander Kristian D. I. Silaen : Peran Kepolisian Terhadap Penanggulangan Tindak Pidana Perdagangan Orang Human Trafficking Studi Di Poltabes Medan, 2008. USU Repository © 2009 yang berada di daerah pengungsiandaerah konflik. Salah satunya adalah anak-anak yatim piatu yang berada di pengungsian di Poso. Ketiadaan orangtua, bantuan bagi pengungsi yang makin-hari makin berkurang dan status yang tidak jelas menjadi peluang bagi para calo-calo untuk memperdagangkan mereka pada orang-orang yang berminat. Mulai dari tujuan mulia misalnya diadopsi hingga untuk dijadikan budak di perkebunan-perkebunan. 40

3. Faktor-faktor penyebab terjadinya kejahatan Perdagangan Orang Human

Trafficking Terhadap kasus perdagangan bayi dan anak-anak, terdapat juga pola lain yaitu dengan alasan adopsi. Agaknya model modus operandi yang satu ini harus dipertanyakan apakah pola adopsi yangdimaksud sudah sesuai dengan hukum perdata dimana harus diputus dengan suatu putusan pengadilan. Peneliti melihat bahwa yang dimaksud adopsi dari kasus-kasus yang ada adalah model pengangkatan anak yang tidak melalui jalur hukum. Hal ini tentunya tidak memberikan jaminan bagi anak apakah ia akan diasuh sebagaimana layaknya anak adopsi yang seharusnya atau tidak. Untuk kasus penjualan organ tubuh, peneliti belum berhasil menemukan berita yang mengungkap masalah ini. Menurut peneliti, kasus semacam ini memang sulit untuk diketahui karena berkaitan dengan rumah sakit dan dokter yang mempunyai wilayah yang sangat tertutup dan dilindungi dengan berbagai aturan dan kode etik yang sulit difahami oleh masyarakat awam. 40 Maraknya Perdagangan orang sebagai budak, Republika 07 Agustus 2000 Alexander Kristian D. I. Silaen : Peran Kepolisian Terhadap Penanggulangan Tindak Pidana Perdagangan Orang Human Trafficking Studi Di Poltabes Medan, 2008. USU Repository © 2009 Dalam Keputusan Persiden Republik Indonesia nomor 88 Tahun 2002 tentang Rencana aksi nasional Penghapusan Perdagangan Perempuan dan Anak, menyebutkan faktor-faktor penyebab terjadinya perdagangan orang atau kejahatan trafficking, yaitu: 1. Kemiskinan Menurut data Badan Pusat Statistik BPS adanya kecenderungan jumlah penduduk miskin terus bertambah dari 11,3 pada tahun 1996 menjadi 23,4 pada tahun 1999, walaupun berangsur-angsur telah turun kembali menjadi 17,6 pada tahun 2002. 2. Ketenagakerjaan Sejak krisis ekonomi tahun 1998 angka partisipasi anak bekerja cenderung pula terus meningkat dari 1,8 juta pada akhir tahun 1999 menjadi 17,6 pada tahun 2000 3. Pendidikan Survei sosial ekonomi nasional tahun 2000melaporkan bahwa 34 penduduk indonesia berumur 10 tahun ke atas belumtidak tamat SDtidak pernah bersekolah, 34,2 tamat Sddan hanya 15 yang tamat SMP. Menurut laporan BPS pada tahun 2000 terdapat 14 anak usia 7-12 dan 24 anak usia 13-15 tahun tidak melanjutkan ke SLTP karena alasan pembiayaan. 4. Migrasi Menurut konsorsium peduli buruh Migran Indonesia KOPBUMI sepanjang tahun 2001cpenempatan buruh migran keluar negeri mencapai sekurang-kurangnya 74.616 orang telah menjadi korban trafficking. Alexander Kristian D. I. Silaen : Peran Kepolisian Terhadap Penanggulangan Tindak Pidana Perdagangan Orang Human Trafficking Studi Di Poltabes Medan, 2008. USU Repository © 2009 5. Kondisi Keluarga, Pendiidkan rendah, keterbatasan kesempatan, ketidaktahuan akan hak, keterbatasan informasi, kemiskinan dan gaya hidup konsumtif merupakan faktor yang melemahkan ketahanan keluarga. 6. Sosial Budaya Anak sekolah merupakan hak milik yang dapat diperlakukan sehendak orang tuanya, ketidak-adilan jender, atau posisi perempuan yang dianggap lebih rendah masih tumbuh di tengah-tengah kehidupan masyarakat desa. 7. Media massa Media masih belum memberikan perhatian yang penuh terhadap berita dan informasi yang lengkap tentang trafficking, dan belum memberikan kontribusi yang optimal dalam upaya pencegahan maupun penghapusannya. Bahkan tidak sedikit justru memberitakan yang kurang mendidik dan bersifat pornografis yang mendorong menguatnya kegiatan trafficking dari kejahatan susila lainnya. Banyak faktor yang mendorong orang terlibat dalam perdagangan manusia, yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu supply penawaran dan demand permintaan Dari sisi Supply Penawaran antara lain 41 a. Trafficking merupakan bisnis yang menguntungkan. Dari indusitri seks saja diprkirakan US 1,2 – 3,3 milyar per tahun untuk indonesia. Hal ini menyebabkan kejahatan internasional terorganisir menjadi prostitusi internasional dan jaringan perdagangan manusia sebagai fokus utama kegiatannya. : 41 http:www.google.comsearch?q=cache:AM34cQKitX4J:www.menkokesra.go.idpdfdeputi 3human_trafficking_ind.pdf+Dr.+Alwi+Shihab+terhadap+traffickinghl=idct=clnkcd=1gl=id halaman 34, diakses tanggal 18 mei 2008 Alexander Kristian D. I. Silaen : Peran Kepolisian Terhadap Penanggulangan Tindak Pidana Perdagangan Orang Human Trafficking Studi Di Poltabes Medan, 2008. USU Repository © 2009 b. Kemiskinan telah mendorong anak-anak tidak sekolah sehingga kesempatan untuk memiliki ketrampilan kejuruan serta kesempatan kerja menyusut. Seks komersial kemudian menjadi sumber nafkah yang mudah untuk mengatasi masalah pembiayaan hidup. Kemiskinan pula yang mendorong kepergian anak dan ibu sebagai tenaga kerja wanita, yang dapat menyebabkan anak terlantar tanpa perlindungan sehingga beresiko menjadi korban. c. Keinginan untuk hidup lebih layak, tetapi dengan kemampuan yang minim dan kurang mengetahui informasi pasar kerja, menyebabkan mereka terjebak dalam lilitan hutang para penyalur tenaga kerja dan mendorong mereka masuk dalam dunia prostitusi. d. Konsumerisme merupakan faktor yang menjerat gaya hidup anak remaja, sehingga mendorong mereka memasuki dunia pelacuran secara dini. Akibat konsumerisme, berkembanglah kebutuhan untuk mencari uang banyak dengan cara mudah. e. Pengaruh sosial budaya seperti pernikahan di usi muda yang rentan perceraian, yang mendorong anak memasuki eksploitasi seksual komersal. Adanya kepercayaan bahwa hubungan seks dengan anakanak secara homoseksual ataupun heteroseksual akan meningkatkan kekuatan magis seseorang atau membuat awet muda, telah membuat masyarakat melegitimasi kekerasan seksual dan bahkan memperkuatnya. f. Kebutuhan para majikan akan pekerja yang murah, penurut, mudah diatur, dan mudah ditakut-takuti elah mendorong naiknya demand terhadap pekerja anak pekerja jermal di Sumatera Utara, buruh-buruh PabrikIndustri di kota-kota Alexander Kristian D. I. Silaen : Peran Kepolisian Terhadap Penanggulangan Tindak Pidana Perdagangan Orang Human Trafficking Studi Di Poltabes Medan, 2008. USU Repository © 2009 besar, di perkebunan, pekerja tambang permata di Kalimantan, perdagangan, dan perusahaan penangkap ikan. Sering kali anak-anak bekerja dalam situasi yang rawan kecelakaan dan berbahaya. g. Perubahan struktur sosial yang diiringi oleh cepatnya industrialisasikomersialisasi, telah meningkatkan jumlah keluarga menengah, sehingga meningkatkan kebutuhan akan perempuan dan anak untuk dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga. Dalam yang tertutup dari luar, anak-anak itu rawan terhadap penganiayaan fisik maupun seksual. Selain dipaksa bekerja berat tanpa istirahat, mereka diperlakukan kasar jika mengeluh. h. Kemajuan bisnis pariwisata di seluruh dunia yang juga menawarkan pariwisata seks, termasuk yang mendorong tingginya permintaan akan perempuan dan anak-anak untuk bisnin tersebut. Ketakutan para pelanggan terinfeksi virus HIVAIDS menyebabkan banyak perawan muda direkrut untuk tujuan itu. Pulau Batam telah menarik orang asing, tidak saja untuk membuka usaha, tetapi juga untuk pelayan seksual yang mudah didapat dan murah. Gadis-gadis belia dari jawa dan sumatera dengan gencar direkrut untuk memenuhi kebutuhan para pengusaha yang kebanyakan berasal dari Korea dan Singapura. Bali sebagai daerah wisata, banyak merekrut gadis-gadis lokal dan juga dari tempat-tempat lain di indoensia untuk eksploitasi secara seksual, biasanya oleh turis-turis asing. Indonesia dan Taiwan adalah tujuan kedua wisatawan seks dari Australia. Dengan maraknya AIDS, anak-anak menjadi laku, harga anak perawan sangat maha, dan dengan adanya resesi, membuat anak perawan keluarga miskin menjadi sangat potensial untuk dijual. Alexander Kristian D. I. Silaen : Peran Kepolisian Terhadap Penanggulangan Tindak Pidana Perdagangan Orang Human Trafficking Studi Di Poltabes Medan, 2008. USU Repository © 2009

B. Modus Operandi Tindak Pidana Perdagangan Orang Human Trafficking