Alexander Kristian D. I. Silaen : Peran Kepolisian Terhadap Penanggulangan Tindak Pidana Perdagangan Orang Human Trafficking Studi Di Poltabes Medan, 2008.
USU Repository © 2009
c. Modus Adopsi
Dalam modus ini , para sindikat-sindikat perdagangana orang perempuan dan anak ini biasanya berperan kepada dua profesi yaitu
Babysitter atau penjaga dan perawat anak dan yang kedua adalah menjadi Orang tua asuh. Sebagai babysitter atau penjaga dan perawat anak, para
sindikat trafficking atau calo-calo ini melihat keadaan atau situasi dari suatu kelurga yang bisa mereka masuki untuk mengurus anak –anak ketika kedua
orang tua si anak sibuk mengurus pekerjaan atau kegiatan diluar. Dalam hal sebagai babysitter, si calo untuk beberapa hari bekerja layaknya sebagai
seorang perawat anak, tetapi pada akhirnya si calo akan mencuri dan melarikan si anak untuk kemudian di jual atau didagangkan. Dalam situasi
lain para calo-calo ini juga dapat berperan sebagai Orang Tua Asuh untuk mengelabui rumah-rumah yayasan atau yatim piatu. Para calo ini menyamar
sebagai sepasang suami-isteri yang hendak mengadopsi anak dari suatu rumah yayasan atau yatim piatu, yang kemudian anak-anak yang mereka
adopsi itu nantinya dilarikan dan kemudian dijual atau didagangkan kepada orang-orang yang ingin membelinya atau bahkan dikirim keluar negeri untuk
diperkerjakan disana.
C. Dampak dari Tindak Pidana Perdagangan Orang Human Trafficking
1. Dampak Fisik
Dampak fisik dari perdagangan orang Human Trafficking ini berdampak kepada tubuh atau jasmani si korban yang bisa dikatakan telah
Alexander Kristian D. I. Silaen : Peran Kepolisian Terhadap Penanggulangan Tindak Pidana Perdagangan Orang Human Trafficking Studi Di Poltabes Medan, 2008.
USU Repository © 2009
rusak karena mendapat penganiayaan atau tindakan-tindakan penyiksaan ataupun perilaku-perilaku lain yang tidak sewajarnya seperti eksploitasi
seksual, pelacuran atau pemerkosaan, pencabulan, dan lain-lain. Dengan kata lain dampak dari perdagangan orang anak dan perempuan ini sangat
merugikan bagi si anak dan perempuan yang menjadi korban.
47
2. Dampak Non-Fisik
Apabila dengan adanya pandangan masyarakat yang menganggap pentingnya
keperawanan. dengan demikian si anak akan mengalami tekanan secara psikis yang akan menghambat perkembangan dirinya. oleh karena itu
perdagangan perempuan harus diwaspadai dan pelakunya harus dihukum. selain itu pandangan masyarakat yang mengobjekkan perempuan yang
berasal dari budaya Patriarki juga harus pelan - pelan diberantas. Jika tidak perdagangan anak perempuan akan terus ada.
Dampak non-fisik dari perdagangan orang perempuan dan anak ini berdampak kepada mereka yang melakukan perdagangan anak perempuan,
dimana bagi mereka akan dikenakan tuntutan hukum sesuai dengan pasal 296 atau 297 kitab Undang - undang Hukum Pidana KUHP dengan
ancaman hukuman maksimal 6 tahun. atau menurut pasal 298 KUHP jika sipelaku terbukti melakukan perbuatan tersebut padahal ia bekerja, ia juga
dapat dipecat dari pekerjaannya. selainnya menurut pasal 35 KUHP pelaku juga bisa kehilangan hak milik dan dipilih dalam pemilu, hak mencari
47
indonesiaacts.com0023Fp3D5+dampak+fisik+dari+perdagangan+oranghl=idct=cln kcd=1gl=id, diakses tanggal 07 mei 2008
Alexander Kristian D. I. Silaen : Peran Kepolisian Terhadap Penanggulangan Tindak Pidana Perdagangan Orang Human Trafficking Studi Di Poltabes Medan, 2008.
USU Repository © 2009
pencaharian, hak dalam perwalian dan sebagainya, dan yang pada akhirnya akan berakhir di dalam buih penjara, sedangkan bagi si korban sendiri
secara Non-fisik dalam pikirannya dan perasaanya si korban merasa dirinya tidak berguna lagi karena merasa dirinya telah rusak dalam arti si korban
terganggu secara psikisnya dan perasaanya atau psikologinya kejiwaannya
48
akibat tindakan-tindakan yang diterimanya selama menjadi korban trafficking.
48
www.icrponline.orgwmprint.php3FArtID3D237+dampak+nonfisik+dari+perdagangan+ oranghl=idct=clnkcd=2gl=id, diakses tanggal 17 mei 2008
Alexander Kristian D. I. Silaen : Peran Kepolisian Terhadap Penanggulangan Tindak Pidana Perdagangan Orang Human Trafficking Studi Di Poltabes Medan, 2008.
USU Repository © 2009
BAB III PERATURAN-PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN TINDAK
PIDANA PERDAGANGAN ORANG HUMAN TRAFFICKING
A. Tindak Pidana Perdagangan Orang Human Trafficking dalam Instrumen
Internasional
Instrumen Internasional
Terdapat berbagai instrumen internasional yang berkaitan dengan masalah “human trafficking”. Instrumen-instrumen tersebut adalah
49
49
WpjSIMNmRjkJ:thinkprogress.org20060222legally requiredinvestigation+Intternational +regulation+of+human+traffickinghl=idct=clnkcd=1gl=id, diakses tanggal 17 mei 2008 hal 1
: • Universal Declaration of Human Rights;
• International Covenant on Civil and Political Rights; • International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights;
• Convention on the Rights of the Child and its relevant Optional Protocol; • Convention Concerning the Prohibition and Immediate Action for the Elimination
of the Worst Forums of Child Labor ILO No. 182 • Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women;
• United Nations Protocol to Suppress, Prevent and Punish Trafficking in Persons especially Women and Children supplementing the Convention against
Transnational Organized Crime;