M. Ali Tamba : Tinjauan Yuridis Mengenai Peranan Lembaga Arbitrase Dalam Penyelesaian Sengketa Pasar Modal Di Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
BAB IV TINJAUAN YURIDIS MENGENAI PERANAN LEMBAGA ARBITRASE
DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PASAR MODAL DI INDONESIA
A. Transaksi Benturan Kepentingan di dalam Pasar Modal
Kegiatan di pasar modal sebagai alternatif penadanaan dan pembiayaan bagi pengembangan suatu perusahaan tidak pernah terlepas dari peraturan-peraturan yang
menaunginya dalam rangka melindungi kepentingan investor. Peraturan-peraturan tersebut sebagai bagian dari sistem hukum pasar modal kita tentunya embutuhkan
interpretasi atau penafsiran agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pengimplementasiannya.
Transaksi benturan kepentingan terdiri atas dua unsur yaitu transaksi dan benturan kepentingan. Definisi transaksi sebagai aktivitas atau kontrak dalam rangka
memberikan dan atau mendapat pinjaman, memperoleh, melepaskan, atau menggunakan aktiva, jasa, atau efek suatu perusahaan atau perusahaan terkendali atau
mengadakan kontrak sehubungan dengan aktivitas tersebut. Dari definisi di atas, dapat terlihat bahwa pengertian transaksi adalah sangat luas karena pada prinsipnya
meliputi pemberian jaminan, pinjaman hutang, jasa, akuisisi atau penjualan aktiva sedangkan benturan kepentingan didefenisikan sebagai perbedaan antara kepentingan
ekonomis perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris,
M. Ali Tamba : Tinjauan Yuridis Mengenai Peranan Lembaga Arbitrase Dalam Penyelesaian Sengketa Pasar Modal Di Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
pemegang saham utama perusahaan, atau pihak terafiliasi dari direktur, komisaris atau pemegang saham utama.
38
Di Indonesia sendiri, dasar hukum pengaturan transaksi benturan kepentingan di Indonesia selain undang-undang pasar modal adalah keputusan ketua Bapepam No.
Kep-84PM1996 tanggal 24 Januari 1996 sebagaimana diubah dengan keputusan ketua Bapepam No. Kep-12PM1997 tanggal 30 april 1997 dan dengan keputusan
ketua Bapepam No. Kep-32PM2000 tanggal 22 agustus 2000 tentang benturan kepentingan transaksi tertentu atau singkatnya peraturan IX.E.1. Namun dalam
pelaksanaannya, peraturan ini cukup rumit dan memiliki cakupan yang luas sehingga tidak menutup kemungkinan adanya pelanggaran-pelanggaran dalam pelaksanaannya
oleh perusahaan public atau emiten yang akan mengadakan transaksi benturan kepentingan.
39
Kalau dilihat pengaturan Transaksi Benturan Kepentingan di Indonesia dengan Singapura dan Malaysia, terlihat ada sedikit perbedaan. Namun, pada
prinsipnya peraturan transaksi dengan unsur benturan kepentingan yang berlaku di Indonesia dengan yang berlaku di Singapuran dan Malaysia sebenarnya tidak terlalu
jauh berbeda, karena ketiga peraturan tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memberikankeperlindungan kepada pemegang saham independen dan pubilk atau
investor, yang biasanya merupakan pemegang saham minoritas dalam emiten atau perusahaan public dari transaksi-transaksi yang dilakukan dengan pihak yang
38
Sri Indrastuti Hadiputrato Susanti Suhendro, Transaksi Benturan Kepentingan Sebuah Perbandingan, Diakses dari situs: www.hukumonline.com, tanggal 4 September 2006.
39
Ibid
M. Ali Tamba : Tinjauan Yuridis Mengenai Peranan Lembaga Arbitrase Dalam Penyelesaian Sengketa Pasar Modal Di Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
memiliki kepentingan yang berbenturan dengan kepentingan emiten atau perusahaan publik.
B. Penyelesaian Sengketa di Pasar Modal Melalui Lembaga Arbitrase Sebagai