sehingga menjadi kebiasaan yang berpola.Sistem nilai budaya yang sudah berpola itu meliputi segala aspek nilai kehidupan.
Tiap sistem nilai budaya dalam tiap kebudayaan mengandung lima masalah dasar dalam kehidupan manusia. Hal inilah yang menjadi masalah dasar
dalam kehidupan manusia yang menjadi landasan bagi kerangka variasi sistem nilai budaya, khususnya dalam pembagian teanteanan pada masyarakat Batak
Toba. Adapun lima masalah pokok dalam pengembangan sistem nilai budaya ini
yaitu:
4.4.2.1 Hidup manusia
Dalam pembagian teanteanan atau harta warisan bahwa manusia harus saling ketergantungan antara yang satu dengan yang lain, atau manusia hidup
sebagai makhluk sosial. Hidup manusia ini merupakan bagian dari kebudayaan, dimana kebudayaan yang memandang hidup manusia pada hakikatnya suatu hal
yang buruk dan menyedihkan, dan karena itu harus di hindari. Berdasarkan pernyataan ini, bahwa untuk menjaga hal-hal yang tidak
diinginkan oleh ahli waris dalam pembagian teanteanan, maka sangat penting peranan Dalihan Na Tolu. Dengan memegang prinsip falsafah Dalihan Na Tolu,
maka pembagian teanteanan pun akan berjalan dengan lancar dan terjauh dari pertikaian. Hal ini pun sudah terwujud pada masyarakat Batak Toba khususnya di
kecamatan Onan Runggu.
4.4.2.2 Karya manusia
Seperti halnya dalam pembagian teanteanan ini, bahwa pengembangan sistem nilai ini harus lebih dikembangkan lagi, karena karya manusia yang
dimaksud di sini yaitu pembagian teanteanan yang merupakan budaya yang sudah turun-temurun.Hal ini jugalah yang menjadi pendorong agar manusia selalu
kreatif meningkatkan kemampuan untuk menambah karyanya.Sesuai dengan hasil penelitian, bahwa teanteanan dalam masyarakat Batak Toba semakin hari
semakin berkembang karena kemajuan zaman. Akan tetapi, hal ini tidak akan merusak falsafah Dalihan Na Tolu.
4.4.2.3 Kedudukan manusia dalam ruang dan waktu
Hakikat waktu hidup manusia lebih mementingkan kehidupan manusia di masa yang akan datang, karena itu perencanaan hidup menjadi suatu hal yang
amat penting dengan tujuan untuk kelangsungan hidup masyarakat. Contohnya: dalam pembagian teanteanan ini dapat dilihat bahwa orangtua memberikan
sesuatu pada anaknya untuk masa depannya, baik itu dalam bentuk pesan nasihat, benda, ataupun keduanya.
Sesuai dengan penelitian, bahwa orangtua pewaris memberikan kepada anak perempuannya Ulos na so ra buruk. Ulos na so ra buruk merupakan
pemberian dari seorang ayah kepada anak perempuannya seperti: sawah, ladang. Harta pemberian ini adalah merupakan sebagai modal pertama pada saat mulai
membangun rumah tangga.Ini diberikan guna kelangsungan hidup di kemudian hari.
4.4.2.4 Hubungan manusia dengan alam