Pengertian Adat Istiadat Landasan Teori

Harta kekayaan yang dibawa oleh suami dan istri ke dalam perkawinan sebagai modal di dalam kehidupan rumah tangga yang bebas dan berdiri sendiri.Harta bawaan itu dapat berupa tanah, kebun dan perhiasan lainnya. 2 Harta Pencaharian Bersama Suami Istri Harta ini adalah harta yang diperoleh oleh keluarga itu sebagai hasil kerja sama antara suami dan istri dalam rangka biaya kehidupan rumah tangga, Harta ini kelak dapat ditinggalkan dan diteruskan kepada keturunan mereka. 3 Kedudukan atau Jabatan dalam Adat Kedudukan sebagai Raja Adat” hal ini bersifat turun temurun, akan tetapi biasanya jabatan ini hanya diturunkan atau diteruskan oleh anak laki-laki.

2.2.3 Pengertian Adat Istiadat

Pengertian adat istiadat ini banyak dikemukakan oleh para ahli. Adat sendiri secara umum menyangkut sikap dan kelakuan seseorang yang diikuti oleh orang lain dalam suatu proses waktu yang cukup lama, ini menunjukkan begitu luasnya pengertian adat istiadat tersebut. Tiap-tiap masyarakat memiliki adat istiadat yang berbeda.Adat istiadat dapat mencerminkan jiwa suatu masyarakat atau bangsa. Tingkat peradaban, cara hidup yang modern seseorang tidak dapat menghilangkan tingkah laku atau adat istiadat yang hidup dan berakar dalam masyarakat. Menurut Hoetomo2005:16, adat disebutsebagai aturan yang lazim dituruti atau dilakukan sejak dahulu kala. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa adat istiadat adalah sebuah aturan yang ada dalam suatu masyarakat yang di dalamnya terdapat aturan-aturan kehidupan manusia sertatingkah laku manusia didalam masyarakat tersebut. Menurut Koentjaraningrat 2009:153, sistem nilai budaya merupakan tingkat yang paling tinggi dan paling abstrak dari adat istiadat. Hal itu disebabkan karena nilai budaya merupakan konsep-konsep mengenai sesuatu yang ada dalam alam pikiran sebagian besar dari masyarakat yang mereka anggap bernilai, berharga, dan penting dalam hidup sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi pada kehidupan para warga masyarakat. 2.2.4 Pengertian Dalihan Na Tolu Menurut Sihombing 1986:71, Dalihan Na Tolu yang disebut juga dengan Dalihan Nan Tungku tiga yang biasanya disingkat dengan DNT, adalah suatu ungkapan yang menyatakan kesatuan hubungan kekeluargaan pada suku Batak. Di dalam DNT, terdapat tiga 3 unsur hubungan kekeluargaan, yang sama dengan tungku sederhana dan praktis yang terdiri dari tiga 3 buah batu. Ketiga unsur hubungan kekeluargaan itu ialah: a Dongan sabutuha teman semarga b Hulahula keluarga dari pihak istri c Boru keluarga dari pihak menantu laki-laki kita Dalihan Na Tolu juga terdiri atas tiga makna yakni somba marhula-hula, manat mardongan tubu, elek marboru. Dari falsafah Dalihan Na Tolu di atas, masyarakat Batak Toba menjalankan itu sebagai aturan dan norma dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, hubungan kekerabatan yang dimiliki masyarakat sangat erat. Dalihan Na Nolu bagi masyarakat Batak Toba merupakan struktur yang memegang peranan yang penting dalam menetapkan keputusan-keputusan, serta mengatur keselarasan hidup masyarakat Batak.Dalihan Na Tolu dalam masyarakat Batak dikenal dengan adanya sistem marga sesuai dengan adat patrilineal yang dianut masyarakat Batak. Dalihan Na Tolu mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda. Hak dan kewajiban ini sesuai dengan adanya kedudukan atau status mereka ketika duduk sama dalam menyelesaikan persoalan atau dalam hal pengambilan keputusan.Kedudukan ini tidak mutlak disetiap kesempatan, karena bisa saja pada suatu waktu kelompok dongan sabutuha menjadi kelompok boru ataupun dengan kelompok hula-hula dan sebaliknya. Dalam dalihan harus selalu ada api yang menyala untuk menjadikan tungku itu betul-betul berfaedah dan dapat memberi hasil yang sangat dibutuhkan orang. Demikian pula DNT, api solidaritas harus tetap menyala agar semangat gotong royong yang hebat tetap timbul dalam pekerjaan-pekerjaan adat dan usaha- usaha yang lain sehingga pekerjaan yang bagaimana pun beratnya dapat diselesaikan dengan baik dan memuaskan.

BAB III METODE PENELITIAN

Metodologi berasal dari kata metode dan logos, metode artinya cara yang tepat untuk melakukan sasuatu; logos artinya ilmu pengetahuan. Sudaryanto 1982:2, “Metodologi adalah cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan”. Dengan kata lain, metodologi merupakan proses, dan prinsip-prinsip yang kita gunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawaban. Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisis, sampai dengan menyusun laporan.Jadi metode penelitian adalah ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk mencapai suatu pemahaman.Menurut Maryaeni 2005:1, penelitian research merupakan usaha memahami fakta secara rasional empiris yang ditempuh melalui prosedur kegiatan tertentu sesuai dengan cara yang ditentukan peneliti. Dalam konteks penelitian, istilah fakta memiliki pengertian tidak sama dengan kenyataan, tetapi lebih mengacu pada sesuatu dari pada kenyataan exact, dan sesuatu tersebut terbentuk dari kesadaran seseorang seiring dengan pengalaman dan pemahaman seseorang terhadap yang dipikirkannya. Sesuatu yang terbentuk dalam pikiran seseorang tersebut belum tentu secara konkret, dapat dilihat dan ditemukan dalam kenyataan yang sebenarnya. 3.1Metode Dasar Metode dasar yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode atau pendekatan kualitatif.Maryaeni 2005:1, menjelaskan metode penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan yang sifatnya individu, keadaan atau gejala dari kelompok yang diamati.Metode ini dilakukan agar dapat mengumpulkan dan menyajikan data secara faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi daerahnya. Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada dua alasan.Pertama, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini mengenai pelaksanaan pembagian teanteanan dalam budaya Batak Toba menurut hukum waris adat, yang dilaksanakan pada di Desa Rinabolak. Proses pembagian teanteanan ini membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya aktual dan kontekstual. Kedua, pemilihan pendekatan ini didasarkan pada keterkaitan masalah yang dikaji dengan sejumlah data.Dari kedua alasan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa dalam penelitian ini cocok dikaji melalui pendekatan kualitatif.

3.2 Lokasi Penelitian