Teknik Penulisan Tinjauan Pustaka

16

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Analisis Isi

Analisis isi Content Analysis adalah penelitian yang bersifat pembahasan secara mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. 1 Analisis isi juga dapat dikatakan sebagai suatu teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secara objektif, sistematik dan relevan secara sosiologis, uraian analisisnya boleh saja menggunakan tata cara pengukuran kuantitatif atau kualitatif bahkan keduanya sekaligus. 2 Menurut Budd 1967, analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan dipilih. 3 Kemudian menurut Berelson 1952 mendefinisikan analisis isi sebagai suatu teknik penelitian yang obyektif, sistematik, dan menggambarkan secara kuantitatif isi-isi pernyataan suatu komunikasi. Sedangkan definisi Kerlinger 1986 agak khas, yaitu: analisis komunikasi secara sistematis, objektif, dan secara kuantitatif untuk mengukur variabel. 4 1 Bambang Setiawan dan Ahmad Muntaha, Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2004, Modul 1-9, edisi ke-2,h.7.9 2 Zulkarimein Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 1993, Modul 1-9, edisi ke-2, h 2.13 3 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Perdana Media Group, 2007, cet. Ke-2, h.228 4 Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, Yogyakarta: ANDI, 2004, h. 164 dan 171 Dari beberapa definisi di atas maka muncullah prinsip analisis isi 5 : 1. Prinsip sistematik Ada perlakuan produser yanag sama pada semua isi yang dianalisis. Periset tidak dibenarkan menganalisis hanya pada isi yang sesuai dengan perhatian dan minatnya, tetapi harus pada keseluruhan isi yang telah ditetapkan untuk diriset. 2. Prinsip objektif Hasil analisis tergantung pada prosedur riset bukan pada orangnya. Kategori pesan yang sama bila digunakan untuk isi yang sama dengan prosedur yang sama, maka hasilnya harus sama, walaupun risenya beda. 3. Prinsip Kuantitatif Mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis isi yang di definisikan. Diartikan juga sebagai prinsip digunakannya metode deduktif. 4. Prinsip isi yang nyata Yang diriset dan dianalisis adalah isi yang tersurat tampak bukan makna yang dirasakan periset. Perkara hasil akhir dari analisis nanti menunjukan adanya sesuatu yang teresembunyi, hal itu sah saja. Namun semuanya bermula dari analisis terhadap isi yang tampak. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi. Baik surat kabar, berita, radio, televisi, iklan maupun semua 5 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h.229