Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keluarga merupakan suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah atau adopsi, dan keluarga juga merupakan sistem sosial kecil yang terdiri dari individu-individu yang berhubungan satu sama lainnya dengan alasan kasih sayang dan ikatan yang kuat, loyalitas, mengkompromikan keadaan rumah yang permanen yang terjadi dalam jangka tahunan dan decade-dekade. httpwww.yakita.or.idkonseling keluarga.html.diakses tanggal 20 April 2010 pukul 18.00 wib. Kedudukan utama setiap keluarga ialah fungsi pengantara pada masyarakat besar. Sebagai penghubung pribadi dengan struktur sosial yang lebih besar. Suatu masyarakat tidak akan bertahan jika kebutuhannya yang bermacam-macam tidak di penuhi, seperti umpamanya produksi dan pembagian makanan, perlindungan terhadap yang muda dan yang tua, yang sakit dan yang mengandung, persamaan hukum, pengembangan generasi muda dalam kehidupan sosial. Keluarga adalah satu-satunya lembaga sosial, di samping agama,yang secara resmi telah berkembang di semua masyarakat. keikutsertaan dalam aktivitas keluarga mempunyai segi menarik lainnya, ialah bahwa meskipun tidak di dukung oleh hukuman resmi yang biasanya mendukung bayak kewajiban lainnya tetapi semua orang tetap mengambil bagian. umpamanya kita wajib ikut serta dalam kegiatan yang ekonomis atau produktif, jika tidak ingin menghadapi Universitas Sumatera Utara pilihan kelaparan. Di samping itu, seperti yang sudah di katakannya sebelumnya, keluarga itu merupakan dasar pembantu utama struktural sosial yang lebih luas, dengan pengertian bahwa lembaga-lembaga lainnya tergantung pada eksistensinya. Peran tingkah laku yang di pelajari dalam keluarga merupakan contoh atau prototif peran tingkah laku yang di perlukan pada segi-segi lainnya dalam masyarakat. Isi proses permasyarakatan ialah tradisi kebudayaan masyarakat itu sendiri, dengan meneruskannya pada generasi berikut dimana keluarga berfungsi sebagai saluran penerusan yang tetap menghidupkan kebudayaan itu William, 1997:2 – 8 Hari Lanjut Usia Nasional HLUN ditetapkan pada tanggal 29 Mei 1996 dan terus diperingati setiap tahunnya. Melalui peringatan ini diharapkan dapat memotivasi dan menggerakkan para lansia, keluarga, organisasi sosial, masyarakat dan dunia usaha dalam meningkatkan kesejahteraan lansia dengan mengembangkan jiwa dan semangat kesetiakawanan sosial. Pada tahun 1980 penduduk lanjut usia baru berjumlah 7,7 juta jiwa atau 5,2 persen dari seluruh jumlah penduduk. Pada tahun 1990 jumlah penduduk lanjut usia meningkat menjadi 11,3 juta orang atau 8,9 persen. Jumlah ini meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2 persen dari seluruh penduduk. Dan diperkirakan pada tahun 2020 akan menjadi 29 juta orang atau 11,4 persen. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk lanjut usia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Angka harapan hidup penduduk Indonesia berdasarkan data Biro Pusat Statistik pada tahun 1968 adalah 45,7 Universitas Sumatera Utara tahun, pada tahun 1980 : 55.30 tahun, pada tahun 1985 : 58,19 tahun, pada tahun 1990 : 61,12 tahun, dan tahun 1995 : 60,05 tahun serta tahun 2000 : 64.05 tahun. Keadaan lansia di indonesia meningkat, indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia aging struktured population karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,18. Provinsi yang mempunyai jumlah penduduk Lanjut Usia Lansianya sebanyak 7 adalah di pulau Jawa dan Bali. Peningkatan jumlah penduduk Lansia ini antara lain disebabkan antara lain karena 1 tingkat sosial ekonomi masyarakat yang meningkat, 2 kemajuan di bidang pelayanan kesehatan, dan 3 tingkat pengetahuan masyarakat yang kurang. Meningkatnya usia harapan hidup penduduk Indonesia membawa konsekuensi bertambahnya jumlah lansia. Abad 21 ini merupakan abad lansia era of population ageing, karena pertumbuhan lansia di Indonesia akan lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara lain. Indonesia diperkirakan mengalami aged population boom pada dua dekade permulaan abad 21 ini. Hal tersebut perlu terus diantisipasi karena akan membawa implikasi luas dalam kehidupan keluarga, masyarakat, dan negara. Karena itu, lansia perlu mendapatkan perhatian dalam pembangunan nasional. Di sisi lain, lansia menjadi sumber daya manusia yang mempunyai pengalaman luas. Yakni pengalaman dan kearifan yang dapat dimanfaatkan dalam pembangunan di berbagai bidang. Universitas Sumatera Utara Sistem nilai sosial budaya di Indonesia menempatkan lanjut usia sebagai warga terhormat, baik di lingkungan keluarga maupun dalam kehidupan masyarakat. Hingga saat ini masih cukup banyak keluarga yang di dalamnya terdapat tiga generasi three generation in one roof. Namun pola tanggung jawab sosial yang berakar pada budaya masyarakat Minangkabau, dalam pelaksanaan yang seharusnya dilakukan di tengah keluarga sendiri, sekarang banyak dari orangtua tersebut dimasukkan ke panti jompo. Kebanyakan anggota masyarakat kelihatannya tidak lagi begitu memikirkan untuk bisa membantu dan menyantuni orangtua dan mamak mereka yang yang sebagian besar sudah tidak mempunyai sumber penghidupan lagi. Gejala ini dapat dipakai sebagai indikator untuk menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial terhadap orangtua telah mengalami pergeseran dikarenakan adanya faktor – faktor yang mempengaruhi, salah satunya faktor ekonomi yang sangat mendasar. keuangan membuat sebagian orang lupa untuk mengurus orangtua mereka yang hanya menambahi beban mereka. Konsekuensi dari meningkatnya para manusia lanjut usia manula setiap tahunnya maka pelayanan terhadap para lanjut usia yang dilakukan oleh keluarga dan masyarakat harus terus dilakukan sesuai dengan usaha-usaha kesejahteraan sosial yang merupakan kewajiban bagi setiap warga negara. Demikian pula tuntutan agama dan nilai luhur budaya bangsa Indonesia dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat, orangtua yang tergolong lanjut usia ditempatkan pada posisi terhormat dan dibahagiakan dalam kehidupan keluarga. Generasi muda dianjurkan untuk menghormati dan bertanggung jawab atas kesejahteraan anggota keluarga yang lebih tua, terutama orangtua sendiri. Dengan demikian Universitas Sumatera Utara keluarga merupakan wahana yang tepat untuk pelayanan orang lanjut usia terutama perempuan lanjut usia dalam keluarga karena keluarga mempunyai kewajiban moril yang sangat luhur untuk tetap mengurus dan melayani orang lanjut usia dalam lingkungan keluarga. Keluarga merupakan tempat berlindung dari tekanan-tekanan fisik maupun psikis yang datang dari lingkungannya. Untuk melindungi diri maka diperlukan adanya ketahanan fisik maupun psikis di lingkungan keluarga tersebut, baik yang menyangkut kondisi fisik, ekonomi, sosial maupun kondisi psikisnya. Dengan demikian lanjut usia yang ada dalam keluarga merasa aman dan nyaman. Lanjut usia adalah orangwarganegara Indonesia baik laki-laki maupun perempuan yang berumur 60 tahun ke atas. Lanjut usia yang layak dilayani dalam keluarga, yakni lanjut usia yang wajar menurut tahap perkembangan usianya dan minimal mampu mengurus diri serta tidak memerlukan layanan khusus profesional. Seperti halnya bila kita melihat suku bangsa Minangkabau merupakan salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia yang menganut sistem keluarga yang disebut matrilineal, artinya sistem keluarga yang berada di garis keturunan ibu, dimana kekuasaan harta menjadi milik ibu. Peran dan tanggung jawab keluarga matrilineal terhadap orangtua yang telah lanjut usia berada di tangan keluarga ibu, yaitu mamak adik ibu laki-laki dan keluarga luas ibu. Bagi keluarga dan masyarakat Minangkabau dan hidup dalam sistem kekerabatan keluarga luas, secara ideal budaya jaminan sosial bagi orang lanjut usia terutama perempuan lanjut usia sangatlah tinggi. Universitas Sumatera Utara Berbeda dengan suku batak toba yang menganut sistem keluarga partilineal, yang artinya sistem keluarga yang berada digaris keturunan ayah, dimana kekuasaan harta menjadi milik ayah yang akan diwariskan kepada anak laki-laki. Peran dan tanggung jawab keluarga patrilineal terhadap orang tua yang telah lanjut usia berada dibawah tanggung jaawab anak-anaknya terutama anak laki-laki. Bagi suku batak Toba memandang bahwa orang tua adalah kehormatan bagi keluarga sehingga sangat dipantangkan apabila orang tua berada dipanti jompo.httpbatavia.co.id berita kesejahteraan para lanjut usia. Diakses tanggal 3 Juni 2010 pukul 16.00wib Di zaman modernisasi, hubungan orang muda dan orang tua semakin renggang. Kesibukan yang melanda kaum muda hampir menyita seluruh waktunya, sehingga mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk memikirkan orang tua. Kondisi seperti ini menyebabkan kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak, kurangnya perhatian dan pemberian perawatan terhadap orang tua. Kondisi perkotaan yang berpacu untuk memperoleh kekuasaan dan kekayaan banyak menimbulkan rasa kecemasan, ketegangan, ketakutan, bagi penduduknya yang dapat menyebabkan penyakit mental. Kondisi perkotaan yang besifat individualisme menyebabkan kontak sosial menjadi longgar sehingga penduduk merasa tidak aman, kesepian dan ketakutan. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melihat lebih dalam tentang kondisi lansia yang ada dipanti jompo yaitu salah satunya lansia yang berada di panti sosial Dharma Asih Binjai yang merupakan Universitas Sumatera Utara salah satu panti sosial yang merupakan lembaga di bawah naungan Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara yang mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam pembinaan sosialisasi dan pengasuhan lansia. Dengan melihat respon dapat diketahui bagaimana sebenarnya tanggapan dan sikap para lansia tersebut terhadap program kesejahteraan di hari tua oleh UPTD Dharma Asih Binjai.

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Respon Warga Binaan Dusun Partukkoan Desa Salaon Dolok Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir Terhadap Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

1 78 120

Pengaruh Program Penguatan Keluarga terhadap Kesejahteraan Sosial Warga Binaan Yayasan SOS Desa Taruna Medan di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Baru Kabupaten Deli Serdang

1 96 170

Respon Warga Binaan Terhadap Program Panti Sosial Karya Wanita Parawasa Berastagi

1 115 108

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Dengan Kebersihan Diri Penghuni Panti Unit Pelaksana Teknis Daerah Abdi Dharma Asih Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai Tahun 2010

0 44 84

Efektifitas Pelaksanaan Program Keterampilan Pertanian Bagi Warga Binaan Sosial Oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas Pungai Sejahtera Binjai

0 16 131

Peranan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Pungai Sejahtera Binjai Dalam Meningkatkan Fungsi Sosial Keluarga Warga Binaan

0 33 120

Peranan Unit Pelaksana Teknis Daerah (Uptd) Balai Pungai Sejahtera Binjai Dalam Meningkatkan Fungsi Sosial Keluarga Warga Binaan

1 71 120

Respon Warga Binaan Terhadap Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara di Desa Sionom Hudon Selatan Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan

0 7 108

TANGGAPAAN WARGA BINAAN TERHADAP GAYA PACARAN MASA SEKARANG (STUDI PADA WARGA BINAAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PELAYANAN SOSIAL ANAK REMAJA JL. INDUSTRI-TANJUNG MORAWA).

1 2 27

Respon Warga Binaan Dusun Partukkoan Desa Salaon Dolok Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir Terhadap Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

0 0 13