8 dengan pemuasan kebutuhan dan keinginan konsumen. Pemasaran
merupakan fungsi bisnis yang mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan pelanggan customer, menentukan pasar sasaran yang paling
dapat dilayani dengan baik oleh perusahaan, dan merancang produk, jasa, dan program yang tepat untuk melayani pasar.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh para ahli pemasaran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran pada
dasarnya berperan sebagai penghubung antara keinginan dan permintaan akan barang dan jasa yang dibutuhkan pelanggan dan mengajak setiap
orang dalam perusahaan untuk “memikirkan konsumen atau pelanggan” untuk menciptakan keuntungan atau laba dengan melakukan sesuatu hal
untuk menciptakan dan memberikan nilai serta kepuasan tertinggi bagi konsumen, dengan produk atau jasa sesuai dengan kebutuhannya dan
keinginannya.
2. Pengertian Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran merupakan fungsi bisnis yang sangat penting karena maju mundurnya suatu perusahaan tergantung dari
manajemen pemasarannya. Agar mampu bertahan dalam ketatnya persaingan bisnis saat ini setiap perusahaan harus menentukan manajemen
yang tepat bagi pemasarannya khususnya bagi minimarket Indomaret yang
9 mana pada masa kini persaingan dalam bisnis retail khususnya minimarket
sangat banyak sekali. Manajemen
pemasaran adalah
proses perencanaan
dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari
barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi. Philip Kotler
dan A.B Susanto, 2009 : 19. Menurut Fredy Rangkuti 2002 : 10 manajemen pemasaran
adalah suatu proses yang melibatkan kegiatan – kegiatan penting yang
menyesuaikan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan, melalui pertukaran dengan pihak lain untuk
mengembangkan pertukaran. Mengenai manajemen pemasaran, Philip Kotler 2004 : 9
mengemukakan pendapatnya sebagai berikut: “Manajemen pemasaran
adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan
pertukaran yang memenuhi sasaran – sasaran individu dan organisasi”.
Menurut Ernie dan Kurniawan 2005 : 14 menyebutkan bahwa manajemen pemasaran sebagai berikut : “Manajemen pemasaran adalah
kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh
pelanggan, dan bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan.
10
3. Pengertian Bauran Pemasaran Retail Retailing Mix
Kotler dan Armstrong 2008: 77 mendefinisikan bisnis ritel sebagai kegiatan yang menyangkut penjualan barang atau jasa secara
langsung kepada konsumen untuk penggunaan pribadi dan non-bisnis. Bisnis ritel tidak hanya menjual produk-produk di toko store retailing
tetapi juga di luar toko nonstore retailing. Kegiatan yang dilakukan dalam bisnis ritel adalah menjual berbagai produk, jasa, atau keduanya,
kepada konsumen untuk keperluan konsumsi pribadi maupun bersama. Levy and Weitz 1998: 23 mendefinisikan retailing mix adalah kombinasi
dari penggunaan faktor bauran penjualan eceran untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang mempengaruhi keputusan pembelian. Unsur
pada bauran penjualan eceran meliputi jenis dari barang dagang dan jasa yang ditawarkan, harga barang dagang, iklan dan program promosi, desain
toko, display barang dagang, bantuan ke pelanggan yang disediakan oleh orang-orang pelayan toko, dan kenyamanan dari lokasi penyimpanan
barang dagang. Untuk menentukan bauran penjualan eceran, manajer pada organisasi pembelian harus memutuskan berapa banyak dan jenis barang
dagang apa saja yang dibeli, kondisi pembelian dan harga eceran yang digunakan
penjual, dan
bagaimana caranya
mengiklankan dan
mempromosikan barang dagangan.
11
Gambar 2.2 Elemen
Retailing Mix
Sumber Levy and Weitz 1998 :23 Para peritel berupaya memuaskan kebutuhan konsumen dengan
mencari kesesuaian antara barang - barang yang dimilikinya dengan harga, tempat, dan waktu yang diinginkan pelanggan. Karena itu usaha eceran
memiliki peranan penting dalam proses pemenuhan kebutuhan konsumen, karena merupakan tahap akhir dari saluran distribusi yang menyampaikan
produk langsung kepada konsumen akhir. Tujuan setiap retailer adalah mencapai tingkat penjualan dan laba yang memuaskan.
Ada 4 fungsi utama bisnis ritel: a. Membeli dan menyimpan barang
Elemen Retailing Mix
Location Merchandise assortment
Pricing Advertising and promotion
Store design and display Customer service
Personal selling
RETAIL STRATEGY
12 b. Memindahkan hak milik barang tersebut kepada konsumen akhir
c. Memberikan informasi mengenai sifat dasar dan pemakaian barang tersebut
d. Memberikan kredit kepada konsumen dalam kasus tertentu. Dalam usahanya mencapai tingkat penjualan dan laba yang
memuaskan dimasa depan menurut Danny N. Bellenger 1983, p.84 diperlukan retail strategy yaitu “Retail strategy is making decisions for
some future time period about what to do with the internal factors that are within the control of the retailer
” atau dapat diuraikan retail strategy adalah pembuatan keputusan mengenai apa yang akan dilakukan terhadap faktor-
faktor internal yang dapat dikendalikan oleh pengecer diperiode yang akan datang.
Peritel atau pengecer adalah pengusaha yang menjual barang atau jasa secara eceran kepada masyarakat sebagai konsumen Hendri
Maaruf,2005:71. Peritel perorangan atau peritel kecil memiliki jumlah gerai bervariasi, mulai dari satu gerai hingga beberapa gerai. Gerai dalam
segala bentuknya berfungsi sebagai tempat pembelian barang dan jasa, yaitu dalam arti konsumen datang ke gerai untuk melakukan transaksi
berbelanja dan membawa pulang barang atau menikmati jasa. Gerai-gerai dari peritel kecil terdiri atas dua macam, yaitu gerai modern dan
tradisional. Peritel besar adalah peritel berbentuk perusahaan yang
13 melakukan kegiatan perdagangan ritel dalam skala besar, baik dalam arti
gerai besar maupun dalam arti mempunyai gerai besar dan sekaligus gerai kecil. Perusahaan perdagangan ritel besar dapat memiliki format
bervariasai dari yang terbesar perkulakan hingga yang terkecil atau minimarket
Hendri Ma’ruf, 2005:71. 1. Gerai tradisional
Gerai tradisional adalah gerai yang telah lama beroperasi di negeri ini berupa: warung, toko, dan pasar. Warung biasanya berupa
bangunan sederhana yang permanen tembok penuh semi permanen tembok setinggi 1 meter di sambung papan sebagai dinding, atau
dinding kayu seutuhnya. Menurut penelitian AC Nilsen, selama 10 tahun sampai 2002, telah tumbuh 1 juta warung yang kebanyakan di
luar kota dengan omzet rata-rata Rp 100.000 per hari. 2. Gerai modern
Gerai modern mulai beroperasi awal 1960-an di Jakarta , arti modern disini adalah penataan barang menurut keperluan yang sama
dikelompokan di bagian yang sama yang dapat dilihat dan diambil langsung oleh pembeli, penggunaan alat pendingin udara, dan adanya
pramuniaga profesional. Modernisasi bertambah meluas pada dasawarsa 1970-an. Supermarket mulai di perkenalkan pada dasawarsa
ini , konsep one stop shopping mulai dikenal pada dasawarsa 1980-an yang kemudian menjadi popular awal 1990-an. Istilah pusat belanja
14 mulai popular di gunakan untuk mengganti kata one stop shopping .
Banyak orang mulai beralih ke gerai modern seperti pusat belanja ini untuk berbelanja. Macam-macam gerai modern diantaranya Philip
Kotler,1997:337-339: a Minimarket: minimarket mengalami pertumbuhan sebanyak 1800
buah selama 10 tahun sampai tahun 2002. Luas ruang minimarket adalah antar 50m
2
sampai 200 m
2
. b Convenience store: gerai ini mirip minimarket dalam hal produk
yang dijual, tetapi berbeda dalam hal harga, jam buka, dan luas ruangan,dan lokasi. Convenience store ada yang dengan luas
ruangan antara 200 m
2
hingga 450 m
2
dan berlokasi di tempat yang setrategis, dengan harga yang lebih mahal dari harga minimarket.
c Special store: merupakan toko yang memiliki persediaan lengkap sehingga konsumen tidak perlu pindah toko lain untuk membeli
sesuatu, harga yang ditawarkan bervariasi dari yang terjangkau hingga yang mahal.
d Factory outlet e Distro
f Supermarket: mempunyai luas 300-1100 m
2
yang kecil sedang yang besar 1100-2300 m
2
g Perkulakan atau gudang rabat
15 h Super store: adalah toko serba ada yang memiliki variasi barang
lebih lengkap dan luas yang lebih besar dari supermarket i Hypermarket: luas ruangan di atas 5000 m
2
j Pusat belanja : yang terdiri dua macam yaitu mall dan trade center. Mal memuat banyak gerai mulai dari toko biasa sampai
supermarket, department store, amusement center, dan foodcourt. Trade center mirip mall tetapi tidak memiliki ruang publik seluas
mall dan biasanya tidak tersedia department store dan amusement store.
Konsumen atau pembeli adalah fokus ke arah mana setiap gerak semua orang dalam perusahaan harus tertuju pada pemuasan kebutuhan
konsumen. Pemasaran
memiliki tugas
mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan program masing-masing unit perusahaan agar seirama dalam menciptakan, mempromosikan, dan menyampaikan barangjasa
mereka kepada kelompok konsumen mereka. Hal ini menjadi penyebab munculnya bauran pemasaran ritel. Yang terdiri dari unsur lokasi,
merchandising, harga, promosi, atmosfer dalam gerai, personal selling dan customer service.
B. Lokasi
Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel. Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan
16 dengan gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis meskipun keduanya
menjual produk yang sama oleh pramuniaga yang sama banyak dan terampil, dan sama-sama punya penataan yang bagus. Beberapa jenis gerai yang
berbeda seperti supermarket, department store, toko aksesoris rumah, toko fashion, dapat berkumpul di suatu area perdagangan ritel seperti mall atau
pusat bisnis. Masing-masing mendapatkan pembeli dari segmen yang sesuai dengan incaran mereka. Hal itu dimungkinkan setelah masing-masing peritel
mempelajari karakteristik mall atau pusat perbelanjaan yang bersangkutan dari berbagai aspeknya seperti; luas dan kepadatan wilayaharea yang dilayaninya,
kelas sosial ekonomi penduduk, luas mallpusat perbelanjaan, kondisi lalu lintas, sarana transportasi umum. Berbagai informasi tersebut akan
mendatangkan informasi tentang banyaknya kunjungan masyarakat ke mall setiap harinya dan perkiraan belanja.
Pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan cermat terhadap beberapa faktor berikut:
a. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana
transportasi umum. b.
Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal.
c. Lalu-lintas traffic, menyangkut dua pertimbangan utama berikut:
1 Banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan peluang
besar terhadap terjadinya impulse buying, yaitu keputusan
17 pembelian yang seringkali terjadi spontan, tanpa perencanaan,
danatau tanpa melalui usaha-usaha khusus. 2
Kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bisa pula menjadi habatan, misalnya terhadap pelayanan kepolisian, pemadam
kebakaran, atau ambulans. d.
Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.
e. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha
dikemudian hari. f.
Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.
g. Kompetisi, yaitu lokasi pesaing
h. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang bengkel
kendaraan bermotor terlalu berdekatan dengan pemukiman penduduk.
C. Harga
Harga sebenarnya merupakan salah satu faktor yang harus dikendalikan secara serasi dan selaras dengan tujuan yang ingin dicapai oleh
perusahaan. Segala keputusan yang bersangkutan dengan harga akan sangat mempengaruhi beberapa aspek kegiatan suatu usaha, baik yang bersangkutan
dengan kegiatan penjualan, atau pun aspek keuntungan yang ingin dicapai
18 oleh suatu usaha. Ini berarti harga menggambarkan nilai uang sebuah barang
dan jasa. Menurut Kotler dan Armstrong 2001:439 harga adalah jumlah dari
nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produkjasa. Bagi perusahaan, penetapan harga suatu barang
dan jasa memberikan pengaruh yang tidak sedikit, karena: a.
Harga merupakan penentu bagi permintaan pasar b.
Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan suatu usaha c.
Harga akan memberikan hal yang maksimal dengan menciptakan sejumlah pendapatan dan keuntungan bersih.
Tjiptono 2002, 152-153 mengemukakan bahwa pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu:
1. Tujuan berorientasi pada laba.
Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang menghasilkan laba
paling tinggi maksimalisasi laba. 2.
Tujuan berorientasi pada volume. Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target
volume penjualan, nilai penjualan atau pangsa pasar. 3.
Tujuan berorientasi pada citra.
19 Perusahaan dapat menetapkan harga yang tinggi untuk
membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Sementara harga yang rendah digunakan untuk membentuk citra tertentu.
4. Tujuan stabilitas harga.
Tujuan stabilitas harga dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil. Harga
dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung
penjualan ulang produk. Menurut Simamora 2001:200, langkah-langkah yang dapat dilakukan
dalam penetapan harga adalah: a.
Analisis keadaan pasar, yakni memahami hubungan permintaan dan harga, karena perubahan harga dapat memberikan pengaruh
besar terhadap permintaan. b.
Identifikasi faktor-faktor pembatas adalah faktor yang membatasi perusahaan dalam menetapkan harga.
c. Menetapkan sasaran yang menjadi sasaran umum adalah
memperoleh keuntungan untuk harga harus lebih tinggi dari biaya rata-rata operasional.
d. Analisis potensi keuntungan. Suatu usaha perlu mengetahui
beberapa keuntungan yang ingin mereka peroleh.
20 e.
Penentuan harga awal harus disepakati bahwa harga awal bagi produk baru yang pertama kali diluncurkan berdasarkan
kesepakatan bersama. f.
Penetapan harga disesuaikan dengan keadaan lingkungan yang selalu berubah, oleh karena itu, harga harus disesuaikan.
D. Promosi
Menurut Lupoyadi 2001:10 promosi adalah salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam
memasarkan produk atau jasa. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga untuk
mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Perusahaan harus mengkoordinasi
unsur-unsur dalam bauran promosi, kemudian mengkoordinasikan promosi dengan unsur-unsur dalam bauran pemasaran agar mencapai pasar sasaran dan
memenuhi tujuan perusahaan secara keseluruhan. Beberapa alasan para pemasar melakukan promosi Simamora, 2001:754-755:
a. Menyediakan informasi b. Merangsang permintaan
c. Membedakan produk d. Mengingatkan para pelanggan saat ini
e. Menghadang pesaing
21 f. Memuluskan fluktuasi-fluktuasi permintaan.
Menurut Kotler 2008 : 150 iklan merupakan semua bentuk terbayar dari presentasi non pribadi dan promosi ide,barang atau jasa, oleh sponsor
tertentu. Tujuan periklanan adalah tugas komunikasi tertentu yang dicapai dengan pemirsa sasaran tertentu selama periode waktu tertentu. Tujuan
periklanan bisa digolongkan berdasarkan tujuan utama - apakah tujuannya menginformasikan, membujuk atau mengingatkan.
E. Pelayanan
Customer service
Customer service bertujuan memfasilitasi para pembeli saat mereka berbelanja di gerai. Hal-hal yang dapat memfasilitasi para pembeli terdiri atas
layanan pelanggan, personal selling, layanan transaksi berupa cara pembayaran yang mudah, layanan keuangan berupa penjualan dengan kredit,
dan fasilitas-fasilitas seperti contoh toilet, tempat mengganti pakaian bayi, food court, telepon umum, dan sarana parkir.
a. Pengertian layanan
Layanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan kepemilikan
apapun. Produksi
layanan bisa
berhubungan dengan produk fisik maupun tidak Simamora, 2001:172. Pelayanan diberikan sebagai tindakan atau perbuatan
22 sesorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada
pelanggan. Tindakan tersebut dapat dilakukan melalui cara langsung melayani pelanggan. Faktor utama dari pelayanan adalah kesiapan
sumber daya manusia dalam melayani pelanggan atau calon pelanggan. Oleh karena itu, sumber daya manusia perlu dipersiapkan
secara matang sebelumnya hingga mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada calon pelanggannya.
b. Jenis-jenis Pelayanan
1 Costumer service: a Pramuniaga dan staf lain seperti kasir dan SPGsales
promotion girl yang terampil dengan cara pelayanan dan kesigapan membantu.
b Personel shopper, yaitu staf perusahaan ritel yang melayani pembeli melalui telepon dan menyiapkan barang pesanan yang
nantinya tinggal di ambil oleh pelanggan. 2 Terkait fasilitas gerai
a Jasa pengantaran delivery b Gift wrapping
c Gift certificates voucher d Jasa pemotongan pakaian jadi atau perbaikan
e Cara pembayaran dengan credit card atau debit card
23 f Fasilitas tempat makan food corner
g Fasilitas kredit h Fasilitas kenyamanandan keamanan berupa tangga jalan dan
tangga darurat. i Fasilitas telepon dan mail orders
j Lain-lain, seperti fasilitas kredit 3 Terkait jam operasional toko
a Jam buka yang panjang atau buka 24 jam 4 Fasilitas-fasilitas lain
a Ruang lahan parkir b Gerai laundry
c Gerai cuci cetak film
F. Citra Merek
Brand Image 1. Pengertian Citra Merek
Merek adalah suatu nama, simbol, atau desain, atau kombinasi dari semuanya yang mengidentifikasikan pembuat atau penjual produk dan jasa
tertentu Kotler, 2004:349. Menurut Aaker 1997:9, merek adalah nama atau simbol yang bersifat
membedakan seperti sebuah logo, cap, kemasan dengan maksud mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah
kelompok penjual
tertentu. Dengan
demikian, suatu
merek
24 membedakannya dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh kompetitor.
Lamb2001:423 mengungkapkan bahwa ciri-ciri dari nama merek yang efektif, yaitu:
a. Mudah diucapkan b. Mudah dikenali
c. Mudah diingat d. Pendeksingkat
e. Berbeda atau unik f. Menggambarkan manfaat dari produk
g. Mempunyai konotasi yang positif h. Memperkuat citra yang diinginkan
Menurut Kotler 1997:607: ”image is the set of beliefs, ideas, and impressions that a person holds regarding an object. People’s attitudes
and actions toward an object are highly conditioned by that object’s
image.” Image adalah suatu rangkaian dari kepercayaan, ide, dan kesan- kesan yang dimiliki seseorang mengenai suatu objek tertentu.
Citra Merek Brand image merupakan keseluruhan persepsi terhadap suatu merek yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai
sumber setiap waktu. Brand image dibangun berdasarkan pemikiran ataupun pengalaman yang dialami seseorang terhadap merek yang
bersangkutan Setiadi, 2003:180.
25 Citra Merek Brand image adalah sekumpulan asosiasi merek yang
terbentuk dan melekat dibenak konsumen Rangkuti, 2004:244. Citra merek juga merupakan keseluruhan dari persepsi konsumen mengenai
merek tersebut, atau bagaimana cara mereka memandangnya yang mungkin tidak serupa dengan identitas merek.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa citra merek adalah sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan oleh konsumen
terhadap merek tertentu. Brand Image dapat disampaikan melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia.
2. Pengukuran Citra Merek