Pemahaman Deposan Terhadap Pertimbangan Pemerintah Dalam Pemotongan Pajak Atas Bunga Deposito Berjangka Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian Medan

(1)

TUGAS AKHIR

PEMAHAMAN DEPOSAN TERHADAP PERTIMBANGAN PEMERINTAH DALAM PEMOTONGAN PAJAK ATAS BUNGA DEPOSITO BERJANGKA PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA UNIT

KEDAI DURIAN MEDAN

O

L

E

H

Fatrinaldi Amri 082600068

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(2)

KATA PENGANTAR

Bissmillahhirrahmanirrahiim.

Dengan ini mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul : “PEMAHAMAN DEPOSAN

TERHADAP PERTIMBANGAN PEMERINTAH DALAM PEMOTONGAN PAJAK ATAS BUNGA DEPOSITO BERJANGKA PADA BANK RAKYAT INDONESIA UNIT KEDAI DURIAN MEDAN”, Laporan Praktik Kerja

Mandiri ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Program Diploma III Administrasi Perpajakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada ayahanda Amrizal dan Ibunda Ermawati Yang telah memberikan bimbingan, semangat dan rela berkorban demi ananda. Hingga ananda menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara “USU” ini, sampai ananda dapat menyusun Laporan PKLM ini dan Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Uda Hendra, Uni Devi, dan Uda Tedi atas semua dukungan dan bantuan nya baik materil maupun sprituil.

Dalam menyelesaikan laporan PKLM ini penulis menyadari hasilnya masih jauh dari kesempurnaan. Namun penulis tetap berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi pembaca di kemudian hari. Dan demi kesempurnaan Laporan PKLM penulis dengan rendah hati menerima saran


(3)

dan kritik yang menambah kesempurnaan laporan PKLM ini dan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan semua pihak.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis merasakan banyak menerima bantuan dari pihak, untuk itu penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin. M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara;

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara;

3. Bapak Drs. Hotmal Jafar, Ak, MM selaku dosen pembimbing dalam penulisan laporan PKLM ini yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan masukan berupa saran, arahan, dan bimbingan dalam penyusunan laporan PKLM ini;

4. Bapak dan Ibu Dosen beserta staff Program Studi Diploma-III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Sumatera Utara;

5. Kepada Uda Hendra serta seluruh staf karyawan PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan data kepada penulis;

6. Buat Om Eben, Mami, Kak in, Andi, Yogi dan buat seluruh keluarga di Medan yang telah banyak memberikan support dan doa’anya kepada penulis.


(4)

7. Buat Yuni afrina yang banyak membantu dalam pembuatan Laporan PKLM ini yang senantiasa sabar, memberikan support, motivasi dan doannya kepada penulis.

8. Buat kawan-kawan ADiDiYuHeKi, DeDeLuWiDi, Double R, AuGekBaRaTi dan kawan-kawan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang senantiasa menemani hari-hari dikampus, janganlah berubah ya kawan-kawan.

9. Seluruh kawan – kawan stambuk 2008 kelas A, C dan khususnya B yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang memberikan kenangan masa kuliah yang sulit diungkapkan;

10. Adik-adik penulis stambuk 2009 dan 2010, yang telah membantu penulis. tetaplah semangat, dan kita belajar sama-sama, karena ilmu yang kita gunakan untuk selamannya;

11. Terima kasih untuk semua yang telah membantu penulis dalam pembuatan Laporan PKLM yang tidak dapat disebutkan satu persatu, tanpa bantuannya, semua gag ada artinya.

Akhirnya penulis mendoakan semoga Allah SWT memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya yang berlipat ganda atas amal bantuan tersebut. Penulis berharap kiranya apa yang disajikan dalam Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis sendiri. Amin ya Robbal Alamin.

Medan, Juni 2011 Penulis Fatrinaldi Amri


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 1

B.Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 3

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 3

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 4

a. Bagi Mahasiswa ... 4

b. Bagi Universitas ... 5

c. Bagi Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian ... 5

C.Uraian Teoritis Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 6

1. Pengertian dan definisi pajak ... 6

2. Definisi Deposito Berjangka ... 7

3. Undang – Undang tentang pengaturan yang berkaitan dengan Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito Berjangka ... 8

D.Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 9

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 10

F. Metode Pengumpulan Data ... 11


(6)

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A.Sejarah Berdirinya PT Bank Rakyat Indonesia Secara Umum ... 15

B.Sejarah PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian ... 18

C.Struktur dan Tugas Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia unit Kedai Durian ... 19

1. Struktur Organisasi PT Bank Rakyat Indonesia unit Kedai Durian . 19 2. Uraian Tugas PT Bank Rakyat Indonesia ... 21

D.Aspek Kegiatan PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian ... 31

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO A. Gambaran Umum Pajak ………...32

1. Pengertian dan Definisi Pajak………32

2. Fungsi Pajak………...34

3. Syarat pemungutan pajak………34

4. Tata cara Pemungutan pajak……….. 36

5. Jenis–jenis Pajak………...………. 38

B.Gambaran Data Pajak Penghasilan Atas Bunga Deposito Berjangka………..…..40

1. Definisi Deposito Berjangka………...40

2. Jenis –jenis Deposito………..……….…42

3. Ketentuan Tentang Pengaturan Yang Berkaitan dengan Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito………..….. 45


(7)

C.Pajak Penghasilan Atas Bunga Deposito………46

1. Pengertian Pajak Penghasilan Atas Bunga Deposito………. 46

2. Objek dan Tarif Pajak……….………46

3. Subjek Pajak………..… 46

4. Pemotong Pajak Penghasilan………..48

5. Kewajiban pemotong Pajak Penghasilan………..…. 49

6. Dikecualikan dari pemotong Pajak Penghasilan………….... 49

7. Restitusi Pajak Penghasilan atas Bunga Tabungan dan Deposito dan diskonto SBI………..….. 50

D.Prosedur Pembukuan dan Pembayaran kembali Deposito Berjangka Pembukaan Rekening Deposito………...…….. 50

E. Ketentuan Pembukaan Rekening Deposito Pada PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian ………....52

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA A.Mekanisme Pemotongan dan Penyetoran Atas Bunga Deposito Berjangka di Bank Rakyat Indonesia………..…. 54

B. Laporan Pembayaran Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito Tabungan di PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian Medan tahun 2010……… 57

C.Pemahaman Deposan Terhadap Deposito Berjangka ………58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan………... 60


(8)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Perbedaan Deposito Berjangka dan Sertifikat Deposito ... 44 Tabel 3.2 Suku Bunga Counter % ... 53 Tabel 4.1 Laporan Pembayaran Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito Tabungan


(10)

DAFTAR GAMBAR


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah suatu cara kerja yang langsung dipraktikkan atau dilakukan mahasiswa secara mandiri. yang bertujuan memberikan pengalaman praktis di lapangan yang secara langsung berhubungan dengan teori – teori keahlian yang diterima di bangku perkuliahan, dan diharapkan mahasiswa yang diminta dituntut untuk mampu berpikir kritis, tegas dan kreatif khususnya di bidang yang mereka pilih. Hal ini sangat penting karena mahasiswa sebagai generasi muda diharapkan dapat meneruskan pembangunan bangsa ini. mahasiswa tidak hanya dituntut untuk lulus dari program pendidikannya tetapi juga harus mampu mengembangkan dan menambah ilmu pengetahuan dari ilmu yang diperolehnya sehingga dapat membimbing kita kedalam dunia kerja yang nyata guna memberikan kita arah dan cara yang lebih baik dalam melakukan pekerjaan. Guna memenuhi tuntunan itu dibutuhkan produk-produk perguruan tinggi yang berkualitas, untuk itu maka mahasiswa diwajibkan mengikuti Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

Dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, maka mahasiswa memerlukan sebuah wadah atau tempat untuk mengaplikasikan teori perkuliahannya tersebut. Pembahasan yang diambil tentu saja yang berhubungan dengan perpajakan. Secara garis besar dana yang digunakan untuk membiayai pembangunan bersumber dari anggaran negara maupun dari luar anggaran


(12)

Negara. Dana yang berasal dari anggaran negara pada umumnya diterima dari sektor pajak, yang dewasa ini peranannya perlu ditingkatkan, karena seperti yang telah direncanakan bahwa pembiayaan pembangunan semakin bergantung pada pajak. Dengan kata lain, ketergantungan pada pinjaman luar negeri dan penerimaan dari migas semakin berkurang.

Dalam meningkatkan penerimaan pajak harus memperlihatkan perkembangan perekonomian, bahkan pajak harus menjadi instrument untuk memperbaiki kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu bank sebagai salah satu lembaga keuangan diharapkan peranannya dalam perkembangan ekonomi kita, dan diharapkan pula peranannya dalam hal pemotongan pajak atas deposito berjangka dari setiap deposannya.

Dalam rangka pembiayaan negara guna pelaksanaan pembangunan yang semakin meningkat, peran serta seluruh lapisan masyarakat dalam ikut memikul pembiayaan pembangunan perlu terus ditingkatkan melalui pelaksanaan Undang-undang perpajakan yang makin mantap. Disamping itu, dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, dana yang dihimpun oleh bank melalui piranti pengerahan dana dalam bentuk deposito, tabungan dan Sertifikat Bank Indonesia telah semakin berkembang, sehingga pengenaan pajak atas bunga dan diskonto perlu diamankan dan disesuaikan. Walaupun demikian terhadap deposito dan tabungan kecil tetap perlu dikecualikan pengenaannya guna melindungi para penabung kecil yang pada umumnya masih berpenghasilan rendah.

Sejalan dengan pemikiran di atas, berdasarkan Pasal 4 ayat (2) Undang-undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan dan setelah itu Undang –


(13)

undang 17 Tahun 2000,serta sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang - undang Nomor 36 Tahun 2008. Pungutan pajak dilakukan berdasarkan Undang – undang yang berarti sudah disepakati atau disetujui pemerintah dan rakyat Indonesia melalui wakilnnya di Dewan Perwakilan Rakyat. Namun dalam kenyataanya masih ditemukan hambatan – hambatan dalam pelaksanaanya. Hambatan tersebut disebabkan kuranganya pengertian wajib pajak untuk kelanjutan pambangunan nasional.

Berdasarkan uraian tersebut untuk melakukan Pemasyarakatan akan pentingnya membayar pajak maka disini penulis merasa tertarik untuk mengadakan praktik dengan judul : “PEMAHAMAN DEPOSAN TERHADAP PERTIMBANGAN PEMERINTAH DALAM PEMOTONGAN PAJAK ATAS BUNGA DEPOSITO BERJANGKA PADA BANK RAKYAT INDONESIA UNIT KEDAI DURIAN MEDAN”.

B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Praktik Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu syarat yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan studi program studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Setiap kegiatan dilaksanakan tentunya mempunyai tujuan dan manfaat, yaitu:

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah :


(14)

a. Untuk mengetahui pertimbangan – pertimbangan apa yang menjadi dasar pemungutan pajak atas bunga deposito berjangka.

b. Memberikan gambaran kepada masyarakat akan pentingnya membayar pajak 20% melalui bunga depositonya, sehingga dalam hal ini masyarakat pada khususnya bank dan deposannya diharapkan mereka dapat mengetahui hak dan kewajibannya dalam membayar pajak.

c. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pemotongan,

penyetoran, dan pelaporan yang dilakukan oleh pihak bank.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Manfaat dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah:

a. Bagi Mahasiswa

1. Menambah wawasan di bidang perpajakan khususnya tentang pemahaman dalam hal pemotongan pajak atas bunga deposito berjangka.

2. Agar dapat mempraktikkan teori-teori yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dalam kegiatan selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

3. Agar dapat meningkatkan keahlian dan keterampilan dalam bidang perpajakan maupun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.


(15)

4. Sebagai wadah untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja dengan dibekali keahlian keterampilan dan pengalaman yang diperoleh sewaktu melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

b. Bagi Universitas

1. Menjalin kerjasama yang baik antara pihak Universitas dengan perusahaan baik swasta maupun Badan Usaha Milik Negara khususnya Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian Medan.

2. Memberikan uji nyata atas ilmu yang telah disampaikan selama di perkuliahan.

3. Dapat mempromosikan sumber daya manusia yang berkompeten di bidangnya di Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

4. Mendapatkan masukan berupa ide, saran dan gagasan untuk penyempurnaan kurikulum Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan sehingga mampu mencapai standar mutu pendidikan yang lebih baik.

c. Bagi kantor Bank Rakyat Indonesia unit Kedai Durian Medan.

1. Mempererat hubungan antara kantor Bank Rakyat Indonesia unit Kedai Durian Medan dengan pihak


(16)

Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

2. Mendapat masukan berupa ide, saran, dan gagasan dari Perguruan Tinggi menyangkut penanganan masalah perpajakan.

3. Dapat mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan ilmu perpajakan di lingkungan Perguruan Tinggi khususnya di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara.

C. Uraian Teoritis Praktik Kerja Lapangan Mandiri 4. Pengertian dan definisi pajak

a. Dikemukakan menurut Rochmat Soemitro dalam Resmi (2008:1) :

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang – undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang lansung dapat ditunjukkan, dan digunakan untuk pengeluaran umum. b. Dikemukakan menurut S. I. Djajadiningrat dalam Resmi

(2008:1) :

Pajak adalah suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan dari kas Negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan


(17)

tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari Negara secara lansung, untuk memelihara kesejahteraan umum.

c. Menurut Undang – Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan dalam Agustinus (2009:1) :

Pajak adalah Kontribusi wajib kepada Negara atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang – Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara lansung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar – besarnya kemakmuran rakyat.

5. Definisi Deposito Berjangka

a. Dikemukakan menurut Rini diakses dari

Deposito adalah produk simpanan di Bank yang penyetoran maupun penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu saja atau sesuai dengan jatuh temponya sehingga deposito dikenal juga sebagai tabungan berjangka.

b. Dikemukakan dalam Wikipedia bahasa Indonesia diakses dari


(18)

Deposito adalah produk bank sejenis jasa tabungan yang biasa ditawarkan kepada masyarakat. Dana dalam deposito dijamin oleh pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan persyaratan tertentu. Deposito biasanya memiliki jangka waktu tertentu di mana uang di dalamnya tidak boleh ditarik nasabah.

6. Undang – Undang tentang pengaturan yang berkaitan dengan Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito Berjangka

a. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan.

Undang – undang ini merupakan suatu sistem perpajakan yang dapat memberikan kepercayaan kepada anggota masyarakat, khususnya wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakan.

Dikarenakan Pajak penghasilan merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang berasal dari pendapatan rakyat, maka perlu diatur dengan undang – undang secara khusus yang dapat memberikan kepastian hukum sesuai dengan Negara demokratis pancasila.

b. Peraturan Pemerintah No.131 tahun 2000 tentang pajak penghasilan bunga deposito berjangka, sertifikat deposito dan tabungan.


(19)

Pengenaan Pajak Penghasilan atas bunga dari deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank lndonesia sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Dikenakan pajak final sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto, terhadap Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap.

2. Dikenakan pajak final sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto atau dengan tarif berdasarkan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda yang berlaku, terhadap Wajib Pajak luar negeri.

Yang diatur oleh peraturan pemerintah perlu mengatur kembali ketentuan tentang pengenaan pajak atas bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia. Yang dalam hal tersebut merupakan suatu kepastian hukum bagi pihak bank dalam melaksanakan pemotongan pajak atas bunga deposito berjangka dari setiap deposan dan merupakan petunjuk dalam pelaksanaanya.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Dalam hal membahas ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini penulis akan membahas bagaimana pemahaman deposan terhadap pertimbangan


(20)

pemerintah dalam pemotongan pajak atas bunga deposito berjangka pada Bank Rakyat Indonesia unit Kedai Durian Medan.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri maka penulis menggunakan metode sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini penulis menyediakan persiapan yang dibutuhkan mulai dari pengajuan judul, penetapan judul oleh Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, pembuatan proposal, seminar proposal, dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing yang ditunjuk oleh Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan. b. Studi Literatur

Yaitu kegiatan studi mencari data dan informasi dengan membaca landasan teori, menelaah buku-buku literatur, peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, majalah, surat kabar, catatan-catatan, maupun bahan tertulis yang ada hubungannya dengan laporan penelitian.

c. Observasi Lapangan

Yaitu kegiatan pengamatan secara langsung terhadap pemahaman deposan terhadap pertimbangan pemerintah dalam pemotongan pajak atas bunga deposito berjangka pada Bank Rakyat Indonesia unit Kedai Durian Medan.


(21)

d. Pengumpulan Data

Yaitu dengan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam menyusun Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang terdiri dari :

1. Data Primer

Yaitu data-data yang diperoleh dari pihak-pihak yang mengetahui dan memahami tentang pemotongan pajak atas bunga deposito berjangka.

2. Data Sekunder

Yaitu data-data yang diperoleh dari referensi ilmiah yang mendukung laporan Praktik Kerja Mandiri.

3. Analisis Dan Evaluasi Data

Yaitu informasi data-data yang dikumpulkan dianalisis dan dievaluasi secara terperinci agar mencapai tujuan yang diinginkan.

F. Metode Pengumpulan Data

Adapun jenis-jenis data yang dikumpulkan berupa data tertulis dalam bentuk dokumen, tabel, bagan dan grafik dimana metodenya terdiri dari: 1. Dasar Pertanyaan (Interview Guide)

Penulis melakukan tanya jawab dengan para petugas yang mengetahui dan memahami permasalahan yang dihadapi dalam penulisan laporan ini sehingga penulis dapat memperoleh informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.


(22)

2. Daftar Observasi (Observation Guide)

Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan langsung maupun tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati, mendengar, dan bila perlu membantu mengerjakan tugas yang diberikan oleh pihak instansi dengan memberikan petunjuk atau arahan terlebih dahulu dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada instansi dan tidak boleh melakukan pekerjaan yang menjadi rahasia dan memiliki resiko yang tinggi.

3. Daftar Dokumentasi (Optional Guide)

Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar dokumentasi yang telah diperoleh dari instansi. Penulis juga melakukan pengamatan yang dilakukan berdasarkan bahan bacaan di perpustakaan, UndangUndang Pajak, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan Direktorat Jenderal Pajak, Surat Edaran. dan sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi penulis, untuk memperoleh data dan keterangan yang dibutuhkan dalam tugas akhir ini.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan bab pendahuluan yang antara lain menguraikan tentang latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri, tujuan dan manfaat


(23)

Praktik Kerja Lapangan Mandiri, ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri, metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PENELITIAN

Pada bab ini penulis menerangkan tentang sejarah singkat, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi, keadaan pegawai / karyawan Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian Medan.

BAB III : GAMBARAN DATA TENTANG PEMOTONGAN PAJAK ATAS

BUNGA DEPOSITO BERJANGKA

Pada. bab ini penulis menjelaskan tentang apa yang menjadi pemikiran pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan pemotongan pajak atas bunga deposito berjangka, dan juga penulis menjelaskan tentang dasar – dasar pengenaan pajak atas bunga deposito berjangka tersebut. Serta menjelaskan prosedur pemotongan dan penyetoran pajak atas bunga deposito berjangka.

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan menganalisa data yang diperoleh dan mengevaluasi data yang telah diterima selama proses Praktik Kerja Lapangan Mandiri.


(24)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan menarik kesimpulan dari uraian pada bab-bab sebelumnya. Kemudian penulis juga akan memberikan saran yang mungkin dapat dijadikan sebagai bahan masukan.


(25)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. Sejarah Berdirinya PT Bank Rakyat Indonesia Secara Umum

Sejarah berdirinya Bank Rakyat Indonesia tidak terlepas dari adanya beberapa kali pergantian nama sebelum menjadi Bank Rakyat Indonesia itu sendiri. Sejarah tersebut dimulai ketika pada tanggal 16 desember 1895, Raden Wiriaatmadja dan kawan-kawan mendirikan “ De Poerwokertosche Hulp-en

Spaarbank der Inlandsche Hoofden “ (Bank Penolong dan Tabungan bagi Priyayi

Poerwokerto) atau disingkat menjadi “ Bank Priyayi Poerwokerto “, dengan akta otentik yang dibuat oleh E. Sieburgh Asisten Residen. Kemudian tahun 1896, W.P.D de Wolff van Westerrode Asisten Poerwokerto yang menggantikan E. Sieburgh bersama Al. Schifi mendirikan “ De Peerwokertosche Hulp-en

Spaarbank de Inlandsche Hoofden.”

Pada tahun 1898, dengan bantuan dari pemerintah Hindia Belanda, didirikanlah Volksbanken atau Bank Rakyat. Daerah kerjanya meliputi wilayah administrasi Kabupaten atau Afdeling, sehingga kemudian Volksbanken disebut pula sebagai Afdelingbank. Ternyata Volksbanken mengalami kesulitan saat itu, sehingga pemerintah Hindia Belanda turut campurtangan dengan mendirikan

Dienst der Volkscredietwesen (Dinas Perkreditan Rakyat) pada tahun 1904 yang

membantu Volksbanken sacara materiil maupun inmateriil dengan tambahan modal bimbingan, pembinaan, dan pengawasan.


(26)

Pada tahun 1912, Pemerintah Hindia Belanda mendirikan suatu lembaga berbadan hukum dengan nama Centrale Kas yang berfungsi sebagai Bank Sentral bagi Volksbanken termasuk juga Bank Desa. Sebagai akibat resesi dunia pada tahun 1929-1932, banyak Volksbanken yang tidak dapat berjalan dengan baik. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, maka pada tahun 1934 Didirikan Algemeene

Volkscredietbank (AVB) yang berstatus Badan Hukum Erops. Modal pertama

berasal dari hasil likuidasi Centrale Kas ditambah dengan kekayaan bersih dari

Volksbanken.

Pada zaman pendudukan Jepang AVB DI Pulau Jawa diganti namanya menjadi Sycomin Ginko (Bank Rakyat) berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 tanggal 3 Oktober 1942. Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1946, maka ditetapkan berdirinya Bank Rakyat Indonesia sebagai Bank Pemerintah yang semula berturut-turut bernama Algemeene Volkscredietbank (AVB) dan Sycomin Ginko. Kemudian, pada tanggal 17 Agustus 1950 Negara Republik Indonesia Serikat dengan Undang-Undang Dasar Sementara 1950, Negara RI dijadikan Negara Kesatuan, akan tetapi Algemeene Volkscredietbank baru dibubarkan pada tanggal 29 Agustus 1951 berdasarkankan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1951. Selain itu Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 1946 diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1951 tanggal 20 April 1951 menjadikan Bank Rakyat Indonesia sebagai Bank Menegah.

Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden yang menyatakan kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945, maka dengan Peraturan Pemerintahan


(27)

Pengganti Undang-Undang (PERPU) Nomor 41 tahun 1960 tanggal 26 Oktober 1960 Lembaran Negara nomor 128-1960 dibentuk Bank Koperasi, Tani dan Nelayan yang disingkat dengan BKTN. Dalam Bank itu seharusnya berturut-turut dilebur dan diintegrasikan :

1. Bank Rakyat Indonesia berdasarkan PERPU Nomor 42 tahun 1960 tanggal 26 Oktober 1960;

2. PT. Bank Tani Nelayan berdasarkan PERPU Nomor 43 tahun 1960 tanggal 26 Oktober 1960;

3. Nederlandsche Handel Mij (NHM) yang dinasionalisasikan

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1960 dan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 261206/BUM II tanggal 30 November 1960 diserahkan kepada Bank Koperasi, Tani dan Nelayan.

Namun sampai integrasi ketiga Bank Pemerintah ini terlaksana, semua Bank Umum Negara serta Bank Tabungan Pos berdasarkan Penpres Nomor 8 tahun 1965 tanggal 4 Juni 1965 disatukan dengan Bank Indonesia, sebagai suatu langkah kebijakasanaan Pemerintah menuju pembentukan Bank Tunggal. BKTN diintergrasikan pula ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan baerdasarkan Penpres Nomor 9 tahun 1965 dan Surat Menteri Bank Sentral Nomor 42 tahun 1965 dan Nomor 47 tahun 1965. Ketika Penpres tersebut baru berjalan satu bulan, keluarlah Penpres Nomor 17 tahun 1965 tentang Pembentukan Bank Tunggal dengan nama Bank Negara


(28)

Indonesia, dan Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (ex. BKTN) diintergrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia Unit II.

Pada akhirnya berdasarkan Surat Keputusan Direksi BRI Nokep : S. 67-DIR/12/1982 tanggal 2 Desember 1982 Direksi Bank Indonesia menetapkan, bahwa Hari Jadi Bank Rakyat Indonesia adalah tanggal 16 Desember 1895.

Visi dan Misi PT Bank Rakyat Indonesia

1. Visi Bank Rakyat Indonesia

Menjadi Bank Komersil terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.

2. Misi Bank Rakyat Indonesia

a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan pada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan perekonomian masyarakat.

b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek Good Corporate

Govermance.

c. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

B. Sejarah PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian

Pada tanggal tanggal 16 Desember 2009 berdirilah kantor unit PT Bank Rakyat Indonesia Kedai Durian, di jalan Medan/Deli tua Km.8,6 no. 16. Awal


(29)

berdirinnya PT Bank Rakyat Indonesia Dedai Durian merupakan bagian dari PT Bank Rakyat Indonesia Putri Hijau, namun pada awal 2011 seluruh unit binaan PT Bank Rakyat Indonesia cabang Medan Putri Hijau bergabung ke PT Bank Rakyat Indonesia cabang Iskandar Muda.

Pada awal berdirinya kantor PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian dipimpin oleh 1 kepala unit, 1 Mantri, 1 deskmen dan 1 Teller. Dari saat berdirinya Bank Rakyat Indonesia Unit kedai Durian dipimpin oleh Ibu Ferita (2009-sekarang), dan sejak bulan maret 2011 anggota PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian bertambah 1 mantri.

Hal ini dilakukan karena prospek PT. Bank Rakyat Indonesia unit Kedai Durian sangatlah baik, dimana masyarakat sangat membutuhkan dan sangat membantu kehidupan masyarakar sehari – hari.

C. Struktur dan Tugas Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia unit Kedai Durian

1. Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia unit Kedai Durian

Pengertian organisasi beraneka ragam tergantung dari sudut mana ahli yang bersangkutan melihatnya. Disini penulis mencoba mengutip dari seorang ahli mengenai pengertian organisasi yang dikemukakan Siagian (2001:113) :

“Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam


(30)

rangka pencapaian sesuatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan dimana terdapat seseorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seseorang atau beberapa orang yang disebut bawahan”.

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi mnggambarkan dengan jelas pemisahaan pekerja antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana fungsi dan aktifitas dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa yang melapor kepada siapa yang menyusun pembagian kerja dan merupakan suatu sistem komunikasi.

Struktur organisasi yang baik adalah susunan organisasi dari suatu perusahaan dengan tujuan untuk kelancaran usahanya demi mencapai keuntungan yang memuaskan, struktur organisasi ini akan nampak hubungan dan batas-batas tugas serta wewenang dari tiap-tiap bagian, juga kekuasaan dan tanggung jawab dari pimpinan akan nampak pula dan hubungan dengan bawahannya akan terlihat dengan jelas.

Adapun bentuk struktur organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang unit pembantu kedai durian adalah sebagai berikut :


(31)

Ka Unit

Ferita

Mantri

Hendra Eka Putra

Heni Astuti

Deskmen/CS Devi Mala

Teller Yei Haryani

Gambar 2.1

Bagan Struktur Organisasi PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian

Keterangan :

1. Mantri bertugas memobilisasi dana dan perkreditan 2. Deskman bertugas melayani nasabah dalam pembukuan 3. Teller bertugas melayani nasabah dalam hal keuangan

2. Uraian Tugas PT Bank Rakyat Indonesia

Uraian tugas masing-masing bagian pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang unit pembantu Kedai Durian, antara lain :

a. Kepala Unit (Ka. Unit) Tugas Pokok :

1. Memimpin kantor BRI Unit sesuai dengan tugas pokok (penerimaan simpanan, pemberian pinjaman dan pelayanan jasa Bank lainnya yang telah ditetapkan), serta membina BRI Unit dalam rangka pelayanan BRI Unit kepada masyarakat di wilayah kerjanya;


(32)

2. Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan BRI Unit; 3. Menetapkan kebutuhan pegawai dan mengkoordinir atau

selalu mengevaluasi pelaksanaan kerja para pegawai BRI Unit yang menjadi bawahannya;

4. Melakukan pemeriksaan terhadap mekanisme kegiatan di BRI Unit, yang meliputi :

a. Pengurusan Kas :

- Mengambil kas bersama-sama Teller dari kluis dan atau brandkast pada setiap awal hari dan saat diperlukan selama jam kerja;

- Menyimpan kelebihan kas dalam kluis dan atau brandkast setiap saat (bila terdapat kelebihan maksimum kas Teller), dan sisa kas pada akhir hari setelah memeriksa dan menyetujui kebenaran OPS 01 (bagi BRI Unit manual). Penyimpanan tersebut harus dilakukan bersama dengan Teller;

- Menyetor kelebihan atau meminta tambahan Kas Induk BRI Unit ke atau dari Kanca;

- Mencatat setiap pergeseran Kas Induk tersebut dalam Register “U”.

b. Administrasi Pembukuan :

- Memeriksa dan menyetujui transaksi-transaksi pembukuan berdasarkan prosedur operasional BRI Unit


(33)

dan dalam batas-batas wewenang yang berlaku (memfiat atau voorfiat pengeluaran sesuai dengan batas wewenang yang dimiliki);

- Mencocokkan tapak validasi PC pada bukti kas dengan backsheet;

- Menandatangani semua bukti kas yang telah

diperiksanya pada kolom cap atau stempel “TELAH DIPERIKSA”;

- Memeriksa bahwa semua bukti kas pembayaran telah di fiat dengan benar (sesuai kewenangan), serta telah dibubuhi cap atau stempel sesuai dengan masing-masing aplikasinya.

c. Pelayanan kepada nasabah :

-Mengawasi kelancaran pelayanan kepada setiap nasabah yang dilakukan oleh Teller dan Deskman;

-Turut membantu menyelesaikan bila ada masalah antara petugas dengan nasabah, atau keluhan-keluhan langsung dari nasabah;

-Secara aktif memantaukegiatan nasabah dan memastikan bahwa semua nasabah diperlakukan sama baik serta dilayani dengan baik dan dalam waktu sesingkat mungkin.


(34)

d. Memeriksa register-register, berkas-berkas dan surat-surat berharga.

e. Memeriksa administrasi personalia dan logistik.

5. Memutus permintaan pinjam, fiat bayar pinjaman atau simpanan, fiat bayar biaya eksploitasi dan menandatangani surat-surat sesuai dengan kewenangan yang dimiliki;

6. Mengadakan hubungan dan kerja sama yang baik dengan unit-unit atau sub unit organisasi BRI dan instansi lainnya, sesuai dengan tugas pokok BRI Unit serta dalam batas-batas wewenang yang dimiliki;

7. Memberikan bimbingan, memuat daftar SMK dan prestasi kerja secara periodik, serta saran usulan kenaikan pangkat bawahannya kepada Pinca;

8. Melakukan pembinaan terhadap nasabah pinjaman maupun simpanan;

9. Memperkenalkan dan memasarkan jasa-jasa perbankan kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka untuk mengembangkan usaha BRI Unit;

10. Melaksanakan pengawasan atas pemeliharaan, perawatan, penyediaan materiil termasuk gedung atau ruangan kerja, dan perlengkapan peralatan kantor lainnya;


(35)

11. Mampu melaksanakan pekerjaan Mantri BRI Unit, Deskman, dan Teller, serta menggantikan fungsinya dalam hal yang bersangkutan berhalangan;

12. Menyampaikan laporan secara periodik dan sewaktu-waktu, bila dibutuhkan;

13. Menyampaikan laporan dan informasi kepada Penilik apabila terjadi penyimpangan dalam penerimaan simpanan atau pinjaman;

14. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kanca.

Tanggung Jawab :

Ka Unit bertanggung jawab langsung kepada AMBM, atas : 1. Pencapaian sasaran atas rencana kerja dan anggaran yang

telah ditetapkan, termasuk pencapaian target di bidang pengumpulan dana dari masyarakat atau kinerja usaha BRI Unit;

2. Kelancaran tugas-tugas operasional, termasuk effisiensi dan tercapainya tingkat kepuasan nasabah atas pelayanan yang diberikan oleh setiap petugas BRI Unit;

3. Tersedianya kas yang selalu cukup;

4. Terpeliharanya mekanisme built in control (waskat) di BRI Unit;

5. Ketertiban dan disiplin kerja serta ketrampilan pegawai BRI Unit yang dipimpinnya;


(36)

6. Memelihara citra BRI Unit dan BRI pada umumnya dimata masyarakat;

7. Kelengkapan petunjuk-petunjuk kerja;

8. Kebenaran isi laporan dan ketepatan waktu penyampaian laporan;

9. Terselenggaranya kerjasama yang baik dengan instansi lainnya;

10. Terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang

mengakibatkan kerugian bagi BRI Unit;

11. Kelengkapan berkas pinjaman, simpanan, dan logistik; 12. Keamanan, ketertiban dan kebersihan kantor BRI Unit;

13. Peningkatan ketrampilan dan pengetahuan atas diri sendiri dan bawahannya.

b. Mantri (Analis Kredit) Tugas pokok :

1. Memeriksa permintaan pinjaman di tempat usaha nasabah yang meliputi usahanya, letak jaminan dan menganalisanya, serta mengusulkan putusan pinjaman kepada Kaunit;

2. Melaksanakan pembinaan terhadap nasabah pinjaman dan simpanan;

3. Memperkenalkan dan memasarkan jasa-jasa bank kepada masyarakat serta mengajak masyarakat untuk berhubungan dengan BRI Unit;


(37)

4. Melaksanakan pemberantasan tunggakan dengan cara memeriksa di tempat usaha nasabah, menagih, dan mengusulkan langkah-langkah penanggulangannya;

5. Menyampaikan hasil kunjungan ke tempat nasabah kepada Kaunit;

6. Memelihara dan mengerjakan rencana kerja, buku tourne, dan buku eksploitasi kendaraan bermotor;

7. Menyampaikan laporan kepada Kaunit apabila dijumpai adanya penyimpangan dalam pelaksanaan operasional BRI Unit;

8. Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan; 9. Mengikuti kegiatan ekonomi di wilayah kerjanya dan

melaksanakan tugas-tuigas lain yang diberikan Kaunit, sepanjang tidak melanggar asas pengawasan intern.

Tanggung Jawab :

1. Kebenaran hasil pemeriksaan ke tempat nasabah yang meliputi kegiatan usahanya, letak jaminan, analisa serta usul putusan pinjamannya;

2. Ketepatan pemasukan angsuran pinjaman dan pemasukan tunggakan pinjaman;

3. Perkembangan dan kemajuan usaha pinjaman, simpanan, dan pelayanan jasa bank lainnya di BRI Unit;


(38)

4. Penguasaan data dan pemanfaatan situasi atau perkembangan perekonomian di wilayah kerjanya, guna kepentingan BRI Unit;

5. Penguasaan data perkembangan usaha masing-masing nasabah;

6. Memelihara citra BRI Unit dan BRI pada umumnya di mata masyarakat;

7. Keberhasilan tugas-tugas lain yang diberikan Ka. Unit.

c. Teller

Tugas pokok :

1. Bersama-sama Kaunit menyelenggarakan pengurusan kas BRI

Unit;

2. Menerima Uang setoran dari nasabah dan memvalidasi dalam

PC;

3. Membayar uang kepda nasabah yang berhak setelah ada fiat

bayar dari yang berwenang dan telah divalidasi pada PC;

4. Memfiat (memberikan persetujuan bayar) atas pengambilan

simpanan sebatas kewenangan yang dimilikinya;

5. Menyetorkan setiap ada kelebihan maksimum kas selama jam

kerja, dan menyetorkan sisa kas pada akhir hari ke Kas Induk, dengan mengunakan tanda setoran dan mengisinya pada model.


(39)

Tanggung Jawab :

1. Pengurusan kas bersama Kaunit;

2. Kelancaran dan ketepatan pelayanan penerimaan setoran dan pembayaran uang dari dan kepada nasabah;

3. Keamanan dan kecocokan uang kas yang ada dalam ruang Teller;

4. Kelengkapan bukti-bukti kas tunai yang berdada dalam pengawasannya;

5. Terpeliharanya citra BRI Unit dan BRI pada umumnya, khususnya melalui pelayanan;

6. Tugas-tugas lain yang diberikan Kaunit, sepanjang tidak bertentangan dengan azas pengawasan intern;

7. Terpeliharanya citra BRI Unit pada khususnya dan BRI pada umumnya.

d. Deskman (Customer Service/ Pelayanan Nasabah) Tugas Pokok :

1. Menatausahakan register-register simpanan dan pinjaman;

2. Menatausahakan registes-register yang berkaitan dengan pencatatan proses pelayanan pinjaman;

3. Menatausahakan register pemberantas tunggakan; 4. Menatausahakan register surat-surat berharga;

5. Memberikan pelayanan administrasi kepada nasabah atau calon nasabah pinjaman, simpanan, dan nasabah yang akan


(40)

mengunakan jasa perbankan lainnya di BRI unit dengan sebaik-baiknya;

6. Mengelola penyimpanan berkas-berkas pinjaman dan simpanan; 7. Mengerjakan semua laporan BRI Unit, termasuk laporan Neraca

dan Rugi/Laba;

8. Menatausahakan pengarsipan dari bukti-bukti pembukuan didalam amplop yang telah ditentukan, berdasar urutan Buku Besar (BB) dan tanggal pembukuannya;

9. Tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Kaunit, sepanjang tidak bertentangan dengan asas pengawasan intern.

Tanggung Jawab :

Deskman bertanggung jawab langsung kepada Kaunit, atas : 1. Ketertiban dan keamanan penyimpanan berkas pinjaman dan

simpanan, pengarsipan bukti-bukti kas dan pembukuan; 2. Ketetapan dan kebenaran penyampaian data-data laporan;

3. Kebenaran & ketertiban administrasi pembukuan, surat berharga, dan dokumen penting lainnnya;

4. Kelengkapan dan penyimpanan kartu, register, serta buku-buku lainnya yang berkaitan dengan administrasi pembukuan;

5. Kecepatan dan kecermatan pelayanan administrasi setoran dan pengambilan, baik simpanan maupun pinjaman atau jasa lainnya;


(41)

6. Terpeliharanya citra BRI Unit pada khususnya dan BRI pada umumnya.

D. Aspek Kegiatan PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian

Aspek kegiatan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor cabang unit pembantu kedai durian adalah sebagai berikut :

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan seperti : Tabungan (Simpedes dan Simaskot adalah produk tabungan yang ada pada BRI Unit), Deposito berjangka dan Giro.

2. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman/kredit seperti Kredit Umum Pedesaan (Kupedes), Kredit Usaha Rakyat (KUR), dll.

3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya meliputi : a. Jasa pengiriman uang (transfer) dan kliring. b. Jasa penagihan.

c. Jasa pembayaran (gaji, pensiunan dan hadiah). d. Jasa penyetoran (setoran kredit, listrik, telepon, dsb). e. Jasa penukaran uang.


(42)

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO

A. Gambaran Umum Pajak

1. Pengertian dan Definisi Pajak

Pengertian pajak seperti yang telah dijabarkan pada Bab I, selain itu ada juga pengertian pajak yang dikemukakan oleh para ahli perpajakan lainnya, namun pendapat tersebut pada dasarnya mempunyai maksud dan tujuan yang sama antara lain :

a. Dikemukakan Menurut Soeparman Soemahamidjaja dalam Suandy (2002:10-11) :

Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma – norma hukum, guna menutup biaya produksi barang – barang dan jasa – jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

b. Dikemukakan Menurut P.J.A.Adriani diakses dari

(2011) :

Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan ummum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan


(43)

gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. c. Dikemukakan menurut Rochmat Soemitro dalam wahyudi (2008) :

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) denngan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut : “Pajak

adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yanng merupakan sumber utama untuk membiayai Public Investment”.

Masih banyak definisi yang dikemukakan oleh para sarjana lainnya, namun definisi tersebut maka karakteristik dari pajak dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pajak dipungut berdasarkan undang – undang dan aturan pelaksanaanya.

2. Pembayaran pajak yang terutang oleh orang pribadi atau badan (wajib pajak) sifatnya dapat dipaksakan.

3. Pembayaran pajak (tax payer) tidak dapat menikmati kontraprestasi secara lansung dari pemerintah.

4. Pajak dipungut oleh Negara, baik lewat pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.


(44)

5. Penerimaan dari sektor pajak digunakan untuk pembiayaan pengeluaran – pengeluaran pemerintah.

2. Fungsi Pajak

Pajak mempunyai dua fungsi utama, yaitu : a. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)

Dalam hal ini pajak berfungsi pajak berfungsi untuk mendapatkan pemasukkan keuangan yang sebanyak-banyaknya dalam kas negara bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pembangunan.

b. Fungsi Regularend (Pengatur)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Dimaksudkan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan dan fungsi ini sebagian besar ditujukan terhadap sektor swasta.

3. Syarat pemungutan pajak

Tidaklah mudah untuk membebankan pajak pada terlalu tinggi, masyarakat akan enggan membayar pajak. Namun bila terlalu rendah, maka pembangunan tidak akan berjalan karena dana yang kurang. Agar tidak menimbulkan berbagai masalah, maka pemungutan pajak harus memenuhi persyaratan yaitu:


(45)

a. Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)

Seperti halny menciptakan keadilan dalam hal pemungutan pajak. Adil dalam perundang-undangan maupun adil dalam pelaksanaannya.

b. pajak harus berdasarkan Undang – Undang (Syarat Yuridis) Sesuai dengan Pasal 23 UUD 1945 yang berbunyi: "Pajak dan pungutan yang bersifat untuk keperluan negara diatur dengan Undang-Undang", Hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi Negara maupun warganya.

c. Pungutan pajak tidak mengganggu perekonomian (Syarat Ekonomis)

Pemungutan pajak harus diusahakan sedemikian rupa agar tidak mengganggu kondisi merugikan kepentingan usaha masyarakat pemasok pajak, terutama masyarakat kecil dan menengah.

d. Pemungutan pajak harus efesien (Syarat Finansial)

harus diperhitungkan. Jangan sampai pajak yang diterima lebih rendah daripada biaya pengurusan pajak tersebut. Oleh karena itu, sistem pemungutan pajak harus sederhana dan mudah untuk dilaksanakan. Dengan demikian, wajib pajak tidak akan


(46)

mengalami kesulitan dalam pembayaran pajak baik dari segi penghitungan maupun dari segi waktu.

e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana

Bagaimana pajak dipungut akan sangat menentukan keberhasilan dalam pungutan pajak. Sistem yang sederhana akan memudahkan wajib pajak dalam menghitung beban pajak yang harus dibiayai sehingga akan memberikan dapat positif bagi para wajib pajak untuk meningkatkan kesadaran dalam pembayaran pajak. Sebaliknya, jika sistem pemungutan pajak rumit, orang akan semakin enggan membayar pajak.

4. Tata Cara Pemungutan Pajak

Tata cara pemungutan pajak terdiri atas stelsel pajak, asas pemungutan pajak, dan sistem pemungutan pajak.

1. Stelsel pajak, pemungutan pajak dapat dilakukan dengan tiga

stelsel, yaitu:

1. Stelsel Nyata (Riil), menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada objek yang sesungguhnya terjadi (untuk PPh maka objeknya adalah penghasilan). Oleh karena itu, pemungutan pajaknya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yaitu setelah semua penghasilan yang sesungguhnya dalam suatu tahun pajak diketahui.

2. Stelsel Anggapan (fiktif), menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh


(47)

Undang-Undang. Sebagai contoh penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan penghasilan tahun sebelumnya sehingga pajak yang terutang pada suatu tahun juga dianggap sama dengan pajak yang terutang tahun sebelumnya. Dengan stelsel ini berarti besarnya pajak yang terutang pada tahun berjalan sudah dapat ditetapkan atau diketahui pada awal tahun yang bersangkutan.

3. Stelsel Campuran, menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. Pada awal tahun dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akshir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan sebenarnya.

b. Asas pemungutan pajak, terdiri dari tiga azas, yaitu :

1. Asas Domisili, menyatakan bahwa negara berhak mengenakna pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Dalam Negeri.

2. Asas Sumber, menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.

3. Asas Kebangsaan, menyatakan bahwa pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. Misalnya pajak


(48)

bangsa asing di Indonesia dikenakan pada setiap orang yang bukan berkebangsaan Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Luar Negeri. c. Sistem pemungutan pajak antara lain :

1. Official assessment system, adalah sistem yang memberi

kewenangan aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan perturan perundang-undangan pajak yang berlaku.

2. Self assessment system, adalah sistem yang memberi

kewenangan kepada Wajib Pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. With holding system, adalah sistem yang member wewenang

kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Jenis – jenis Pajak

a. Menurut golongannya 1. Pajak Langsung,

Pajak yang pembayarannya harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain.


(49)

2. Pajak Tidak Langsung

Pajak yang pembayarannya dapat dialihkan kepada pihak lain.

Contoh : Pajak Penjualan, PPN, PPn-BM, Bea Materai dan Cukai.

b. Menurut Sifatnya 1. Pajak Subjektif,

Pajak yang memperhatikan kondisi keadaan wajib pajak. Dalam hal ini penentuan besarnya pajak harus ada alasan-alasan objektif yang berhubungan erat dengan kemampuan membayar wajib pajak.

Contoh : PPh.

2. Pajak Objektif

pajak yang berdasarkan pada objeknya tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak.

Contoh : PPN, PBB, PPn-BM.

c. Menurut Lembaga Pemungutnya 1. Pajak Negara atau Pajak Pusat

pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat. Pajak pusat merupakan salah satu sumber penerimaan negara.


(50)

2. Pajak Daerah

pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah. Pajak daerah merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintahan daerah.

Contoh : Pajak tontonan, pajak reklame, PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) PBB, Iuran kebersihan, Retribusi terminal, Retribusi parkir, Retribusi galian pasir.

B. Gambaran Data Pajak Penghasilan Atas Bunga Deposito Berjangka 1. Definisi Deposito Berjangka

Dalam bahasa sehari-hari kata simpanan sering disebut dengan nama rekening atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau rekening berarti memiliki sejumlah uang yang disimpan di bank tertentu atau dengan kata lain simpanan berarti dana yang dipercayakan oleh masyarakat untuk dititipkan di bank. Dana kemudian dikelola oleh bank dalam bentuk simpanan seperti simpanan giro, simpanan tabungan, simpanan deposito untuk kemudian diusahakan kembali dengan cara disalurkan ke masyarakat.

Untuk memberikan pengertian tentang deposito berikut ini akan disajikan definisi tentang deposito dan juga telah dijabarkan pada Bab I, selain itu ada juga pengertian deposito lainnya, yaitu :


(51)

a. Dikemukakan menurut Thomas Suyatno dan kawan kawan (2005:36)

Deposito adalah simpanan dari pihak ketiga bank yang penarikannya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dengan bank yang bersangkutan.

b. Menurut UU No. 10 Tahun 1998 adalah :

Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan di bank.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan pihak bank

(time deposit).

Dapat dilihat dalam deposito berjangka ada dua pihak yaitu sebagai penyimpan deposito atau disebut dengan deposan, depositor atau depoment, dan sebagai deposito yang disebut dengan bank atau depositoris.

Deposan terdiri dari perseorangan, badan usaha (badan hokum dan badan hokum) dan juga pemerintah (lembaga-lembaga atau badan usaha milik pemerintah).

Depositoris adalah lembaga keuangan bank (kecuali sertifikat deposito yang boleh dikeluarkan oleh lembaga keuangan keuangan bukan bank).


(52)

Bunga pinjaman yang diberikan dikeluarkan oleh masing – masing bank tergantung pada kemampuan bank yang kebutuhannya akan dana dari deposito, namun tidak melebihi ketentuan-ketentuan akan dana dari deposito, namun tidak melebihi ketentuan-ketentuan tingkat bunga deposito yang telah diatur oleh Bank Indonesia.

Bilyet Deposito adalah bukti kepemilikan yang diberikan oleh bank kepada deposan atas simpanannya dalam bentuk deposito berjangka. Tanggal Valuta adalah tanggal efektif yang telah disepakati antara bank dengan deposan.

Tanggal jatuh tempo adalah tanggal berakhirnya simpanan deposito sesuai dengan kesepakatan antara bank dengan deposan.

2. Jenis – jenis Deposito

a. Deposito Berjangka

Deposito berjangka (DB) merupakan deposito yang diterbitkan dengan jenis jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito berjangka biasanya bervariasi mulai dari 1, 3, 6 sampai 12 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun lembaga. Artinya didalam bilyet deposito tercantum nama seseorang atau lembaga si pemilik deposito berjangka. Penarikan bunga deposito berjangka dapat dilakukan setiap bulan atau setelah jatuh tempo sesuai jangka waktunya. Penarikan dapat dilakukan secara tunai ataupun pemindahbukuan dan setiap bunga deposito dikenakan pajak


(53)

dari jumalah bunga yang diterimanya. Sistem deposito berjangka dibedakan atas :

1. Deposito Automatic Roll Over

Deposito berjangka yang otomatis diperpanjang oleh bank jika deposito tersebut telah jatuh tempo tetapi belum dicairkan oleh pemiliknya. Perpanjangannya sama dengan jangka waktu deposito sebelummya, tetapi dengan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu atau bersifat floating rate. Sistem ini sangat menguntungkan deposan karena selama belum dicairkan, deposan selalu mendapat bunga deposito.

2. Deposito Non Automatic Roll Over

Deposito berjangka yang tidak diperpanjang oleh bank jika deposito tersebut telah jatuh tempo tetapi belum dicairkan oleh pemiliknya, walaupun deposito tetapi berada di bank deposan tidak mendapat bunga.

b. Sertifikat Deposito

Sama seperti halnya deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 3, 6, dan 12 bulan. Hanya perbedaanya Sertifikat Deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat serta dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan kepada pihak lain. Perbedaan lain adalah pencairan deposito dapat dilakukan dimuka, baik tunai maupun non tunai, disamping setiap bulan atau jatuh tempo.


(54)

c. Deposito On Call

Deposito On Call (DOC) merupakan deposito digunakan untuk deposan yang memiliki uang dalam jumlah besar, misalnya RP 50.000.000,- (tergantung bank yang bersangkutan) dalam sementara waktu belum digunakan. Penerbitan deposito on call memiliki jangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1 bulan.

DOC terbitkan atas nama.

Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan deposit on call dicairkan deposan terlebih dahulu 3 hari sebelumnya sudah memberitahukan bank penerbitan bahwa yang bersangkutan akan mencairkan DOC nya. Besarnya bunga DOC biasanya dihitung per bulan dan untuk menentukan jumlah bunga yang diberlakukan terlebih dahulu dilakukan negosiasi antara nasabah dengan pihak bank.

Table 3.1

Perbedaan Deposito Berjangka Dan Sertifikat Deposito

Deposito Berjangka Sertifikat Deposito

Atas nama deposan Atas unjuk pemegang

Bunga dibayar dibelakang Bunga di bayar di muka

Tidak dapat diperjualbelikan Dapat diperjualbelikan

Nilai nominalnya ditentukan deposan Nilai nominalnya ditentukan bank penerbit Jangka waktunya ditentukan deposan Jangka waktunya telah ditentukan bank penerbitnya


(55)

Dapat diterima setiap bank tanpa izin khusus dari Bank Indonesia

Hanya dapat diedarkan oleh bank tertentu seizin Bank Indonesia

Bukan merupakan instrument pasar uang Merupakan instrument pasar uang

3. Ketentuan Tentang Pengaturan Yang Berkaitan Dengan Pajak Penghasilan Atas Bunga Deposito

a. Undang undang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan;

b. Undang-undang No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, sebagai telah diubah terakhir dengan undang-undang No. 36 tahun 2008; c. Undang-undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan, sebagaimana

telah diubah dengan Undang-undang;

d. Undang-undang No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indanesia sebagaimana telah diubah menjadi Undang0undang No. 6 tahun 2009;

e. Peraturan pemerintah No. 131 tahun 2000 tentang pajak penghasilan atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto sertifikat Bank Indonesia jo. Keputusan Menteri Keuangan No. 51/KMK.04/2001.


(56)

C. Pajak Penghasilan Atas Bunga Deposito

1. Pengertian Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito

- Atas penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan serta diskonto

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dipotong Pajak Penghasilan (PPh) yang bersifat final.

- Termasuk bunga yang diterima atau diperoleh dari deposito dan tabungan yang ditempatkan di luar negeri melalui bank yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia.

2. Objek dan Tarif Pajak Penghasilan

Atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI dikenakan PPh final sebesar:

Keterangan :

Dasar Pengenaan Pajak (DPP) adalah :

3. Subjek Pajak

a. Subjek pajak dalam negeri adalah:

1. Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) = plafond (jumlah)depositi x rate (suku bunga) x hari dalam 1(satu) bulan

365

Wajib pajak dalam negeri dan BUT

20% x Dasar Pengenaan Pajak (jumlah bruto)


(57)

hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia;

2. Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:

- Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

- Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

- Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah; dan

- Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara; dan

Bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia.

Berakhirnya sesorang menjadi subjek pajak apabila orang tersebut telah meninggal dunia ataupun meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya (tukar warga Negara), untuk badan usaha berakhirnya subjek pajak pada saat perusahaan itu dibubarkan. Namun subjek belum tentu mempunyai kewajiban membayar


(58)

pajak, tetapi harus dilihat apakah orang atau badan hukum tersebut sudah memenuhi syarat objektif, setelah itu barulah ia berutang pajak setelah memperoleh surat ketetapan pajak yang perosesnya melalui kantor BRI Cabang Iskandar Muda.

Yang menjadi subjek dari PPh atas bunga deposito adalah :

a. Wajib pajak perorangan dalam negeri baik yang sudah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) maupun yang belum,yang memperoleh bunga dari hasil simpanan deposito dari bank maupun dari lembaga keuangan bukan bank. Terhadap wajib pajak ini dekenakan pajak sebesar 20% dan bersifat final; b. Wajib pajak badan perusahaan dalam negeri yang mempunyai simpanan

deposito dan mendapatkan bunga dari bank ataupun lembaga keuangan bukan bank dikenakan pajak sebesar 20% dan bersifat final;

4. Pemotong Pajak Penghasilan

Pemotong PPh atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto adalah : a. Bank pembayar bunga

Bank Pembayar bunga yang dimaksud adalah PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian.

b. Dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Mentri Keuangan dan Bank yang menjual kembali SBI kepada pihak lain yang bukan dana pensiun yang pendiriannya belum disahkan oleh Menteri Keuangan dan bukan bank wajib memotong PPh atas diskonto SBI tersebut.


(59)

5. Kewajiban Pemotong Pajak Penghasilan

Pemotong PPh final tersebut wajib memotong PPh final pada tanggal pembayaran bunga dan diskonto itu. Juka penerima penghasilan meminta bukti pemotongan bunga deposito, tabungan, diskonto SBI, dan jasa giro, maka pemotong PPh Bunga deposito/tabungan, diskonto SBi, dan jasa Giro (final), dan memberikan lembar ke-1 kepada penerima bunga dan diskonto.

Penyetoran PPh final yang telah dipotong itu ke kas Negara melalui bank persepsi atau kantor pos oleh pemtong PPh final selambat-lambatnya tanggal 10 sesudah bulan pembayaran atau terutangnya bunga dan /atau diskonto tersebut dengan menggunakan formulir SSP.

Pelaporan oleh pemotong PPh final ke KPP tempat pemotong PPh final terdaftar selambat-lambatnya hari kedua puluh bulan sesudah bulan pembayaran atau terutangnya bunga dan /atau diskonto tersebut dengan menggunakan formulir SPT masa PPh pasal 4 ayat (2) sesuai PER - 43/PJ/2009.

6. Dikecualikan dari Pemotong Pajak Penghasilan

a. Jumlah deposito dan tabungan serta SBI tersebut tidak melebihi Rp. 7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah) dan bukan jumlah yang dipecah-pecah.

b. Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan di Indonesia atau cabang Bank luar negeri Indonesia;


(60)

c. Bunga deposito atau tabungan serta diskonto SBI yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sepanjang dananya diperoleh dari sumber pendapatan, diberikan berdasarkan Surat Keterangan Bebas (SKB), yang diterbitkan oleh kantor pelayanan pajak tempat dana pensiun terdaftar. d. Bunga tabungan pada tabungan pada bank yang ditunjuk pemerintah

dalam rangka pemilikan Rumah Sederhana dan Rumah Sangat Sederhana; kavling siap bangun untuk rumah sederhana dan rumah sangat sedrehana atau rumah susun sederhana sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk dihuni sendiri.

Ketentuan pada butir 3 (tiga) dan 4 (empat) diatur lebih lanjut dengan keputusan menteri terkait.

7. Restitusi PPh atas bunga tabungan dan deposito dan Diskonto SBI

Orang pribadi subjek pajak dalam negeri yang seluruh penghasilannya dala satu tahun pajak termasuk bunga dan diskonto tedak melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), atas pajak yang telah dipotong, dapat mengajukan permohonan pengembalian (restitusi).

D. Prosedur Pembukuan Dan Pembayaran Kembali Deposito Berjangka 1. Pembukaan Rekening Deposito

Pembukaan rekening deposito berjangka dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu pertama calon deposan diberikan formulir permohonan pembukaan rekening deposito, kemudian formulir ini diisi dan ditanda


(61)

tangani calon deposan. Pada formulir permohonan tersebut diberikan kesanggupan bank untuk membayar bunga (khususnya suku bunga deposito berjangka) sesuai dengan pendepositoan.

Kemudian permohonan deposito berjangka tersebut dikembalikan kepada bank pelaksana disertai penyetoran uang deposito senilai yang dikehendaki. Penyetoran tersebut disertai juga dengan identitas calon deposan. Calon deposan diberikan beberapa pilihan yang tercantum dalam formulir permohonan deposito berjangka. Seperti perpanjangan secara otomatis maupun secara tidak otomatis, ataupun dalam hal pembayaran bunganya dapat dibayarkan secara tunai, secara pemindah bukuan kenomor rekening ataupun transfer ke bank lain.

Sebagai bukti adanya simpanan deposito berjangka kepada deposan diberikan satu lembar bukti simpanan deposito berjangka, yaitu lembar kedua dari formulir permohonan deposito berjangka yang juga berguna untuk penerbitan bilyet deposito, sedangkan lembar pertama untuk unit kerja deposito, lembar ketiga untuk pembukuan nominal, lembar keempat untuk pembukuan setoran biaya pembukuan.

2. Pembayaran Kembali Deposito

Pelunasan deposito berjangka dapat disebabkan oleh dua sebab yaitu : - Karena berakhirnya jangka waktu deposito berjangka

- Karena atas permintaan deposan sendiri dan disetujui oleh bank untuk menarik kembali depositonya meskipun jangka waktunya berakhir.


(62)

E. Ketentuan Pembukaan Rekening Deposito Pada PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian

1. Syarat untuk membuka rekening deposito di BRI setiap calon nasabah diwajibkan untuk memenuhi ketentuan sebagai berikut :

a. Dapat dibuka atas nama perorangan atau perusahaan /lembaga b. Berlaku bagi warga Negara Indonesia (WNI)

c. Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan rekening d. Melampirkan foto copy KTP atau identitas diri lainnya e. Minimum pendapatan Rp. 2.500.000

2. Prosedur Pembukaan dan Pembayaran Kembali Deposito Berjangka Pada Bank Rakyat Indonesia

Pertama calon deposan diberikan formulir permohonan simpanan No. Seri A yang disebut dengan bilyet deposito Bank Rakyat Indonesia, kemudian formulir ini diisi dan ditandatangani calon deposan. Pada formulir permohonan tersebut diberikan kesanggupan bank untuk membayar bunga (khususnya suku bunga deposito berjangka) sesuai dengan pendepositan. Data yang diperoleh penulis dari Bank Rakyat Indonesia per bulan Maret 2010 untuk suku bunga yang harus dibayarkan kepada deposan sebelum dipotong pajak adalah :


(63)

Tabel 3.2

JANGKA WAKTU

SUKU BUNGA COUNTER (% PA)

< Rp.100 Juta Rp.100 Juta s/d Rp.1 Milyar > Rp. 1 Miliar

01 BULAN 5.50 5.50 5.50

02 BULAN 5.50 5.50 5.50

03 BULAN 5.50 5.50 5.50

06 BULAN 6.00 6.00 6.00

12 BULAN 6.00 6.00 6.00

18 BULAN 6.00 6.00 6.00

24 BULAN 6.00 6.00 6.00

Kemudian permohonan deposito berjangka tersebut dikembalikan ke BRI disertai penyetoran uang deposito senilai yang dikehendaki. Penyetoran tersebut harus disertai juga dengan identitas calon deposan. Calon deposan diberikan beberapa pilihan yang tercantum dalam formulir permohonan deposito berjangka. Seperti perpanjangan jangka waktu depositonya dapat diperpanjang secara otomatis maupun secara tidak otomatis, ataupun dalam hal pembayaran bunganya dapat dibayarkan secara tunai, secara pemindahbukuan nomor rekening ataupun secara transfer ke bank lain.

Sebagai bukti adanya simpanan deposito berjangka kepada deposan diberikan satu lembar bukti simpanan deposito berjangka, yaitu lembar kedua dari formulir permohonan deposito berjangka yang juga berguna untuk penerbitan bilyet deposito, sedangkan lembar pertama untuk unit kerja deposito, lembar ketiga untuk pembukuan nominal, lembar keempat untuk pembukuan setoran biaya pembukuan.


(64)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI DATA

A. Mekanisme Pemotongan dan Penyetoran Pajak Atas Bunga Deposito Berjangka di Bank Rakyat Indonesia

Adanya penetapan pajak atas bunga deposito adalah merupakan pelaksanaan dari salah satu objek ajak penghasilan yang harus dikenakan pajak. Didalam Peraturan Pemerintah No. 131 Tahun 2000 dan KMK No. 51/KMK.04/2001 kepada setiap bank, Bank Indonesia maupun Lembaga Keuangan Bukan Bank, wajib memungut pajak penghasilan atas bunga deposito berjangka, sertifikat depositodan tabungan serta diskonto sertifikat Bank Indonesia yang apa adanya. Pelaksanaan peraturan ini, tentu saja berhubungan dengan aktivitas yang dilakukan oleh bank. Pelaksanaan pengenaan pajak atas bunga deposito berjangka ini secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 (tiga) tahap, yaitu :

1. Pemotongan

Pada tahap ini pihak bank harus melaksanakan kewajiban untuk memotong setiap bunga yang diterima deposan setiap bulannya. Pada PT Bank Rakyat Indonesia dan juga pada bank-bank lainnya sesuai dengan peraturan maka bagi deposan yang mempunyai simpanan deposito lebih kurang Rp. 7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah) wajib dikenakan pajak atas bunganya.


(65)

Deposito berjangka adalah simpanan uang deposan pada suatu bank berdasarkan jangka waktu tertentu. Jika pihak deposan mendepositokan uangnya pada PT Bank Rakyat Indonesia untuk jangka 1 bulan, maka bunga sebulan setelah pajak adalah :

Contoh penghitungan dengan suku bunga dihitung secara harian sebesar 5,50% p.a dalam 31 hari :

Jadi bunga yang diperoleh deposan setelah dipotong pajak setiap bulannya adalah sebesar :

Sedangkan besarnya bunga yang diperoleh deposan sebelum dipotong pajak adalah :

Pemotongan pajak setiap bulannya adalah :

Catatan : jumlah hari sesuai dengan jumlah hari dalam bulan yang bersangkutan.

= ( 80% x Rp. 25.000.000,00 x 5,50% x 31 ) : 365 = Rp. 93.424,65

= Rp. 93.424,65

= ( Rp. 25.000.000 x 5,50% x 31 ) : 365 = Rp. 116.789,82

= Rp. 116.780,82 x 20% Rp. Rp. 23.356,16


(66)

2. Penyetoran pajak

Dalam tahap ini penyetoran bank dan lembaga keuangan bukan bank berkewajiban menyetorkan pajak penghasilan atas bunga deposito berjangka yang dapat disetorkan kepada lembaga-lembaga yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Seperti lansung ke kas neara ataupun dapat melalui bank penerima setoran pajak serta kantor pos dan giro. Penyetoran pajak atas bunga deposito berjangka pada PT Bank Rakyat Indonesia Unit kedai durian dilakukan tanggal 10 setiap bulan yang sisetorkan lansung ke rekening KPKN Departemen Keuangan.

3. Pelaporan

Setelah PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian melakukan penyetoran, maka pada tanggal 15 setiap bulannya memberikan laporan untuk seluru rincian pajak yang disetor. Dalam hal ini PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian ke kantor Cabang.

B. Laporan Pembayaran Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito Tabungan di PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian Medan tahun 2010

Tabel 4.1

Pajak Simpanan Posisi Deposito

2010

Januari Rp 17.440 Rp - Februari Rp 51.900 Rp 70.000.000


(67)

April Rp 152.143 Rp 89.029.149

Mei Rp 170.924 Rp 63.044.089

Juni Rp 109.601 Rp 68.058.318

Juli Rp 161.238 Rp 53.072.148

Agustus Rp 178.521 Rp 53.086.501 September Rp 242.047 Rp 63.000.000 Oktober Rp 264.651 Rp 88.000.000 November Rp 331.678 Rp 88.000.000 Desember Rp 406.654 Rp 366.000.000

TARGET DEPOSITO 2011 Rp 456.585.000

Sumber : Bank BRI Unit Kedai Durian Medan Dari table diatas dapat diketahui bahwa selama tahun 2010 s/d mei 2011 pemotongan pajak penghasilan terhadap bunga dana deposito PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian berjumlah Rp. 3.045.304.009 atau rata-rata sebesar Rp. 179.135.530 setiap bulannya.

Untuk penjumlahan setiap bulannya kadang terjadi kenaikan dan penurunan, akan tetapi kalau dilihat laporan per tri wulan secara umum persentase mengalami kenaikan.

Pada tri wulan pertama atas deposito Rp. 159.013.804 PPh yang dilaporkan sebesar Rp. 171.428, pada tri wulan kedua sebesar Rp. 220.131.556 dilaporkan sebesar Rp. 432.668, pada bulan tri wulan ketiga Rp.169.158.649 dilaporkan Rp. 581.806 dan tri wulan keempat terjadi kenaikan Rp. 542.000.000 dan dilaporkan Rp. 1.002.983.


(68)

C. Pemahaman Deposan terhadap Deposito Berjangka

Anggaran penerimaan Negara untuk tahun 2009-2010 penulis melihat bahwa deposan hanya tertarik dari penghasilan dari bunga deposito, kebanyakan dari deposan tidak menyadari bahkan tidak memahami bahwa uang yang didepositokan itu sangat berperan untuk kepentingan pembangunan. Dapt dilihat bahwa minat mendepositokan uang dari deposan adalah untuk keamanan uangnya agar memperoleh hasil dari bunga deposito.

Selain itu penulis juga melihat pajak atas bunga deposito berjangka tidak mempengaruhi jumlah deposan yang mendepositokan uangnya, karena pajak yang dipotong atas bunga deposito relative kecil dan tidak merugikan deposan, yang mempengaruhi adalah tingkat suku bunga yang diberikannya.

Kurangnya pemahaman atas deposito berjangka juga tidak mempengaruhi terhadap pendapatan Negara naming ada baiknya jika deposan paham tentang hokum dan undang – undang yang menjamin hak-haknya sebagai wajib pajak khususnya sebagai deposan yang merupakan tugas dari pegawai bank untuk menjelaskan kepada deposan tentag deposito berjangka dari pemotongan pajaknya pada saat deposan mendaftarkan diri sebagai deposan.

Calon deposan dapat meminta keterangan kepada bank tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan deposito berjangka termasuk juga dalam hal pemotongan pajak atas bunga depositonnya dan menurut hasil penelitian penulis, biasannya dalam menjelaskan berapa pajak yang harus dipotong kepada calon deposannya diberitahukan scara lisan, tidak ada pemberitahuan secara tertulis.


(69)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Untuk system pelaporan pajak di PT Bank Rakyat Indonesia dilaksanakan melakukan jarinagn secara on line;

2. Kuantitas pemotongan PPh atas bunga dana pihak ketiga di PT Bank Rakyat Indonesia secara umum terus mengalami kenaikan;

3. Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, maka dana yang dihimpun oleh bank melalui piranti pengerahan dana melalui piranti pengerahan dana dalam bentuk bunga deposito telah semakin berkembang. Sehingga pengenaan pajak atas bunga perlu diamankan dan disesuaikan;

4. Dalam rangka pembiayaan Negara guna pelaksanaan pembangunan yang semakin meningkat, peran serta seluruh lapisan masyarakat dalam ikut memikul pembiayaan pembangunan perlu terus ditingkatkan melalui pelaksanaan undang-undang perpajakan yang semakin mantap;

5. Di dalam pelaksanaan pemotongan pajak atas bunga deposito ini pada umumnya tidak menghambat aktivitas dan tidak berpengaruh terhadap jmlah deposan bank, Karena pajak yang dipotong dianggap masih relative kecil selain itu dapat dikatakan juga pelaksanaan pemotongan


(70)

pajak atas bunga deposito ini sesuai dengan ketentuan perundand-undangan yang berlaku;

6. Prosedur pemotongan dan penyetoran pajak atas bunga deposito berjangka pada PT Bank Rakyat Indonesia Kedai Durian Medan sudah terlaksana sesuai dengan ketentuan yang ada.

B. Saran

1. Pelayanan yang terbaik merupakan modal utama dalam merekrut Pajak Penghasilan atas bunga deposito dan perlu diterapkan di setiap bank;

2. Pajak Penghasilan atas bunga deposito merupakan salah satu sumber pemasukan guna menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, oleh karena itu perlu adannya perhatian dan pengaturan yang seksama agar kehadirannya tidak menggangu aktifitas perbankan di Indonesia;

3. Perlu adanya pemikiran dan perencanaan yang mendalam sebelum dikeluarkannya peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pajak atas bunga deposito berjangka, sehingga dapat dihindari adannya peraturan yang tumpang tindih;

4. Dengan meningkatnya Pajak Penghasilan atas bunga deposito hingga 20% masih merupakan tarif yang wajar, dan perlu disesuaikan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi yang berkembang di masyarakat.


(71)

Daftar Pustaka

Agustinus,Sony & Isnianto Kurniawan. 2009. Panduan Praktis Perpajakan. Jakarta : CV. Andi Offset.

Resmi, Siti. 2008. Perpajakan: Teori dan Kasus, Yogyakarta : Salemba Empat. Rini, Mike. 2000. Tentang Deposito. CBN CyberSHOPPING. (Online).

pada tanggal 15 April 2011 pukul 08.35

Suandy, Erly. 2002. Hukum Pajak, Jakarta : Salemba Empat. Siagian. 2003. Filsafat Administrasi, Jakarta : Bumi Aksara

Wahyudi, dudi 2008. Pengertian dan definisi pajak. (Online).

Wikipedia. 2011. Pengetian deposito. ensiklopedia bebas. (Online). pukul 22.30

Wikipedia. 2011. Pengertian Pajak. ensiklopedia bebas. (Online). 22:42

Undang-Undang Republik Indonesia. No: 36 Tahun 2008 Tentang Pajak

Penghasilan

Peraturan Pemerintah. No: 131 Tahun 2000 Tentang Pajak Penghasilan Atas


(1)

2. Penyetoran pajak

Dalam tahap ini penyetoran bank dan lembaga keuangan bukan bank berkewajiban menyetorkan pajak penghasilan atas bunga deposito berjangka yang dapat disetorkan kepada lembaga-lembaga yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Seperti lansung ke kas neara ataupun dapat melalui bank penerima setoran pajak serta kantor pos dan giro. Penyetoran pajak atas bunga deposito berjangka pada PT Bank Rakyat Indonesia Unit kedai durian dilakukan tanggal 10 setiap bulan yang sisetorkan lansung ke rekening KPKN Departemen Keuangan.

3. Pelaporan

Setelah PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian melakukan penyetoran, maka pada tanggal 15 setiap bulannya memberikan laporan untuk seluru rincian pajak yang disetor. Dalam hal ini PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian ke kantor Cabang.

B. Laporan Pembayaran Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito Tabungan di PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian Medan tahun 2010

Tabel 4.1

Pajak Simpanan Posisi Deposito

2010

Januari Rp 17.440 Rp - Februari Rp 51.900 Rp 70.000.000 Maret Rp 102.088 Rp 89.013.804


(2)

April Rp 152.143 Rp 89.029.149 Mei Rp 170.924 Rp 63.044.089 Juni Rp 109.601 Rp 68.058.318 Juli Rp 161.238 Rp 53.072.148 Agustus Rp 178.521 Rp 53.086.501 September Rp 242.047 Rp 63.000.000 Oktober Rp 264.651 Rp 88.000.000 November Rp 331.678 Rp 88.000.000 Desember Rp 406.654 Rp 366.000.000

TARGET DEPOSITO 2011 Rp 456.585.000

Sumber : Bank BRI Unit Kedai Durian Medan Dari table diatas dapat diketahui bahwa selama tahun 2010 s/d mei 2011 pemotongan pajak penghasilan terhadap bunga dana deposito PT Bank Rakyat Indonesia Unit Kedai Durian berjumlah Rp. 3.045.304.009 atau rata-rata sebesar Rp. 179.135.530 setiap bulannya.

Untuk penjumlahan setiap bulannya kadang terjadi kenaikan dan penurunan, akan tetapi kalau dilihat laporan per tri wulan secara umum persentase mengalami kenaikan.

Pada tri wulan pertama atas deposito Rp. 159.013.804 PPh yang dilaporkan sebesar Rp. 171.428, pada tri wulan kedua sebesar Rp. 220.131.556 dilaporkan sebesar Rp. 432.668, pada bulan tri wulan ketiga Rp.169.158.649 dilaporkan Rp. 581.806 dan tri wulan keempat terjadi kenaikan Rp. 542.000.000 dan dilaporkan Rp. 1.002.983.


(3)

C. Pemahaman Deposan terhadap Deposito Berjangka

Anggaran penerimaan Negara untuk tahun 2009-2010 penulis melihat bahwa deposan hanya tertarik dari penghasilan dari bunga deposito, kebanyakan dari deposan tidak menyadari bahkan tidak memahami bahwa uang yang didepositokan itu sangat berperan untuk kepentingan pembangunan. Dapt dilihat bahwa minat mendepositokan uang dari deposan adalah untuk keamanan uangnya agar memperoleh hasil dari bunga deposito.

Selain itu penulis juga melihat pajak atas bunga deposito berjangka tidak mempengaruhi jumlah deposan yang mendepositokan uangnya, karena pajak yang dipotong atas bunga deposito relative kecil dan tidak merugikan deposan, yang mempengaruhi adalah tingkat suku bunga yang diberikannya.

Kurangnya pemahaman atas deposito berjangka juga tidak mempengaruhi terhadap pendapatan Negara naming ada baiknya jika deposan paham tentang hokum dan undang – undang yang menjamin hak-haknya sebagai wajib pajak khususnya sebagai deposan yang merupakan tugas dari pegawai bank untuk menjelaskan kepada deposan tentag deposito berjangka dari pemotongan pajaknya pada saat deposan mendaftarkan diri sebagai deposan.

Calon deposan dapat meminta keterangan kepada bank tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan deposito berjangka termasuk juga dalam hal pemotongan pajak atas bunga depositonnya dan menurut hasil penelitian penulis, biasannya dalam menjelaskan berapa pajak yang harus dipotong kepada calon deposannya diberitahukan scara lisan, tidak ada pemberitahuan secara tertulis.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Untuk system pelaporan pajak di PT Bank Rakyat Indonesia dilaksanakan melakukan jarinagn secara on line;

2. Kuantitas pemotongan PPh atas bunga dana pihak ketiga di PT Bank Rakyat Indonesia secara umum terus mengalami kenaikan;

3. Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, maka dana yang dihimpun oleh bank melalui piranti pengerahan dana melalui piranti pengerahan dana dalam bentuk bunga deposito telah semakin berkembang. Sehingga pengenaan pajak atas bunga perlu diamankan dan disesuaikan;

4. Dalam rangka pembiayaan Negara guna pelaksanaan pembangunan yang semakin meningkat, peran serta seluruh lapisan masyarakat dalam ikut memikul pembiayaan pembangunan perlu terus ditingkatkan melalui pelaksanaan undang-undang perpajakan yang semakin mantap;

5. Di dalam pelaksanaan pemotongan pajak atas bunga deposito ini pada umumnya tidak menghambat aktivitas dan tidak berpengaruh terhadap jmlah deposan bank, Karena pajak yang dipotong dianggap masih relative kecil selain itu dapat dikatakan juga pelaksanaan pemotongan


(5)

pajak atas bunga deposito ini sesuai dengan ketentuan perundand-undangan yang berlaku;

6. Prosedur pemotongan dan penyetoran pajak atas bunga deposito berjangka pada PT Bank Rakyat Indonesia Kedai Durian Medan sudah terlaksana sesuai dengan ketentuan yang ada.

B. Saran

1. Pelayanan yang terbaik merupakan modal utama dalam merekrut Pajak Penghasilan atas bunga deposito dan perlu diterapkan di setiap bank;

2. Pajak Penghasilan atas bunga deposito merupakan salah satu sumber pemasukan guna menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, oleh karena itu perlu adannya perhatian dan pengaturan yang seksama agar kehadirannya tidak menggangu aktifitas perbankan di Indonesia;

3. Perlu adanya pemikiran dan perencanaan yang mendalam sebelum dikeluarkannya peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pajak atas bunga deposito berjangka, sehingga dapat dihindari adannya peraturan yang tumpang tindih;

4. Dengan meningkatnya Pajak Penghasilan atas bunga deposito hingga 20% masih merupakan tarif yang wajar, dan perlu disesuaikan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi yang berkembang di masyarakat.


(6)

Daftar Pustaka

Agustinus,Sony & Isnianto Kurniawan. 2009. Panduan Praktis Perpajakan. Jakarta : CV. Andi Offset.

Resmi, Siti. 2008. Perpajakan: Teori dan Kasus, Yogyakarta : Salemba Empat. Rini, Mike. 2000. Tentang Deposito. CBN CyberSHOPPING. (Online).

pada tanggal 15 April 2011 pukul 08.35

Suandy, Erly. 2002. Hukum Pajak, Jakarta : Salemba Empat. Siagian. 2003. Filsafat Administrasi, Jakarta : Bumi Aksara

Wahyudi, dudi 2008. Pengertian dan definisi pajak. (Online).

Wikipedia. 2011. Pengetian deposito. ensiklopedia bebas. (Online). pukul 22.30

Wikipedia. 2011. Pengertian Pajak. ensiklopedia bebas. (Online). 22:42

Undang-Undang Republik Indonesia. No: 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

Peraturan Pemerintah. No: 131 Tahun 2000 Tentang Pajak Penghasilan Atas Bunga Deposito Dan Tabungan Serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia