Bentuk-Bentuk Cyber crime BENTUK-BENTUK CYBER CRIME DI BIDANG PERBANKAN

BAB III BENTUK-BENTUK CYBER CRIME DI BIDANG PERBANKAN

A. Bentuk-Bentuk Cyber crime

Globalisasi mengakibatkan terjadi kejahatan di bidang elektronik, sehingga harus diantisipasi. Teknologi informasi information technology memegang peranan yang penting baik di masa kini maupun dimasa yang akan datang. Dunia sekarang mengalami revolusi yang dikenal dengan nama ”revolusi informatika. Revolusi ini lebih canggih dan lebih cepat daripada ”revolusi industri” yang terjadi pada abad ke XIX, dimana tenaga manusia diganti dengan tenaga mesin. Dengan makin berkembang dan meluasnya teknologi maka semakin besar kemampuan komputer untuk menyimpan dan memproses informasi yang digunakan untuk berbagai keperluan. Era perdagangan bebas sebagai konsekuensi dari globalisasi menempatkan peranan komputer dan internet ke dalam tempat yang sangat strategis karena menghadirkan suatu dunia tanpa batas jarak ruang dan waktu dan diharapkan dapat meningkatkan produktifitas serta efisiensi yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan. Selain dampak positif tersebut, ternyata juga disadari bahwa komputer memberikan peluang untuk terjadinya kejahatan-kejahatan baru cyber crime yang bahkan lebih canggih dibandingkan kejahatan konvensional. Menurut hasil survei yang dilakukan oleh sebuah perusahaan analisa keamanan NSC Technology pembobolan jaringan komputer suatu perusahaan yang berasal dari Khairil Aswan Harahap : Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009 USU Repository © 2008 luar hanya 10, sisanya berasal dari dalam, meskipun perusahaan tersebut telah menyediakan sistem keamanan yang canggih. Hal ini tentunya akan berdampak negatif pada produktifitas dan efisiensi yang semula diharapkan. 89 Jumlah kejahatan komputer khususnya yang berhubungan sistem informasi ini akan terus meningkat intensitasnya dikarenakan beberapa hal, yaitu: 90 1. Aplikasi bisnis yang menggunakan berbasis teknologi informasi dan jaringan komputer semakin meningkat. Sebagai contoh saat ini mulai bermunculan aplikasi bisnis seperti online banking, electronic commerce e- commerce Electronic Data interchange EDI dan masih banyak yang lainnya. Bahkan aplikasi pemacu di Indonesia melalui ”Telematika Indonesia dan Nusantara 21” dan di seluruh dunia. 2. Desentralisasi dan distribusi server menyebabkan lebih banyak sistem yang harus ditangani. Hal ini membutuhkan lebih operator dan administrator yang handal yang juga kemungkinan harus tersebar di seluruh lokasi. Padahal mencari operator dan administrator yang handal sangat sulit. 3. Transisi dari single-vendor ke multi vendor sehingga lebih banyak sistem atau perangkat yang harus dimengerti dan masalah interoperability antara vendor yang lebih sulit ditangani. Untuk memahami suatu jenis perangkat 89 Ahmad M. Ramli, Penulisan Karya Ilmiah Tentang Perlindungan HaKI dan Cyber Law, Jakarta: BPHN, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, 2005, hal 41 90 Budi Rahardjo, Keamanan Sistem Informasi Berbasis Internet, Bandung: PT. Ihsan Komunikasi, 1999, hal. 37. Khairil Aswan Harahap : Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009 USU Repository © 2008 dari satu vendor saja sudah sulit, apalagi harus menangani berjenis-jenis perangkat. 4. Meningkatnya kemampuan pemakai di bidang komputer sehingga mulai banyak pemakai yang mencoba-coba bermain dan membongkar sistem yang digunakan. 5. Kesulitan dari penegak hukum untuk mengejar kemajuan dunia komputer dan telekomunikasi yang sangat cepat. 6. semakin kompleksnya sistem yang dugunakan, seperti semakin besarnya program source code yang digunakan sehingga semakin besar kemungkinan terjadinya lubang keamanan yang disebabkan kesalahan pemrograman. 7. Semakin banyak perusahaan yang menghubungkan sistem informasinya dengan jaringan komputer yang global seperti internet. Hal ini membuka akses dari seluruh dunia. Potensi sistem informasi yang dapat dijebol menjadi semakin besar. Selain hal-hal tersebut, kejahatan ini juga disebabkan adanya beberapa Indikator penyalahgunaan sarana dan prasarana di internet, antara lain: 1. Menjamurnya warnet hampir setiap provinsi di tanah air yang dapat digunakan sebagai fasilitas untuk melakukan tindakan kejahatan, disebabkan tidak tertibnya sistem administrasi dan penggunaan Internet Protocol IP dinamis yang sangat bervariatif. 2. ISP Internet Service Provider yang belum mencabut nomor telepon pemanggil yang menggunakan internet. Khairil Aswan Harahap : Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009 USU Repository © 2008 3. LAN Local Area Network yang mengakses internet secara bersamaan sharing, namun tidak mencatat dalam bentuk log file aktivitas dari masing- masing pengguna jaringan. 4. Akses internet menggunakan pulsa premium, dimana untuk melakukan akses ke internet tidak perlu tercatat sebagai pelanggan sebuah ISP. Kejahatan komputer dapat digolongkan dari jenis yang sangat berbahaya sampai kepada jenis yang hanya mengesalkan saja annoying. Mengingat teknologi informasi pemanfaatan bersifat lintas teritorial maka konsep yurisdiksi tidak hanya berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, tetapi juga berlaku untuk setiap wilayah di luar Indonesia yang melakukan tindakan pidana di bidang teknologi informasi yang akibatnya dirasakan di Indonesia atau dimana saja yang kepentingan pemerintah atau Warga Negara Indonesia berwenang mengadili setiap tindak pidana dunia maya yang dilakukan oleh setiap orang, baik di Indonesia atau dimana saja yang kepentingan pemerintah atau warga negara Indonesia dirugikan atau dilanggar hak-haknya. Terdapat begitu banyak modus tindak pidana di dunia maya, pada prinsipnya delik yang harus diterapkan adalah delik formil, mengingat dalam tindakan pidana dunia maya unsur kerugian seringkali malah sulit dibuktikan karena sifatnya yang lintas teritorial dan ketidaktahuan dari korban, padahal Khairil Aswan Harahap : Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009 USU Repository © 2008 pelaku sudah dapat tertangkap tangan bukti-bukti kejahatannya. Berikut ini beberapa contoh tindak pidana dunia maya: 91 1. Tindakan sengaja dan melawan hukum, dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain menggunakan nama domain yang bertentangan dengan hak-hak pemilih yang telah digunakan oleh seseorang merupakan tindak pidana. 2. Tindakan dengan sengaja dan melawan hukum mengakses data suatu bank yang memberikan layanan internet banking dengan menggunakan password milk orang lain secara tanpa hak dan diluar kewenangannya melalui komputer atau media lainnya dengan atau tanpa merusak sistem pengamanan. 3. Tindakan dengan sengaja dan melawan hukum mengintersepsi pengiriman data melalui komputer dan media elektronik lainnya sehingga menghambat komunikasi. 4. Tindakan dengan sengaja dan melawan hukum, dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain menahan atau mengintersepsi pengiriman data melalui komputer atau media elektronik lainnya. 5. Tindakan dengan sengaja atau melawan hukum memasukkan, mengubah, menambah, menghapus atau merusak data komputer, program komputer atau data elektronik lainnya milik seseorang secara tanpa hak. 91 Ibid., hal. 39. Khairil Aswan Harahap : Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009 USU Repository © 2008 6. Tindakan dengan sengaja atau melawan hukum memasukkan, mengubah, menambah, menghapus atau merusak data elektronik yang mengakibatkan timbulnya kerugian bagi pihak lain. 7. Tindakan dengan sengaja atau melawan hukum memasukkan, mengubah, menambah, menghapus atau merusak data komputer, program komputer atau data elektronik lainnya yang mengakibatkan terganggunya fungsi sistem media elektronik lainnya. 8. Tindakan dengan sengaja atau melawan hukum dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain menggunakan kartu kredit atau alat pembayaran elektronik lainnya milik orang lain, atau menyalahgunakan PIN milik orang lain dalam transaksi elektronik. 9. Tindakan dengan sengaja atau melawan hukum secara tanpa hak mengakses, menyimpan, mengumpulkan atau menyerahkan kepada yang orang tidak berhak data nasabah seperti PIN, data kartu kredit atau pembayaran elektronik lainnya secara tidak berwenang dalam suatu media komputer atau media lainnya dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain. Sarana komputer dan biaya pemeliharaannya yang disediakan negara maju pun cukup besar mengingat pentingnya komputer untuk pelaksanaan tugas- tugas negara. Misalnya, di Inggris beberapa tahun yang lalu perbelanjaan untuk komputer dan perbaikannya diperkirakan sebesar 3 dari pengeluaran Nasional Negara Eropa. Nilai peralatan komputer yang dimiliki pemerintah Inggris adalah Khairil Aswan Harahap : Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009 USU Repository © 2008 lebih dari 5 miliar poundsterling dan pengeluaran belanja untuk sistem komputer sebesar 5 miliar poundsterling, sedangkan biaya pemasangan sistem komputer di Inggris setiap tahun meningkat 25. 92 Seperempat penghasilan Inggris diperoleh dari aktivitas usaha keuangan dan asuransi yang tergantung kepada sistem komputer selain dari pada itu setiap harinya sekitar 250 miliar poundsterling melewati kota London melalui peralatan komputer. Laporan keuangan di Amerika Serikat tahun 1989 menunjukkan bahwa setiap tiga jam, empat jaringan komputer utama di Amerika Serikat mentrasfer uang yang jumlahnya sama dengan anggaran pemerintah federal setiap tahun. Di samping itu lembaga-lembaga pertahanan, penerbangan, perbankan, perguruan tinggi, pelayaran, keuangan, ekonomi, pendidikan, kesehatan, ilmu pengetahuan, perindustrian dan lainnya makin banyak menggunakan komputer dan telah meningkatkan cara-cara tradisionil, yang pada akhirnya menimbulkan ketergantungan pada komputer dalam pelaksanaan tugas mereka. Dengan penemuan internet dan kemajuan teknologi telekomunikasi data dapat dikirimkan ke berbagai penjuru dunia dengan lebih cepat lagi. Pada gilirannya perkembangan yang cepat dalam bidang komputer menimbulkan titik rawan dalam penyusunan alat pengaman security device pada sistem komputer, baik untuk keperluan pemerintah maupun dunia usaha 92 Ibid. Khairil Aswan Harahap : Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009 USU Repository © 2008 lainnya. Padahal kelemahan dari sistem yang dipergunakan oleh suatu lembaga sering kali disalahgunakan oleh pihak ketiga untuk kepentingan sendiri. 93 Ulah para hackers untuk menerobos sistem komputer menimbulkan kerugian yang sangat meresahkan pengguna komputer. Selain data mereka dapat di intip, perbuatan hackers sering kali menyebabkan tersebarnya virus-virus yang berbahaya. Seringkali perbuatan mereka diikuti dengan ancaman pemerasan untuk merusak data komputer yang telah diterobos. Selain dapat menimbulkan kerugian materi dan keuangan yang besar dan bahkan mengancam keselamatan jiwa manusia apabila kerusakan terjadi pada sistem komputer lalu lintas atau transportasi darat dan udara, kejahatan komputer menimbulkan permasalahan hukum yang serius bagi peradilan pidana di sebagian negara-negara di dunia. Oleh karena itu, penanggulangan dilakukan secara komprehensif oleh karena kejahatan komputer berdimensi nasional maupun internasional. Teknologi komputer telah menimbulkan banyak permasalahan hukum pidana terutama disebabkan oleh karena undang-undang hukum pidana menurut sejarahnya dibentuk antara lain untuk melindungi harta kekayaan berupa barang yang merupakan ”tangible object”, yaitu sesuatu yang secara fisik dapat dilihat, dicium atau diraba. Waktu peraturan mengenal hal ini diundangkan pembuat undang- undang belum memikirkan bahwa dikemudian hari akan muncul suatu 93 Susan B., “Akibat Pelaku Hackers”, Dikutip dari www.google.co.idinternet-bank.htm, Diakses tanggal 3 April 2009. Khairil Aswan Harahap : Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009 USU Repository © 2008 teknologi baru yang menciptakan ”data komputer” yang merupakan ”elektronik impulses” denyut elektronis yang mempunyai wujud dan pengertian lain daripada barang. Bahwa dengan kemajuan teknologi telekomunikasi data-data tersebut dapat diproses dengan cepat dan disebarkan ke berbagai penjuru dunia dalam waktu singkat. 94 Sehubungan dengan hal tersebut, permasalahan hukum pun timbul tentang apakah tindakan pidana terhadap data komputer, yang seringkali mempunyai nilai yang tinggi dapat dipersamakan dengan tindakan pidana terhadap barang dan seperti diatur dalam pasal Kitab Undang-undang Hukum Pidana, seperti: pencurian, penggelapan, perusakan, tanpa hak memasuki pekarangan orang lain dan lainnya. Sehubungan dengan dapat disimpannya secara elektronis berbagai macam informasi dalam komputer, dan tidak lagi dicatat di atas kertas, apakah perbuatan pemalsuan, penkopian, manipulasi informasi dalam data komputer dan perusakan data komputer dapat dipersamakan dengan pemalsuan surat atau dokumen dan perusakan barang. Selanjutnya dengan ramainya lalu lintas informasi melalui jaringan internet dan lainnya di ”cyberspace” apakah penyalahgunaan informasi tersebut masih dapat ditanggulangi oleh KUHP dan peraturan perundangan lainnya. Apakah sabotase komputer atau sistem komputer suatu negara yang sangat vital seperti yang dimiliki Departemen atau Lembaga Pertahanan, Telekomunikasi, Perhubungan, Penerbangan dan lainnya yang dapat mengakibatkan kerugian 94 Ibid. Khairil Aswan Harahap : Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009 USU Repository © 2008 yang sangat fatal baik terhadap negara, keselamatan jiwa manusia maupun harta benda masih dapat ditanggulangi oleh hukum pidana ”tradisional”. 95 Dari kasus-kasus yang pernah terjadi, dan dengan adanya putusan hakim yang saling bertentangan membuktikan bahwa kejahatan komputer yang beraneka ragam bentuknya sejak semula telah menimbulkan kesulitan dalam penerapan hukumnya. Untuk dapat mengerti apa yang menjadi permasalahan hukum pada setiap bentuk kejahatan komputer, terlebih dahulu perlu diketahui jenis-jenis kejahatan komputer. Para pakar ”computer law” telah mencoba membagi jenis kejahatan komputer atas beberapa kategori. Beberapa pakar membagi jenis kejahatan komputer atas tindak pidana yang masih dapat dituntut berdasarkan Undang-Undang Hukum Pidana “tradisionil” dan jenis-jenis baru yang belum ada pengaturannya. Dari kasus yang pernah terjadi memang ternyata bahwa beberapa kejahatan komputer masih dapat diselesaikan dengan peraturan pidana tradisional walaupun hukum kadang-kadang harus memberikan interpretasi yang luas, namun bagi beberapa jenis lainnya ternyata tidak dapat dijangkau oleh peraturan pidana yang berlaku, dan hakim pun enggan untuk melakukan interpretasi yang terlalu menyimpang. Putusan hakim tingkat pertama yang terlalu menyimpang biasanya dibatalkan dalam tingkat banding atau kasasi apabila dimintakan banding dan kasasi Hugo Cornwall, Data theft Mandarin: London, 1990. Pakar dari Amerika Serikat yang telah menulis beberapa buku 95 Ibid. Khairil Aswan Harahap : Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009 USU Repository © 2008 mengenai kejahatan komputer antara lain data theft membagi kejahatan komputer atas: 1. Data fraud 2. Data spying; dan 3. Data Theft 96 Secara garis besar, ada beberapa tipe cybercrime, yaitu: 97 a. Joy computing yaitu pemakaian komputer orang lain tanpa izin. Hal ini termasuk pencurian waktu operasi komputer. b. Hacking, yaitu mengakses secara tidak sah atau tanpa izin dengan alat suatu terminal. c. The trojan horse, yaitu manipulasi data atau program dengan jalan mengubah data atau instruksi pada sebuah program, menghapus, menambah, menjadikan tidak terjangkau dengan tujuan untuk kepentingan pribadi-pribadi atau orang lain. d. Data Leakage, yaitu menyangkut bocornya data keluar terutama mengenai data yang harus dirahasiakan. Pembocoran data komputer itu bisa berupa rahasia Negara, perusahaan, data yang dipercayakan kepada seseorang dan data dalam situasi tertentu. e. Data Diddling, yaitu suatu perbuatan yang merubah data valid atau sah dengan cara tidak sah mengubah input data, atau output data. 96 Ibid. 97 Philip Renata dalam suplemen BisTek Warta Ekonomi No. 24 edisi Juli 2000, hal.52 lihat di http:www.channel-11.net event12.htm 03 April 2009 Khairil Aswan Harahap : Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009 USU Repository © 2008 f. To Frustate Data Comunication atau penyia-nyian data komputer. g. Software Piracy yaitu pembajakan perangkat lunak terhadap hak cipta yang dilindungi HAKI. Dari ketujuh tipe cyber crime tersebut, nampak bahwa inti cyber crime adalah penyerangan di content, computer system dan communication system milik orang lain atau umum di dalam cyber space. Nazura Abdul Manaf membedakan tipe-tipe dari cyber crime menjadi 3 tiga yaitu: 98 1. Cyber crimes Against Property, meliputi theft berupa theft of information, theft of property and theft of service; Fraud Cheatting, forgery and mischief. 2. cyber crime Against Persons, meliputi pornographi Cyber harrassment, cyber-stalking dan cyber trespass. Cyber trespass meliputi spam e-mail, hacking a web page and breaking into a personal computer. 3. cyber crime terrorism Khusus cyber crime dalam e-commerce, oleh Edmon Makarim didefenisikan sebagai segala tindakan yang menghambat dan mengatas namakan orang lain dalam perdagangan melalui internet. Edmon Makarim memperkirakan bahwa modus baru seperti jual beli data konsumen dan penyajian informasi yang tidak benar dalam situs bisnis mulai sering terjadi dalam e-commerce. 99 Cyber law also referred to as cyber law as a term used to describe the legal issues related to use of communication technology, particularly “cyber space”, i.e. the internet. It is less a distinct field of law in the way that property or contract are as it is an intersection of many legal fields, including intellectual property, privacy, freedom of expression, and jurisdiction. In essence, cyber law 98 Agus Raharjo, Cybercrime: Pemahaman dan Upaya Pencegahan Kejahatan Berteknologi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002, hal.203-205. 99 Kriminalitas di Internet “, http:www.solusihukum.comarticlearticle. 3 April 2009. Khairil Aswan Harahap : Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009 USU Repository © 2008 is an attempt to integrate the challenges presented by human activity on the internet with legacy system of laws applicatable to the physical world. 100 Bentuk-bentuk cyber crime antara lain: 101 1. Pelanggaran Isi Situs Web a. Pornografi Merupakan pelanggaran yang paling banyak terjadi, dengan menampilkan gambar, cerita ataupun gambar bergerak. Di AS, pembuatan hal-hal yang berbau pornografi selalu berlindung di balik hak kebebasan perpendapat dan berserikat first amandement dan nilai-nilai seni. Alasan terakhir ini akhir- akhir ini juga sering digunakan di Indonesia oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan dan pemuatan gambar porno tersebut. Situs-situs porno tumbuh dengan sangat subur, karena selain masyarakat memang sangat mengenai hal ini juga mudahnya akses situs porno melaui internet. b. Pencemaran Nama dan Penghinaan Pencemaran Nama ini sering terdapat pada situs-situs forum diskusi dan situs porno. Berita yang disampaikan cenderung untuk selalu menjelekan dan bahkan bernada permusuhan terhadap orang ataupun hasil suatu produk dari pesaingnya. 100 Dikutip dari http:en.wikipedia.orgwikicyberlaw, Diakses tanggal 3 April 2009. 101 Ahmad M. Ramli, Kejahatan Komputer di Bidang Perbankan. Makalah disampaikan dalam pembahasan Hukum Perbankan, Jakarta: BHN Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia, 2003, Hal. 4 Khairil Aswan Harahap : Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009 USU Repository © 2008 c. Fitnah dan Berita Bohong Fitnah dan Berita Bohong cenderung menimbulkan akibat yang sangat merugikan bagi pihak yang difitnah, karena berita yang disampaikan sangat bertolak belakang dengan kejadian atau fakta yang sesungguhnya. d. Pelanggaran hak cipta Pelanggaran ini sering terjadi, baik pada situs web pribadi, komersil maupun akademis, antara lain berupa: 1. memberikan fasilitas download gratis kepada para pengunjungnya dengan tujuan untuk menarik lebih banyak pengunjung berupa software, lagu, gambar, film dan karya-karya tulisan yang dilindungi hak ciptanya tanpa seijin pemilik karya-karya tersebut. 2. menampilkan gambar-gambar yang dilindungi hak cipta untuk latar belakang dan hiasan web pages tanpa izin pembuat gambar tersebut. 3. merekayasa gambar atau foto hasil karya seseorang tanpa seizin pembuatnya untuk ditampilkan di web pages-nya. Hal ini banyak terjadi pada situs-situs porno. 102 2. Kejahatan Dalam Perdagangan Secara Elektronik E-Commerce a. Penipuan lelang online Ciri-ciri kejahatan ini adalah harga produk yang banyak diminati sangat rendah, penjual tidak menyediakan nomor telepon, tidak ada respon terhadap pertanyaan melalui e-mail dan menjanjikan produk yang sedang tidak 102 Ibid. Khairil Aswan Harahap : Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009 USU Repository © 2008 tersedia. Resiko terburuk adalah pemenang lelang yang telah mengirimkan cek atau uang tidak memperoleh produk, atau memperoleh produk yang tidak sesuai dengan yang diinginkan. b. Penipuan saham online Cirinya adalah secara tiba-tiba harga saham perusahaan naik secara drastis tanpa didukung data yang akurat. Resiko terburuknya adalah tidak adanya nilai riil yang mendekati harga saham tersebut, kehilangan seluruh jumlah investasi dengan sedikit kesempatan atau bahkan tanpa kesempatan untuk menutup kerugian yang terjadi. c. Penipuan Pemasaran Berjenjang Online mempunyai ciri-ciri keuntungan dari merekrut anggota, menjual produk secara fiktif. Resikonya adalah sebanyak 98 investor gagal atau rugi. d. Penipuan Kartu Kredit Cirinya adalah terjadinya biaya misterius pada tangguhan kartu kredit untuk produk atau layanan internet yang tidak pernah dipesan oleh pemilik kartu kredit. Resikonya adalah korban bisa perlu waktu yang lama untuk melunasinya. 103 3. Pelanggaran Kemaksiatan a. Recreation Hacker 103 Ibid. Khairil Aswan Harahap : Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009 USU Repository © 2008 Umumnya adalah hacker tingkat pemula yang umumnya bertujuan hanya untuk membobol suatu sistem dan menunjukkan kegagalan atau kurang handalnya sistem keamanan security pada suatu perusahaan. b. Craker atau Criminal Minded Hacker motivasinya bermacam-macam, mulai dari untuk mendapatkan keuntungan finansial, melakukan sabotase atau untuk menghancurkan data. Kasus ini umumnya dilakukan pesaing bisnis yang juga ditunjang dengan adanya bantuan dari orang dalam yang mengerti kelemahan sistem keamanan perusahaan tersebut. Informasi yang sifatnya rahasia biasanya dikirim dengan menggunakan blackmail. Hacker tipe ini biasanya juga melakukan spionase atau sabotase. c. Political Hacker Aktivitas politik uang yang kadang disebut dengan nama hactvis merupakan suatu situs web dalam usaha menempelkan pesan atau mendiskreditkan lawannya. Pada tahun 1998 hacker ini dapat merubah ratusan situs web untuk menyampaikan pesan dari kampanye tentang anti nuklir. 104 d. Denial of service attack Penyerangan cara ini adalah dengan cara membanjiri dengan data yang besar yang akan mengakibatkan akses ke suatu situs web menjadi sangat lambat atau bahkan menjadi macet atau tidak dapat diakses sama sekali. Hal ini akan 104 Ibid. Khairil Aswan Harahap : Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009 USU Repository © 2008 mengakibatkan kerugian bagi suatu perusahaan yang mengandalkan website sebagai bisnis utamanya. e. Virusses Saat ini sedikitnya 200 jenis virus baru setiap bulannya menyebar melalui Internet. Virus ini biasanya disembunyikan dalam suatu file atau pada e-mail yang di-download atau dikirim melalui jaringan internet mapun lewat floppy disk. Meskipun saat ini hampir setiap bulan terbit program anti virus terbaru namun karena perkembangan virus yang juga sangat cepat maka baik program virus dan anti virus akan terus berlomba tanpa ada batas waktunya. f. Pembajakan Piracy Pembajakan perangkat lunak juga akan menghilangkan potensi pendapat suatu perusahaan yang memproduksi perangkat lunak seperti: game, aplikasi bisnis dan hak cipta lainnya. Kasus pembajakan biasanya diawali dengan kegiatan download perangkat lunak dari internet dan kemudian dilakukan penggandaan dengan menggunakan floopy disk atau CD yang selanjutnya dipasarkan secara illegal tanpa meminta izin kepada pemilik yang aslinya. Dengan demikian, pemilik perangkat lunak yang asli tidak akan memperoleh bagian royalty dari keuntungan penjualan perangkat lunak tersebut. 105 g. Fraud Merupakan kegiatan manipulasi informasi yang khususnya tentang keuangan dengan target untuk mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya. 105 Ibid. Khairil Aswan Harahap : Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009 USU Repository © 2008 Contohnya adalah harga tukar saham suatu perusahaan dapat direkayasa melalui rumor yang isinya bertentangan dengan kondisi sebenarnya sehingga memancing orang lain untuk membeli saham tersebut. Situasi lelang juga sanngat membuka peluang munculnya praktek fraud ini yaitu dengan cara tidak mengirimkan barang yang dilelang meskipun uang hasil lelang sudah dikirimkan. h. Perjudian Gambling Bentuk judi kasino virtual saat ini telah banyak beroperasi di internet. Kegiatan ini biasanya akan terhindar dari hukum positif yang berlaku di kebanyakan negara, selain dapat memberikan peluang bagi penjahat terorganisasi untuk melakukan praktek pencucian uang dimana-mana. i. Pornography dan Paedophilia Para penderita paedophilia mulai banyak menggunakan internet untuk melakukan tukar menukar gambar porno anak-anak. Banyak gambar dalam berbagai ukuran dan pose yang merangsang dan sadis dapat ditemukan dalam kegiatan ini, yang umumnya menggunakan sarana kelompok newsgroup atau chatting rooms sebagai tempat untuk melakukan pertemuannya. 106 j. Cyber stalking Segala bentuk kiriman e-mail yang tidak diinginkan oleh pemilliknya adalah termasuk tindakan pemaksaan atau pemerkosaan. Hal ini dikarenakan pengiriman e-mail umumnya menyembunyikan identitas aslinya sehingga 106 Ibid. Khairil Aswan Harahap : Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009 USU Repository © 2008 pelakunya sulit untuk dilacak dan e-mail ini sulit untuk dihindari. Para stalkers ini selalu berupaya untuk mendapatkan informasi personal secara online tentang para calon korbannya. k. Hate Sites Banyak situs web yang dikelola oleh para ekstrimis, dipakai untuk mempromosikan isu kebencian rasial SARA. Penertiban nama dan alamat seseorang saja bisa disalahgunakan. Di AS suatu situs Anti Aborsi berulangkali mendapat serangan dari kelompok yang mendukung kekuatan aborsi ini. l. Criminal Communication Pada saat ini internet telah banyak digunakan oleh kelompok dan gembong kejahatan untuk mengorganisir aktivitas kriminalnya. Misalnya melakukan impor dan penyaluran obat-obatan terlarang atau narkotika. Kegiatan ini dengan mudah dilakukan di internet hanya dengan menggunakan elektronic- mail atau chatting saja. 107

B. Bentuk-Bentuk Cyber crime di bidang Perbankan

Dokumen yang terkait

Pengalihan Saham Dalam Perjanjian Jual Beli Saham Melalui Internet Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

0 30 104

Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik

2 44 150

Tinjauan Hukum Mengenai Informasi Lowongan Kerja Pada Internet Dihubungkan Dengan Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

0 7 91

Tinjauan Hukum Mengenai Kekuatan Pembuktian Secara elektronik Dalam Perkara Cyber Crime Dihubungkan Dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Juncto Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

1 10 29

Harmonisasi Hukum Pengaturan Cyber Crime Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

0 0 21

Analisis Pertanggungjawaban Hukum Para Pihak Dalam Perdagangan Secara Elektronik (E-Commerce) Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

1 11 33

TINDAK PIDANA CYBER CRIME DALAM PERSPEKTIF UNDANG – UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.

1 1 65

TINDAK PIDANA CYBER CRIME DALAM PERSPEKTIF UNDANG – UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.

2 8 65

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN PENYEBARAN VIDEO PORNO MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.

0 1 14

CYBER CRIME DALAM BENTUK PHISING DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM.

0 1 104