Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Bank

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH BANK DALAM CYBER CRIME

TERHADAP INTERNET BANKING DIKAITKAN DENGAN UNDANG- UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

A. Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Bank

Perlindungan hukum bagi nasabah pengguna layanan internet banking mutlak diperlukan seperti halnya perlindungan yang diberikan kepada nasabah penyimpan dana lainnya. Perlindungan hukum bagi nasabah ada yang berdasarkan ketentuan administratif dan berdasarkan jaminan asuransi deposito. 117 1. Berdasarkan Ketentuan Administratif Menurut sistem perbankan Indonesia, perlindungan terhadap nasabah dapat dilakukan melalui dua metode, yaitu: a. Perlindungan secara eksplisit explicit deposit protection Yaitu perlindungan yang diperoleh melalui pembentukan lembaga yang menjamin simpanan masyarakat, sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden No. 26 Tahun 1998 tentang Jaminan terhadap Kewajiban Bank Umum. Sehingga apabila bank mengalami kegagalan, maka lembaga tersebut akan mengganti dan masyarakat yang disimpan dalam bank yang gagal tersebut. Hal ini diatur dalam 117 Marulak Pardede, “Efektifitas Pengawasan Perbankan dalam Perbankan Nasional”, Jakarta: Majalah Jurnal Hukum Bisnis, edisi September 2001, hal. 67 Khairil Aswan Harahap : Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009 USU Repository © 2008 Keputusan Presiden No. 26 Tahun 1998 tentang Jaminan terhadap Kewajiban Bank Umum, sebelum diberlakukannya asuransi deposito. 118 b. Perlindungan secara implisit implicit deposit protection Yaitu perlindungan yang dihasilkan oleh pengawasan dan pembinaan bank secara efektif. Maksudnya agar dapat menghindari terjadinya kebangkrutan bank yang diawasi. Perlindungan semacam ini dapat diperoleh melalui : 119 1 Peraturan perundang-undangan di bidang ITE dan perbankan; 2 Perlindungan yang dihasilkan oleh pengawasan dan pembinaan yang efektif, yang dilakukan oleh Bank Indonesia; 3 Upaya menjaga kelangsungan usaha bank sebagai suatu lembaga pada khususnya dan perlindungan terhadap sistem perbankan pada umumnya; 4 Memelihara tingkat kesehatan bank; 5 Melakukan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian; 6 Cara pemberian kredit yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah; 7 Menyediakan informasi resiko kepada nasabah. Pemerintah melalui Keputusan Presiden No. 26 Tahun 1998 tentang Jaminan terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum, menjamin bahwa kewajiban pembayaran bank umum kepada para pemilik simpanan dan krediturnya akan dipenuhi. Dengan ketentuan: 120 118 Ibid. 119 Ibid., hal. 69-70 120 Keputusan Presiden No. 26 Tahun 1998 tentang Jaminan terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum, LN No. 29 Tahun 1998, Pasal 2 Khairil Aswan Harahap : Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009 USU Repository © 2008 1 Bank Umum yang dijamin adalah bank umum yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia; 2 Kewajiban pembayaran yang dijamin pemerintah meliputi kewajiban dalam mata uang rupiah maupun mata uang asing. 3 Jaminan atas kewajiban dalam mata uang asing diberikan dengan mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar pasar pada hari pembayaran. Pelaksanaan penjaminan tersebut dilakukan oleh BPPN yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No. 27 Tahun 1998 dan Keputusan Presiden No. 34 Tahun 1998. Sedangkan teknis pelaksanaan serta ketentuan lebih lanjut dari penjaminan tersebut diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 26KMK.0171998 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Jaminan Pemerintah Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum, serta Surat Keputusan Bersama Direksi Bank Indonesia dan Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional No. 30270KEPDIR dan No. 1 BPPN1998 tentang Petujuk Pelaksanaan Pemberian Jaminan Pemerintah Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum. 121 Lembaga Penjamin Simpanan LPS diatur dalam Pasal 37 B Undang- undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. Tujuannya adalah melindungi kepentingan nasabah dan sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada bank. Lembaga ini dibentuk untuk menggantikan fungsi BPPN setelah masa 121 Marulak Pardede, Op. Cit., hal. 71 Khairil Aswan Harahap : Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009 USU Repository © 2008 penjaminan pemerintah sebagaimana yang ditentukan dalam Keputusan Presiden No. 26 Tahun 1998 berakhir. Dalam tenggang waktu antara berakhirnya penjaminan pemerintah dan berlakunya LPS akan diadakan suatu masa transisi, sehingga nasabah dapat menyesuaikan diri. 122 Adapun LPS tersebut, menurut penjelasan Pasal 37 B ayat 2 Undang- undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No.10 Tahun 1998 dapat berbentuk: 123 1 Skim dana bersama, 2 Skim asuransi, di antaranya yang sudah melakukan ketentuan mengenai skim asuransi ini, dapat dilakukan pembagian sebagai berikut: a. Yang melakukan secara resmi oleh pemerintah masing-masing seperti di Amerika, Inggris dan Kanada. b. Yang diselenggarakan oleh dunia perbankan dengan dorongan dari pihak pemerintah masing-masing seperti di negara Belanda, Jerman dan Perancis. c. Yang diselenggarakan secara bersama oleh dunia perbankan dan pemerintah masing-masing seperti di Belgia dan Jepang. 3 Skim lainnya yang disetujui oleh Bank Indonesia. Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa Undang-undang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang- 122 D. Gandaprawira, “Beberapa Segi Tentang Pemberian Perlindungan Hukum Kepada Nasabah Penyimpan Dana Perbankan”, Jakarta : Makalah disampaikan pada Seminar tentang Perlindungan Masyarakat Konsumen terhadap Produk Perbankan, 1991, hal. 5 123 Ibid., hal. 6 Khairil Aswan Harahap : Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009 USU Repository © 2008 Undang No.10 Tahun 1998, mengatur perlindungan nasabah secara implisit dan eksplisit. Implisit berarti adanya perlindungan yang dihasilkan melalui pembinaan dan pengawasan. Ini dilakukan oleh Bank Indonesia seperti yang tertera dalam Pasal 29 ayat 1 Undang-Undang Perbankan. Sedangkan eksplisit adalah perlindungan yang didapat melalui pembentukan lembaga yang menjamin simpanan dana nasabah seperti yang diatur dalam Pasal 37 B Undang-Undang Perbankan. 124 2. Berdasarkan Jaminan Asuransi Deposito Banyaknya bank yang dilikuidasi mengakibatkan menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan prinsip kehati-hatian kurang mampu untuk memberikan keyakinan kepada masyarakat, bahwa bank yang sehat sekalipun belum dapat memberikan jaminan. Predikat bank sehat dapat berubah sewaktu-waktu secara mendadak baik karena faktor internal maupun faktor eksternal tanpa sepengetahuan nasabah. Karena jaminan perlindungan bagi nasabah sangat diperlukan. Maksudnya adalah untuk memberikan kepastian hukum bagi nasabah dikemudian hari bilamana bank mengalami kegagalan. 125 Salah satu upaya untuk tetap mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan, yaitu melalui asuransi deposito yang dalam pengertian Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana 124 Ibid. 125 Ibid., hal. 10 Khairil Aswan Harahap : Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009 USU Repository © 2008 telah diubah dengan Undang-Undang No.10 Tahun 1998. Berarti Pasal 37 B Undang-undang Perbankan mengatur bahwa: 126 1 Setiap bank wajib menjamin dana masyarakat yang disimpan pada bank yang bersangkutan. 2 Untuk menjamin dana tersebut maka dibentuklah Lembaga Penjamin Simpanan LPS. 3 Mekanisme penjaminan dana masyarakat dan kelembagaannya akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah. Lembaga Penjamin Simpanan LPS merupakan suatu badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan penjaminan atas simpanan nasabah penyimpan, melalui skim asuransi, dana penyangga, atau skim lainnya. Dimana salah satu tujuan LPS adalah memelihara stabilitas dari sistem keuangan negara dengan cara mengasuransi para deposan bank dan mengurangi kerugian yang disebabkan oleh kegagalan-kegagalan yang dialami perbankan. 127 Saat ini, pemerintah memberikan jaminan berupa dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 26 Tahun 1998. dengan Keputusan Presiden tersebut, pemerintah memberikan jaminan penuh terhadap seluruh kewajiban pembayaran dari bank umum, baik dalam mata uang rupiah maupun mata uang asing. Jaminan tersebut berlaku pertama kali untuk jangka waktu 2 dua tahun, yaitu 126 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 mengenai Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, LN No.182 Tahun 1999, Pasal 37 B ayat 1, 2, dan 3 127 Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Cet. 1, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001, hal. 90 Khairil Aswan Harahap : Perlindungan Hukum Nasabah Bank Dalam Cyber Crime Terhadap Internet Banking Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, 2009 USU Repository © 2008 sejak tanggal 26 Januari 1998 sampai dengan 31 Januari 2000, yang dapat diperpanjang 6 enam bulan berikutnya. Tindak lanjut dari pelaksanaan pemberian jaminan oleh pemerintah seperti yang dimaksud dalam Keputusan Presiden No. 26 Tahun 1998 yaitu dibuatnya Keputusan Presiden No. 27 Tahun 1998 tentang Pembentukan BPPN. 128

B. Perjanjian Internet Banking Antara Bank Dan Nasabah

Dokumen yang terkait

Pengalihan Saham Dalam Perjanjian Jual Beli Saham Melalui Internet Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

0 30 104

Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik

2 44 150

Tinjauan Hukum Mengenai Informasi Lowongan Kerja Pada Internet Dihubungkan Dengan Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

0 7 91

Tinjauan Hukum Mengenai Kekuatan Pembuktian Secara elektronik Dalam Perkara Cyber Crime Dihubungkan Dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Juncto Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

1 10 29

Harmonisasi Hukum Pengaturan Cyber Crime Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

0 0 21

Analisis Pertanggungjawaban Hukum Para Pihak Dalam Perdagangan Secara Elektronik (E-Commerce) Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

1 11 33

TINDAK PIDANA CYBER CRIME DALAM PERSPEKTIF UNDANG – UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.

1 1 65

TINDAK PIDANA CYBER CRIME DALAM PERSPEKTIF UNDANG – UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.

2 8 65

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN PENYEBARAN VIDEO PORNO MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.

0 1 14

CYBER CRIME DALAM BENTUK PHISING DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM.

0 1 104