Permintaan Hasil – Hasil Pertanian Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan

Dalam praktek ekonomi sehari-hari, perilaku permintaan relatif mendominasi dalam perekonomian baik dalam skala mikro maupun makro. Kekuatan permintaan berdampak pada tingkat kemakmuran suatu rumah tangga atau negara Putong, 2005. Komoditi dipakai untuk memenuhi keinginan dan keperluan, dan hampir selalu ada lebih dari satu komoditi yang dapat memenuhi setiap keinginan atau keperluan. Komoditi-komoditi semacam itu bersaing satu sama lain untuk memperoleh perhatian pembeli Kadariah, 1994. Bila harga suatu barang berubah, hal ini tidak hanya mempengaruhi permintaan barang tersebut, tetapi juga mempengaruhi permintaan barang lain. Perubahan yang terjadi selalu bisa dipecah menjadi dua komponen, yaitu komponen substitusi dan komponen pendapatan Nicholson, 1994. Kurva permintaan terhadap suatu komoditi mempunyai lereng yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah karena makin rendah harga komoditi, makin murah komoditi itu dibandingkan dengan komoditi lain yang dapat memuaskan keperluan atau keinginan yang sama. Komoditi-komoditi yang lain itu disebut substitusi Kadariah, 1994.

2.2.2 Permintaan Hasil – Hasil Pertanian

Pertanian adalah salah satu bidang produksi dan lapangan usaha yang paling tua di dunia yang pernah dan sedang dilakukan masyarakat. Sektor pertanian adalah sektor yang paling dasar dalam perekonomian yang merupakan penopang kehidupan produksi sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian diantaranya mencakup: Universitas Sumatera Utara • Subsektor perkebunan • Subsektor perikanan • Subsektor peternakan. Putong 2005 menuliskan bahwa hasil dari sektor pertanian adalah produk yang bersifat tidak tahan lama, sangat dibutuhkan tetapi permintaannya bersifat tidak elastis turun naiknya harga tidak terlalu berpengaruh pada permintaan. Karena diketahui komoditas pertanian tergolong sebagai komoditas konsumsi primer maka dalam jangka panjang permintaan atas produk tersebut relatif tetap jumlahnya namun menurun dalam proporsinya. Permintaan produk pertanian ini tidak peka terhadap harga, akan tetapi harga relatif peka terhadap permintaan harga cenderung naik apabila permintaannya naik. Oleh karenanya, dari sisi pandang hukum permintaan, permintaan komoditas pertanian relatif bersifat inelastis. Dari sisi pandang produsen, karena produk pertanian tidak bersifat siap jadi sebagaimana halnya produk manufaktur, penawaran relatif tidak merespon perubahan harga berapapun harga jumlah barang yang ditawarkan relatif tetap. Pertambahan produksi hanya bisa dilakukan dengan cara memperluas lahan produksi ekstensifikasi, penemuan teknologi pertanian baru yang dapat meningkatkan produktivitas lahan secara intensif. Pemanfaatan teknologi pengawetan dalam kaleng atau kemasan lainnya sangat bermanfaat untuk produksi yang bersifat alami, di mana hasilnya bergantung pada kemurahan alam dan sedikit faktor keberuntungan teknologi Putong, 2005. Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan

Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya berhubungan erat dengan harga barang tersebut, tetapi berhubungan erat dengan faktor lainnya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi permintaan selain harga barang tersebut. Faktor selain harga barang itu sendiri adalah pendapatan rumah tangga, harga barang lain, selera konsumen, jumlah penduduk, faktor advertensi yang dilakukan pemerintah dan sebagainya Muslich, 1997. Awalnya dalam penelitian ini faktor-faktor yang diduga mempengaruhi besarnya permintaan daging sapi di Kota Medan adalah harga daging sapi, harga barang substitusi, harga barang komplementer, PDRB per kapita dan jumlah penduduk. a. Harga daging sapi Harga merupakan nilai dari suatu barang yang bisa diberikan oleh konsumen karena barang tersebut memberikan manfaat tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Semakin tinggi nilai suatu barang atau jasa maka semakin tinggi harganya. Sebaliknya. Semakin rendah nilai suatu barang atau jasa maka semakin rendah harganya Mushlich, 1997. Terhadap faktor harga, perilaku konsumen memiliki kecenderungan bereaksi negatif. Artinya, jika harga suatu barang atau jasa semakin tinggi maka konsumen akan menurunkan jumlah barang yang diminta. Sebaliknya, jika harga suatu barang atau jasa semakin rendah maka konsumen akan meningkatkan jumlah barang yang diminta Mushlich, 1997. Universitas Sumatera Utara Semakin tinggi harga daging sapi, maka jumlah daging sapi yang diminta semakin sedikit. Sedangkan, semakin rendah harga daging sapi, maka jumlah daging sapi yang diminta semakin meningkat. b. Harga barang substitusi Permintaan terhadap suatu barang dapat dipengaruhi oleh perubahan harga barang-barang lain, yaitu harga barang substitusi. Sifat dan pengaruh ketergantungan terhadap barang substitusi karena permintaan suatu barang memiliki kaitan dan pengaruh secara langsung atau tidak langsung. Pengaruh mempengaruhi atas sesuatu barang dari harga barang lain ini dikarenakan masing- masing barang tersebut memiliki hubungan yang saling menggantikan fungsi kegunaannya Mushlich, 1997. Jika harga daging sapi naik, maka jumlah permintaan barang substitusi juga akan mengalami kenaikan. Dan sebaliknya, jika harga daging sapi menurun, maka jumlah permintaan barang substitusi juga akan mengalami penurunan. c. Harga barang komplementer Permintaan terhadap suatu barang dapat dipengaruhi oleh perubahan harga barang-barang lain sebagai pelengkap barang tersebut. Sifat dan pengaruh ketergantungan terhadap barang pelengkap karena permintaan suatu barang memiliki kaitan dan pengaruh secara langsung. Pengaruh mempengaruhi atas sesuatu barang dari harga barang lain ini dikarenakan masing-masing barang tersebut memiliki hubungan yang saling melengkapi fungsi kegunaannya. Jika harga barang komplementer naik, maka akan meningkat pula harga barang yang membutuhkan barang pelengkap tersebut Mushlich, 1997. Universitas Sumatera Utara Jika harga daging sapi menurun, maka permintaan terhadap barang komplementer meningkat. Sebaliknya, jika harga daging sapi naik, maka permintaan terhadap barang komplementer menurun. d. PDRB per kapita Pendapatan menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh setiap rumah tangga selama jangka waktu tertentu. Pendapatan perkapita merupakan hasil bagi antara PDRB dengan jumlah penduduk dalam suatu daerah. Besarnya pendapatan perkapita akan mempengaruhi daya beli setiap rumah tangga Mushlich, 1997. Apabila pendapatan perkapita tinggi, maka daya beli masyarakat terhadap daging sapi juga meningkat. Sebaliknya, apabila pendapatan perkapita rendah, maka daya beli masyarakat terhadap daging sapi juga menurun. e. Jumlah penduduk Jumlah penduduk merupakan faktor yang dapat mempengaruhi permintaan konsumen. Semakin besar jumlah penduduk maka semakin besar kecenderungan bertambahnya jumlah permintaan konsumen. Ini juga menunjukkan bahwa kebutuhan atas barang tersebut yang memenuhi keperluan penduduk yang bertambah semakin banyak jumlahnya. Ini berarti, hubungan jumlah penduduk dan barang yang diminta adalah positif Mushlich, 1997. Semakin tinggi jumlah penduduk, maka jumlah daging sapi yang diminta akan semakin banyak. Sebaliknya, semakin rendah jumlah penduduk, maka jumlah daging sapi yang diminta semakin sedikit. Dalam penelitian ini, awalnya faktor-faktor yang digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap permintaan daging sapi adalah kelima faktor diatas. Namun Universitas Sumatera Utara saat data diolah, terjadi multikolinearitas yang dikarenakan kelima faktor diatas memeliki hubungan yang sangat kuat. Karena itu, agar tidak terjadi multikolinearitas, maka digunakanlah faktor- faktor dibawah ini. a. Harga daging sapi Harga merupakan nilai dari suatu barang yang bisa diberikan oleh konsumen karena barang tersebut memberikan manfaat tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Semakin tinggi nilai suatu barang atau jasa maka semakin tinggi harganya. Sebaliknya. Semakin rendah nilai suatu barang atau jasa maka semakin rendah harganya Mushlich, 1997. Terhadap faktor harga, perilaku konsumen memiliki kecenderungan bereaksi negatif. Artinya, jika harga suatu barang atau jasa semakin tinggi maka konsumen akan menurunkan jumlah barang yang diminta. Sebaliknya, jika harga suatu barang atau jasa semakin rendah maka konsumen akan meningkatkan jumlah barang yang diminta Mushlich, 1997. Semakin tinggi harga daging sapi, maka jumlah daging sapi yang diminta semakin sedikit. Sedangkan, semakin rendah harga daging sapi, maka jumlah daging sapi yang diminta semakin meningkat. b. PDRB per kapita Pendapatan menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh setiap rumah tangga selama jangka waktu tertentu. Pendapatan perkapita merupakan hasil bagi antara PDRB dengan jumlah penduduk dalam suatu daerah. Besarnya pendapatan perkapita akan mempengaruhi daya beli setiap rumah tangga Mushlich, 1997. Universitas Sumatera Utara Apabila pendapatan perkapita tinggi, maka daya beli masyarakat terhadap daging sapi juga meningkat. Sebaliknya, apabila pendapatan perkapita rendah, maka daya beli masyarakat terhadap daging sapi juga menurun. c. Jumlah penduduk Jumlah penduduk merupakan faktor yang dapat mempengaruhi permintaan konsumen. Semakin besar jumlah penduduk maka semakin besar kecenderungan bertambahnya jumlah permintaan konsumen. Ini juga menunjukkan bahwa kebutuhan atas barang tersebut yang memenuhi keperluan penduduk yang bertambah semakin banyak jumlahnya. Ini berarti, hubungan jumlah penduduk dan barang yang diminta adalah positif Mushlich, 1997. Semakin tinggi jumlah penduduk, maka jumlah daging sapi yang diminta akan semakin banyak. Sebaliknya, semakin rendah jumlah penduduk, maka jumlah daging sapi yang diminta semakin sedikit. d. Produksi Produksi adalah banyaknya jumlah barang yang dihasilkan. Semakin tinggi jumlah barang yang diproduksi, maka semakin tinggi permintaan terhadap barang tersebut. Jika semakin banyak daging sapi yang diproduksi, berarti semakin tinggi permintaan terhadap daging sapi. Sebaliknya, semakin rendah permintaan terhadap daging sapi maka semakin rendah jumlah daging sapi yang diproduksi. Universitas Sumatera Utara

2.2.4 Regresi Linier Berganda