Metode Penentuan Daerah Penelitian Metode Penentuan Data Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive sengaja di Kota Medan. Hal ini dikarenakan produksi daging sapi terbesar di Sumatera Utara terdapat di kota Medan. Permintaan daging sapi di kota Medan mengalami fluktuasi. Permintaan daging sapi di kota Medan sempat mengalami penurunan namun, pada dua tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup besar.

3.2 Metode Penentuan Data

Data menurut asal sumbernya digolongkan menjadi dua yaitu data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari lembaga atau institusi tertentu. Dalam penelitian ini digunakan data sekunder berupa permintaan daging sapi, harga daging sapi, PDRB per kapita, jumlah penduduk dan produksi. Data- data tersebut diperoleh dari Dinas Peternakan Sumatera Utara dan Badan Pusat Statistik Kota Medan.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari tahun 1990-2011 yang mencakup data produksi, permintaan daging sapi di Kota Medan, harga daging sapi, PDRB per kapita dan jumlah penduduk. Data sekunder ini diperoleh dari instansi-instansi terkait seperti Dinas Peternakan Sumatera Utara dan Badan Pusat Statistik Kota Medan, serta literatur yang berhubungan dengan penelitian. Universitas Sumatera Utara

3.4 Metode Analisis Data

Untuk mengidentifikasi harga dan permintaan daging sapi, data yang diperoleh dianalisa secara statistik. Untuk mengetahui besarnya harga dan permintaan daging sapi digunakan tabulasi. Selanjutnya dijelaskan secara deskriptif. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan daging sapi digunakan analisa regresi linear berganda dengan model sebagai berikut : Y= b + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + µ Dimana : Y = Permintaan daging sapi kgkapitatahun b = Konstanta b 1-5 = Koefisien regresi X 1 = Harga daging sapi Rp X 2 = PDRB Per kapita Rp X 3 = Jumlah Penduduk Jiwa X 4 = Produksi Kg µ = Kesalahan pengganggu Karena analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda yang membutuhkan sejumlah sampel tertentu, maka data yang diperoleh disajikan dalam kelompok interval waktu tertentu. Data yang berada pada selang waktu pertama akan menjadi sampel pertama n 1 dan seterusnya. Universitas Sumatera Utara Uji t ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh secara individu atau masing-masing variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 terhadap variabel terikat apakah nyata atau tidak. Uji t Hipotesis: H : Variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat Y. H 1 : Variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel terikat Y. Kriteria uji adalah sebagai berikut: Jika t hitung t tabel atau sig 0,05 maka H diterima Jika t hitung t tabel sig 0,05 maka H 1 diterima Uji F ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh secara serempak variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 terhadap variabel terikat Y apakah nyata atau tidak. Uji F Hipotesis : Ho : Variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 secara serempak tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat Y. H 1, : Variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel Y. Kriteria Uji : F hitung F tabel atau sig 0,05, maka H diterima F hitung F tabel atau sig 0,05 maka H 1 diterima Universitas Sumatera Utara Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heterokedastisitas, gejala multikolinearitas, auto hubungan regresi, normalitas, dan linearitas. Jika terdapat hal – hal yang disebutkan sebelumnya dapat menyebabkan biasnya standard error. Jika terdapat multikolinearitas, maka akan sulit untuk mengisolasi pengaruh – pengaruh individual dari variabel, sehingga tingkat signifikansi koefisien regresi sangat rendah. Dengan adanya auto hubungan regresi mengakibatkan penaksiran masih tetap bias dan masih tetap konsisten hanya saja menjadi tidak efisien. Erlina 2011 menuliskan uji asumsi klasik yang perlu dilakukan terhadap pengujian data sekunder adalah sebagai berikut. 1. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah situasi adanya hubungan regresi diantara variabel independen. Model hubungan regresi yang baik seharusnya tidak terjadi hubungan regresi diantara variabel independen. Konsekuensi jika terjadi multikolinearitas adalah koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, nilai standard error menjadi besar dan tidak terhingga. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan melihat nilai toleransi yang lebih kecil dari 0,1 dan nilai VIF lebih besar dari 10. 2. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model Universitas Sumatera Utara regresi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan metode Durbin-Watson uji DW dengan ketentuan sebagai berikut. a. Jika d dL atau d 4-dL maka terdapat autokorelasi b. Jika du d 4 – dU maka tidak terdapat autokorelasi c. Jika dU d dL atau 4 – dU d 4 – dL maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Nilai dU dan dL dapat diperoleh dari tabel Durbin-Watson yang bergantung pada banyaknya observasi dan variabel yang digunakan.

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional