4.6 Analisis Kondisi Lingkungan Kawasan Pesisir
Dari daftar pertanyaan yang disebarkan pada responden, secara umum
didapatkan informasi bahwa kawasan pesisir Kota Medan sekitar sebagian besar merupakan kawasan pembangunan. Namun secara kualitas lingkungan masih cukup
baik untuk saat ini dan perlu mendapat perhatian untuk masa mendatang. Menurut Sugandhy 1999, salah satu permasalahan lingkungan hidup yang
terdapat di kawasan pesisir adalah penyusutan keanekaragaman flora dan fauna di kawasan tersebut. Keberadaan ekosistem pesisir seperti bakau, terumbu karang, dan
padang lamun cukup penting untuk dijadikan acuan dalam mengukur kondisi lingkungan suatu kawasan pesisir. Flora-fauna tersebut merupakan bagian dari
ekosistem pesisir yang memiliki peran penting dalam menjaga fungsi ekologis kawasan tersebut serta menjadi sistem alamiah terhadap ancaman banjir, badai, dan
erosi. Misalnya hutan bakau mangrove, selain berfungsi ekologis sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, juga berfungsi sebagai penahan abrasi, penyerap limbah,
dan penahan intrusi air laut Dahuri, 2001. Dari angket yang disebarkan, hampir sebagian besar kawasan pesisir yang
terletak di 17 kelurahan Kota Medan sudah tidak memiliki lagi ekosistem pesisir berupa hutan bakau. Persentasi jawaban “tidak ada lagi” untuk pertanyaan mengenai
keberadaan populasi bakau adalah sebanyak 84,12 dari 170 responden yang tinggal di sepanjang kawasan tersebut. Untuk pertanyaan mengenai keberadaan terumbu
karang dan padang lamun masing-masing bernilai 55,29 dan 80,59.
Welly Andriat : Pengaruh Perkembangan Ekonomi Kota Medan Terhadap Perkembangan Ekonomi Kawasan..., 2008 USU e-Repository © 2008
Sedangkan untuk pertanyaan mengenai kemudahan mendapatkan air bersih di kawasan pesisir, sebanyak 69,41 menjawab mudah. Umumnya mereka yang
menjawab mudah kebanyakan tinggal di kawasan yang intensitas pembangunannya cukup tinggi di kelurahan yang tidak begitu dekat pesisir pantai. Hal tersebut
disebabkan air bersih yang di konsumsi berasal dari PDAM. Sedangkan responden yang menjawab susah 10,59 tidak menggunakan jasa PDAM dan merupakan
responden yang tinggal di kawasan pesisir Kecamatan Labuhan. Untuk kualitas air, secara umum dapat dikatakan kualitas air tanah di
kawasan pesisir Kota Medan masih relatif baik dengan beberapa indikasi seperti tidak berwarna 82,94 responden yang menjawab, tidak berbau 74,71, dan rasanya
tawar 53,53. Sedangkan mengenai pencemaran udara, yang cukup bermasalah adalah
pesisir dikawasan Belawan dimana terdapat banyak pabrik dan gudang. Sehingga dirasakan cukup mengganggu masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi.
Sebanyak 69,41 responden mengatakan kawasan dimana ia tinggal jarang terjadi banjir. Sebanyak 10,59 mengatakan sangat sering dan 4,12 mengatakan
sering. Mereka yang sering mengalami banjir ini kebanyakan tinggal di kawasan pelabuhan.
Suasana pantai yang yang biasanya tenang dan jauh dari keramaian tampaknya sulit ditemukan lagi di Kota Medan. Umumnya letak garis pantai hanya
beberapa ratus meter dari aktifitas masyarakat seperti pasar, terminal, jalan raya, pabrik, dan sebagainya.
Welly Andriat : Pengaruh Perkembangan Ekonomi Kota Medan Terhadap Perkembangan Ekonomi Kawasan..., 2008 USU e-Repository © 2008
Namun demikian, hal yang cukup menarik adalah bahwa masyarakat setempat melihat kawasan pesisir Kota Medan masih menampilkan pemandangan
yang indah sebanyak 55,88 responden. Hal ini merupakan potensi dan perlu ditindaklanjuti dalam hal konservasinya sebelum kondisi tersebut berubah diwaktu
mendatang. Menurut Dahuri 2001, beberapa masalah yang terjadi dalam pembangunan
di kawasan pesisir dan lautan Indonesia antara lain adalah pencemaran, eksploitasi sumberdaya secara berlebihan, abrasi pantai, dan konversi kawasan lindung
kepenggunaan lainnya. Dengan demikian, bila mengacu pada hasil angket dapat diketahui bahwa salah satu permasalahan lingkungan di kawasan pesisir Kota Medan
adalah kerusakan fisik habitat, yaitu habitat bakau, terumbu karang, dan padang lamun. Sedangkan menurut Sugandhy 1999, permasalahan lingkungan hidup
lainnya di kawasan pesisir adalah penurunan daya dukung lingkungan dan penurunan mutu lingkungan kawasan. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket dibeberapa lokasi
yang menyatakan sering terjadinya banjir dan beberapa masalah mengenai air bersih. Namun demikian, secara umum permasalahan lingkungan yang mendominasi
dikawasan pesisir Kota Medan adalah penyusutan ekosistem pantai. Sedangkan masalah-masalah lingkungan yang lain, selain belum dilakukan studi secara
mendalam, dari hasil angket diketahui bahwa beberapa masalah seperti terjadinya banjir atau kesulitan air bersih hanya terjadi dibeberapa tempat.
Welly Andriat : Pengaruh Perkembangan Ekonomi Kota Medan Terhadap Perkembangan Ekonomi Kawasan..., 2008 USU e-Repository © 2008
4.7 Analisis Pengaruh Perkembangan Ekonomi Kota Medan terhadap