c Perilaku sehubungan dengan limbah.
d Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, yang meliputi
ventilasi, pencahayaan, lantai dan sebagainya. e
Perilaku sehubungan dengan pembersihan dengan pembersihan sarang-sarang nyamuk vektor dan sebagainya.
2.2. Penyakit Diare
Diare merupakan suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja yang melembek sampai mencair dan bertambahnya
frekuensi buang air besar lebih dari biasanya, 3 tiga kali atau lebih dari 1 satu hari Pusat Informasi Penyakit Infeksi, 2007. Diare biasanya disebabkan karena
peradangan usus oleh agen penyebab yaitu 1. Bakteri, virus, parasit, jamur, cacing, protozoa 2. Keracunan makananminuman yang disebabkan oleh bakteri maupun
bahan kimia 3. Kurang gizi 4. Alergi terhadap susu 5. Immuno defisiensi. Cara penularan diare disebabkan karena adanya infeksi oleh agen penyebab
yang terjadi bila makan makananair minum yang terkontaminasi tinjamuntahan penderita diare. Sedangkan penularan langsung dapat terjadi bila tangan tercemar
dipergunakan untuk menyuap makanan. Berikut ini adalah beberapa istilah tentang diare:
a. Diare akut bila diderita kurang dari 2 dua minggu.
b. Diare persisten bila diderita lebih dari 2 dua minggu.
c. Disentri bila diare disertai darah dengan ataupun tanpa lendir.
Musran : Hubungan Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Air Minum Dengan Kasus Diare Di Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2008, 2009
Usu Repository © 2008
d. Kolera adalah diare di mana dalam tinja si penderita terdapat bakteri cholera.
Penanganan penderita diare yang tepat dan efektif adalah tatalaksana penderita diare di rumah dilakukan dengan cara meningkatkan pemberian cairan
rumah tangga kuah sayur, air tajin, larutan gula garam, bila ada diberikan oralit. Apabila penderita tidak membaik dalam waktu 3 hari maka penderita diare harus
dibawa ke sarana kesehatan atau bila penderita mengalami gejala sebagai berikut: 1.
buang air besar makin sering dan banyak sekali. 2.
muntah terus menerus. 3.
rasa haus yang nyata. 4.
tidak dapat minum atau makan. 5.
demam tinggi. 6.
ada darah dalam tinja. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.907MENKESSKVII2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum bahwa yang dimaksud dengan air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Persyaratan kesehatan air minum meliputi persyaratan
bakteriologis, kimiawi, radioaktif, dan fisik. Pengawasan kualitas air minum dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan KabupatenKota, kemudian hasil pengawasan
wajib dilaporkan secara berkala oleh Kepala Dinas Keshatan kepada BupatiWalikota Kepmenkes RI No. 907, 2002.
Musran : Hubungan Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Air Minum Dengan Kasus Diare Di Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2008, 2009
Usu Repository © 2008
Kasus diare dapat disebut sebagai KLB jika terjadi peningkatan kejadian kesakitankematian karena diare secara terus menerus selama 3 tiga kurun waktu
berturut-turut jam, hari, minggu. Peningkatan kejadiankematian kasus diare 2 dua kali lebih besar dibandingkan jumlah kejadiankematian karena diare yang biasa
terjadi pada kurun waktu sebelumnya jam, hari, minggu. Crude Fatality Rate CFR karena diare dalam kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50 atau lebih
dibandingkan periode sebelumnya. Salah satu penyakit menular yang sering terjadi wabah adalah muntah berak
atau sering disebut dengan muntaber diare, penyakit ini adalah penyakit menular yang ditandai dengan gejala-gejala seperti: perubahan bentuk dan kosistensi tinja
menjadi lembek dari biasanya, disertai muntah-muntah, sehingga penderita akan mengalami kekurangan cairan tubuhnya dehidrasi yang pada akhirnya apabila tidak
mendapat pengobatan segera dapat menyebabkan kematian. Penyakit diare ini penularannya dapat melalui kontaminasi agent penyebab
penyakit seperti virus, bakteri dan sebagainya dengan makanan, minuman yang kemudian dimakan oleh orang sehat. Penyakit ini biasanya juga termasuk dalam
penyakit yang sumber penularannya melalui perantaraan air atau sering disebut sebagai water borne diseases. Agent penyebab penyakit diare sering dijumpai pada
sumber-sumber air yang sudah terkontaminasi dengan agent penyebab penyakit, air yang sudah tercemar apabila digunakan oleh orang sehat bisa membuat orang tersebut
terpapar dengan agent penyebab penyakit diare.
Musran : Hubungan Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Air Minum Dengan Kasus Diare Di Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2008, 2009
Usu Repository © 2008
Bagi manusia, kebutuhan akan air ini amat mutlak, karena sebenarnya zat pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air, yang jumlahnya sekitar 73
dari bagian tubuh tanpa jaringan lemak lean body mass. Sehingga untuk menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari, manusia amat tergantung pula dari air.
Karena air dipergunakan untuk mencuci, membersihkan, mandi, masak dan lain sebagainya Azwar, 1997. Menurut Azwar 1997 lingkungan adalah agregat dari
seluruh kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan perkembangan suatu organisasi. Secara umum lingkungan ini dibedakan atas dua
macam yaitu lingkungan fisik dan lingkungan non fisik. Lingkungan fisik ialah lingkungan alam yang terdapat disekitar manusia, misalnya cuaca, musim, keadaan
geografis dan struktur geologi. Sedangkan lingkungan non-fisik ialah lingkungan yang muncul sebagai akibat
adanya interaksi antar manusia, misalnya termasuk faktor sosial budaya, norma, dan adat istiadat. Peranan lingkungan dalam menyebabkan timbul atau tidaknya penyakit
dapat bermacam-macam. Salah satu diantaranya ialah sebagai reservoir bibit penyakit environmental reservoir. Adapun yang dimaksud dengan reservoir ialah tempat
hidup yang dipandang paling sesuai bagi bibit penyakit lainnya yakni: human reservoir, animal reservoir, dan anthropode rerservoir. Pada reservoir di sini bibit
penyakit hidup di dalam tubuh manusia. Timbul atau tidaknya penyakit pada manusia tersebut tergantung dari sifat-sifat yang dimiliki oleh bibit penyakit ataupun pejamu.
Hubungan antara pejamu, bibit penyakit dan lingkungan dalam menimbulkan suatu penyakit amat kompleks dan majemuk. Disebutkan bahwa ketiga faktor ini
Musran : Hubungan Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Air Minum Dengan Kasus Diare Di Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2008, 2009
Usu Repository © 2008
saling mempengaruhi, di mana pejamu dan bibit penyakit saling berlomba untuk menarik keuntungan dari lingkungan. Hubungan antara pejamu, bibit penyakit dan
lingkungan ini diibaratkan seperti timbangan. Disini pejamu dan bibit penyakit berada diujung masing-masing tuas, sedangkan lingkungan sebagai penumpangnya.
Sanitasi lingkungan adalah bagian dari kesehatan masyarakat secara umum yang meliputi prinsip-prinsip usaha untuk meniadakan atau menguasai faktor-faktor
lingkungan yang dapat menimbulkan penyakit melalui kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk:
a. Sanitasi Air Water Sanitation.
b. Sanitasi Makanan Food Sanitation.
c. Pembuangan Sampah Sewage and Excreta Disposal.
d. Sanitasi Udara Air Sanitation.
e. Pengendalian Vektor dan Binatang Mengerat Vektor and Rodent Controle.
Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap pelbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajad
kesehatan manusia, jadi sanitasi itu lebih mengutamakan upaya pencegahan. Bertolak dari pemikiran di atas dapat disimpulkan beberapa gatra lingkungan akan
mempengaruhi derajad kesehatan masyarakat. Sanitasi lingkungan sebagai jawaban alternatif terhadap dampak lingkungan pada kesehatan manusia.
Hasil penelittian terdahulu di Kendari menunjukkan kecenderungan peningkatan kasus diare dari tahun 1998 ke tahun 1999. Pada tahun 1998 jumlah
kasus diare sebanyak 83 orang dan pada tahun 1999 sebanyak 188 orang. Hal ini
Musran : Hubungan Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Air Minum Dengan Kasus Diare Di Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2008, 2009
Usu Repository © 2008
kemungkinan disebabkan oleh penggunaan air yang tidak memenuhi syarat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3 27,3 dari 11 responden disebabkan oleh E. coli,
salah satu dari 5 kuman yang diteliti, sedangkan 4 kuman yang lainnya tidak dijumpai dan bukan merupakan penyebab diare. Selain kuman E. coli, sebagai penyebab diare
adalah faktor-faktor jarak WC dengan sumur gali dan sumur pompa sumur pompa I dan II kurang dari 10 meter, konstruksi lantai sumur yang retak, mencuci tangan
sebelum makan dengan air yang tidak dimasak, cebok dilantai sumur yang retak dan tidak mencuci tangan sampai bersih sesudah cebok kemudian menimba sumur. Perlu
dilakukan tindak lanjut berupa memutus rantai penularan antara Agent-Enviroment- Host dengan: Penampungan tinja dari WC yang dekat dengan sumber air harus dibuat
dengan kedap air, memperbaiki lantai sumur yang telah retak. Diharapkan penyelesaian masalah tersebut dari pihak pemerintah Instansi Kesehatan, Pemerintah
Kota dengan pemberdayaan masyarakat. Air minum atau air bersih adalah air yang memiliki kualitas minimal
sebagaimana dalam lampiran Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 dan Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 Tahun 2002 tentang Syarat-Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum. Adapun akibat dalam penggunaan air bersih menurut buku pedoman Sanitasi
Rumah Sakit tahun 2002 adalah sebagai berikut: 1.
Dampak positif berupa penurunan penyakit yang dapat ditularkan melalui air dan penurunan penyakit karena ada kegiatan mencuci dengan air, kebersihan
Musran : Hubungan Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Air Minum Dengan Kasus Diare Di Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2008, 2009
Usu Repository © 2008
lingkungan, alat-alat termasuk kebersihan pribadi serta air yang digunakan telah memenuhi persyaratan yang berlaku.
2. Dampak negatif dapat terjadi peningkatan penyakit yang ditularkan melalui air
sebagai akibat dari perilaku penggunaan air yang kuran baik serta kebersihan lingkungan dan pribadi yang kurang terpelihara.
Kasus penyakit diare ini sangat berkaitan dengan perilaku manusia, sarana air bersih, sarana pembuangan air limbah dan kesehatan lingkungan pada musim
kemarau. Penyebab diare adalah terjadinya peradangan usus yang disebabkan oleh virus, bakteri atau agent penyebab penyakit diare lainnya. Penyebab lain yang dapat
menimbulkan penyakit diare adalah keracunan makanan, kurang gizi, alergi makanan tertentu, kurang penyediaan air bersih serta faktor musim dan geografi daerah. Dua
puluh lima tahun lalu, belum ada masalah air yang membahayakan atau merusak tubuh manusia. Sumber air banyak. Air minum cukup dimasak hingga mendidih
sudah aman untuk diminum. Akan tetapi sekarang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi cukup pesat yang mengubah budaya dan menciptakan kemewahan hidup
manusia. Keberadaan air di bumi secara alami mengalami siklus hydrologi dan
berdasarkan siklus tersebut makan sumber air dapat dibedakan sebagai berikut: 1.
Air hujan, embun ataupun salju yakni didapat dari angkasa, karena terjadi proses presipitasidari awan, atmosfir yang mengandung uap air.
Musran : Hubungan Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Air Minum Dengan Kasus Diare Di Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2008, 2009
Usu Repository © 2008
2. Air permukaan tanah, dapat berupa air yang tergenang atau air yang mengalir,
seperti danau, sungai, laut, air dari sumur yang dangkal adalah juga air permukaan tanah.
3. Air dalam tanah, yakni air permukaan tanah yang meresap kedalam tanah, jadi
telah mengalami penyaringan oleh tanah ataupun batu-batuan. Air dalam tanah ini sekali waktu juga akan menjadi air permukaan, yakni dengan mengalirnya air
tersebut ke laut. Jika ditinjau dari sudut kesehatan, ketiga macam air ini tidak selalu memenuhi
syarat kesehatan, karena ketiga-tiganya mempunyai kemungkinan untuk dicemari. Embun, air hujan atau salju misalnya, yang berasal dari angkasa ketika turun ke bumi
dapat menyerap abu, gas atau materi-materi berbahaya lainnya. Demikian juga dengan air permukaan karena dapat terkontaminasi dengan pelbagai zat-zat yang
berbahaya untuk kesehatan. Air dalam tanah demikian pula halnya, karena sekalipun telah terjadi proses penyaringan, namun tetap saja ada kemungkinan terkontaminasi
dengan zat-zat mineral ataupun kimia yang mungkin membahayakan kesehatan Azwar, 1997.
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang seratus persen murni dalam arti sesuai benar dengan syarat air yang patut untuk kesehatan, maka biar
bagaimanapun harus diusahakan air yang ada sedemikian rupa sehingga syarat yang dibutuhkan tersebut terpenuhi atau paling tidak mendekati syarat-syarat yang
dikehendaki. Pada saat ini telah tersusun syarat-syarat air yang dipandang baik, yang secara umum dibedakan atas tiga hal yaitu:
Musran : Hubungan Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Air Minum Dengan Kasus Diare Di Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2008, 2009
Usu Repository © 2008
1. Syarat fisik
Air yang dipergunakan untuk minum ialah air yang tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, jernih dengan suhu sebaiknya di bawah suhu udara sedemikian rupa
sehingga menimbulkan rasa nyaman. Syarat fisik ini adalah syarat yang sederhana sekali, karena dalam praktek sehari-hari, sering ditemui air yang memenuhi semua
syarat di atas, tetapi jika ditinjau dari segi kesehatan tidak memenuhi syarat, karena mengandung bibit penyakit misalnya. Dari sudut ini segeralah dimengerti bahwa jika
salah satu dari syarat fisik ini tidak terpenuhi, maka besar kemungkinan air itu tidak sehat karena beberapa zat kimia, mineral ataupun zat organikbiologi yang terdapat
dalam air dapat mengubah warna, bau, rasa dan kejernihan Azwar, 1997. 2.
Syarat bakteriologis Secara teoritis semua air minum hendaknya dapat terhindar dari kemungkinan
terkontaminasi dengan bakteri, terutama yang bersifat patogen. Namun dalam kehidupan sehari-hari amat sulit untuk menentukan apakah air tersebut benar-benar
suci hama atau tidak. Karena itulah maka untuk mengukur apakah air minum bebas dari bakteri atau tidak, indikator yang dipergunakan ialah E.Coli. Tergantung dari
cara pemeriksaan yang dilakukan, maka jumlah E.Coli yang masih dibenarkan terdapat dalam sumber air minum bermacam-macam.
3. Syarat kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat- zat kimia ataupun mineral, terutama oleh zat-zat ataupun mineral yang berbahaya
bagi kesehatan. Selanjutnya diharapkan pula zat ataupun bahan kimia yang terdapat
Musran : Hubungan Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Air Minum Dengan Kasus Diare Di Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2008, 2009
Usu Repository © 2008
di dalam air minum, tidak sampai menimbulkan kerusakan pada tempat penyimpanan air, sebaliknya zat ataupun bahan kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh tubuh,
hendaknya harus terdapat dalam kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum tersebut.
Diare mudah dicegah antara lain dengan cara:
a. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu
penting: 1 sebelum makan, 2 setelah buang air besar, 3 sebelum memegang bayi, 4 setelah menceboki anak dan 5
sebelum menyiapkan makanan; b.
Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari
atau proses klorinasi; c.
Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain;
d. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya
menggunakan jamban dengan tangki septik USAID, 2007.
Musran : Hubungan Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Air Minum Dengan Kasus Diare Di Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2008, 2009
Usu Repository © 2008
2.3. Landasan Teoritis