Aliran Klasik Aliran Neo Klasik. Aliran Positifis

Metode untuk membuktikan kesalahan seeorang dalam masyarakat primitf memiliki banyak model. Menceburkan seseorang kedalam sungai dengan cara mengikatnya pada sebuah batu besar. Meski dalam kenyataan di masyarakat , dapat dilihat secara nyata bahwa penjelasan spiritual ini ada dan berlaku dalam berbagai bentuk dan tingkat kebudayaan , namun aliran ini memiliki kelemahan . kelemahannya itu adalah bahwa penjelasan ini tidak dapat dibuktikan secara ilmiah.

B. Naturalisme.

Naturalisme merupakan model pendekatan lain yang sudah ada sejak berabad – abad yang lalu . Adalah “ Hippocrates ” 460 S . M . yang menyatakan bahwa “ the brain is organ of the mind” . perkembangan paham rasionalisme yang muncul dari perkembangan ilmu alam setelah abad pertengahan menyebabkan manusia mencari model penjelasan lain yang lebih rasional dan mampu membuktikan secara ilmiah . dalam perjalanan sejarah kedua model penjelasan ini beriringan meski bertolak belakang. Lahirnya rasionalisme di Eropa menjadikan pendekatan ini mendominasi pemikirn tentang kejahatan pada abad selanjutnya. Dalam perkembangan lahirnya teori –teori tentang kejahatan , maka dapat di bagi dalam tiga mazhab atau aliran yaitu :

1. Aliran Klasik

Dasar pemikiran dari ajaran klasik ini adalah adanya pemikiran bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk yang memiliki kehendak bebas free will . Di mana dalam bertingkah laku , ia memiliki kemampuan untuk memperhitungkan segala tindakan berdasarkan keinginannya bedonisme . Dengan kata lain manusia dalam berperilaku dipandu oleh dua hal yaitu Universitas Sumatera Utara penderitaan dan kesenangan yang menjadi resiko dari tindakan yang dilakukannya. Dalam hal ini hukuman di jatuhkan berdasarkan tindakannya , bukan kesalahannya. Berdasarkan pemikiran tersebut diatas, Cesare Bonesana Marchese de Beccaria menuntut adanya persamaan di hadapan hukum bagi semua orang dan keadilan dalam penerapan sanksi. Ia menginginkan kesebandingan antra tindakan dan hukuman yang dijatuhkan. Ini dapat diungkapkan secara tersirat dalam tulisannya “The Crimes and Punishment”.

2. Aliran Neo Klasik.

Aliran neo klasik pada dasarnya bertolak pada pemikiran mazhab klasik. Namun demikian para sarjana mazhab neoklasik ini justru menginginkan pembaharuan pemikiran dari mazhab klasik setelah kenyataannya pemikiran pada mazhab klsik justru menimbulkan ketidakadilan. Meski mazhab neo klasik tidak dilandaskan pada pemikiran ilmiah namun aspek-aspek kondisi pelaku dan lingkungannya mulai diperhatikan. Hal tersebut yang membuatnya berbeda dengan mazhab klasik.

3. Aliran Positifis

Secara garis besar positifis membagi dirinya menjadi dua pandangan yaitu: a. Determinisme Biologis yaitu teori-teori yang mendasari pemikiran bahwa perilaku manusia sepenuhnya tergantung pada pengaruh biologis yang ada dalam dirinya. b. Determinisme Cultural yaitu teori yang mendasari pemikirannya pada pengaruh sosial, budaya dan lingkungan dimana seseorang itu hidup. Universitas Sumatera Utara C.Teori Makro Teori yang bersifat abstrak: a. Teori anomi. 15 Teori yang mencari sebab kejahatan dari sosio-kultural dengan berorientasi pada kelas sosial. Emile Durkheim orang yang pertama kali menggunakan istilah anomi untuk menggambarkan keadaan yang disebut Deregulation didalam masyarakat hancurnya keteraturan sosial akibat hilangnya patokan-patokan dan nilai-nilai. Robert Merton juga penganut Anomi tapi berbeda dengan Durkheim yaitu teorinya membagi norma sosial menjadi 2 jenis yakni tujuan sosial Societal goals dan sarana yang tersedia Accept talk means untuk mencapai tujuan tersebut terdapat sarana yang dipergunakan. Tapi dalam kenyataannya tidak semua orang dapat menggunakan sarana yang tersedia sehingga digunakan berbagai cara untuk mendapatkan hal itu yang menimbulkan penyimpangan dalam mencapai tujuan. Menurut teori anomi, keadaan ekonomi yang tidak menguntungkan menimbulkan isparitas anatara harapan expentantions , keinginan desires dan kemapuan untuk mencapainya. Masyarakat, yang biasanya menikmati suatu standard kehidupan tertentu, tidak lagi sanggup mencapainya atau memenuhinya. Pada saat yang bersamaan norma – norma hukum dan social kehilangan daya ikatnya dalam masyarakat. Oleh sebab itu, untuk mencapai standard kehidupan mereka sebelumnya tersebut, mereka bisa jadi cenderung melakukan perbuatan – perbuatan illegal. Jadi teori ini memprediksi bahwa pada kondisi 15 H. Romli Atmasasmita, Teori dan Kapita Selekta KRIMINOLOGI, Refika Aditama, 2007 , hal 33-34. Universitas Sumatera Utara ekonomi yang buruk kejahatan – kejahatan pencurian, penipuan, perampokan cenderung meningkat. b. Teori Konflik Dimana masyarakat lebih bercirikan konflik daripada konsensus. Perspektif pluralis yang melihat masyarakat terdiri dari banyak kelompok, kalau perspektif konflik dalam suatu masyarakat terdapat dua kelompok yang saling berlomba untuk mendominasi masyarakat. George B Vold adalah orang pertama yang menghubungkan teori konflik dengan kriminologi. Menurut pendapatnya individu-individu terikat bersama dalam kelompok karena mereka social animals makhluk sosial dengan kebutuhan-kebutuhan yang sebaiknya dipenuhi melalui tindakan kolektif. Jika kelompok itu melayani anggotanya, ia akam terus hidup, tapi jika tidak maka kelompok lain akan mengambil alih. 16 Dimana terdapatnya ketidaksenangan dalam penyebaran sumber-sumber langka dalam masyarakat sementara semua oang merasa berhak atas sumber Teori konflik terdiri dari: 1. Konflik Konservatif Menekankan pada 2 hal yaitu kekuasaan dan penggunaan. Dimana konflik muncul diantara kelompok yang mencoba untuk menggunakan kontrol atas situasi atau kejadian. Mereka yang berkuasa dapat mempengaruhi pembuatan putusan juga dapat memaksakan nilai-nilai terhadap kelas sosial yang lebih rendah 2. Radikal Konflik 16 Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Op.Cit, hal 106. Universitas Sumatera Utara langka tersebut, inilah penyebab adanya konflik dalam masyarakat. Konflik timbul antara yang mempunyai kekuasaan dengan yang tidak mempunyai kekuasaan, seperti buruh dengan pemilik modal.

4. Teori Mikro.

Dokumen yang terkait

IDENTIFIKASI TINDAK PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008)

0 5 16

IDENTIFIKASI TINDAK PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008)

1 12 77

Undang-undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik - [PERATURAN]

0 2 38

DATA ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

2 21 96

ASPEK HUKUM UANG ELEKTRONIK (E-MONEY) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA.

0 0 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

0 0 14

undang undang no 11 tahun 2008 informasi dan transaksi elektronik

0 0 22

TRANSAKSI JUAL BELI MELALUI MEDIA INSTAGRAM MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

0 1 9

BAB II INFORMASI ELEKTRONIK MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK A. Pengertian Informasi Elektronik - Informasi yang Menyesatkan dalam Perdagangan Efek Tanpa Warkat Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

0 0 11

KEABSAHAN PEMBUATAN AKTA NOTARIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ELEKTRONIK DALAM KAITANNYA DENGAN IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK - Unissula Repository

0 1 21