Data Penelitian Statistik Deskriptif Pembahasan Hasil Penelitian

Pengumpulan Data √ √ Seminar Proposal √ Penulisan Skripsi √ √ Ujian Skripsi √ Sumber : Peneliti, 2009

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Universitas Sumatera Utara Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari laporan keuangan perusahaan yang menjadi sampel, yaitu sejak tahun 2006 hingga tahun 2007. Adapun informasi yang dibutuhkan dari laporan keuangan perusahaan adalah informasi yang berhubungan dengan variabel penelitian. Data penelitian ini disajikan dalam lampiran 1.

B. Statistik Deskriptif

Pada dasarnya statistik deskriptif digunakan untuk mempelajari metode pengringkasan, penggambaran dan penampilan data summarizing, describing, displaying. Dengan adanya statitistik deskriptif dapat membantu peneliti dalam memaparkan dan mengenal lebih dalam mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Dibawah ini akan dijelaskan variabel statistik deskriptif sebagai berikut. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Statistics Trade Payables Trade Receivables Current Ratio Universitas Sumatera Utara N Valid 54 54 54 Missing Mean 2.05E8 3.78E8 3.4126 Std. Deviation 3.289E8 5.811E8 3.05537 Variance 1.081E17 3.377E17 9.335 Minimum 2984000 3522000 .53 Maximum 1821644000 2775736000 17.61 Sumber : Hasil olah data statistik, 2009 tabel 4.1 menjelaskan bahwa: 1. variabel trades payable memiliki nilai minimum 2.984.000 dan niai maximum 1.821.644.000 Rata-rata trades payable 2.05E8 dengan standar deviasi 3.289E8, 2. variabel trades receivable memiliki nilai minimum 3.522.000 dan nilai maximum 2.775.736.000. Rata rata trades receivable 3,78E8 dengan standar deviasi 5.811E8, 3. variabel current ratio memiliki nilai minimum 0.53 dan nilai maximum 17.61. Rata- rata current ratio 3.4126 dengan standar deviasi 3.05537

C. Uji Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan Universitas Sumatera Utara perbaikan terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas Data

Menurut Chariri dan Ghozali 2005 : 110, “uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.” Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji f mengasumsikan bahwa residual mengikuti distribusi normal. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi normal adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S dengan membuat hipotesis: H0 : Data residual berdistribusi normal H1 : Data residual tidak berdistribusi normal Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima dan sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak atau H1 diterima. Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Universitas Sumatera Utara Trade Payables Trade Receivables Current Ratio N 54 54 54 Normal Parameters a Mean 2.05E8 3.78E8 3.4126 Std. Deviation 3.289E8 5.811E8 3.05537 Most Extreme Differences Absolute .269 .278 .195 Positive .246 .278 .195 Negative -.269 -.260 -.173 Kolmogorov-Smirnov Z 1.979 2.039 1.435 Asymp. Sig. 2-tailed .001 .000 .033 . Sumber: Data yang diolah penulis, 2009 Dari hasil pengolahan data tersebut, diperoleh bahwa data dalam penelitian ini tidak terdistribusi secara normal, dimana kedua variabel memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu variabel Trade Payables sebesar 0.001, variabel Trade Receivables sebesar 0.000 sedangkan variabel Current Ratio 0,33. Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Erlina 2007:106 yaitu: a. lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, b.lakukan trimming, yaitu membuang data outlier, c.lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu. Universitas Sumatera Utara Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, peneliti melakukan transformasi data ke model logaritma natural Ln Setelah itu, data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Berikut ini adalah hasil pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov: Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Setelah Transformasi Dengan Logaritma Natural One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Trade Payables Trade Receivables Current Ratio N 54 54 54 Normal Parameters a Mean 18.1875 18.9934 .9213 Std. Deviation 1.43681 1.28067 .77490 Most Extreme Differences Absolute .069 .098 .115 Positive .069 .091 .115 Negative -.051 -.098 -.083 Kolmogorov-Smirnov Z .505 .718 .843 Asymp. Sig. 2-tailed .960 .681 .476 a. Test distribution is Normal. Sumber: Data yang diolah peneliti, 2009 Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal karena kedua variabel mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 yaitu Trade Payables 0.960, Trade Receivables 0.681 dan Current Ratio sebesar 0.476 yang berarti bahwa H0 diterima. Setelah data terdistribusi secara normal, maka dilajutkanlah uji Universitas Sumatera Utara asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas berikut ini dilampirkan grafik histogram dan grafik p-plot data yang telah berdistribusi normal: Gambar 4.1 Uji Normalitas dengan Histogram Sumber : Hasil Olah Statistik, 2009 Hasil uji grafik dalam penelitian ini menunjukkan distribusi residual yang normal, hal ini ditunjukkan grafik histogram yang tidak melenceng baik ke kanan maupun ke kiri. Normal probablility plot juga menunjukkan hal yang sama dimana titik-titik dalam plot terlihat menyebar di sekitar garis diagonal baik di atas maupun di bawah garis diagonal. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Uji Normalitas dengan Plot Sumber : Hasil Olah Statistik, 2009 Uji normalitas data juga dapat dilakukan dengan uji kolmogorov-smirnov test, seperti yang terlihat dalam tabel 4.4 berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Setelah Transformasi Dengan Logaritma Natural One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Trade Payables Trade Receivables Current Ratio N 54 54 54 Normal Parameters a Mean 18.1875 18.9934 .9213 Std. Deviation 1.43681 1.28067 .77490 Most Extreme Differences Absolute .069 .098 .115 Positive .069 .091 .115 Negative -.051 -.098 -.083 Kolmogorov-Smirnov Z .505 .718 .843 Asymp. Sig. 2-tailed .960 .681 .476 a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil Olah Statistik, 2009 Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa data bersifat normal dengan kriteria : n = 54 berarti jumlah sampel yang diamati ada 54 sampel data,dimana nilai Kolmogorov-Smirnov = 0.505 ;0 .718 ; 0.843 dengan probabilitas atau p 0,05 pada uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Oleh karena nilai p untuk setiap variabel yang diuji 0,05 , hal ini berarti Ho diterima yang berarti data residual terdistribusi secara normal, dengan data variabel pada 54 sampel atau memenuhi syarat uji normalitas, Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan distribusi residual sudah Universitas Sumatera Utara normal dengan demikian syarat pertama dalam melakukan uji t dan uji f sudah terpenuhi.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemuka n adanya korelasi antar variabel bebas independent. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen Ghozali, 2005 : 91. Dalam mendeteksi ada atau tidaknya multikolineritas dapat dilihat dari 1 nilai tolerance dan lawannya 2 variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF= 1Tolerance. Batasan yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolineritas adalah nilai Tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10.Hasil uji multikolinearitas disajikan dalam tabel 4.5 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF Constant Trade Payables 2.874 -.413 1.319 .070 -.765 2.178 -5.873 0.34 .000 .687 1.456 Trade Receivables .292 .079 .483 3.708 .001 .687 1.456 a. Dependent Variable: Current Ratio Sumber : Hasil olah data statistik, 2009 Hasil perhitungan nilai Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1 yakni sebesar 0.687. Sedangkan hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF tidak lebih dari 10 yakni sebesar 1.456. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskesdatisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas Universitas Sumatera Utara atau tidak terjadi heteroskesdatisitas. Ghozali, 2005 : 105. Hasil dari uji Heteroskedastisitas dapat ditunjukkan dalam grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID sebagai berikut : Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas Sumber : Hasil olah data statistik, 2009

4. Uji Autokorelasi

Masalah autokorelasi akan muncul bila data yang dipakai adalah data runtut waktu timeseries. “Autokorelasi akan muncul bila data sesudahnya merupakan fungsi dari data sebelumnya atau data sesudahnya memiliki korelasi yang tinggi dengan data sebelumnya pada data runtut waktu dan besaran data sangat tergantung pada tempat data tersebut terjadi”. Hadi, 2006 : 175. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi bisa digunakan tes Durbin Watson DW. Deteksi autokorelasi dengan cara ini dimulai dengan menghitung nilai d, setelah nilai d diketemukan maka tahapan berikutnya Universitas Sumatera Utara adalah menentukan nilai du dan dl dengan menggunakan tabel Durbin Watson. Ketentuan : d u d 4-d u Tidak ada autokorelasi d d l Terdapat autokorelasi positif d 4-d l Terdapat autokorelasi negatif d l d d u Tidak ada keputusan tentang autokorelasi 4-d u d 4-d l Tidak ada keputusan tentang autokorelasi Hadi, 2006 : 176 “Salah satu cara untuk mengatasi adanya masalah autokorelasi bila ada adalah dengan cara menambahkan satu variabel baru, yaitu variable lag - 1.” Hadi, 2006 : 176 Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 4.6 Uji Autokorelasi Sumber : Hasil olah data statistik, 2009 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .637 a .405 .382 .60922 2.497 a. Predictors: Constant, Trade Receivables, Trade Payables b. Dependent Variable: Current Ratio Universitas Sumatera Utara Dari tabel 4.6 di atas, diketahui nilai Durbin-Watson D-W sebesar 2.497. nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5, jumlah sampel n = 27, dan jumlah variabel independen k = 2, maka berdasarkan tabel Durbin Watson didapat nilai batas atas du sebesar 1.24 dan nilai batas bawah dl sebesar 1.56. Oleh karena itu, nilai Dw lebih besar dari 1.24 dan lebih kecil dari 4 – 1.24 atau dapat dinyatakan bahwa 1.24 2.497 4 - 1.24 du d 4 – du. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif.

D. Uji Hipotesis

1. Uji Regresi

Dalam pengujian apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen dapat diketahui dari analisis regresi. Analisis regresi dalam penelitian ini, dapat dilihat dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.7 Uji Regresi Sumber : Hasil olah data statistik, 2009 Dari hasil pengolahan regresi berganda diatas dapat diketahui bahwa nilai R adalah sebesar 0,637 atau 63,7 . Nilai R pada intinya mengukur Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .637 a .405 .382 .60922 2.497 a. Predictors: Constant, Trade Receivables, Trade Payables b. Dependent Variable: Current Ratio Universitas Sumatera Utara seberapa besar hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Sedangkan nilai R Square koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen dalam menerangkan variabel dependen. Nilai R Square diantara 0 dan 1. Nilai R Square yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai R Square dari output diatas adalah sebesar 0,405. Ini berarti bahwa variasi dari variabel independen yang terdiri dari Trades Payable dan Trades Receivable menjelaskan variasi variabel dependen sebesar 40.5.

2. Uji-F ANOVA

Tabel 4.8 Uji ANOVA Sumber : Hasil olah data statistik, 2009 Dari uji ANOVA diketahui F hitung adalah sebesar 17,373 dengan tingkat signifikansi Sig. F.stat 0,05, yang berarti Ha diterima, dengan kata lain hasil ini menunjukkan bahwa seluruh variabel independen secara bersama-sama simultan, mempengaruhi variabel dependen. ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 12.896 2 6.448 17.373 .000 a Residual 18.929 51 .371 Total 31.825 53 a. Predictors: Constant, Trade Receivables, Trade Payables b. Dependent Variable: Current Ratio Universitas Sumatera Utara

3. Uji t Uji Individu

Uji t dengan melihat signifikansi untuk masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut : Tabel 4.9 Uji t Sumber : Hasil olah data statistik 2009 Berdasarkan keterangan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa : a. nilai variabel trade payable yang diberikan mempunyai nilai t hitung sebesar -5,873 lebih kecil dari nilai t tabel dengan nilai signifikansi sebesar 0,00 yaitu lebih kecil dari 0,05, dengan kata lain variabel trade payable yang diberikan secara parsial tidak berpengaruh terhadap besarnya CR; Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleranc e VIF 1 Constant 2.874 1.319 2.178 .034 Trade Payables -.413 .070 -.765 -5.873 .000 .687 1.456 Trade Receivables .292 .079 .483 3.708 .1 .687 1.456 a. Dependent Variable: Current Ratio Universitas Sumatera Utara b. nilai variabel trade receivable mempunyai nilai t hitung sebesar 3.708 lebih besar dari nilai t tabel dengan nilai signifkansi sebesar 0,1 yaitu lebih besar dari 0,05, dengan kata lain variabel trade receivable secara parsial berpengaruh terhadap besarnya CR. Persamaan regresi berganda dapat digambarkan sebagai berikut : Y = 2,874- 0.413X1 + 0.292X2+e Keterangan : Y = variabel dependen yaitu berupa current ratio a = konstanta sebesar 2,874 X1 = variabel trade payable X2 = variabel trade receivable e = tingkat kesalahan pengganggu error dimana nilai tersebut dapat diartikan sebagai berikut : Y = 2,874 - 0.413 X1 + 0.292 X2 1 a = 2,874 Universitas Sumatera Utara merupakan konstanta dimana jika besarnya X1 dan X2 adalah nol, maka besarnya variabel dependen yaitu current ratio adalah sebesar 2,874; 2 koefisien X1, besarnya = -0.413 merupakan koefisien variabel X1 dimana jika variabel X1 bertambah 1 satuan maka besarnya variabel dependen akan berkurang sebesar 0.413 3 koefisien X2, besarnya = 0.292 merupakan koefisien variabel X2 dimana jika variabel X2 bertambah 1 satuan maka besarnya variabel dependen akan bertambah sebesar 0.292

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil pengolahan regresi berganda diatas menunjukkan nilai R sebesar 63.7 , nilai R pada dasarnya menggambarkan seberapa besar hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Ini berarti kedua variabel independen dalam penelitian ini, LN_Trade Payable dan LN_Trade Receivable secara bersama-sama memiliki hubungan dengan variabel dependen yaitu LN_Current Ratio CR sebesar 63.7 . Pengolahan regresi berganda diatas juga menunjukkan nilai R Square sebesar 0,405 atau sebesar 40,5 . Berbeda dari nilai R, nilai R Square menunjukkan seberapa jauh kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai R Square berada diantara 0 sampai 1. Nilai R Universitas Sumatera Utara Square yang mendekati 1 menunjukkan bahwa dalam suatu model regresi, kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin baik. Dalam model regresi diatas nilai R Square sebesar 0,405 atau 40,5 , hal ini berarti kemampuan variabel independen yaitu, Trade Payable dan Trade Receivable secara bersama-sama dalam menjelaskan variasi variabel dependen Current Ratio relatif besar, sedangkan sisanya sebesar 59,5 100-40,5 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam model regresi ini. Peneliti berpendapat bahwa faktor-faktor lain yang mungkin lebih besar pengaruhnya terhadap Current Ratio CR adalah jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tingkat kewajiban lancar lancar yang harus segera dipenuhi oleh perusahaan, sehingga dapat dihasilkan tingkat likuiditas yang memadai dalam hal ini tidak terlalu rendah dan tidak tidak terlalu tinggi, dimana tingkat likuiditas tentunya merupakan indikator bagi perusahaan untuk dapat melaksanakan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji ANOVA dalam melihat apakah kedua variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai Sig.F Stat.sebesar 0,05. Nilai F hitung yang didapat dari hasil uji diatas adalah sebesar 17,373 dengan nilai signifikansi 0,000 dimana artinya Sig. F.stat 0,05, yang berarti Ha diterima, dengan kata lain hasil ini menunjukkan bahwa variabel independen yaitu Trade Payable dan Trade Receivable secara bersama-sama Universitas Sumatera Utara simultan, mempengaruhi variabel dependen secara signifikan terhadap variabel dependen Current Ratio CR. Adapun koefisien regresi dari masing-masing variabel independen adalah - 0.413 untuk variabel trade payable dan 0.292 untuk variabel trade receivable. Uji parsial t test digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji menunjukkan bahwa varibel independen trade payable, yang dimasukkan ke dalam model regresi tidak signifikan pada 0,05 dimana hal ini menandakan bahwa variabel trade payable tidak berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu CR, sedangkan variabel independen trade receivable yang dimasukkan ke dalam model regresi signifikan pada 0,05 dimana hal ini menandakan bahwa variabel Trade Recevaible berpengaruh terhadap variabel dependen CR. Dengan kata lain, tingkat CR dari setiap perusahaan konsumsi, lebih disebabkan oleh trade receivable yang diberikan serta faktor-faktor lain yang tidak tercermin dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian empiris pada 27 sampel perusahaan yang terdaftar di BEI dan dari hasil analisis maupun pengujian didapatkan kesimpulan sebagai berikut. 1. Tingkat CR perusahaan konsumsi yang listing di Bursa Efek Indonesia ternyata dipengaruhi oleh trade receivable secara parsial, sedangkan trade payable tidak mempengaruhi CR secara parsial. Kemudian seacara simultan bersama-sama trade payable dan trade receivable memiliki pengaruh terhadap CR Artinya, jumlah hutang dagang oleh bank yang harus segera dipenuhi dan, dan jumlah piutang yang harus ditagih pada perusahaan konsumsi berpengaruh terhadap Current Ratio CR . 2. Jumlah CR pada perusahaan konsumsi lebih dipengaruhi oleh jumlah piutang dagang yaitu seperti yang telah diteliti oleh peneliti, serta faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. 3. trade payable tidak berpengaruh secara parsialindividu terhadap Current Ratio, walaupun pada dasarnya jumlah hutang dagang merupakan salah satu indikator untuk menilai kemampuan dari setiap Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Kas, Net Profit Margin, dan Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

10 140 99

Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 56 97

Pengaruh Hutang Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

71 324 65

Pengaruh Hutang Jangka Pendek Dan Jangka Panjang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

69 357 75

Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Likuiditas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

16 141 75

Pengaruh Perputaran Kas dan Piutang Terhadap Likuiditas pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

90 511 71

Pengaruh perputaran piutang dan arus kas operasi terhadap tingkat likuiditas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

18 88 153

PENGARUH BIAYA PRODUKSI, HUTANG JANGKA PENDEK DAN HUTANG JANGKA PANJANG TERHADAP LABA BERSIH PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013

0 0 15

PENGARUH HUTANG JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 5 10

PENGARUH TINGKAT KESULITAN KEUANGAN DAN TINGKAT HUTANG TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 1 14