57
BAB IV KINERJA KANTOR URUSAN AGAMA
DALAM MENCEGAH TERJADINYA MANIPULASI IDENTITAS
A. Prosedur Administrasi Pernikahan
Pelaksanaan pernikahan harus sesuai dengan tata cara, prosedur atau mekanisme yang ditetapkan oleh perturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia. Apabila tidak dilakukan demikian, pernikahan itu tidak akan memiliki kekuatan hukum.
Tata cara, prosedur atau mekanisme pengurusan pernikahan yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia meliputi
pemberitahuan kehendak nikah, pemeriksaan nikah, pembayaran biaya nikah, pengumuman nikah, penasehatan nikah, prosesi akad nikah dan pencatatannya.
87
1. Pemberitahuan Kehendak Nikah
Dalam Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 477 Tahun 2004 disebutkan bahwa setiap orang yang akan melaksanakan pernikahan harus
memberitahukan kehendak nikah kepada Penghulu atau Pembantu Penghulu yang mewilayahi tempat tempat pelaksanaan akad nikah.
Pemberitahuan tersebut dilakukan secara tertulis oleh calon mempelai atau oleh wali atau wakilnya paling lambat 10 hari kerja sebelum pelaksanaan akad nikah
87
A. Sutarmadi dan Mesraini, Administrasi Perkawinan dan Manajemen Keluarga, Jakarta: Fakultas Sayariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, h. 16.
Namun demikian, jika ada suatu alasan yang sangat penting maka Camat atas nama Bupati Kepala Daerah dapat memberikan dispensasi sehingga aqad nikah tetap dapat
dilangsungkan meskipun tenggang waktunya kurang dari 10 hari kerja sejak pengumuman nikah.
88
Prosedur pemberitahuan kehendak nikah tersebut adalah sebagai berikut:
89
1. Calon pengantin pria dan wanita datang ke Kantor Kepala DesaKelurahan yang
mengeluarkan Kartu Tanda Penduduk masing-masingnya. Dari Kepala DesaKelurahan atau pejabat yang setingkat masing-masing calon pengantin akan
memperoleh surat-surat yang diperlukan, seperti: Surat keterangan untuk nikah, surat keterangan tentang orang tua, surat keterangan asal-usul, surat kematian
suamiistri, surat keterangan tidak mampu bagi calon pengantin yang tidak sanggup membayar biaya nikah dan beberapa formluir nikah lainnya.
2. Calon pengantin wanita datang ke puskesmasrumah sakit untuk memperoleh
suntikan Tetanus Toxoid. 3.
Calon pengantin pria dan wanita datang ke Pembantu Penghulu yang mewilayah tempat pelaksanaan aqad nikah untuk menyampaikan pemberitahuan kehendak
nikah. Pemberitahuan ini harus dilakukan secara tertulis dengan menyerahkan formulir model N-7 Formulir Pemberitahuan Kehendak Nikah. Formulir model
N-7 harus diserahkan dengan melampirkan semua suratformulir lain yang telah
88
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Tata Cara dan Mekanisme Pengurusan Perkawinan dan Rujuk di Indonesia
, Jakarta: Departemen Agama RI, 2005, h.4.
89
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, h.4-5.
diperoleh dari Kepala DesaKelurahan dan puskesmas serta dilengkapi pula dengan persyaratan lain yang ditentukan yaitu:
a. Surat keterangan untuk nikah formulir model N-1;
b. Photo copy akta kelahiran atau surat keterangan asal-usul calon pengantin
formulir model N-2; c.
Surat persetujuan mempelai formulir model N-30; d.
Surat keterangan tentang orang tua formulir model N-4; e.
Pas foto terbaru berwarna dianjurkan berlatar-belakang warna biru ukuran 2x3 sebanyak 3 tiga lembar;
f. Surat keterangan telah diimunisasi Tetanus Toxoid dari puskesmasrumah
sakit;
90
Jika calon pengantin itu dalam keadaan tertentu seperti yang disebutkan dibawah ini, maka dia harus melampirkan surat-surat lain yang
dibutuhkan, yaitu: a
Surat izin orang tua formulir model N-5 bagi calon pengantin yang belum mencapai umur 21 tahun. Dalam hal tidak ada izin dari kedua orang
tua atau walinya, diperlukan izin dari Pengadilan. b
Surat dispensasi dari pengadilan bagi calon pengantin pria yang belum mencapai umur 19 tahun dan bagi calon pengantin wanita yang belum
90
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Tata Cara dan Mekanisme Pengurusan Perkawinan dan Rujuk di Indonesia
, Jakarta: Departemen Agama RI, 2005, h. 5.
mencapai umur 16 tahun. c
Surat izin poligami dari Pengadilan bagi calon pengantin pria yang hendak beristri lebih dari seorang.
d Surat izin nikah dari kesatuanatasan bagi calon pengantin anggota
TNIPolri atau pejabat tertentu yang kepadanya diwajibkan agar memperoleh izin terlebih dahulu dari pejabat yang berwenang
memberikan izin. e
Akta cerai atau kutipan buku pendaftaran talakbuku pendaftaran cerai jika calon pengantin seoranga jandaduda karena perceraian.
f Akta kematian atau surat keterangan kematian suamiistri yang dibuat oleh
kepala desalurah formulir model N-6 jika calon pengantin seorang jandaduda karena kematian suamiistri.
g Surat dispensasi dari Camat, jika rencana aqad nikah akan dilangsungkan
kurang dari 10 hari kerja. h
Surat keterangan tidak mampu miskin bagi calon pengantin yang tidak sanggup membayar biaya nikah.
i Surat rekomendasi dari KUA domisili pengantin wanita, jika aqad nikah
akan dilakukan di luar domisili calon pengantin wanita.
91
4. Jika calon pengantin berada di Jawa dan Madura, maka Pembantu Penghulu yang
91
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Tata Cara dan Mekanisme Pengurusan Perkawinan dan Rujuk di Indonesia
, Jakarta: Departemen Agama RI, 2005, h. 5.
telah menerima pemberitahuan kehendak nikah mereka tadi diharuskan mencatatnya dengan teliti dalam Buku Catatan Kehendak Nikah formulir model
N-10 yang dipegangnya. Selanjutnya dengan diantar oleh Pembantu Penghulu, yang bersangkutan memberitahukan kehendaknya kepada Penghulu dengan
membawa semua persyaratan di atas, lalu Penghulu yang akan melakukan pemeriksaan kehendak nikah.
5. Jika calon pengantin berada di luar Jawa dan Madura, maka setelah
pemberitahuan kehendak nikahnya diterima dan dicatat dalam Buku Catatan Kehendak Nikah formulir model N-10 Pembantu Penghulu akan melakukan
pemeriksaaan kehendak nikah. Pemberitahuan selambat-lambatnya 10 sepuluh hari kerja sebelum
perkawinan itu dilangsungkan. Kemudian dalam pemberitahuan ini harus dinyatakan tentang nama, usia, agama, pekerjaan, tempat kediaman calon kedua mempelai serta
status apakah masih lajang atau sudah pernah menikah.
92
Setelah pegawai pencatat menerima pemberitahuan seperti yang diuraikan di atas, ia harus mengadakan penelitian terutama tentang syarat-syarat dan halangan-
halangan untuk melangsungkan perkawinan seperti yang diatur dalam Undang- Undang Perkawinan. Selanjutnya setelah diadakannya penelitian, maka dalam hal ini
pegawai pencatat harus bertindak aktif, artinya tidak hanya menerima yang dikemukakan oleh pihak yang akan melangsungkan perkawinan, melainkan juga
92
Amiur Nurudin Azhar Tarigan, Hukum perdata Islam diIndonesia jakarta: kencana, 2004, h. 125.
harus membuat catatan dari hasil penelitiannya itu.
93
2. Pemeriksaan Kehendak Nikah
Setelah memastikan bahwa semua persyaratan telah diisi lengkap dan benar oleh calon pengantin, selanjutnya Penghulu di Jawa dan Madura atau Pembantu
Penghulu di luar Jawa dan Madura yang menerima pemberitahuan kehendak nikah melakukan pemeriksaan yang seksama terhadap calon pengantin pria, calon
pengantin wanita dan wali nikah. Pemeriksaan kehendak nikah ini bertujuan untuk memastian bahwa semua rukun dan syarat sah pernikahan, baik menurut ketentuan
fiqh munakahat atau pun menurut ketentuan perundang-undangan, telah terpenuhi. Dalam Surat Edaran Dirjen BPIH No. DJ.11PW.0114782005 tertanggal
April 2005 tentang Petunjuk Pengisian Formuir Bab III tentang Tekhnik Pemeriksaan Wali dan Calon Mempelai diuraikan bahwa: Pemeriksaan kehendak
nikah dilakukan melalui wawancara dengan mereka yang bersangkutan, meneliti surat-surat keterangan yang ada dan di mana perlu juga melakukan pengecekan ulang.
Bahkan kalau data yang diperoleh masih diragukan kebenarannya, Penghulu atau Pembantu Penghulu boleh saja menyuruh agar yang bersangkutan membuat surat
pernyataan di bawah sumpah. Pemeriksaan terhadap calon pengantin pria, calon pengantin wanita dan wali
nikah ini dapat dilakukan secara bersama-sama dan dapat pula dilakukan secara satu persatu sesuai dengan keperluan, sehingga Penghulu atau Pembantu Penghulu dapat
93
Amiur Nurudin Azhar Tarigan, Hukum perdata Islam diIndonesia Jakarta: kencana, 2004, h. 126.
memperoleh data yang benar dan meyakinkan. Pemeriksaan terhadap wali dapat dilakukan dengan, antara lain:
1. Wali calon pengantin wanita diperiksa tersendiri dengan menanyakan silsilah
nasab, jumlah anak lengkap dengan nama-nama mereka. Jika wali tersebut bukan wali ayah, maka ditanyakan jumlah saudara-saudaranya dengan nama-
namanya, anak saudaranya, saudara bapaknya dan seterusnya, kemudian keterangan wali ini dicocokkan dengan keterangan calon pengantin wanita. Jika
tidak cocok maka harus diteliti kembali. 2.
Apabila calon pengantin wanita merupakan anak pertama dan walinya adalah wali ayah, perlu ditanyakan tanggal nikah dan tanggal lahir anak pertamanya itu. Jika
terdapat ketidakwajaran seperti baru lima bulan menikah tetapi anak pertama sudah lahir maka anak tersebut tidak punya hubungan nasab dengan ayahnya.
Dengan demikian, ayah tidak berhak menajdi walinya dan digantikan oleh wali hakim.
3. Dalam hal pemeriksaan wali, hendaknya sesuai dengan tertib wali dengan
meneliti Kartu Keluarga atau Kartu Tanda Penduduk KTP yang bersangkutan.
94
Hasil pemeriksaan terhadap semua persyaratan nikah tersebut oleh Penghulu di Jawa dan Madura atau Pembantu Penghulu di luar Jawa dan Madura di tulis
dalam daftar pemeriksaan nikah formulir model NB. Tata cara pengisiannya adalah: a.
Penghulu di Jawa dan Madura membuat daftar pemeriksaan nikah formulir
94
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Tata Cara dan Mekanisme Pengurusan Perkawinan dan Rujuk di Indonesia
, Jakarta: Departemen Agama RI, 2005, h. 118-119.
model NB hanya satu rangkap saja. Sedangkan Pembantu Penghulu di luar Jawa dan Madura membuat daftar pemeriksaan nikah formulir model NB rangkap
dua. Satu untuk arsip dan satu lagi dikirim ke KUA Kecamatan yang mewilayahinya bersamaan dengan surat-surat lainnya selambat-lambatnya 15
lima belas hari kerja sesudah aqad nikah dilaksanakan. b.
Kolom calon suami, kolom calon istri dan kolom wali nikah pada formulir NB diisi langsung oleh masing-masing calon suami, calon istri dan wali nikah.
Sedangkan kolom yang lain diisi oleh Penghulu di Jawa dan Madura atau Pembantu Penghulu di luar Jawa dan Madura.
c. Apabila mereka tidak dapat menulis maka semua kolom pada formulir NB itu
diisi oleh Penghulu di Jawa dan Madura atau Pembantu Penghulu di luar Jawa dan Madura.
d. Hasil pengisian Daftar Pemeriksaan Nikah formulir NB itu dibacakan dan jika
perlu diterjemahkan ke dalam bahasa yang dimengerti oleh calon pengantin dan wali nikah.
e. Setelah dibacakan, formulir model NB ditanda tangani oleh semua pihak yang
diperiksa dan yang memeriksa. Kalau tidka bisa membubuhkan tanda tangan, diganti dengan cap ibu jari tangan kiri.
f. Apabila pemeriksaan calon suami, calon istri dan wali nikah terpaksa dilakukan
pada hari yabg berlainan, maka kecuali pemeriksaan pada hari pertama, di bawah kolom tanda tangan yang diperiksa ditulis tanggal hari pemeriksaan.
g. Untuk tertibnya administrasi dan memudahkan ingatan, Penghulu di Jawa da
Madura atau Pembantu Penghulu di luar Jawa dan Madura mencatat hasil pemeriksaan tersebut dalam buku khusus yang diberi nama “Catatan Pemeriksaan
Nikah” dengan kolom-kolom seperti berikut:
95
No Urut
Tangal Nama Calon
HariTgl Ketentuan
Akad Nikah
Nomor Akta
Nikah Keterangan
Suami Istri
1 2 3 4 5
6 7
h. Pada ujung formulir model NB sebelah kiri atas diberi nomor yang terdiri dari
nomor urut pemeriksaan dalam tahun itu, kode desa tempat dilangsungkan aqad nikah dan tahun pelaksanaan pemeriksaan. Contoh: 13022006. Angka 13 adalah
95
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Tata Cara dan Mekanisme Pengurusan Perkawinan dan Rujuk di Indonesia
, Jakarta: Departemen Agama RI, 2005, h. 119.
nomor urut pemeriksaan yang diketahui dari nomor urut pada buku khusus “Catatan Pemeriksan Nikah” di atas. Angka 02 adalah kode desa tempat aqad
nikah dan angka 2006 adalah tahun pemeriksaan.
96
Apabila calon suami atau wali nikah berdomisili di luar wilayah KUA Kecamatan tempat pelaksanaan akad nikah dan tidak dapat hadir untuk diperiksa,
maka pemeriksaannya dilakukan oleh Penghulu atau Pembantu Penghulu setempat. Selanjutnya, Penghulu atau Pembantu Penghulu yang memeriksa itu mengirimkan
daftar pemeriksaannya kepada Penghulu atau Pembantu Penghulu tempat pelaksanaan akad nikah.
Setelah pemeriksaan kehendak nikah dilakukan terhadap pihak-pihak yang bersangkutan, Penghulu atau Pembantu Penghulu akan menyimpulkan salah satu dari
dua kemungkinan: calon pengantin itu telah memenuhi persyaratan atau calon pengantin itu tidak memenuhi persyaratan. Bagi calon pengantin yang telah
memenuhi persyaratan, Penghulu atau Pembantu Penghulu dapat melanjutkan prosedur administrasi pernikahan berikutnya “Pembayaran Biaya Nikah”. Sedangkan
bagi calon pengantin yang tidak memenuhi persyaratan, Penghulu atau Pembantu Penghulu akan melakukan “Penolakan Nikah”.
97
Dalam pemeriksaan nikah inilah Pegawai Pencatat Nikah harus sangat teliti dalam memeriksa data-data yang diajukan, agar tidak ada data-data yang dipalsukan.
96
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Tata Cara dan Mekanisme Pengurusan Perkawinan dan Rujuk di Indonesia
, Jakarta: Departemen Agama RI, 2005, h. 119.
97
Amiur Nuruddin Azhar Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia, h. 129.
Oleh karena itu para pihak yang bersangkutan ditanya langsung mengenai kebenaran dari data-data yang mereka lampirkan agar data tersebut benar adanya.
98
3. Pembayaran Biaya Pencatatan Nikah
Penghulu mempersilahkan kepada calon pengantin yang telah memenuhi persyaratan nikah agar membayar biaya pencatatan nikah ke rekening kas negara
melalui bank atau kantor pos yang telah ditunjuk. Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Departemen RI. Nomor
PER-22PB2005 tanggal 1 Agustus 2005 dijelaskan bahwa pembayaran biaya pencatatan nikah dilakukan dengan cara mengisi formulir SSBP Surat Setoran Bukan
Pajak dengan mencantumkan MAP Mata Anggaran Penerimaan kode 423147 yaitu Pendapatan Jasa Kantor Urusan Agama dan menyampaikannya ke BankPos. SSBP
ini merupakan syarat tanda setoran atas kewajiban pembayaran biaya nikah yang dibuat rangkap 6 enam. Setelah melakukan pengesahan SSBP, BankPos
mendistribusikan:
99
1. Lembar ke-1, ke-5 dan ke-6 kepada calon pengantin
2. Lembar ke-2 dan ke-3 kepada KPPN Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara,
3. Lembar ke-4 sebagai pertinggal.
Sebagai bukti pembayaran, calon pengantin menyimpan SSBP lembar ke-1 untuk diri sendiri dan menyampaikan lembar ke-5 dan ke-6 kepada Penghulu
98
Amiur Nuruddin Azhar Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia, h. 129.
99
A. Sutarmadi dan Mesraini, Administrasi Perkawinan dan Manajemen Keluarga, Jakarta: Fakultas Sayariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, h. 25.
Di Jawa atau Pembantu Penghulu di luar Jawa.
100
Besarnya biaya pencatatan nikah yang disetorkan ke kas negara melalui BankPos adalah Rp. 30.000,- Peraturan Pemerintah Nomor tahun 2004. Selain itu,
calon pengantin membayar pula:
101
1. Honorarium Pembantu Penghulu. Honorarium ini diserahkan langsung oleh yang
bersangkutan kepada Pembantu Penghulu. 2.
Transportasi PenghuluPembantu Penghulu apabila akad nikah dilaksanakan di luar Balai Nikah KUA Kecamatan. Biaya transportasi ini diserahkan langsung
kepada PenghuluPembantu Penghulu yang menghadiri akad nikah di luar Balai Nikah KUA Kecamatan.
Besarnya biaya honorarium dan transportasi tersebut ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama propinsi dengan persetujuan terlebih dahulu dari
Kepala Daerah setempat.
102
Calon pengantin yang tidak mampu membayar biaya pencatatan nikah dengan membawa surat keterangan tidak mampu dari Kepala DesaKelurahan dapat
dibebaskan dari biaya.
103
4. Pengumuman Kehendak Nikah
Setelah menerima bukti pembayaran biaya pencatatan nikah, Penghulu atau
100
A. Sutarmadi dan Mesraini, Administrasi Perkawinan dan Manajemen Keluarga, Jakarta: Fakultas Sayariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, h. 25.
101
Ibid, h. 26.
102
Ibid, h. 26.
103
Ibid, h. 26.
Pembantu Penghulu menyelenggarakan pengumuman kehendak nikah. Pengumuman kehendak nikah ini bertujuan agar masyarakat mengetahui orang-orang yang akan
melakukan pernikahan, dan selanjutnya apabila ada pihak yang keberatan terhadap rencana pernikahan itu maka yang bersangkutan dapat mengajukan “Pencegahan
Nikah”.
104
Tahap selanjutnya setelah dipenuhi tata cara dan syarat-syarat pemberitahuan serta tidak ada sesuatu halangan perkawinan maka tahap berikutnya adalah pegawai
pencatat nikah menyelenggarakan pengumuman. Pegawai pencatat menempelkan surat pengumuman dalam bentuk yang telah ditetapkan pada kantor-kantor pencatatan
perkawinan yang daerah hukumnya meliputi wilayah tempat dilangsungkannya perkawinan dan tempat kediaman masing-masing calon mempelai. Pengumuman
yang ditandatangani oleh pegawai pencatat selain membuat hal yang akan melangsungkan perkawinan juga memuat kapan dan di mana perkawinan itu akan
dilangsungkan.
105
Surat pengumuman kehendak nikah dibuat dengan mengisi formulir model NC dan dipasang pada papan pengumuman selama sepuluh hari. Pengumuman ini
dilakukan: 1.
Oleh Penghulu di KUA Kecamatan tempat pernikahan akan dilaksanakan dan di KUA Kecamatan tempat tinggal masing-masing calon mempelai.
104
A. Sutarmadi dan Mesraini, Administrasi Perkawinan dan Manajemen Keluarga, Jakarta: Fakultas Sayariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, h. 26-27.
105
Amiur Nuruddin Azhar Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia, h. 128.
2. Oleh Pembantu Penghulu di tempat yang mudah diketahui oleh masyarakat
umum. Penghulu atau Pembantu Penghulu tidak boleh melaksanakan akad nikah
sebelum lampau sepuluh hari kerja sejak pengumuman. Kecuali seperti diatur dalam pasal 3 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 bahwa apabila terdapat
alasan yang sangat penting maka calon pengantin yang akan melangsungkan akad nikah kurang dari tenggang waktu sepuluh hari sejak pengumuman itu harus
mendapatkan dispensasi dari Camat terlebih dahulu.
106
Dalam masa sepuluh hari kerja sejak pengumuman itu, calon pengantin diharapkan dapat mengikuti penasehatanpenatarankursus calon pengantin yang
dilaksanakan oleh Badan Penasehat Perkawinan, Perselisihan dan Perceraian BP4 Kecamatan. Penasehatanpenatarankursus calon pengantin ini sangat penting bagi
pasangan yang akan menikah untuk memberikan pencerahan dan bekal-bekal untuk membina keluarga sakinah. Agar tingkat efektifitas dan keberhasilannya sesuai
dengan yang diharapkan, sejatinya bentuk penasehatanpenatarankursus calon pengantin itu tidak bisa sekadar formalitas belaka.
107
5. Prosesi Akad Nikah dan Pencatatannya
Bagi calon pengantin yang berada di Jawa dan Madura, akad nikah dilaksanakan di bawah pengawasan Penghulu. Pada dasarnya, tempat pelaksanaan
106
A. Sutarmadi dan Mesraini, Administrasi Perkawinan dan Manajemen Keluarga, Jakarta: Fakultas Sayariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, h. 27.
107
Ibid, h. 27-28.
akad nikah tersebut adalah di KUA Kecamatan. Akan tetapi, atas permintaan calon pengantin dan dengan persetujuan Penghulu akad nikah dapat dilaksanakan di luar
KUA Kecamatan seperti: di rumah calon istri, di Masjid, atau di gedung yang dikehendaki. Sedangkan bagi calon pengantin yang berada di luar Jawa dan Madura,
akad nikah dilaksanakan di bawah pengawasan Pembantu Penghulu.
108
Penghulu di Jawa dan Madura atau Pembantu Penghulu di luar Jawa dan Madura harus mengatur tata cara pelaksanaan akad nikah sebagai berikut:
109
1. PenghuluPembantu Penghulu mengecek dan memastikan bahwa orang-orang
yang harus hadir pada waktu pelaksanaan akad nikah telah lengkap, dan sudah berada pada tempat yang sudah disediakan. Mereka adalah:
a. Wali nikahwakilnya,
b. Calon suamiwakilnya,
c. Dua orang saksi yang memenuhi syarat,
d. Calon istri jika tidak bertentangan dengan adatkeyakinan setempat.
2. PenghuluPembantu Penghulu memeriksa ulang persyaratan nikah dan
administrasi bagi kedua calon pengantin, wali dan dua orang saksi. 3.
PenghuluPembantu Penghulu mengukuhkan kembali persetujuan calon istri secara lisan. Caranya bermacam-macam: Penghulu menanyakan kepada calon
istri, apakah bersedia dinikahkan dengan calon suaminya; atau wali yang
108
A. Sutarmadi dan Mesraini, Administrasi Perkawinan dan Manajemen Keluarga, Jakarta: Fakultas Sayariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, h. 28.
109
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Tata Cara dan Mekanisme Pengurusan Perkawinan dan Rujuk di Indonesia
, Jakarta: Departemen Agama RI, 2005, h. 10-11.
menanyakannya kepada calon istri; atau calon istri yang meminta kepada wali agar menikahkannya.
4. Setelah memperoleh kesediaan calon istri, PenghuluPembantu Penghulu harus
mempersiapkan wali untuk menikahkan putrinya. Apabila wali berhalangan untuk menikahkan maka wali harus mewakilkan kepada PenghuluPembantu Penghulu
atau kepada orang lain, dan wali harus mengatakan: “Bapak, saya wakilkan kepada Bapak untuk mewalikan dan menikahkan anak
perempuan saya si Fulanah dengan si Fulan bin Fulan dengan mas kawin ... ... .... tunai”.
Kemudian wakil yang ditunjuk wali itu menjawab: “Saya terima untuk mewalikan dan menikahkan si Fulanah binti Fulan dengan si
Fulan bin Fulan”. 5.
Sebelum pelaksanaan ijab-qabul, PenghuluPembantu Penghulu hendaknya terlebih dahulu membacakan khutbah nikah, dan kemudian memandu calon
pengantin dan wali untuk mengucapkan istighfar, syahadat dan shalawat bersama- sama.
6. Penghulu mengawasi pelaksanaan ijab-qabul antara wali-wakilnya dengan calon
suamiwakilnya. Contoh ijab-qabul adalah: Wali mengatakan:
ﺮﻬﻤﺒ ﻰ إ ﺔ ﻚ ﺤﮑ أﻮ ﻚ ﺠﻮﺰ ن ﺎﻴ ....
ﺎﺤ
“Hai Fulan, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan anak perempuan saya si Fulanah, dengan mas kawin ... ... ... tunai”.
Kemudian calon suami menjawab:
ﻦ ت ﺔ ﺎﻬﺤ ﺎﻜ ﺒﻗ ﺮﻬﻤﺒ
.... ﺎﺤ
“Saya terima nikahnya Fulanah binti Fulan dengan mas kawin ... ... ... tunai”. Contoh ijab dari wali adalah:
ﺮﻬﻤﺒ إ ﺎﻬﻴ ﻮ ﻴﻜﻮ ﻦ ت ﺔ ﻚ ﺤﮑ أﻮ ﻚ ﺠﻮﺰ ﻦ ﻦﺒ ن ﺎﻴ ....
ﺎﺤ
“Hai Fulan bin Fulan, saya nikahkan si Fulanah binti Fulan dengan engkau yang walinya mewakilkan kepada saya, dengan membayar mas kawin ... ... ... tunai”.
110
7. PenghuluPembantu Penghulu menanyakan kepada dua orang saksi, apakah ijab-
qabul itu sah atau tidak sah. Apabila dinyatakan tidak sah, maka ijab-qabul harus diulang. Apabila dinyatakan sah, maka dilanjutkan dengan pembacaan doa. Doa
yang lazim dibaca adalah:
ك ﻮ ﻰ ﷲا كﺮﺎﺒ ،
ﺮ ﺨ ﻰ ﺎﻤﮑ ﺒ ﻤﺠﻮ ك كﺮﺒﻮ
“Semoga Allah SWT memberkahi saya dan kamu, dan Allah memberikan berkah kepada kamu serta menyatukan kalian berdua dalam kebaikan”.
111
8. PenghuluPembantu Penghulu meminta pengantin pria membaca dan
menandatangani shighat ta’liq-thalaq yang sudah disiapkan, apabila sewaktu
110
A. Sutarmadi dan Mesraini, Administrasi Perkawinan dan Manajemen Keluarga, Jakarta: Fakultas Sayariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, h. 30.
111
Ibid.
pemeriksaan kehendak nikah terdahulu calon pengantin telah menyetujui untuk membaca shighat ta’liq-thalaq.
112
Apabila dalam pemeriksaan nikah telah ada persetujuan ta’liq-thalaq, tetapi setelah akad nikah suami tidak mau membaca dan menandatangani, maka istri
berhak mengajukan kepada pengadilan agar persetujuan tentang ta’liq-thalaq ditepati.
113
Apabila waktu akad nikah suami mewakilkan qabul kepada orang lain, maka shighat ta’liq-thalaq
dibaca dan ditandatangani oleh suami pada waktu lain dihadapan PenghuluPembantu Penghulu tempat akad nikah dilaksanakan.
114
9. Setelah prosesi akad nikah di atas selesai dilakukan, PenghuluPembantu
Penghulu melakukan pencatatan nikah dengan aturan sebagai berikut: a.
Jika akad nikah dilaksanakan di Balai Nikah KUA Kecamatan, maka nikah dicatat dalam Akta Nikah model N rangkap dua. Selanjutnya, Akta Nikah
model N dibacakan, dan bila perlu diterjemahkan ke dalam bahasa yang dimengerti oleh yang bersangkutan dan saksi-saksi, dan akhirnya
ditandatangani oleh suami, istri, wali, dua orang saksi dan Penghulu. Kemudian Penghulu langsung membuatkan Buku Nikah model NA rangkap
dua, dengan kode nomor yang sama pada Akta Nikah. Setelah Buku Nikah
112
A. Sutarmadi dan Mesraini, Administrasi Perkawinan dan Manajemen Keluarga, Jakarta: Fakultas Sayariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, h. 30-31.
113
Ibid, h. 31.
114
Ibid, h. 31.
ditandatangani oleh Penghulu, diberikan kepada masing-masing suami dan istri.
115
b. Jika akad nikah dilaksanakan di luar Balai Nikah dan diawasi oleh Penghulu,
maka nikah dicatat pada halaman 4 formulir model NB dan ditandatangani oleh suami, istri, wali, dua orang saksi dan Penghulu yang mengawasi, karena
Akta Nikah model N tidak boleh dibawa keluar Balai Nikah. Kemudian Penghulu langsung membuatkan Buku Nikah model NA rangkap dua,
dengan kode nomor yang sama pada Akta Nikah. Setelah Buku Nikah ditandatangani oleh Penghulu, diberikan kepada masing-masing suami dan
istri. Selanjutnya, Penghulu segera mencatat dalam Akta Nikah model N rangkap dua dan yang menandatanganinya hanya Penghulu saja. Suami, istri,
wali dan dua orang saksi tidak ikut menandatangani Akta Nikah model N.
116
c. Jika akad nikah dilaksanakan di luar Balai Nikah dan diawasi oleh Pembantu
Penghulu khusus di luar Jawa dan Madura, maka nikah dicatat pada halaman 4 formulir model NB dan ditandatangani oleh suami, istri, wali, dua
orang saksi dan Pembantu Penghulu yang mengawasi. Karena formulir model NB dibuat rangkap dua sewaktu pemeriksaan kehendak nikah dilakukan oleh
Pembantu Penghulu di luar Jawa dan Madura, maka tanda tangan pun dibubuhkan pada kedua lembar model NB tersebut. Kemudian, selambat-
115
A. Sutarmadi dan Mesraini, Administrasi Perkawinan dan Manajemen Keluarga, Jakarta: Fakultas Sayariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, h. 31.
116
Ibid, h. 31-32.
lambatnya 15 hari setelah akad nikah satu lembar model NB yang dilampiri persyaratan nikah dikirimkan kepada Penghulu yang mewilayahinya.
Penghulu yang menerima model NB dari Pembantu Penghulu memeriksa dengan teliti, dan mencatat dalam Akta Nikah model N rangkap dua dan
menandatanganinya. Selanjutnya, Penghulu membuat Buku Nikah model NA rangkap dua, dan memberikannya kepada Pembantu Penghulu untuk
disampaikan kepada masing-masing suami dan istri.
117
10. Penghulu wajib mengirimkan satu Akta Nikah kepada Pengadilan Agama yang
mewilayahinya dan satu Akta Nikah lagi disimpan di KUA Kecamatan sebagai arsip.
11. Jika pengantin baru itu seorang janda atau duda karena perceraian, maka
Penghulu memberitahukan kepada Pengadilan Agama yang mengeluarkan Akta Cerai bahwa jandaduda tersebut telah menikah lagi dengan menggunakan
formulir model ND rangkap dua. Selanjutnya, Pengadilan Agama membubuhkan stempel dan mengirimkan lembar kedua formulir model ND kepada Penghulu,
dan Penghulu menyimpannya bersama formulir model NB.
118
6. Formulir Administratif Nikah
a. Jenis Formulir
Formulir yang berkaitan dengan pencatatan pernikahan berjumlah sebanyak
117
A. Sutarmadi dan Mesraini, Administrasi Perkawinan dan Manajemen Keluarga, Jakarta: Fakultas Sayariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, h. 32-33.
118
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Pedoman Penghulu
, Jakarta: Departemen Agama RI, 2005, h. 44-45.
16 formulir. Formulir-formulir itu dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu:
i. Formulir pokok, yaitu formulir yang secara langsung menjadi tanggung
jawab dan dikerjakan pengisiannya oleh Penghulu. Formulir tersebut terdiri dari:
1. Model NB
: Daftar Pemeriksaan Nikah 2.
Model NC : Pengumuman Kehendak Nikah
3. Model N
: Akta Nikah 4.
Model NA : Kutipan Akta Nikah
ii. Formulir pelengkap, yaitu formulir yang merupakan kelengkapan dari
pelaksanaan pernikahan dan disiapkan sebelum pelaksanaan pernikahan itu sendiri. Sebagian besar formulir tersebut pengisiannya dilakukan oleh
Kepala DesaKelurahan. Formulir tersebut terdiri dari: 1.
Model N 1 : Surat keterangan untuk nikah.
2. Model N 2
: Surat keterangan asal-usul. 3.
Model N 3 : Surat persetujuan mempelai.
4. Model N 4
: Surat keterangan tentang orang tua. 5.
Model N 5 : Surat izin orang tua.
6. Model N 6
: Surat keterangan kematian suamiistri. 7.
Model N 7 : Surat pemberitahuan kehendak nikah.
8. Model N 8
: Surat pemberitahuan kekurangan persyaratan nikah. 9.
Model N 9 : Surat penolakan pernikahan.
iii. Formulir mutasi, yaitu formulir yang dipergunakan untuk memberitahukan
adanya perubahan status seseorang kepada PenghuluPengadilan Agama yang sebelumnya telah mencatat talakcerainya. Formulir ini hanya terdiri
dari: 1.
Model ND : Pemberitahuan Nikah.
2. Model NE
: Pemberitahuan poligami. b.
Pengaturan Penggunaan Beberapa Formulir Nikah 1.
Formulir Pokok : Formulir model NB
: 1
Dicatat penerimaan dan penggunaannya dalam buku stock. 2
Dijilid dalam satu bundel untuk setiap tahun, beserta surat-surat yang berhubungan dengan pernikahan untuk mempermudah penyimpanan dan
pengontrolannya. 3
Penyimpanannya diurutkan sesuai dengan nomor urut Akta Nikah. 4
Merupakan informasi pertama dan sumber utama soal pernikahan, karena itu tidak boleh ada surat-surat yang tercecer.
Formulir model N :
1 Merupakan akta dan dijilid dalam buku 50 lembar pertama dan terakhir
serta diparaf lembar-lembar lainnya oleh Pegawai Pencatat. 2
Diberi catatan pada sampulnya, ditandatangani lembar pertama dan terakhir serta diparaf lembar-lembar lainnya oleh Pegawai Pencatat.
3 Dicatat penerimaan dan penggunaannya dalam buku stock.
4 Tersimpan secara tertib dan aman di kantor dan tidak boleh dibawa ke luar
kantor. 5
Dibuat rangkap dua, lembar kedua dikirim ke Pengadilan Agama di Kabupaten tempat peristiwa akad nikah.
Formulir model NA :
1 Dicatat penerimaan dan penggunaannya dalam buku stock.
2 Dipergunakan secara berurutan sesuai dengan seri nomornya untuk
mempermudah pengontrolan. 3
Ditulis dengan huruf balok yang rapi dan jelas dengan menggunakan tinta hitam.
4 Dibuat rangkap dua, untuk masing-masing suami dan istri.
5 Diserahkan kepada masing-masing suami istri dengan ekspedisi khusus
dengan ditandatangani penerimaan. i.
Formulir Pelengkap 1
Dicatat penerimaan dan penggunaan dalam buku stock. 2
Diawasi penggunaannya untuk tidak dipergunakan oleh mereka yang tidak beragama Islam.
ii. Formulir Mutasi
1 Dicatat penerimaan dan penggunaannya dalam buku stock.
2 Segera dilaksanakan pengirimannya bila terjadi perubahan. Yakni
perubahan dari status Nikah N menjadi Talak T, atau dari Nikah
N menjadi Cerai C, atau dari Talak menjadi Rujuk R, atau dari Talak T atau Cerai C menjadi Nikah N lagi.
3 Merupakan salah satu sarana pengawasan dalam ketertiban pencatatan
Nikah, Talak, Cerai dan Rujuk.
119
B. Manipulasi Identitas Dalam Perkawinan