Hak dan Kewajiban Suami Istri

dalam pasal 27 36 , 28 37 , dan 29 38 yang keseluruhannya mengikuti apa yang terdapat dalam fiqh fiqh minded.

C. Hak dan Kewajiban Suami Istri

Apabila dilaksanakan akad nikah yang sah, maka mulai saat itu berarti antara kedua calon mempelai sudah terikat dalam ikatan perkawinan dan telah resmi hidup sebagai suami istri. Dengan terbentuknya sebuah keluarga maka suami istri harus mewujudkan tujuan perkawinan yaitu untuk membina kelurga yang bahagia, kekal, abadi berdasakan Ketuhanan Yang Maha Esa. Terwujudnya tujuan tersebut sudah barang tentu sangat tergantung pada maksimalisasi peran dan tanggung jawab masing-masing pihak baik istri maupun suami. Oleh sebab itu, perkawinan tidak saja dipandang sebagai media merealisasikan syari’at Allah SWT agar memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat, tetapi juga merupakan sebuah kontrak perdata yang akan menimbulkan hak dan kewajiban keduanya. Yang dimaksud dengan hak di sini adalah apa-apa yang mesti diterima oleh seseorang dari orang lain, sedangkan yang dimaksud dengan kewajiban adalah apa yang mesti dilakukan seseorang terhadap orang lain. Dalam hubungan suami istri 36 Kompilasi Hukum Islam Pasal 27, “Ijab dan qabul antara wali dan calon mempelai pria harus jelas berurutan dan tidak berselang waktu”. 37 Kompilasi Hukum Islam Pasal 28, “Nikah dilaksanakan sendiri secara pribadi oleh wali nikah yang bersangkutan. Wali nikah dapat mewakilkan kepada orang lain”. 38 Kompilasi Hukum Islam Pasal 29, 1 “Yang berhak mengucapkan qabul adalah calon mempelai pria secara pribadi; 2 Dalam hal tertentu ucapan qabul nikah dapat diwakilkan kepada pria lain dengan ketentuan calon mempelai pria memberi kuasa yag tegas secara tertulis bahwa penerimaan wakil atas akad nikah itu adalah untuk mempelai pria; 3 Dalam hal calon mempelai wanita atau wali keberatan calon mempelai pria diwakilkan, maka akad nikah tidak boleh dilangsungkan”. dalam rumah tangga suami mempunyai hak dan begitu pula istri mempunyai hak. Dibalik itu suami mempunyai beberapa kewajiban dan begitu pula istri mempunyai beberapa kewajiban. Penetapan hak dan kewajiban suami-istri tersebut harus dilandasi oleh prinsip keseimbangan dan keadilan antara suami-istri agar terciptanya keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah . Adapun hak dan kewajiban suami-istri yang dilandasi oleh prinsip keseimbangan dan keadilan adalah sebagai berikut: 39 1. Suami istri wajib saling memperlakukan pasangannya dengan baik, tidak hanya meliputi aspek fisik, tetapi juga aspek psikis. Perlakuan baik itu, secara paralel adalah kewajiban sekaligus hak bagi suami dan istri. Dalam bahasa fiqh, perlakuan baik itu lebih terkenal dengan istilah mu’asyarah bi al-ma’ruf. 2. Suami istri wajib saling melayani dan memuaskan kebutuhan seksual pasangannya. 3. Suami istri wajib saling melengkapi dan saling menjaga nama baik pasangannya. 4. Suami istri wajib saling melibatkan pasangannya untuk mengambil keputusan yang menyangkut kepentingan keluarga. 5. Suami istri wajib saling menjaga diri dan keluarganya dari kemaksiatan. 6. Suami istri wajib saling menjaga harta masing-masing, harta bersama, dan harta pasangannya. 39 A. Sutarmadi dan Mesraini, Administrasi Perkawinan dan Manajemen Keluarga, Jakarta: Fakultas Sayariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, h. 135. 7. Suami istri saling saling mewarisi harta peninggalan pasangannya. Apabila suami meninggal dunia, maka istri berhak mendapatkan harta peninggalan suaminya. Begitu pula sebaliknya, jika yang meninggal dunia adalah isteri, maka suami berhak mendapatkan harta peninggalan isterinya. 8. Suami istri sama-sama memiliki hubungan mushaharah dengan keluarga pasangannnya. Suami haram menikahi mertuanya dan anak perempuan isterinya, dan begitu pula isteri haram dinikahi oleh ayah suaminya, dan seterusnya. 9. Apabila dari pernikahan itu memperoleh anak, maka suami dan isteri berhak atas anak tersebut dengan status sebagai bapak dan ibunya. Oleh karena itu suami istri sama-sama berkewajiban mengasuh, merawat, dan mendidik anak-anak mereka. Tampaknya Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan memberikan aturan yang jelas berkenaan hak dan kewajiban suami istri. Hak dan kewajiban suami istri menurut UU No. 11974 sebagai berikut: a. Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat. b. Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama di dalam masyarakat. c. Suami istri wajib saling cinta-mencintai, hormat-menghormati, setia dan memberi bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain. 40 40 Lihat Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan pasal 33. Teranglah bahwa, kehidupan perkawinan tidak berhenti pada selesainya upacara akad nikah, namun arti perkawinan sesungguhnya ialah tetap terbinanya hubungan suami isteri pada kehidupan yang harmonis. Hal ini dapat terlaksana dengan baik apabila keduanya mau memahami posisinya dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Dalam hal ini Islam dan perundang-undangan telah mengatur dengan baik, dengan memberikan pedoman dalam menjalankan hak dan kewajiban sebagai suami isteri. Sehingga hal-hal seperti ketidakharmonisan, perpecahan, dan sampai pemutusan perkawinan dapat dihindari.

D. Tujuan Perkawinan