Pasal 264 “Pemalsuan Akta Otentik merupakan salah satu pemalsuan surat yang dapat diancam
dengan pidana penjara paling lama delapan tahun”. Pasal 266
1 Barangsiapa menyuruh memalsukan keterangan palsu ke dalam surat Akta
Otentik mengenai suatu hal yang kebenarannya harus dinyatakan oleh Akta itu, dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai akta itu
seolah-olah keterangannya sesuai dengan kebenaran, diancam jika pemakaian itu dapat menimbulkan kerugian dengan pidana penjara paling lama lima tahun.
2 Diancam dengan pidana yang sama, barangsiapa dengan sengaja memakai akta
tersebut seolah-olah isinya sesuai dengan kebenaran, jika karena pemakaian tersebut dapat menimbulkan kerugian.
Pemalsuan dalam perkawinan itu tidak hanya sebatas pada pemalsuan usia dan status saja tetapi pemalsuan Akta Nikah juga termasuk ke dalamnya. Berdasarkan
bunyi dari pasal-pasal di atas pemalsuan Akta Nikah maupun surat-surat lainnya merupakan suatu pelanggaran yang dapat dijatuhi hukuman penjara karena hal
tersebut dapat mengakibatkan kerugian pada orang lain.
2. Sebab dan Akibat Terjadinya Manipulasi Identitas Dalam Perkawinan
Dalam hal ini yang dialami oleh KUA Kecamatan Kadugede tempat penelitian ini dilakukan, hanya penyelewengan berbentuk manipulasi identitas saja.
Manipulasi tersebut terjadi karena ada pihak yang ingin melakukan poligami tanpa ingin diketahui oleh istrinya dan tidak mau mengurus ke pengadilan agama untuk
mendapatkan izin berpoligami. Praktik manipulasi identitas ini tentu melibatkan oknum seperti kelurahan yang membuat surat keterangan yang menerangkan bahwa
status orang tersebut masih perjaka yang tujuannya untuk mengelabui calon istrinya dan pihak KUA supaya bisa berpoligami tanpa ingin diketahui dari istrinya dan juga
tidak adanya izin berpoligami dari pengadilan agama. a.
Sebab-sebab terjadinya kasus manipulasi identitas dalam bidang perkawinan Ada beberapa penyebab terjadinya manipulasi idenititas dalam perkawinan
itu, yaitu: 1
Sikap mental buruk pelaku yang pada dasarnya ingin mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya hanya untuk kepentingan diri sendiri.
2 Masih kurangnya pengetahuan sebagian anggota masyarakat tentang perkawinan
berikut peraturan pelaksanaannya dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku serta hukum munakahat.
3 Masih kurangnya tertib pelaksanaan administrasi NTCR, akibat kurangnya
pengetahan dan kemampuan teknis para PetugasPegawai Pencatatan Nikah PPN dan wakilnya.
4 Kurang mantapnya koordinasi diantara pejabatpetugas pelaksana NTCR yang
berwenang menanganinya. 5
Belum sepenuhnya diterapkan Undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan peraturan pelaksanaannya, termasuk hukum munakahat belum
merata di kalangan masyarakat dan instansi-instansi yang mengakibatkan
kurangnya hukum.
127
6 Adanya keinginan untuk berpoligami tanpa harus diketahui oleh isterinya dan
karena merasa kerepotan apabila harus mengurus segala sesuatunya ke Pengadilan Agama.
b. Akibat yang ditimbulkan dari adanya manipulasi idenititas dalam perkawinan
Dengan terjadinya kasus manipulasi identitas sebagaimana tersebut diatas, maka timbullah berbagai dampak negatif, antara lain :
1 Keresahan masyarakat terutama bagi anggota masyarakat yang jadi korban,
setelah diketahui bahwa mereka jadi korban pemalsuanmanipulasi yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
2 Kegelisahan aparat Departemen Agama di daerah akibat semakin beraninya
oknum-oknum melaksanakan operasinya dengan sikap menantang. 3
Berkurangnya citra pemerintah pada umumnya Departemen Agama dan khususnya KUA.
4 Akan semakin banyaknya jumlah korban dan semakin besarnya kerugian negara
apabila kasus-kasus tersebut tidak ditanggulangi secara tuntas.
C. Upaya Pencegahan Terjadinya Manipulasi Identitas Dalam Perkawinan