Dasar Hukum Pembentukan Kantor Urusan Agama KUA

7 RW : 44 orang 8 RT : 142 orang 9 Penduduk : 24.418 jiwa 10 Kepadatan : 1.283km2 b. Kondisi Geografi Luas Kecamatan Kadugede adalah 1.842.992 ha dengan jumlah penduduk sebanyak 24.418 jiwa dan kepadatan penduduknya adalah 1.283 jiwakm2. Berdasarkan agama yang mereka anut bila dilihat dari jumlah penduduk adalah sebagai berikut: 68 1. Pemeluk Agama Islam : 24.400 orang 2. Pemeluk Agama Katolik : 16 orang 3. Pemeluk Agama Protestan : - 4. Pemeluk Agama Hindu : 1 orang 5. Pemeluk Agama Budha : 1 orang

B. Dasar Hukum Pembentukan Kantor Urusan Agama KUA

Kantor Urusan Agama KUA merupakan instansi pemerintah yang berada di bawah naungan Departemen Agama yang bertugas menangani permasalahan di bidang agama Islam seperti yang telah dikemukakan pada pembahasan sebelumnya. Dasar hukum pembentukan Kantor Urusan Agama KUA yaitu: 69 1. Undang-undang No. 22 Tahun 1946 tentang Pencatatan Nikah, Talak, dan Rujuk 68 Dokumen Kecamatan Kadugede 69 Ibid Sebagaimana yang telah tertera dalam pasal 1 ayat 1 dalam Undang-undang ini berbunyi : “Nikah yang dilakukan menurut agama Islam selanjutnya disebut nikah, diawasi oleh Pegawai Pencatat Nikah yang diangkat oleh Menteri Agama atau oleh pegawai yang ditunjuk olehnya.........dst. Ayat 2 yang berbunyi : “Yang berhak melakukan pengawasan atau nikah dan pemberitahuan tentang talak dan rujuk hanya pegawai yang diangkat oleh Menteri Agama atau oleh pegawai yang ditunjuk olehnya”. 70 2. Undang-Undang No. 32 Tahun 1954 tentang penetapan berlakunya Undang- undang No. 22 tahun 1946 tentang Pencatatan Nikah, Talak, dan Rujuk di seluruh daerah luar Jawa dan Madura. Sebagaimana yang telah disebutkan di atas bahwa Undang-undang No. 32 Tahun 1954 adalah undang-undang yang telah menetapkan berlakunya Undang-undang No. 22 Tahun 1946 tentang Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk di seluruh daerah luar Jawa dan Madura sebagaimana yang tertuang dalam pasal 1 undang-undang ini. 71 3. Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Tujuan dari adanya undang-undang ini bagi warga Negara Indonesia adalah untuk membina hukum nasional, selain itu undang-undang bersifat mengikat merupakan 70 M.Amin Suma, Himpunan Undang-Undang Perdata Islam Peraturan Pelaksanaan Lainnya Di Negara Hukum Indonesia , Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2004, Cet. Ke-1, h. 433- 434. 71 Andi Hamzah, KUHAP KUHP, Jakarta, Rineka Cipta, 2004, Cet. Ke-11, h. 12. sumber hukum nasional atas berdirinya Kantor Urusan Agama KUA yang bertugas untuk mencatat pernikahan, rujuk dan pendaftaran talak serta gugat cerai. Dalam pasal 2 ayat 2 undang-undang ini dinyatakan bahwa : “Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut undang-undang yang berlaku”. 72 4. Undang-undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama Keberadaan Kantor Urusan Agama KUA sebagai lembaga Administrasi Pencatatan Perkawinan telah diakui oleh undang-undang ini. Sebagaimana yang tercantum dalam pasal 1 ayat 4 yang berbunyi: “Pegawai Pecatat Nikah ialah Pegawai Pencatat Nikah Pada Kantor Urusan Agama”. 5. Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Dengan adanya PP ini kinerja Kantor Urusan Agama KUA akan lebih terarah dalam pelaksanaannya karena PP ini memberikan kelancaran pada Undang- undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Dalam ketentuan umum pasal 1 huruf d jo. Pasal 1 ayat 1 PP No. 9 Tahun 1975 dinyatakan bahwa : “Pegawai Pencatat ialah Pegawai Pegawai Pencatat Perkawinan dan Cerai”. Pencatatan perkawinan dari mereka yang melangsungkan perkawinannya menurut agama Islam dilakukan Pegawai Pencatat sebagaimana dimaksud dalam Undang- undang No. 32 Tahun 1954 tentang Pencatatan Nikah, Talak, dan Rujuk. 73 72 Ibid, h.13. 73 Ibid, h. 88-89.

C. Kinerja Organisasi Kantor Urusan Agama KUA Kecamatan Kadugede