recthmidde dengan mana kreditur memberitahukan, menegur, memperingatkan aanmaning, sommatie, kenningsgeving, debitur saat selambat-lambatnya wajib
memenuhi prestasi dan apabila saat itu dilampaui, maka debitur dinyatakan ingkar janji wanprestasi.
Menghindari terjadinya kredit macet akibat debitur yang wanprestasi maka Bank Sumut telah memiliki upaya pengamanan tersendiri terhadap Kredit SK
Pengangkatan anggota DPRD yang diberikannya. Syarat-syarat umum untuk memperoleh Kredit Anggota DPRD telah disebutkan adanya ketentuan Asuransi
yang harus dipenuhi oleh pemohon kredit. Asuransi inilah yang dijadikan Bank Sumut sebagai pengamanan terhadap Kredit Anggota DPRD tersebut. Jenis
asuransi yang dipertanggungjawabkan berupa asuransi Jiwa, PHK, dan Kredit Macet sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Bank Sumut.
Apabila terjadi wanprestasi yang dilakukan oleh kreditur maupun debitur maka akan diselesaikan melalui jalur hukum di Pengadilan Negeri Medan. Bentuk
wanprestasi dari debitur tersebut antara lain, debitur tidak membayar pinjaman sesuai dengan ketentuan dari Bank Sumut.
C. Upaya Penyelesaian Kredit Apabila Debitur Wanprestasi
Bank merupakan lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan financial intermediaries, sebagai prasarana pendukung yang amat vital untuk
menunjang kelancaran perekonomian, dalam fungsinya mentransfer dana-dana loanablefunds dari penabung atau unit surplus lenders kepada peminjam
Universitas Sumatera Utara
borrowers atau unit defisit. Mengkaji peranan bank sebagai lembaga intermediasi, memiliki fungsi sebagai perantara keuangan. Dalam peranannya,
terdapat hubungan antara bank dan nasabah, yang didasarkan pada dua unsur yang saling terkait, yaitu hukum dan kepercayaan. Pada dasarnya dalam setiap
pemberian kredit harus berpedoman pada 3 tiga hal pokok, yaitu aman, terarah, dan menghasilkan. Aman dalam arti legal risk, bahwa setiap kredit yang diberikan
telah terbebas dari segala kekurangan, baik mengenai kewenangan subjek hukum, objek hukum, maupun mengenai jaminan. Apabila dikemudian hari terjadi kredit
bermasalah, bank telah mempunyai alat bukti yang sempurna dan kuat untuk menjalankan suatu tindakan hukum bila dianggap perlu. Terarah dalam arti setiap
kredit yang diberikan harus sesuai dengan peruntukkannya, baik dari segi siapa penerima kreditnya maupun dari segi kegunaannya, terutama bila dihubungkan
dengan kebijaksanaan pemerintah dalam rangka memajukan sektor usaha. Menghasilkan dalam arti setiap pelepasan kredit akan memberikan keuntungan
kepada bank ataupun penerima kredit, dan meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat banyak.
Untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah, maka setiap bank yang bersangkutan perlu melakukan pengelolaan maupun pembinaan kredit sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Hal tersebut dikarenakan pengelolaan resiko atau manajemen kredit bank yang kurang baik, akan
menjadikan tingkat kredit bermasalah menjadi tinggi. Oleh sebab itu asas atau prinsip kehati-hatian prudential banking adalah penting, sebagai asas yang
Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa bank dalam menjalankan fungsi serta kegiatan usahanya, harus menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan juga nasabah. Tujuan
diberlakukannya prinsip kehati-hatian prudential banking adalah agar bank selalu dalam keadaan sehat. Dalam hal debitur dinyatakan dalam kondisi lalai
Ingebreken diatur di dalam Pasal 1238 KUHPerdata, yang menyatakan bahwa: “Siberutang adalah lalai, apabila ia dengan surat perintah atau dengan sebuah akta
sejenis itu telah dinyatakan lalai atau demi perikatannya sendiri, ialah jika ia menetapkan bahwa yang berutang akan harus dianggap lalai dengan lewatnya
waktu yang ditentukan”. Jadi pernyataan lalai Ingbrekestelling adalah upaya hukum recthmidde dengan mana kreditur memberitahukan, menegur,
memperingatkan aanmaning, sommatie, kenningsgeving, debitur saat selambat- lambatnya wajib memenuhi prestasi dan apabila saat itu dilampaui, maka debitur
dinyatakan ingkar janji wanprestasi. Upaya penyelesaian wanprestasi Anggota DPRD yang menggunakan
Jaminan SK DPRD pada Bank Sumut adalah sebagai berikut: 1.
Kredit merupakan sumber utama pendapatan bank, sekaligus sumber risiko bisnis terbesar, oleh karena itu pengelolaan kredit harus dilakukan
dengan sebaik-baiknya mulai dari perencanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur pemberian kredit, analisis pemberian kredit sampai
dengan pengendalian kredit yang macet kegiatan pengelolaan kredit dikenal istilah menejemen kredit.
Universitas Sumatera Utara
2. Selama kurun waktu 10 sepuluh tahun yakni mulai tahun 2004-2014
belum pernah terjadi permasalahan dalam kredit yang menggunakan jaminan SK DPRD, dengan jaminan SK DPRD diikutsertakan dalam
asuransi, yang didalamnya mencakup asuransi secara keseluruhan jika nasabahanggota DPRD meninggal dunia, mengundurkan diri atau
diberhentikan bank bisa langsung mengklaim kepada asuransi dalam hal pembayaran pelunasan kredit anggota DPRD tersebut.
Penyelesaian Kredit Multiguna Konsumtif Anggota DPRD yang bermasalah pada Bank Sumut Pusat akibat :
67
1. Meninggal dunia Anggota DPRD meninggal dunia, maka hal ini tidak akan
menjadi masalah serius bagi Bank Sumut, hal ini disebabkan dalam penyaluran Kredit Multiguna Konsumtif bagi anggota DPRD diikutsertakan
dalam asuransi jiwa, sehingga apabila nasabah meninggal dunia, maka Bank Sumut dapat mengajukan klaim kepada asuransi sebagai pembayaran
pelunasan kredit tersebut. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam mengeklaim asuransi adalah sebagai berikut:
a Foto copy KTP suamiistri; b Foto copy Kartu Keluarga ;
c Foto copy Surat nikah ; d Surat Keterangan Kematian;
e Surat Keterangan Ahli Waris ;
67
Wawancara dengan Endar Sakti Pane selaku Pimpinan Cabang Utama Bank Sumut, 18 Juni 2015
Universitas Sumatera Utara
f Surat Keterangan Kepolisian akibat kecelakaan. 2.
Mengundurkan diri atau diberhentikan, maka akan menjadi permasalahan bagi Bank Sumut Hal ini dikarenakan Bank Sumut dalam menyalurkan Kredit
Multiguna Konsumtif Anggota DPRD hanya diikutsertakan dalam asuransi jiwa saja tanpa mengikutsertakan asuransi secara keseluruhan termasuk:
mengundurkan diri dan diberhentikan akibat mengundurkan diri atau diberhentikan, maka Bank Sumut tidak dapat mengklaim pada asuransi dalam
hal pembayaran pelunasan kredit Anggota DPRD Langkah-langkah Bank Sumut jika terjadi permasalahan pada Kredit pada
anggota DPRD akibat mengundurkan diri atau diberhentikan dari partai adalah sebagai berikut :
1. Penyelesaian kredit bermasalah diluar proses pengadilan, proses diluar
pengadilan dilakukan apabila Bank Sumut menganggap masih empunyai harapan dalam satu masa tertentu dalam bimbingan Bank Sumut, debitur
mempu mengumpulkan dana untuk melunasi kredit dan bunga tertunggak. Adapun cara yang dilakukan Bank Sumut adalah sebagai
berikut: Musyawarah dengan pihak debitur, memberikan kesempatan kepada debitur untuk membayar secara angsuran, memberi kelonggaran
waktu untuk membayar hutang, pernyataan dengan pembenahan bunga kredit yang disetor.
2. Penyelesaian Kredit Bermasalah Dengan Jalan Penagihan, berdasarkan
banyak kasus kredit bermasalah, Bank Sumut mengedepankan proses
Universitas Sumatera Utara
diluar pengadilan seperti uraian diatas, tetapi jika dengan proses diluar proses diluar pengadilan diatas masih tidak dapat menyelesaian masalah,
Bank Sumut masih bersedia menyelesaikan masalah diluar pengadilan, dengan jalan menagih kredit tertunggak. Penagihan kredit tertunggak ini
dapat dilakukan Bank Sumut atau melalui pihak ketiga, diantaranya jasa penagihan, apabila Bank Sumut memutusakan menagih kredit tertunggak,
mereka akan mengirim surat tagihan resmi kepada debitur. Surat tagihan tersebut didalamnya ditegaskan bahwa debitur harus melunasi kredit dan
bunga tertungak sebesar saldo tunggakan terakhir, serta batas waktu terakhir pelunasan tunggakan kredit, apabila debitur tetap membandel atau
tidak menghiraukan setelah menerima surat tagihan resmi, maka pihak Bank Sumut akan memberikan peringatan tertulis sebanyak 3 kali, apabila
sudah tiga kali tetap saja tidak menghiraukan, maka dalam keadaan seperti itu jalan terbaik yang ditempuh oleh Bank Sumut adalah menyelesaikan
pembayaran kredit bermasalah melalui lembaga pengadilan 3.
Penyelesaian kredit macet melalui Panitia Urusan Piutang Negara PUPN dan Direktorat Jendral Piutang dan Lelang Negara DJPLN, penanganan
penyelesaian kredit bermasalah melalui proses pengadilan dilakukan antara lain bilamana bank mendapat bukti unsur penipuan atau
kesengajaan pada pihak debitur, serta bilamana penyelesaian kredit bermasalah diluar proses pengadilan gagal dilakukan atau tidak
membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Bank Sumut sebelum
Universitas Sumatera Utara
menyerahkan pengurusan penagihan kredit macet kepada Panitia Urusan Piutang Negara PUPN, Bank Sumut menetapkan jumlah kredit dan
bunga tertunggak, serta jenis, jumlah transaksi harga, dan kondisi fisik harta debitur yang dijaminkan serta kekayaan debitur, setelah PUPN
menerima kuasa menagih dari Bank Sumut, PUPN mengundang debitur untuk merundingkan cara penyelesaian pembayaran kredit yang terutang
sebaik-baiknya. Bilamana diantara debitur dan PUPN dapat kesepakatan tentang jumlah utang tertunggak, PUPN membuat pernyataan bersama
yang memuat jumlah utang dan kewajiban debitur untuk melunasinya. Seandainya debitur ingkar janji, PUPN akan mengirim surat tagihan resmi,
diikuti surat paksa, penyitaan dan pelelangan harta yang dijaminkan atau kekayaan debitur dan penanggung utang
Kredit bermasalah adalah semua kredit yang memiliki risiko tinggi karena debitur telah gagalmenghadapi masalah dalam memenuhi kewajiban yang telah
ditentukan. Kredit Bermasalah adalah kredit non performing loan dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet. Kemacetan kredit pada
umumnya disebabkan oleh kesulitan –kesulitan keuangan, baik yang disebabkan
oleh faktor intern manajemen maupun faktor ekstern. Adapun faktor penyebab kredit bermasalah dapat disebabkan oleh
beberapa faktor kelemahan yaitu: a.
Ditinjau dari Sisi Debitur: b.
Itikad tidak baik dari debitur
Universitas Sumatera Utara
c. Menurunnya usaha debitur yang akan mengakibatkan turunnya
kemampuan debitur untuk membayar angsuran d.
Pengelolaan usaha debitur tidak berjalan baik e.
Penggunaan kredit tidak sesuai dengan tujuan semula f.
Ditinjau dari Sisi Intern Bank Sumut Unit: g.
Itikad tidak baik dari petugas Bank Unit h.
Kekurang mampuan petugas Bank Sumut Unit dalam pengelolaan pemberian kredit mulai dari pengajuan permohonan sampai kredit
dicairkan i.
Kelemahan dan kurang efektifnya petugas Bank Sumut Unit dalam membina debitur
j. Sisi Ekstern Bank Sumut Unit
Keadaan force majeur antara lain banjir, kebakaran dan lain sebagainya Akibat perubahan-perubahan eksternal lingkungan seperti perubahan kebijakan
pemerintah berupa peraturan perundangan, kenaikan hargabiaya-biaya, dan lain sebagainya yang berpengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap usaha
debitur. Dalam hal kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan yang dilakukan apakah
dengan memberikan keringanan berupa jangka waktu atau angsuran terutama bagi kredit terkena musibah atau melakukan penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai
untuk membayar.
Universitas Sumatera Utara
Terhadap kredit yang mengalami kemacetan sebaiknya dilakukan penyelamatan sehingga bank tidak mengalami kerugian. Seperti yang telah
diuraikan pada bagian terdahulu, peranan bank dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional sebagaimana yang digariskan oleh pemerintah
sangat penting. Hal tersebut telah menempatkan bank untuk senantiasa mendapatkan pengawasan yang efektif dari Bank Indonesia sebagai institusi
pengawas kegiatan perbankan. Sebagaimana telah diketahui, sektor perbankan mempunyai posisi yang strategis sebagai lembaga intermediasi dan penunjang
sistem pembayaran, sehingga perlu memelihara agar perbankan nasional tetap berada dalam kondisi yang sehat baik secara individual maupun secara nasional.
Perbankan yang sehat harus ditunjang oleh bankir yang handal, profesional, dan yang integritasnya terjaga dengan baik. Prudential Banking Practices yang
terdapat dimasing-masing bank tidak dapat dipisahkan dari kepribadian para bankirnya.
UU perbankan memberikan penekanan agar dalam memberikan fasilitas kredit kepada debitur, para bankir mempunyai keyakinan atas itikad dan
kemampuan serta kesanggupan debitur untuk melunasi utang-utangnya. Hal ini mengandung makna bahwa secara yuridis bankir bertanggung jawab untuk
melakukan analisis yang mendalam atas kemampuan dan kemauan nasabah untuk melunasi fasilitas kredit yang diperjanjikan. Dari analisis tersebut bankir harus
mendapatkan keyakinan bahwa usaha atau kegiatan nasabah layak untuk dibiayai dengan fasilitas kredit. Untuk sampai kepada keyakinan tersebut, tentunya analisis
Universitas Sumatera Utara
perlu dilaksanakan dalam tenggat waktu yang memadai, tetapi tidak sampai berlarut-larut.
Apabila tenggang waktu antara pencairan fasilitas kredit dengan saat kredit menjadi bermasalah terjadi dalam kurun waktu yang relatif singkat, hal
tersebut dapat menjadi indikasi bahwa penilaian atas kemampuan dan kemauan dari debitur untuk membayar kembali fasilitas kreditnya tidak dianalisis oleh
bankir secara mendalam.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan