ketentuan-ketentuan tercantum dalam pasal-pasal berikut, dianggap sebagai pemiliknya.
57
Dari keterangan di atas maka dapat diketahui bahwa benda-benda yangdapat dijadikan sebagai objek jaminan di dalam perjanjian kredit, yaitu :
1. Benda Bergerak, yaitu benda yang karena sifatnya dapat dipindahkan atau
karena ditentukan undang-undang. 65 Dalam hal ini benda tersebut dibagi lagi ke dalam beberapa kategori, yaitu benda bergerak terdaftar dan benda
bergerak tidak terdaftar. Perlunya pembagian tersebut dilakukan, karena pembagian tersebut mempengaruhi jenis lembaga jaminan apakah yang akan
dipakai dalam mengikat benda tersebut dalam perjanjian kredit. Dalam hal ini diuraikan sebagai berikut: Untuk benda bergerak yang terdaftar, lembaga
jaminan yang dipakai adalah lembaga jaminan fidusia, dan pendaftarannya
dilakukan di tempat pendaftaran umum fidusia untuk memenuhi aspek
publisitas dan sebagai bukti kepemilikan atas benda tersebut. Benda-benda yang tergolong pada benda bergerak yang terdaftar antara lainkendaraan
bermotor Sepeda Motor, Mobil Pesawat Udara, Kapal Laut, dan lain
sebagainya.
Fidusia adalah pengalihan hak kemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kemilikannya dialihkan
tetap dalam penguasaan si pemilik benda:
58
Jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tak berwujud, dan bangunanrumah di atas tanah orang
57
Ibid
58
Ibid., hal 30
Universitas Sumatera Utara
lain baik yang terdaftar atau tidak terdaftar, yang tidak dapat dibebani hak tanggungan, yang tetap dalam penguasaan pemberi fidusia sebagai agunan
pelunasan hutang tertentu, yang memberikan kedudukan diutamakan kepada penerima fidusia terhadap Kreditur lainnya.
Benda jaminan fidusia adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki dan dialihkan, baik yang berwujud maupun yang tak berwujud, yang terdaftar maupun
yang tak terdaftar, yang bergerak maupun yang tak bergerak, yang tidak dapat dibebani hak tanggungan atau hipotik.
59
Lembaga jaminan fidusia ini juga dapat dipakai untuk menjamin Benda bukan tanah yang terdaftar, baik benda bukan
tanah tersebut adalah benda bergerak maupun benda tidak bergerak misalnya bangunan tertenturumah yang memiliki bukti kepemilikan berupa sertifikat.
Bukti kepemilikan ini diperlukan sebagai konsekuensi yuridis akibat hukum dari prinsip horisontal.
Prinsip horisontal memiliki konsekuensi yuridis bahwa tanah dan benda - benda lain yang ada diatasnya merupakan dua benda yang masing-masing berdiri
sendiri. Hal ini berarti pemilik bangunan gedungrumah dapat saja menjual bangunan gedungrumah tersebut kepada pihak lain atau menjaminkannya kepada
pihak Bank untuk mendapatkan kredit secara terpisah dari tanahnya. Lembaga jaminan fidusia ini dibebankan terhadap benda bukan tanah sebagai jaminan
kredit yang mana penguasaan fisik atas benda tersebut tetap berada di tangan Debitur.
59
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Untuk benda bergerak yang tidak terdaftar, lembaga jaminan yang dipakai adalah lembaga gadai Pand. Dimana yang dapat dipakai sebagai objek
jaminannya antara lain perhiasan, perabot rumah tangga, dan benda bergerak lainnya. Dasar hukum tentang gadai ini tunduk pada peraturan yang ada di dalam
Buku II KUH Perdata Bab XX tentang Kebendaan. Lembaga gadai ini dibebankan terhadap benda bukan tanah, yang mana penguasaan secara fisik atas benda
tersebut sepenuhnya diserahkan kepada Kreditur. Benda yang dijaminkan atau digadaikan tersebut berada di bawah
penguasaan Kreditur selama kredithutang Debitur belum dilunasinya, hingga tiba masatenggang waktu yang diberikan Kreditur untuk melunaskan hutang Debitur
berakhir, apabila Debitur telah selesai melunasi kredithutangnya tersebut, maka barang atau benda yang dijadikan jaminan atas kreditnya tersebut jaminan gadai
akan dikembalikan kepada Debitur. Namun
jika ternyata
Debitur tidak
mampu untuk
melunasi kredithutangnya tersebut, maka benda yang dijadikan jaminan tersebut kemudian
menjadi hak milik serta penguasaan penuh Kreditur sebagai kompensasi atau penggantian pembayaran hutang Debitur kepada Kreditur tersebut. Sehingga
akibat kompensasi atau penggantian pembayaran hutang tersebut, maka Debitur tidak memiliki hak apapun lagi atas benda atau barang yang dijaminkan tersebut,
karena sejak Debitur tidak mampu melunasi hutangnya tersebut, maka sejak itu pula terjadi pengalihan hak kepemilikan atas benda atau barang yang dijaminkan
tersebut, dari milik Debitur, menjadi milik Kreditur sepenuhnya.
Universitas Sumatera Utara
Jaminan kredit yang diatur secara khusus dalam praktik dunia perbankan terdiri dari :
60
1. Jaminan perorangan
Jaminan perorangan dalam Pasal 1820 KUHPerdata disebut sebagai penanggungan utang. Dalam pasal tersebut disebutkan bahwa jaminan perorangan
adalah suatu perjanjian dengan mana pihak ketiga, guna kepentingan pihak si berpiutang kreditur, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan si berutang
manakala orang tersebut tidak memenuhinya. Pelaksanaan perjanjian selalu dibuat oleh pihak ketiga yang menjamin terpenuhnya kewajiban membayar kredit
tersebut, baik diketahui maupun tidak diketahui oleh debitur. Dengan adanya pihak ketiga sebagai penjamin, apabila debitur tidak dapat
melaksanakan kewajibannya, maka pihak ketiga inilah yang akan melaksanakan kewajibannya
a. Perlindungan hak terhadap pihak ketiga dalam menjalankan kewajibannya.
Perlindungan hak terhadap pihak ketiga dalam menjalankan kewajibannya tidak terlepas dari ketentuan Pasal 1831 yang berbunyi
“Si penanggung pihak ketiga tidaklah wajib membayar kepada si berpiutang selain jika si
berutang lalai, sedangkan benda-benda si berutang ini harus lebih dulu disita dan dijual untuk melunasi utangnya.
Dalam praktiknya, bank tetap meminta pihak ketiga untuk melepas hak tersebut. Sehingga apabila debitur wanprestasi, bank dapat segera
60
Badriyah Harun, Op. Cit, hal. 6
Universitas Sumatera Utara
melakukan penagihan langsung kepada pihak ketiga. Tujuan pelepasan hak tersebut agar pihak bank lebih mudah mendapatkan hak pembayaran
kreditnya. Bank juga mengantisipasi kendala penarikan pembayaran yang bisa jadi karena harta benda yang dimiliki debitur tidak marketable seperti
yang diharapkan. 2.
Jaminan kebendaan Mengingat Pasal 8 UU Perbankan, yang berbunyi :
a. Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah,
Bank Umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur
untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan.
b. Bank umum wajib memiliki dan menerapkan pedoman perkreditan dan
pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
Jadi sebenarnya menurut UU Perbankan, jaminan dan agunan merupakan dua unsur yang berbeda. Jaminan pokok merupakan keyakinan, sedangkan
jaminan tambahan adalah sesuatu yang dapat menguatkan keyakinan bank, yaitu agunan. Mengenai agunan sebagai jaminan tambahan, secara tegas diungkapkan
dalam Pasal 1 angka 23, yang berbunyi :“Agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan Nasabah Debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit
atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah .”
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian jelas bahwa yang dimaksud dengan agunan atau jaminan kebendaan merupakan jaminan tambahan. Jaminan tambahan tersebut
sebagaimana dimuat dalam penjelasan Pasal 8 UU Perbankan diebutkan bahwa agunan dapat hanya berupa barang, proyek, atau hak tagih yang dibiayai dengan
kredit yang bersangkutan. Tanah yang kepemilikannya didasarkan pada hukum adat yaitu tanah yang bukti kepemilikannya berupa girik, petuk, dan lain-lain yang
sejenis dapat juga digunakan sebagai agunan. Bank tidak wajib meminta agunan barang yang berkaitan langsung dengan objek yang dibiayai, yang lazim dikenal
dengan agunan tambahan Dalam praktek bank ada dua bentuk perjanjian kredit yaitu :
1. Perjanjian kredit yang dibuat di bawah tangan dinamakan akta di bawah
tangan.Menurut Pasal 1874 KUHPerdata yang dimaksud akta di bawah tangan adalah surat atau tulisan yang dibuat oleh para pihak tidak melalui
perantara pejabat yang berwenang pejabat umum untuk dijadikan alat bukti. Pengikatan yang dilakukan antara bank dan nasabah tanpa
dihadapan notaris.
61
Artinya perjanjian yang disiapkan dan dibuat sendiri oleh bank kemudian ditawarkan kepada debitur untuk disepakati. Untuk
mempermudah dan mempercepat kerja bank, biasanya bank sudah menyiapkan formulir perjanjian dalam bentuk standard standaardform
yang isi, syarat-syarat dan ketentuannya disiapkan terlebih dahulu secara lengkap. bentuk perjanjian kredit yang dibuat sendiri oleh bank tersebut
61
Jopie Jusuf, Kriteria Jitu Memperoleh kredit bank, Elex Media Komputindo, Jakarta 2003, hal 165
Universitas Sumatera Utara
termasuk jenis akta di bawah tangan Dalam rangka penandatangan perjanjian kredit, formulir perjanjian kredit yang isinya sudah disiapkan
bank kemudian disodorkan kepada setiap calon debitur untuk dipahami mengenai syarat-syarat dan ketentuan pemberian kredit tersebut yang
sebelumnya syarat-syarat tersebut tidak pernah dirundingkan atau dinegosiasikan dengan calon debitur. Debitur mau tidak mau harus
menerima semua persyaratan yang tercantum dalam formula 2.
Perjanjian kredit yang dibuat oleh dan dihadapan notaris atau pengikatan yang dilakukan dihadapan notaris yang dinamakan akta otentik atau akta
notariil. Pasal 1868 KUHPerdata akta otentik adalah akta yang didalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang yang dibuat atau dihadapan
pegawai yang berkuasa pegawai umum untuk itu, ditempat dimana akta dibuatnya. Yang menyiapkan dan membuat perjanjian ini adalah seorang
notaris namun dalam praktek semua syarat dan ketentuan perjanjian kredit disiapkan oleh bank kemudian diberikan kepada kepada notaris untuk
dirumuskan dalam akta notaril dimana notaris dalam membuat perjanjian hanyalah merumuskan apa yang diinginkan para pihak yang bersangkutan
dalam bentuk akta notaris atau akta otentik. Perjanjian kredit yang dibuat dalam bentuk akta notaril atau akta otentik biasanya untuk pemberian
kredit dalam jumlah yang besar dengan jangka waktu menengah atau panjang, seperti kredit investasi, kredit modal kerja, kredit sindikasi kredit
yang diberikan lebih dari satu kreditur atau lebih dari satu bank.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN
SURAT KEPUTUSAN PENGANGKATAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MEDAN
STUDI BANK SUMUT PUSAT
A. Pelaksanaan Perjanjian Kredit dengan Jaminan Surat Keputusan Pengangkatan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Berdasarkan Pasal 1 angka 2 UU Perbankan, yang dimaksud “bank” dalah
: “... badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”
Sedangkan fungsi utama Perbankan menurut Pasal 3 UU Perbankan adalah : ... sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Karena fungsi utama
Perbankan adalah menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dalam bentuk kredit, dan dengan demikian bank di Indonesia ditugaskan oleh pemerintah untuk
turut melaksanakan program pemerintah yaitu mendukung pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan
dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak, sehingga dengan kata lain kredit
merupakan bisnis inti pada bank komersial. Kredit oleh bank dilaksanakan dengan ditandatanganinya perjanjian kredit
yang bentuknya ditentukan oleh masing-masing bank. PT. Bank Sumut sebagai salah satu bank terbesar dan terpercaya di Indonesia telah menyalurkan kredit
kepada masyarakat yang diwujudkan dalam berbagai bentuk antara lain dalam
Universitas Sumatera Utara
bentuk Hak Tanggungan, Penyerahan Hak milik Atas Kepercayaan Fidusia, Gadai Pund, dan Belening, Pemindahan Piutang Cessie, Gadai Pensiun
Tunjangan serta Penangungan Hutang Borghtocht dan SK Pengangkatan Anggota DPRD.
Bank pada umumnya dalam setiap pemberian kredit selalu diikut sertakan dalam Asuransi, tak tekecuali dalam “Kredit Anggota DPRD yang Menggunakan
Jaminan SK DPRD”, ini wujud dari antisipasi terhadap kredit bermasalah apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.
Adapun kegunaan kebendaan jaminan tersebut, untuk:
62
1. Memberikan hak dan kekuasaan kepada kreditor untuk mendapat pelunasan
dari agunan apabila debitur melakukan cidera janji, yaitu untuk membayar kembali utangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian
2. Menjamin agar debitur berperan serta dalam transaksi untuk membiayai
usahanya, sehingga kemungkinan untuk meninggalkan usaha atau proyeknya dengan merugikan diri sendiri atau perusahaanya dapat dicegah atau sekurang-
kurangnya kemungkinan untuk berbuat demikian dapat diperkecil 3.
Memberi dorongan kepada debitur untuk memenuhi janjinya, khususnya mengenai pembayaran kembali sesuai dengan syarat-syarat yang telah
disetujui agar debitur danatau pihak ketiga yang ikut menjamin tidak kehilangan kekayaan yang telah dijaminkan.
62
Rachmadi Usman, Hukum Jaminan Keperdataan, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, hal. 7
Universitas Sumatera Utara
Jaminan kredit dilihat dari fungsinya dibedakan menjadi dua, yaitu : 1.
Jaminan yang didasarkan atas keyakinan bank terhadap karakter dan kemampuan nasabahdebitur untuk membayar kembali kreditnya, dengan
dana yang berasal dari usaha yanng dibiayai kredit, yang tercermin dalam cash low nasabahdebitur atau yang lebih dikenal dengan first way out.
Untuk memperoleh keyakinan tersebut, bank harus melakukan analisis dan evaluasi atas watak karakter, kemampuan, modal.
2. Prospek debitur; Jaminan yang didasarkan atas likuiditas agunan second
way out apabila dikemudian hari first way out tidak dapat digunakan sebagai alat pembayaran kembali kredit.
Dari berbagai macam kredit yang ditawarkan oleh bank Sumut kepada masyarakat, bank tersebut memiliki penawaran suatu kredit dengan tanpa
penyertaan agunan. Penawaran kredit tersebut untuk keperluan konsumsi konsumtif melalui kredit multiguna.
63
Para calon debitur tidak dihadapkan kepada syarat-syarat yang dapat memberatkan misalkan agunan yang masih
menjadi kendala utama di dalam penyaluran kredit. Pada kredit ini untuk calon debitur yang mempunyai profesi sebagai Anggota DPRD Kota Medan cukup
menyertakan Surat Keputusan Pengangkatan. Sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah SK DPRD, dalam
kredit ini berlaku jaminan umum seperti yang terdapat dalam Pasal 1131
63
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perjanjian, Bandung: Alumni 2010, hal. 289
Universitas Sumatera Utara
KUHPerdata, pihak bank sudah merasa cukup yakin dengan kredibilitas calon debiturnya.
Menurut Soebekti, KUHPerdata mengenal tiga macam barang yaitu barang bergerak, barang tetap, dan barang tak bertubuh dimana dimaksudkan
piutang, penagihan atau klaim.
64
Di dalam Surat Pengakuan Hutang, yang berkaitan dengan pembuatan klausula mengenai jaminan, sebagaimana tercantum
di dalam Pasal 9 angka 4 perjanjian kredit dimaksud. Jaminan di dalam perjanjian kredit pada pemberian fasilitas Bank Sumut adalah jaminan yang secara
kualitas dapat dinilai sebagai jaminan yang tidak marketable. Karena tidak dapat dieksekusi secara langsung ataupun dijual dan diuangkandicairkan untuk
melunasi seluruh kewajiban debitur, apabila diketahui debitur ingkar janjiwanprestasi.
Surat Keputusan Pengangkatan Anggota DPRD sebagai jaminan adalah bukti otentik dari persyaratan yang harus dipenuhi oleh debitur, di dalam
permohonan untuk pengajuan kredit pada Anggota DPRD. Dari SK Anggota DPRD tersebut dijelaskan bahwa nasabah debiturpeminjam adalah Anggota
DPRD. Di mana ketentuan mengenai hal tersebut sudah diatur oleh Pemimpin Bank Sumut dengan Ketua DPRD yang berwenang mewakili serta bertindak
untuk dan atas nama debitur yang bersangkutan, di dalam Perjanjian Kerjasama antara kedua pihak tersebut.
64
Soebekti, Aneka Perjanjian, Bandung :Citra Aditya Bakti, 2010, hal 11
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan pengertian jaminan pada umumnya, dapat dikategorikan yaitu :
1. Jaminan Perorangan Personal Guaranty adalah selalu suatu perjanjian
antara seorang berpiutang kreditur dengan seorang pihak ketiga, yang menjamin dipenuhinya kewajiban si berhutang debitur. Ia bahkan dapat
diadakan diluar tanpa pengetahuan si berhutang tersebut. Ketentuan tentang penanggungan diatur dalam Pasal 1820 KUHPerdata, yang tidak
dapat dilepaskan juga dari ketentuan yang tercantum dalam Pasal 1821 KUHPerdata, yang menyatakan bahwa : “Tiada penanggungan jika tidak
ada suatu perikatan pokok yang sah menurut undang-undang. Namun dapatlah seorang memajukan diri sebagai penanggung untuk suatu
perikatan, biarpun perikatan itu dapat dibatalkan dengan suatu tangkisan yang hanya mengenai dirinya pribadi si berhutang, misalnya dalam hal
kebelum dewasaan. 2.
Jaminan Kebendaan. Menjaminkan suatu benda berarti melepaskan sebagian kekuasaan atas benda tersebut. Kekuasaan yang dilepaskan
tersebut adalah kekuasaan untuk mengalihkan hak milik dengan cara apapun, baik dengan cara menjual, menukar atau menghibahkan.
Pemberian jaminan kebendaan kepada seorang kreditur tertentu, dapat memberikan kepada kreditur tersebut suatu privilege atau kedudukan yang
istimewa terhadap para kreditur lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Surat Keputusan Pengangkatan Anggota DPRD sebagai jaminan dalam perjanjian kredit, tidak dapat dikategorikan sebagai jaminan perorangan maupun
jaminan kebendaan. Sehingga dalam pemberian kreditnya tidak dipersyaratkan adanya pengikatan jaminan dalam suatu akta tersendiri, sebagaimana dapat
dilakukan terhadap pengikatan jaminan kebendaan pada : Hak Tanggungan atas tanah atau bangunan, Gadai Pand, Fidusia atas barang bergerak, maupun
Cessie piutang. Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 23 UU Perbankan, dijelaskan
mengenai pengertian agunan ialah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank, dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah. Pelaksanaan perjanjian kredit dengan jaminan Surat Keputusan
Pengangkatan Anggota DPRD Kota Medan dengan Bank Sumut, klausula di dalam perjanjian kredit yang menggunakan nama dan bentuk Surat Pengakuan
Hutang, sebagaimana diuraikan dalam Pasal 9 angka 4 dinyatakan bahwa : “Bila
mana pinjaman tidak dibayar lunas pada waktu yang telah ditetapkan, maka bank berhak untuk menjual seluruh jaminan sehubungan dengan pinjaman ini, baik
secara di bawah tangan maupun di muka umum, untuk dan atas permintaan bank, dan atas kerelaan sendiri tanpa paksaan, ‘yang berhutang’ dengan ini menyatakan
dengan sesungguhnya akan menyerahkan atau mengosongkan rumah atau bangunan”. Pada kenyataannya dalam pelaksanaan pemberian kredit terhadap
fasilitas multiguna, di Bank Sumut, yang jaminannya adalah asli SK
Universitas Sumatera Utara
Pengangkatan Anggota DPRD Kota Medan, dari debitur yang bersangkutaan, tidak terdapat jaminanagunan tambahan yang diikatkan di dalam perjanjian kredit
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 9 angka 4 tersebut diatas. Yang menjadi agunan utama di dalam pemberian kredit pada fasilitas multiguna ini adalah gaji
dari debitur yang bersangkutan. Dan sebagai langkah untuk pengamanan kredit, maka pembayaran gaji dari debitur yang bersangkutan, diutamakan yaitu melalui
Bank Sumut. Pasal 1131 KUHPerdata yaitu bahwa : “ Segala kebendaan si berhutang,
baik yang bergerak maupun tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada dikemudian hari, menjadi jaminan untuk perikatan-perikatan
perorangan debitur”. Oleh karena dalam perjanjian kredit dimaksud hanya menggunakan jaminan asli berupa SK Pengangkatan Anggota DPRD Kota
Medan, dan dilain hal debitur tidak dituntut untuk memberikan jaminan ataupun agunan tambahan sebagaimana ditetapkan oleh Bank Sumut, maka resiko
manajemen kredit bagi kreditur bank dapat diartikan sesuai dengan Pasal 134 KUHPerdata, bahwa : “Semua janji yang dibuat dalam suatu perjanjian, harus
diartikan dalam hubungan satu sama lain, tiap janji harus ditafsirkan dalam rangka perjanjian seluruhnya”. Sehingga baik kreditur bank maupun debitur, harus
dapat melaksanakan apa yang sudah diperjanjikan dalam perjanjian kredit dimaksud, dengan itikad baik.
Berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU Perbankan disebutkan mengenai pengertian perbankan adalah : “segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,
Universitas Sumatera Utara
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Di dalam melaksanakan kegiatan perbankan
tersebut, maka berkaitan erat dengan prosedur di dalam pelayanan kredit ini. Yang ketentuannya diatur pihak bank sebagai pedoman atau langkah untuk pengambilan
kredit pada oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan yang akan mengambil pinjaman atau kredit di PT. Bank Sumut Pusat Medan
Bank sebagai kreditur memerlukan adanya benda-benda tertentu yang secara khusus ditunjuk sebagai jaminan piutangnya. Sebagian anggota DPRD
Kota Medan yang mengajukan permohonan kredit kepada Bank Sumut dengan Jaminan SK pengangkatan, dimana anggota DPRD sebagai debitur sepakat untuk
memberi kuasa kepada pihak Bank sebagai kreditur untuk menarik sejumlah uang dari rekening gaji sebesar sesuai dengan cicilan pada setiap bulannya. Perjanjian
kredit dengan menggunakan SK DPRD tidak terdapat lembaga jaminan yang menyertainya. Karena menurut KUHPerdata tidak dapat digolongkan sebagai
benda yaitu barang bergerak, barang tidak berwujud dan berwujud, serta barang tidak bergerak juga disebut benda tetap; Pasal 504 KUH Perdata. Pasal 1150
KUH Perdata Buku II Titel 20 KUH Perdata, lembaga jaminan yang menyertai benda bergerak adalah gadai. Gadai merupakan jaminan dengan menguasai
bendanya dan bagi kreditur akan lebih aman karena mengingat pada benda bergerak mudah dipindah-tangankan dalam arti dijual lelang jika debitur
wanprestasi, walaupun mudah untuk berubah nilainya. Hal ini jika dihubungkan
Universitas Sumatera Utara
dengan SK DPRD tidak termasuk didalam benda bergerak dan bukan merupakan sebagai obyek gadai.
Perjanjian kredit bank dengan jaminan Surat Keputusan Pengangkatan Anggota DPRD merupakan pelayanan kredit yang diberikan oleh Bank Sumut
yang termasuk dalam kategori kredit multiguna. Bank Sumut sebagai pihak kreditur membuat surat perjanjian kredit yang
akan ditandatangani oleh Anggota DPRD selaku debitur. Sebelum dibuat perjanjian kredit, maka pemohon kredit terlebih dahulu akan mengisi data-data
sebagai berikut :
65
1. Calon nasabah mengambil blangko permohonan kredit yang telah disediakan
bank. 2.
Calon nasabah mengisi balangko kredit dilengkapi syarat-syarat : a.
Surat Keputusan Pengangkatan Anggota DPRD b.
KTP dan KK yang masih berlaku. c.
Masing-masing difotokopi 2 lembar. 3.
Blangko permohonan kredit dan syarat-syarat setelah diisi lalu dimintakan legalisisr Kepala DinasKomandan dan Bendaharakemudian diserahkan
kepada bank. 4.
Blangko permohonan kredit diserahkan ke kepala sub bagian kredit karyawan melalui customer service, kemudian dianalisa, dimintakan persetujuan direksi
65
Wawancara dengan Endar Sakti Pane selaku Pimpinan Cabang Utama Bank Sumut, 18 Juni 2015
Universitas Sumatera Utara
5. Setelah administrasi diselesaikan, calon nasabah menandatangani prabot lalu
ke teller untuk menerima uang Syarat dan ketentuan kredit bagi Anggota DPRD antara lain :
1. Mengisi aplikasi permohonan kredit
2. Photokopi KTP suamiistri.
3. Photokopi Kartu Keluarga KK.
4. Surat Nikah
5. Slip gaji terakhir asli
6. Photo berwarna suamiistri 1 lembar 4x6.
7. Jaminan SK Pengangkatan Anggota DPRD
8. Tambahan jaminan untuk nominal tertentu, sertifikat, BPKB diatas 50
juta. 9.
Jangka waktu maksimal 60 bulan5 tahun. 10.
Maksimal angsuran 90 dari gaji yang diterima apabila ada tambahan hasil lain.
11. Ada perlindunganproteksi dari asuransi
Semua data-data dilengkapi maka tahap selanjutnya adalah tugas Sub Bagian Analisa Kredit untuk menganalisis apakah calon debitur tersebut layak
atau tidak untuk diberikan kredit. Baru kemudian dibuatlah perjanjian kredit antara bank dengan calon debitur. Perjanjian kredit antara Bank Sumut dengan
calon debitur merupakan perjanjian baku dan bentuknya tertulis. Perjanjian kredit antara Bank Sumut dengan Anggota DPRD selaku debitur dilihat dari macamnya
Universitas Sumatera Utara
merupakan perjanjian bilateral atau timbal balik, perjanjian tersebut diberi nama perjanjian kredit dengan Kuasa Memotong Gaji. Masing-masing pihak selain
memperoleh hak-hak juga dibebani dengan kewajiban. Hak dan kewajiban tersebut tertuang dalam surat perjanjian yang telah dibuat dan disetujui oleh
keduanya. Sebagai suatu perjanjian timbal balik bilateral perjanjian kredit antara
Bank Sumut dengan Anggota DPRD mempunyai konsekuensi bahwa selain para pihak menikmati adanya hak-hak tertentu, juga harus melakukan kewajiban-
kewajiban sebagai timbal balik atas hak-hak yang diperolehnya. Kewajiban bagi bank merupakan hak dari pihak peminjam, sebaliknya kewajiban dari peminjam
merupakan hak dari bank. Dalam perjanjian kredit pada Bank Sumut terdapat dua pihak yang terlibat secara langsung, yaitu pihak bank sebagai pemberi kredit dan
Anggota DPRD sebagai debitur atau pemohon kredit. Para pihak dalam perjanjian kredit menimbulkan hak dan kewajiban yang mengikat kedua belah pihak dan
harus dilaksanakan oleh para pihak. Hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian kredit pada Bank Sumut
adalah sebagai berikut:
66
1. Hak dan kewajiban pihak Bank Sumut.
a. Hak Bank Sumut
1 Menerima pelunasan kredit dari nasabah berupa angsuran pokok dan
bunganya sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian kredit.
66
Wawancara dengan Endar Sakti Pane selaku Pimpinan Cabang Utama Bank Sumut, 19 Juni 2015
Universitas Sumatera Utara
2 Menentukan diterima atau ditolaknya permohonan kredit yang
diajukan oleh pemohon kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Bank Sumut
3 Menerima pembayaran-pembayaran biaya administrasi dan provisi
4 Berhak mendapatkan keuntungan dari bunga yang ditetapkan
5 Berhak memegang barang jaminan sampai hutang debitur dilunasi
6 Berhak setiap waktu meminta keterangan dan melakukanpemeriksaan
yang diperlukan bank kepada debitur danatau perusahaannya. 7
Berhak untuk menjual seluruh jaminan sehubungan dengan pinjaman, baik secara di bawah tangan atau di muka umum.
b. Kewajiban Bank Sumut:
1 Memberikan pinjaman sesuai dengan kesepakatan.
2 Menyimpan barang jaminan.
3 Menyerahkan kembali barang jaminan bila nasabah telah melunasi
hutangnya. 4
Dapat mempertanggungjawabkan atau mengasuransikan pinjaman atau jiwa yang berhutang kepada perusahaan asuransi kredit atau
perusahaan asuransi jiwa yang ditunjuk oleh bank. 5
Memberikan keringanan bunga apabila pihak debitur melunasi kreditnya sebelum jatuh tempo
2. Hak dan Anggota DPRD Debitur
a. Hak Anggota DPRD Debitur:
Universitas Sumatera Utara
1 Menerima uang pinjaman sesuai dengan kesepakatan.
2 Menerima kembali barang jaminan bila telah melunasi hutangnya.
3 Berhak menggunakan uang pinjaman sesuai dengan kebutuhannya.
4 Berhak memperoleh keuntungan dari penggunaan pinjaman tersebut.
5 Berhak mendapat keringanan bunga yang besarnya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di Bank Sumut apabila melunasi kredit sebelum jatuh tempo
b. Kewajiban Anggota DPRD debitur
1 Membayar biaya provisi, biaya percetakan, biaya notaries, biaya
Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT, bea materai dan biaya lain yang timbul sehubungan dengan pemberian pinjaman.
2 Mengembalikan pinjaman dan bunganya sesuai dengan ketentuan
dalam perjanjian kredit. 3
Menyerahkan barang jaminan. 4
Mentaati peraturan yang berlaku di Bank Sumut. 5
Wajib membayar bunga tambahan denda jika terjadi keterlambatan pembayaran.
6 Wajib mempertanggungjawabkan atau mengasuransikan seluruh atau
sebagian barang-barang yang dapat diasuransikan yang dipergunakan sebagai jaminan dalam pinjaman kepada perusahaan asuransi yang
ditunjuk oleh bank.
Universitas Sumatera Utara
7 Wajib menyerahkan kepada bank surat-surat asli bukti
pemilikanagunan dan disimpan oleh bank sampai dengan pinjaman lunas.
8 Wajib membayar seluruh pinjaman berupa pokok, bunga, tambahan
bunga, denda, biaya-biaya dan kewajiban lain seketika dan sekaligus lunas apabila pinjaman ternyata digunakan untuk keperluan lain
B. Perlindungan Hukum Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Surat Keputusan Pengangkatan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Bank merupakan lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan financial intermediaries, sebagai prasarana pendukung yang amat vital untuk
menunjang kelancaran perekonomian, dalam fungsinya mentransfer dana-dana loanable funds dari penabung atau unit surplus lenders kepada peminjam
borrowers atau unit defisit. Mengkaji peranan bank sebagai lembaga intermediasi, memiliki fungsi sebagai perantara keuangan. Dalam peranannya,
terdapat hubungan antara bank dan nasabah, yang didasarkan pada dua unsur yang saling terkait, yaitu hukum dan kepercayaan.
Pada dasarnya dalam setiap pemberian kredit harus berpedoman pada tiga hal pokok, yaitu aman, terarah, dan menghasilkan. Aman dalam arti legal risk,
bahwa setiap kredit yang diberikan telah terbebas dari segala kekurangan, baik mengenai kewenangan subjek hukum, objek hukum, maupun mengenai jaminan.
Apabila dikemudian hari terjadi kredit bermasalah, bank telah mempunyai alat bukti yang sempurna dan kuat untuk menjalankan suatu tindakan hukum bila
Universitas Sumatera Utara
dianggap perlu. Terarah dalam arti setiap kredit yang diberikan harus sesuai dengan peruntukkannya, baik dari segi siapa penerima kreditnya maupun dari segi
kegunaannya, terutama bila dihubungkan dengan kebijaksanaan pemerintah dalam rangka memajukan sektor usaha. Menghasilkan dalam arti setiap pelepasan kredit
akan memberikan keuntungan kepada bank ataupun penerima kredit, dan meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat banyak.
Untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah, maka setiap bank yang bersangkutan perlu melakukan pengelolaan maupun pembinaan kredit sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Hal tersebut dikarenakan pengelolaan resiko atau manajemen kredit bank yang kurang baik, akan
menjadikan tingkat kredit bermasalah menjadi tinggi. Oleh sebab itu asas atau prinsip kehati-hatian prudential banking adalah penting, sebagai asas yang
menyatakan bahwa bank dalam menjalankan fungsi serta kegiatan usahanya, harus menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan juga nasabah. Tujuan
diberlakukannya prinsip kehati-hatian prudential banking adalah agar bank selalu dalam keadaan sehat.
Bila debitur dinyatakan dalam kondisi lalai Ingebreken diatur di dalam Pasal 1238 KUHPerdata, yang menyatakan bahwa : “Siberutang adalah lalai,
apabila ia dengan surat perintah atau dengan sebuah akta sejenis itu telah dinyatakan lalai atau demi perikatannya sendiri, ialah jika ia menetapkan bahwa
yang berutang akan harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan”. Jadi pernyataan lalai Ingbrekestelling adalah upaya hukum
Universitas Sumatera Utara
recthmidde dengan mana kreditur memberitahukan, menegur, memperingatkan aanmaning, sommatie, kenningsgeving, debitur saat selambat-lambatnya wajib
memenuhi prestasi dan apabila saat itu dilampaui, maka debitur dinyatakan ingkar janji wanprestasi.
Menghindari terjadinya kredit macet akibat debitur yang wanprestasi maka Bank Sumut telah memiliki upaya pengamanan tersendiri terhadap Kredit SK
Pengangkatan anggota DPRD yang diberikannya. Syarat-syarat umum untuk memperoleh Kredit Anggota DPRD telah disebutkan adanya ketentuan Asuransi
yang harus dipenuhi oleh pemohon kredit. Asuransi inilah yang dijadikan Bank Sumut sebagai pengamanan terhadap Kredit Anggota DPRD tersebut. Jenis
asuransi yang dipertanggungjawabkan berupa asuransi Jiwa, PHK, dan Kredit Macet sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Bank Sumut.
Apabila terjadi wanprestasi yang dilakukan oleh kreditur maupun debitur maka akan diselesaikan melalui jalur hukum di Pengadilan Negeri Medan. Bentuk
wanprestasi dari debitur tersebut antara lain, debitur tidak membayar pinjaman sesuai dengan ketentuan dari Bank Sumut.
C. Upaya Penyelesaian Kredit Apabila Debitur Wanprestasi