b. Materai : Rp. 6.000
Jumlah : Rp. 156.000
e. Penetapan Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan telah menerima pendaftaran
permohonan cerai, maka Pengadilan Agama Jakarta Selatan menetapkan tiga orang Hakim yang bertugas memeriksa dan mengadili perkara tersebut.
Diantaranya Drs. H. Abd. Razak Bachtiar, SH selaku Hakim ketua Majelis, Drs. H. Fuizalman, SH dan Drs. Chotman Jauhari masing-masing selaku
Hakim anggota, dibantu oleh Novan Asrul Lutfi, SH selaku Panitera Pengganti dalam sidang yang dinyatakan terbuka untuk umum yang dihadiri
oleh Pemohon dan Termohon.
45
f. Penetapan Hari Sidang Penetapan hari sidang paling lambat 1 satu bulan setelah pengajuan
Permohonan tersebut didaftarkan pada panitera Pengadilan Agama Jakarta Selatan, maka Pengadilan harus mulai menyidangkan perkara tersebut.
B. Dasar Hukum
Adapun dasar pertimbangan Hukum keputusan adalah bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon. Namun tidak berhasil pada
kenyataanya Pemohon dan Termohon mengakui pokok-pokok permasalahan dan tujuan perkawinan tidak terwujud.
45
Surat putusan Nomor : 1132Pdt.G2007PAJS, hal 7
Pertimbangan Majelis Hakim : a.
Alat bukti surat, baik yang berupa akta otentik, akta dibawah ini tangan maupun surat yang bukan akta. Menurut hasil penelitian alat bukti yang diajukan
Pemohon meliputi surat-surat bukti sebagai berikut : 1
Fotocopy Kutipan Akta Nikah dari Kantor Urusan Agama KUA dengan nomor 22017VII1998 bukti P-1
2 Fotocopy Kartu Tanda Penduduk KTP Pemohon P-2
b. Pemeriksaan saksi-saksi, yang dimulai dari pemeriksaan saksi-saksi yang dari
kedua belah pihak, yakni saksi pertama Ir. Wuryanto bin Sito Pranoto dan saksi kedua Imam Budoyo bin Ramelan Budi Sutomo
c. Pernyataan kedua belah pihak, artinya tidak perlu membuktikannya lagi,
karena pengakuaan Pemohon dan Termohon yang dibenarkan oleh mereka diatas, merupakan bukti yang mengikat dan sempurna sebagaimana yang dimaksud pasal
174 HIR, dan terhadap fakta yang telah diakui dan dinyatakan telah terbukti kebenarannya. Selain pada 164 dan 165 HIR disebutkan bahwa sejauh tidak diatur
dalam Undang-undang, Pengadilan Agama mengacu pada aturan umum, dalil fiqih, kesaksian dan qorinah-qorinah indikator-indikator.
Dari bukti dalil-dalil Pemohon yang menyatakan bahwa penyebab perselisihan antara Pemohon dan Termohon karena sudah menginjak usia pernikahan
yang cukup lama yaitu sembilan tahun, namun Termohon belum bisa memberikan keturunan terhadap Pemohon.
Berdasarkan fakta-fakta yang ada cukup memberikan petunjuk bagi Majelis Hakim akibat adanya keinginan dari sang suami Pemohon untuk mempunyai
keturunan maka hal tersebut telah menjadikan perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon dalam membina rumah tangga yang berujung kearah
perpecahan rumah tangga. Begitu juga dari pengakuan dan pembuktian dengan keterangan saksi-saksi yang diperoleh fakta-fakta menyangkut keadaan rumah tangga
Pemohon dan Termohon sebagai berikut: 1
Ir. Wuryanto bin Sito Pranoto, umur 26 tahun, agama Islam, Pekerjaan pensiunan, selaku Ayah Kandung Pemohon, dibawah sumpahnya telah
memberikan keterangan sebagai berikut : - Bahwa sejak menikah sampai sekarang Pemohon dari Termohon
belum dikaruniai anak, padahal pernikahannya sudah 9 tahun. - Bahwa sejak 6 bulan yang lalu rumah tangga Pemohon dan
Termohon tidak rukun. - Bahwa penyebabnya karena Pemohon dan Termohon sering
berbeda pendapat dalam menjalankan rumah tangga. - Bahwa sampai saat ini Pemohon dan Termohon masih satu rumah,
tetapi sudah berpisah ranjang sejak 6 bulan yang lalu. - Bahwa saksi sudah menasehati, tetapi tidak berhasil merukunkan
mereka.
2 Imam Budoyo bin Ramelan Sutomo, umur 64 tahun, agama Isla, pekerjaan
Pensiunan, selaku Ayah Kandung Termohon, dibawah sumpahnya telah memberikan keterangan sebagai berikut :
- Bahwa Termohon dan Pemohon sampai sekarang belum dikaruniai anak padahal sudah menikah selama 9 tahun.
- Bahwa sejak 6 bulan yang lalu Termohon dan Pemohon sudah tidak rukun lagi.
46
Setelah dihadirkan para saksi keluarga Pemohon dan keluarga Termohon yang membenarkan pokok-pokok permasalan Pemohon dan Termohon, maka dalam
pemeriksaan perkara ini telah memenuhi maksud pasal 22 Ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 dan pasal 76 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1989 yang telah diamandemen dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006. Dalam pemeriksaan perkara ini Majelis Hakim memandang tidak perlu untuk
menggali fakta tentang apa dan siapa yang menyebabkan terjadinya perselisihan dan pertengkaran dalam rumah tangga Pemohon dan Termohon, akan tetapi fakta yang
perlu diungkapkan adalah tentang pecahnya rumah tangga Pemohon dan Termohon itu sendiri sebagaimana maksud Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 38
KAG1990 tanggal 22-8-1991 dan Nomor 266 KAG1993 tanggal 25-6-1996. Majelis hakim berpendapat bahwa hubungan antara Pemohon dan Termohon
dalam membina rumah tangga sudah tidak harmonis sehingga sulit untuk mewujudkan tujuan perkawinan sebagaimana maksud dari Pasal 1 Undang-Undang
46
Ibid, h. 3-4
Nomor 1 Tahun 1974 Jo. Pasal 3 Kompilasi hukum Islam INPRES Nomor 1 Tahun 1991. Bahwa dalam kondisi tidak harmonis tersebut Majelis Hakim berpendapat
ikatan perkawinan Pemohon dan Termohon telah pecah yang disebabkan oleh hal-hal sebagaiman tersebut diatas, antara Pemohon dan Termohon tidak mungkin untuk
dapat dirukunkan kembali untuk membina rumah tangga bersama dan Termohon tidak keberatan bercerai dengan Pemohon, sehingga permohonan Pemohon telah
memenuhi maksud pasal 39 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 beserta penjelasannya dan pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Jo.
Pasal 116 huruf Kompilasi Hukum Islam, dengan demikian permohonan Pemohon untuk bercerai dengan Termohon cukup beralasan dan tidak melawan hukum.
C. Analisa Putusan Nomor 1132Pdt.G2007PAJS