Faktor-Faktor yang Mendorong Terjadinya Penyelenggaraan Angkutan

b. Untuk pengerahan atau peatihan Tentara Nasional Indonesia danatau Kepolisian Negara Republik Indonesia atau c. Kepentingan lain berdasarkan pertimbangan kepolisian Negara Republik Indonesia danatau Pemerintah Daerah. 5. Ketentuan lebih lanjut mengenai mobil barang yang digunakan untuk angkutan orang sebagaimana dimaksud pada ayat 4 diatur dengan peraturan pemerintah. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993, juga ditegaskan mengenai mobil yang dipergunakan sebagai angkutan umum dalam pasal 4 yaitu Pengangkutan orang dengan kendaraan umum dilakukan dengan menggunakan mobil bus atau mobil penumpang.

B. Faktor-Faktor yang Mendorong Terjadinya Penyelenggaraan Angkutan

Darat Dengan Kendaraan Bermotor Pribadi mobil Pribadi Plat Hitam Timbulnya mobil pribadi plat Hitam yang dijadikan kendaraan umum diakibatkan adanya beberapa faktor-faktor yang mendorong hal ini terjadi dan semakin bebas dalam kegiatan transportasi ada 4 empat Faktor yaitu Faktor Ekonomi, administrasi mengenai ijin angkutan umum, banyaknya pengguna angkutan umum dibandingkan angkutan resmi dan Faktor kendala penertiban operasional angkutan umum oleh Instalasi terkait. A. Faktor Ekonomi Setiap manusia diharuskan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya serta memperoleh kehidupan yang layak, baik untuk dirinya sendiri, keluarga,dan orang-orang di sekitarnya. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan memperoleh kehidupan yang layak. Diantaranya menjadi pengusaha, pengrajin,karyawan,dan profesi pekerjaan lainnya. Begitu juga dengan supir atau kernet angkutan umum ataupun termasuk pemilikpengusaha angkutan umum. Semua profesi tersebut adalah cara dimana mereka berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Bagi supir dan kernet sebagian besar dari mereka bekerja sepenuh waktu untuk mengejar setoran atau mencapai target yang telah ditetapkan oleh pemilik usaha angkutan umum. Semakin bertambahnya jumlah angkutan umum setiap harinya, menggambarkan bahwa semakin banyak pula orang yang memilih untuk bekerja di dunia transportasi umum, mengingat bahwa pekerjaan tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan dan angkutan umum semakin banyak dibutuhkan oleh masyarakat untuk bepergian sehari-hari. Dengan begitu banyaknya angkutan umum yang sekarang digunakan oleh masyarakat, semakin besar pula persaingan transportasi angkutan umum.Angkutan umum yang sifatnya resmi dan diperbolehkan untuk beroperasi adalah semua angkutan umum yang berplat kuning, menandakan mereka diijinkan dan diakui oleh pemerintah, dewasa ini jumlahnya dibatasi.Keadaan ini memicu beroperasinya mobil pribadi berplat hitam yang kemudian digunakan sebagai angkutan umum.Selain jumlah kendaraan umum berplat kuning dibatasi, untuk mendapatkan ijin mengoperasikannya juga tidaklah mudah, ini juga yang menjadi salah satu faktor maraknya mobil pribadi yang beralih menjadi transportasi umum. Keadaan ini memicu terjadinya persaingan untuk menarik penumpang antara angkutan resmi berplat kuning dengan angkutan umum yang tidak resmi berplat hitam. Badan usaha trasnportasi umum berplat hitam ini sangatlah lazim kita temukan terutama di kota-kota besar khususnya kota Medan. Persaingan ini semakin tidak sehat karena ini menyangkut kendaraan yang resmi beroperasi dan tidak resmi beroperasi, yang akhirnya tidak jarang menimbulkan konflik antara supir angkutan umum yang resmi dan supir angkutan umum yang tidak resmi.Apabila yang berwenang mengambil tindakan terhadap angkutan umum tidak resmi berplat hitam pada saat dijalan raya ataupun mereka melanggar lalu lintas, supir dan pemilikpengusaha angkutan umum tersebut tidak mau dipersalahkan. Mereka berusaha untuk berdalih dengan alasan faktor ekonomi yang tidak memungkinkan untuk mengurus surat izin mengoperasikan kendaraan umum tersebut, dan dengan jalan lain mereka berusaha untuk mencari jalan pintas dengan memberikan uang kepada aparat. Berikut ini merupakan salah satu contoh kasus yang pernah terjadi yang berkaitan dengan Mobil pribadi plat hitam yang dijadikan angkutan umum, yang penulis kutip dari media online yang mana berita tersebut terbit pada tanggal 2 Oktober 2014. Judul berita yang dijadikan contoh kasus berikut ini adalah Organda Minta Jokowi Tertibkan Angkot Plat Hitam. Ketua umum organda, Eka Sari Lorena Soerbakti, mengatakan bahwa angkutan umum ilegal ini umumnya tidak mempunyai izin operasional. Mereka memiliki rute secara sepihak untuk berlalu-lalang, sehingga menyulitkan operasional angkutan umum yang legal yang sudah diberikan izin dari pemerintah. Eka menambahkan, organda sudah melaporkan atas apa yang terjadi di lapangan kepada instansi terkait seperti Kementrian Perhubungan maupun kepada pihak kepolisian agar ditindak tegas. “kita sudah berikan data yang komprehensif. Efeknya ini tidak hanya merugikan operator yang resmi tapi juga penumpang,” tegas Eka saat konferensi pers di hotel Bidakara, Jakarta, Kamis 2102014. Eka memberikan Contoh, jika ada angkutan ilegal ini membuat kesalahan atau tindakan pelanggaran akan sulit dilacak, pasalnya tidak ada identitas yang jelas. “ Alamat nya dimana, Punya siapa, dan sebagainya. Kalau ada apa-apa, bingung bagaimana menindaklanjutinya. Tapi sayangnya belum ada tindakan konkret ke lapangan mengenai ketidakjelasan masalah operator ilegal ini, “ paparnya. Dia berharap pemerintah secepatnya dapat menertibkan masalah ini sebelum terus berlarut dan menjamurnya angkutan umum ilegal.“ kalau mau bisa jadi angkutan umum kan bisa dengan terbit izinnya, jadi bisa dihitung suplai dan demandnya,”pungkasnya. 32 B. Faktor Administrasi Mengenai Izin Angkutan Umum Izin bagi angkutan umum mutlak diperlukan. Kendaraan bermotor ataupun mobil yang sudah mendapatkan izin untuk beroperasi maka menjadi sah dan diakui oleh pemerintah sebagai angkutan umum resmi dan memakai plat kuning. Disampingkan kendaraan tersebut telah memenuhi persyaratan dan layak jalan sebagai angkutan umum menurut UU dan Peraturan pemerintah mengenai Lalu Lintas dan Angkutan Jalan UULLAJ.Izin tersebut meliputi izin usaha angkutan, izin trayek, dan izin operasional. Untuk memperoleh izin menjadikan mobil pribadi sebagai angkutan umum, pemilikpengusaha diwajibkan untuk mengurus administrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Seperti diantaranya, persyaratan dalam izin usaha, trayek, opersional, membayar sumbangan wajib dan dana asuransi serta pungutan- pungutan lainnnya. Yang mana biasanya biaya administrasinya jauh lebih besar daripada mobil pribadi.Ditambah pula biaya perawatan dan operasional angkutan 32 http:economi.okezone.comread201410024571047257organda-minta-jokowi-tertibkan- angkot-plat-hitam umum resmi, setiap tahun tergolong sangat besar disamping untuk memperpanjang izin mengoperasikan angkutan umum. Hal tersebut membuat banyak pemilikpengusaha mobil pribadi enggan untuk mengurus perizinan angkutan umum, dikarenakan biaya yang dikenakan sangatlah besar, disamping menghindari prosedur perizinan yang menurut sebagian besar pemilikpengusaha angkutan mobil pribadi dirasakan terlalu berbelit-belit dan menyita waktu mereka. C. Faktor Banyaknya Jumlah Pengguna Jasa Angkutan Umum Yang Tidak Tertampung Oleh Angkutan Umum Resmi Dengan bertambah banyaknya jumlah pengguna jasa angkutan umum ditambah dengan mobilitas yang tinggi dari pengguna jasa itu sendiri menimbulkan satu permasalahan baru didalam bidang angkutan umum.Mengingat jumlah angkutan resmi sendiri sangatlah terbatas tetapi keadaan dilapangan membuktikan bahwa angkutan umum resmi yang beredar tidak dapat menampung banyaknya pengguna jasa angkutan umum.Keadaan ini memberikan kesempatan kepada angkutan umum tidak resmi berplat hitam untuk beroperasi.Mengingat angkutan umum berplat hitam tidak memberikan jaminan asuransi dan ganti rugi apabila terjadi musibah, pengguna jasa harus menerima resiko dan menanggung konsekuensi ketika memilih untuk menggunakan angkutan umum tidak resmi tersebut. Menurut Kepala Sub Bagian Program Agustinus M.T dalam hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis di Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara, Agustinus M.T mengatakankenyataan dilapangan menggambarkan suatu kondisi yang berbeda. Layaknya asuransi yang ditawarkan kepada angkutan umum legal, ternyata hal yang sama juga dimiliki oleh sebagian angkutan umum ilegal. Dimana banyak juga instalasi terkait sebenarnya tidak terlalu mengetahui hal tersebut, dikarenakan adanya perusahaan asuransi yang menerima dan bersedia memberikan jaminan terhadap usaha angkutan umum ilegal. 33 33 Hasil wawancara dengan Kepala Sub Bagian Program Dinas perhubungan Agustinus M.T ,tanggal 27 november 2013 di kantor Dinas perhubungan Provinsi sumatera utara. Kekurangan angkutan umum ilegal adalah tidak bisa menampung pengguna jasa angkutan umum dalam jumlah yang banyak dikarenakan jumlah armadanya dibatasi dalam masing masing trayek kecuali mobil pribadi yang difokuskan sebagai angkutan umum pariwisata.Seperti sewa menyewa mobil, yang sekarang ini banyak kita temukan.Biasanya pengguna jasa menyewa angkutan umum berplat hitam untuk digunakan tidak hanya untuk penggunaan jangka panjang tetapi juga jangka pendek, tidak jarang pengguna jasa menyewanya hanya dalam hitungan jam.Jaminan yang diberikan pun sepenuhnya ditanggung oleh pengguna jasa, badan usaha seperti ini banyak diminati oleh masyarakat berkaitan dengan faktor kenyamanan dan privasi yang dibutuhkan oleh sebagian orang. Semakin banyak angkutan umum resmi yang beroperasi, semakin banyak juga angkutan umum tidak resmi.Akibatnya menurunkan presentase peluang penumpang terhadap angkutan umum yang resmi.Disatu sisi pengguna jasa angkutan umum dihadapkan dengan begitu banyak pilihan fasilitas yang mereka inginkan untuk digunakan dalam hal ini banyaknya jenis transportasi umum. Jumlah angkutan umum resmi mengenai pengaturan trayek, diatur dengan pasal 28 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1993 Mengenai pembukaan trayek baru dengan ketentuan yaitu : 1. Adanya permintaan angkutan yang potensial dengan perkiraan faktor muatan diatas 70 Tujuh puluh Persen; 2. Tersedianya fasilitas terminal yang sesuai. Selain itu pembatasan jumlah angkutan umum resmi yang diperbolehkan untuk beroperasi dan penambahan jumlah angkutan dalam satu wilayah, diatur pula dalam Pasal 37 Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1993.Dicantumkan dalam pasal tersebut bahwa penetapan wilayah operasi yang terbuka untuk penambahan jumlah kendaraan bermotor, dilakukan apabila tingkat penggunaan kendaraan bermotor diatas 60 enam puluh persen. Selain itu Keputusan Menteri Perhubungan No. 35 Tahun 2003 Pasal 6 ayat 3 mengenai kebutuhan penambahan kendaraan dengan mempertimbangkan, yaitu: a. Jumlah kendaraan pergi-pulang perhari rata-rata dan tertinggi b. Jumlah rata-rata tempat duduk kendaraan c. Laporan realisasi faktor muatan d. Faktor muatan 70 e. Tersedianya fasilitas terminal yang sesuai f. Tingkat pelayanan jalan D. Faktor kendala penertiban operasional angkutan umum oleh Instalasi terkait Dengan pertumbuhan angkutan umum ilegal yang terjadi membuat semakin sulitnya untuk aparat menertibkan mereka.Dimana DITLANTAS dan DISHUB merasakan kesulitan karna dapat kita ketahui bahwasannya masalah tersebut tidak memiliki dasar hukum yang tetap. Direktorat Lalu Lintas secara terus menerus melakukan langkah-langkah penegakkan hukum. Dari Direktorat Lalu lintas maupun satuan ke Wilayahan, tetap konsisten setiap harinya melakukan razia pelanggaran kendaraan plat hitam yang dijadikan sebagai angkutan umum. Kita melakukan penindakkan setiap harinya dalam kegiatan rutin dan bila menemukan kasus seperti ini, pengawasan adalah fokus utama yang dilakukan oleh Direktorat Lalu Lintas, mungkin instansi terkait lainnya yang berkompeten juga tentunya harus melakukan langkah-langkah sesuai dengan bidang dan tugas pokok masing-masing. Seperti Dishub misalnya memberikan sanksi administrasi kepada perusahaan-perusahaan angkutan umum tersebut, kemudian dari Organda melakukan pembinaan yang berkesinambungan, demi diharapkannya meminimalisir kasus-kasus seperti ini, ungkap Bapak AKBP Robert K. Aritonang Spd., Selaku Kabag Bin Opsnal. 34 Seperti halnya dengan pendapat Kepala Sub Bagian Program DISHUB PROVINSI SMATERA UTARA, Agustinus, M.T mengungkapkan bahwa mereka sendiri sudah melakukan upaya, baik itu Razia, penyuluhan, pertemuan dengan “ASCASE” Wilayah Sumatera Utara Asosiasi Angkutan Cara Sewa Wilayah Sumatera Utara. Namun kendala yang kita hadapi untuk menertibkannya apabila kendaraan itu sudah berada di jalan raya beroperasi 34 Hasil wawancara dengan Kabag Bin Opsnal Direktorat Lalu Lintas Robert K.Aritonang Spd, Tanggal 28 Desember 2014 Di kantor Ditlantas Poldasu. dimana sulit mengetahui apa angkutan tersebut mengangkut penumpang dan menyalahgunakan angkutan tersebut, jadi ini sebenarnya harus dari dua sisi tidak hanya dari DISHUB dan DITLANTAS namun masyarakat juga harus disadarkan bahwasannya dia menaiki angkutan umum yang salah, hal ini agar menciptakan Transportasi yang sehat dan benar. 35

C. Sanksi Hukum Terhadap Penggunaan Kendaraan Bermotor Pribadi

Dokumen yang terkait

KEBIJAKAN KRIMINAL DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

0 3 2

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP UNDANG-UNDANG NO 22 TAHUN 2009 TINJAUAN YURIDIS TERHADAP UNDANG-UNDANG NO 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN.

0 3 11

BAB 1 TINJAUAN YURIDIS TERHADAP UNDANG-UNDANG NO 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN.

0 3 10

PENUTUP TINJAUAN YURIDIS TERHADAP UNDANG-UNDANG NO 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN.

0 2 5

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU-LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN Implementasi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu-Lintas Dan Angkutan Jalan (Studi Kasus Kecelakaan Lanjar Sriyanto Dalam Putusan Nomor 249/Pid.B/2009/Pn.Kray

0 2 13

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU-LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN Implementasi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu-Lintas Dan Angkutan Jalan (Studi Kasus Kecelakaan Lanjar Sriyanto Dalam Putusan Nomor 249/Pid.B/2009/Pn.Kra

0 1 18

undang undang no 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan

0 0 107

BAB II PENYELENGGARAAN JASA ANGKUTAN UMUM PADA PENGANGKUTAN DARAT A. Perjanjian Pengangkutan - Tinjauan Yuridis Keberadaan Kendaraan Bermotor (Mobil) Pribadi Berplat Hitam Sebagai Angkutan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Keberadaan Kendaraan Bermotor (Mobil) Pribadi Berplat Hitam Sebagai Angkutan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (Studi Pada Ditlantas Poldasu Dan Dishub

0 0 14

Tinjauan Yuridis Keberadaan Kendaraan Bermotor (Mobil) Pribadi Berplat Hitam Sebagai Angkutan Umum Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (Studi Pada Ditlantas Poldasu Dan Dishub Provinsi Sumatera Utara)

0 0 9