Bentuk-bentuk Partisipasi Politik Teori Partisipasi Politik

tersebut digerakkan oleh orang lain maka dapat dimasukkan kedalam partisipasi otonom. Sedangkan kegiatan tersebut digerakkan oleh orang lain maka dapat dimasukkan kegiatan partisipasi mobilisasi. Masyarakat Indonesia yang memiliki karakteristik seperti pendidikan rendah, ekonomi kurang baik dan kurang memiliki akses informasi membuat pola partisipainya cenderung dimobilisasi. Karakteristik tersebut belum mendorong masyarakat untuk membangun suatu pola partisipasi yang mandiri. Sejak merdeka elit-elit partai cenderung menggunakan cara-cara mobilisasi ataupun penetrasi ke masyarat untuk mendukung partai politik tertentu. Demokrasi parlemen yang dinilai memiliki ruang public dan kebebasan politik yang memadai juga ditandai dengan intervensi elit lokal maupu pusat untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat.

5.1.2 Bentuk-bentuk Partisipasi Politik

Partisipasi merupakan salah satu aspek penting demokrasi dengan asumsi yang mendasari demokrasi dan partisipasi, orang yang paling tahu tentang apa yang baik bagi dirinya adalah orang itu sendiri. Karena keputusan politik yang dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah dengan menyangkut dan mempengaruhi kehidupan warga masyarakat maka warga masyarakat berhak ikut serta menentukan isi keputusan politik. karena itu yang dimaksud dengan partisipasi politik adalah keikutsertaan warga negara biasa dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut atau mempengaruhi hidupnya. Keputusan politik menyangkut dan mempengaruhi kehidupan warga masyarakat maka warga masyarakat berhak mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan. Maka partisipasi berarti keikutsertaan warga negara biasa atau yang tidak mempunyai kewenangan dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. Universitas Sumatera Utara Partisipasi politik dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai suatu kegiatan dan membedakan partisipasi aktif dan partisipasi pasif. 23 Bermacam-macam partisipasi politik yang terjadi diberbagai negara dan berbagai waktu. Kegiatan politik konvensional adalah bentukk partisipasi politik yang normal dalam demokrasi modern. Bentuk non-konvensional seperti petisi, kekerasan dan revolusi. Bentuk-bentuk dan frekuensi partisipasi politik dapat dipakai sebagai ukuran untuk menilai stabilitas sistem politik., integritas kehidupan politik dan kekuasan politik dan kepuasan atau ketidak puasan warga negara. Partisipasi aktif merupakan mencakupi semua kegiatan warga negara dengan mengajukan usul tentang kebijakan umum, untuk mengajukan alternative kebijakan umum yang berbeda dengan kebijakan pemerintah, mengajukan kritik dan saran perbaikan untuk meluruskan kebijaksanaan, membayar pajak dan ikut seta dalam kegiatan pemilihan pemimpin pemerintahan. Pada pihak yang lain bahwa partipasi pasif antara lain berupa keggiatan dengan mematuhi peraturan-peraturan pemerintah, menerima dan melaksanakan dengan demikian saja setiap keputusan pemerintah. 24 1. Partisipasi politik konvensional yaitu suatu bentuk partisipasi politik yang normal dalam demokrasi modern. Dalam buku Perbandingan Sistem Politik Indonesia yang dikutip oleh Mas’oed dan MacAndrew 1981, Almond membedakan partisipasi politik atas dua bentuk, yaitu : 2. Partisipasi politik non konvensional yaitu suatu bentuk partispasi politik yang tidak lazim dilakukan dalam kondisi normal, bahkan dapat berupa kegiatan illegal, penuh kekerasan da revolusioner. 23 Ramlan surbakti, Memahami Ilmu Politik, Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992 24 Sudjono Sastroatmojo, Perilaku Poitik, Semarang : IKIP Semarang Press, 1995. Hal 74 Universitas Sumatera Utara Adapun rincian dari pandangan Almond tentang dua bentuk partisipasi politik dapat dilihat oada tabel berikut : TABEL I Bentuk Partisipasi Politik Konvensional Non-konvensional 1. Pemberian suara 2. Diskusi politik 3. Kegiatan kampanye 4. Membentuk dan bergabung dalam kelomok kepentingan

5. Komunikasu individual

Dokumen yang terkait

Perilaku Pemilih Etnis Karo Dalam Pemilihan Bupati Kabupaten Karo Periode 2010-2015

4 65 219

Etnisitas dan Perilaku Politik : Studi Kasus: Preferensi Politik Masyarakat Etnis Batak Toba Pada pemilihan Kepala Daerah Langsung Kabupaten Karo 2005

1 48 97

Budaya Politik Dan Partisipasi Politik ( Suatu Studi : Budaya Politik Dan Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilu Legislatif 2009 Di Desa Aek Tuhul Kecamatan Batunadua Padangsidempuan )

11 106 85

Perilaku Pemilih Masyarakat Etnis Simalungun Pada Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2009 (Studi Kasus : Desa Sondi Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun).

1 43 94

Etnisitas dan Preferensi Politik (Studi Kasus : Masyarakat Etnis India dan Etnis Tionghoa Di Dalam Pemilu Legislatif 2009 Di Kelurahan Polonia.

7 110 85

Evaluasi Kesesuaian Lahan di Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang untuk Tanaman Pepaya ( Carica papaya L. ) dan Pisang ( Musa acuminata COLLA )

0 62 66

Partisipasi Politik Dan Pemilihan Umum (Suatu Studi tentang Perilaku Politik Masyarakat di Kelurahan Dataran Tinggi Kecamatan Binjai Timur Pada Pemilihan Presiden tahun 2009)

1 46 105

Perilaku Pemilih Masyarakat Etnis Batak Toba Pada Pemilihan Umum Legislatif 2009 (Studi Kasus: Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubukpakam, Kabupaten Deli Serdang)

1 47 75

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam Pemilihan Legislatif 2009 Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor

0 3 76

Amalgamasi pada Etnis Batak Karo (Studi Kasus pada Amalgamasi yang Terjadi antara Etnis Karo dengan Etnis Jawa, Batak Toba dan Melayu di Desa Tengah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara)

5 69 111