Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Umum Di Indonesia

5.3.3. Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Umum Di Indonesia

Konsep perwakilan dalam artian bahwa seseorang mewakili orang lain pada hakikatnya istilah modern. Yunani kuno tidak mempunyai makna tersebut warga negara kota tidak memiliki sejumlah pejabat dan terkadang mengirim data yang sesungguhnya merupakan kegiatan yang pada masa ini dikategorikan sebagai perwakilan. 38 38 Arifin Rahan,Sistem Politik Indonesia, SIC, Surabaya, 2002, hal 199-201 Pemilihan umum memang tidak diatur secara eksplisit bahkan tidak disebutkan sama sekali dalam Undang-Undang Dasar 1945. Karena bila tidak jeli memahami UUD 1945, bisa saja orang mengatakan pemilu sebagai tidak konstitusional atau menganggapnya tidak penting. Padahal sesunguhnya pemilihan umum itu sangat konstitusional dan juga sangat penting. Karena UUD 1945 mengamanatkan bahwa kedaulatan berada ditangan Rakayat dan MPR yang terdiri atas Anggota DPR dan Anggota DPD yang dipilih melalui pemilu oleh rakyat. Pemilihan umum sebagai sebuah proses politik selalu membutuhkan akumulasi Resources ekonomi dalam jumlah yang besar. prakteknya Money politic dan kampanye politik, konsolidasi dan koordinasi partai serta kegiatan politik lainnya dengan sumber yang dapat baik secara legal maupun illegal kerap kali terjadi menjelang pemilu. Pada negara yang demokratis pemiliahan umum merupakan alat untuk memberikan kesempatan pada rakyat ikutserta dalam mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah dan sistem politik yang berlaku, maka pemilihan umum tetaplah merupakan bentuk partisipasi politik masyarakat. Badan legislative selaku wakil rakyat adalah lembaga yang “legislative” atau membuat undang-undang. Legislative dikatakan sebagai lembaga karena lembaga adalah model hubungan manusia dari mana hubungan-hubungan individu, mengambil polanya, dengan itu akan mendapatkan stabilitas dan kelangsungan. Universitas Sumatera Utara Tidak semua dewan perwakilan rakyat mempunyai wewenang untuk menentukan kebijaksanaan umum dan member undang-undang. Dengan perkembangannya gagasan kedaulatan berada pada tangan rakyat maka dewan perwakilan rakyat menjadi badan yang berhak menyelengarakan kedaulatan itu dengan jalan menentukan kebijakan umum dan menuangkannya dalam undang-undang. Dewan perwakilan rakyat di negara demokratis disusun sedemikian rupa sehingga ia dapat mewakili mayoritas dari rakyat dan pemerintah bertanggung jawab kepadanya. Untuk meminjam perumusan C.F Strong “demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dalam mana mayoritas anggota dewasa dari masyarakat politik itu serta atas dasar sistem perwakilan yang menjamin bahwa pemerintah akhirnya mempertangung jawabkan tindakan-tindakannya kepada mayoritas itu. Atau dengan kata lain negara demokratis didasari oleh sistem perwakilan demokratis yang menjamin kedulatan rakyat. 39 39 Miriam Budiarjo, Op.cit, hal 174 Melalui lembaga pemilihan umum, masyarakat ikut menentukan kebijaksanaan dasar yang akan dilaksanakan dalam pemilihan umum, sehingga wakil rakyat yang duduk dalam lembaga-lembaga perwakilan rakyat harus bertindak atas nama rakyat, karena merekalah yang memperjuangkan aspirasi dan kepentingan secara optimal. Sebagai negara yang menganut paham demokrasi Indonesia harus melakukan pemilihan umum 5 tahun sekali. Sejak kemerdekaannya, Indonesia telah melangsungkan 10 kali pemilihan umum. Pemilu yang pertama kali diselengarakan Indonesia adalah pemilu tahun 1955 dan pemilu ini merupakan satu-satunya pemilu yang dilaksanakan selama pemerintahan Orde Lama dalam pemilu ini menampilkan empat partai besar sebagai partai terkuat yakni: Partai Nasional Indonesia PNI, Masyumi, Nahdatul Ulama NU, dan Partai Komunis Indonesia PKI. Universitas Sumatera Utara Pemilu kedua tahun 1971 ini merupakan pemilu pertama yang diselengarakan oleh pemerintahan Orde Baru. Pemilu yang kedua ini tidak berlangsung sesuai dengan jadwal yaitu lima tahun setelah pemilu pertama. Pada pemilu yang kedua ini memunculkan 10 partai besar yaitu Partai Nasional Indonesia PNI, Nahdatul Ulama, Partai Muslim Indonesia PARMUSI, Partai Syarikat Islam Indonesia PSII, Partai Persatuan Tarbiayah Islam PERTI, Partai Kristen Indonesia Parkindo, Partai Katolik, Partai Murba, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia IPKI dan Golongan Karya GOLKAR. Dan yang menjadi pemenang pemilu adalah GOLKAR. Pemilu ketiga tahun 1977, pada pemilu ini terjadi penyederhanaan partai semua partai yang ada di sederhanakan jumlahnya menjadi 3 peserta pemilu saja. Dan pada pemilu ini masih dimenangkan GOLKAR. Selanjutnya pemilu 1982, pemilu 1987, pemilu 1992 dan pemilu 1997 semuanya dimenangkan oleh GOLKAR. Pada pemilu Orde Baru ini, Indonesia menggunakan Sistem Proporsional. Partai sebelumnya ada sepuluh partai, berkurang menjadi tiga partai politik. Pengelompokan dalam tiga golongan baru terjadi pada tahun 1977.Partisipasi pada saat itu dibatasi, hal ini disebabkan karena keterlibatan militer dalam sistem perpolitikan Indonesia. Baru pada pemilu 1999 terjadi perubahan sistem pemilu karena pada pemilu ini telah dibuka kembali kesempatan membentuk partai baru, setelah kejatuhan pemerintahan Orde Baru ini adalah pemilu pertama dalam era Reformasi. Maka pada pemilu ini diikuti oleh 48 partai dan hasil akhirnya dimenangkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDI-P. Pemilu tahun 2004 merupakan pemilu kembali dilaksanakan namun berbeda dengan sistem sebelumnya pada pemilu ini pertama kalinya rakyat dikenalkan sistem nomor urut caleg. Universitas Sumatera Utara Pada pemilu 2004 ini kembali di menangkan Golkar. Dan pada pemilu ini pula pertama kalinya ada pemilu presiden yang dipilih langsung oleh rakyat. Pada tahun 2009 kali ini dengan mengunakan mekanisme yang sedikit berbeda dari pemilihan umum sebelumnya karena beberapa hal yang diubah. Pada pemilu ini diperkenalkan sistem pemilu yang tidak hanya memilih partai melainkan juga memilih langsung calegnya dan suara terbanyaklah yang akan terpilih dan pemilu ini dimenangkan oleh Partai Demokrat. Adapun suara yang sah pada pemilu 2009, dari mencoblos menjadi mencontereng, penghapusan Kuota 30 dan diberlakukannya sistem suara terbanyak .sistem suara terbanyak mengindikasikan semakin ketatnya persaingan antar parpol dan antar calon presiden. Sistem suara terbanyak telah disetujui Mahkamah Konstitusi pertengahan Desember 2008, penerapan sistem ini berarti membatalkan mekanisme nomor urut seperti yang diatur dalam undang-undang pemilihan umum. Maka dengan demikian sekarang memilih caleg tidak ditentukan oleh nomor urut akan tetapi suara terbanyak. Pemilihan umum 2009 masih akan menjadi masa transisi bagi penerapan sistem suara terbanyak, yang dapat kita peroleh pelajaran betapa demokrasi itu bukan hanya soal uang dan popularitas, melainkan kualitas yang diperoleh dari proses yang benar-benar demokratis. Proses yang benar-benar demokratis ini sangat membutuhkan kecerdasan rakyat dalam milih. Dengan perubahan yang tiada hentinya dalam sistem pemilihan umum yang sudah dimulai dengan penerapan sistem suara terbanyak ini. 40 Perbedaan sistem pemilihan umum tergantung pada dimensi dan pandangan yang ditujukan terhadap rakyat. Pertama rakyat dipandang sebagai individu yang bebas menentukan pilihanya dan dapat mencalonkan dirinya sebagai calon wakil rakyat. Kedua rakyat hanya 40 http:www.kabarindonesia.comberita.php?=27dn=2009106100053 Universitas Sumatera Utara dipandang sebagai anggota kelompok yang tidak berhak untuk menetukan siapa wakilnya yang duduk dalam badan perwakilan rakyat dan tidak berhak mencalonkan diri sebagai wakil rakyat.

5.4. Partai Politik

Dokumen yang terkait

Perilaku Pemilih Etnis Karo Dalam Pemilihan Bupati Kabupaten Karo Periode 2010-2015

4 65 219

Etnisitas dan Perilaku Politik : Studi Kasus: Preferensi Politik Masyarakat Etnis Batak Toba Pada pemilihan Kepala Daerah Langsung Kabupaten Karo 2005

1 48 97

Budaya Politik Dan Partisipasi Politik ( Suatu Studi : Budaya Politik Dan Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilu Legislatif 2009 Di Desa Aek Tuhul Kecamatan Batunadua Padangsidempuan )

11 106 85

Perilaku Pemilih Masyarakat Etnis Simalungun Pada Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2009 (Studi Kasus : Desa Sondi Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun).

1 43 94

Etnisitas dan Preferensi Politik (Studi Kasus : Masyarakat Etnis India dan Etnis Tionghoa Di Dalam Pemilu Legislatif 2009 Di Kelurahan Polonia.

7 110 85

Evaluasi Kesesuaian Lahan di Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang untuk Tanaman Pepaya ( Carica papaya L. ) dan Pisang ( Musa acuminata COLLA )

0 62 66

Partisipasi Politik Dan Pemilihan Umum (Suatu Studi tentang Perilaku Politik Masyarakat di Kelurahan Dataran Tinggi Kecamatan Binjai Timur Pada Pemilihan Presiden tahun 2009)

1 46 105

Perilaku Pemilih Masyarakat Etnis Batak Toba Pada Pemilihan Umum Legislatif 2009 (Studi Kasus: Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubukpakam, Kabupaten Deli Serdang)

1 47 75

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam Pemilihan Legislatif 2009 Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor

0 3 76

Amalgamasi pada Etnis Batak Karo (Studi Kasus pada Amalgamasi yang Terjadi antara Etnis Karo dengan Etnis Jawa, Batak Toba dan Melayu di Desa Tengah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara)

5 69 111