Konsep Dasar Partisipasi Politik

5. Kerangka teori

Penelitian ini memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah, maka diperlukan beberapa teori yang sangat relevan dengan permasalahan. Namun sebelumnya akan dijelaskan beberapa definisi dari teori-teori adalah merupakan serangkaian konsep, definisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep.

5.1. Teori Partisipasi Politik

5.1.1. Konsep Dasar Partisipasi Politik

Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yang artinya “art” yang berarti bagian. Jika kata “part” dikembangkan menjadi kata kerja maka kata ini menjadi “ to Participate” yang bermakna turut ikut ambil bagian. Sedangkan politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis yang berarti Kota, negara kota. Secara umum defenisi partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau orang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan untuk memilih pimipinan negara dan secara langsung maupun tidak langsung, mempengaruhi kebijakan pemerintah. Berikut beberapa defenisi partisipasi menurut beberapa ahli. Adapun pengertian partisipasi politik menurut Michael Rush dan Philip Althoft yakni: “Partisipasi politik sebagai kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan umum dan dalam ikut serta menentukan pemimpin pemerintahan”. 16 Segala kegiatan warga negara yang mempengaruhi proses pembuatan serta pelaksanaan kebijakan umum termasuk dalam memilih pemimpin pemerintahan dapat digolongkan sebagai kegiatan partisipasi politik. dalam hubungan dengan negara-negara baru Samuel P.Huntington 16 Michael Rush dan Philip Althoft, Pengantar Sosiologi Politik: PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2003. Hal. 121 Universitas Sumatera Utara dan Joan Nelson dalam bukunya yang berjudul pembangunan politik di negara-negara berkembang member tafsiran yang lebih luas dengan memasukkan secara ekspilisit tindakan illegal dan kekerasan. Menurut mereka, partisipasi politik adalah: “Kegiatan warga negara yang bertindak sebagai pribadi-pribadi yang dimaksud untuk mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah, karena partisipasi bisa bersifat individual atau kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau sporadis, secara damai atau dengan kekerasan, legal atau ilegal, efektif atau tidak efektif”. 17 “Partisipasi politik sebagai kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan umum dan dalam ikut serta menentukan pimpinan pemerintahan” Kemudian Ramlan Surbakti juga memberikan pengertian yang sejalan dengan pengertian partisipasi politik diatas yakni: 18 “ Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok untuk ikut serta aktif dalam kehidupan politik yaitu dengan jalan memilih pemimpin negara, secara langsung atau tidak langsung dalam mempengaruhi kebijakan negara. Kegiatan ini mencakup seperti memberikan suara pada pemilihan umum, dalam menghadiri rapat umum, menjadi salah satu anggota partai atau kelompok kepentingan, mengadakan hubungan contacting dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen dan sebagainya” Partisipasi politik tersebut didefenisikan sebagai keikutsertaan warga negara dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan public yang dilakukan oleh warga negara biasa. Lalu kemudian Miriam Budiardjo mendefenisikan partisipasi politik tersebut sebagai berikut: 19 Dalam hal ini, Miriam Budiardjo mendefenisikan partisipasi politik tersebut sebagai kegiatan individu atau kelompok yang berjutuan agar masyarakat tersebut ikut aktif dalam kehidupan politik, memilih pimpinan public atau mempengaruhi kebijakan publik. 17 Samuel P. Huntington dan Nelson, Op.Cit., hal 16-18 18 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta 1992. Hal 118 19 Miriam Budiardjo, Partisipasi dan Partai Politik, Gramedia, Jakarta, 1998. Hal. 1 Universitas Sumatera Utara Dalam bukunya Mas’oed dan Mac Andrews tahun 1981, dengan judul perbandingan sistem politik. Putnam menbuat suatu model skematis startifikasi sosial politik. model tersebut dibangun berdasarkan data dari beberapa negara tentang proporsi wargannegara yang terlibat dalam berbagai tingkat kegiatan politik. Pada puncak piramida terletak pada kelompok pembuat keputusannya itu individu-individu yang secara langsungterlibat di dalam pembuatan kebijaksanaan nasional. 20 Selain itu dalam partisipasi politik berarti dimungkinkan terdapat hubungan antara pemerintah dan masyarakatnya. Kita ketahui bahwa yang berperan melakukan kegiatan politik itu adalah warga negara yang mempunyai jabatan dalam pemerintahan. Dalam sistem pemerintahan, akan tetapi masyarakat mempunyai hak untuk mempengaruhi proses pembuatan serta pelaksanaan keputusan yang dibuat oleh pemerintahan tersebut. Berdasarkan beberapa defenisi kelompok partisipasi politik yang dikemukakan oleh beberapa sarjana ilmu politik tersebut, secara substansial menyatakan bahwa setiap partisipasi politik yang dilakukan oleh masyarakat merupakan kegiatan-kegiatan sukarela yang nyata dilakukan, atau tidak menekankan pada sikap-sikap. Kegiatan partisipasi politik dilakukan oleh warga negara preman atau masyrakat biasa, sehingga seolah-olah menutup kemungkinan bagi tindakan-tindakan serupa yang dilakukan oleh warga negara asing yang tinggal di negara yang dimaksud. 21 Samuel P.Huntingthon dan Joan Nelson membedakan partisipasi menjadi dua yakni: partisipasi otonom dilakukan pribadi secara sadar dan partisipasi yang dimobilisasi digerakkan. 22 20 Damsar Prof, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta; Kencana Prenada Media Group, 2010. Hal. 10 21 Sudjono Sastroatmodjo, Perilaku Politik, IKIP Semarang Press, Semarang 1995, hal. 5-6 22 Samuel P. Huntington dan Nelson, Op Cit, hal. 9-12 Apabila kegiatan partisipasi itu dilakukan oleh pelakunya sendiri maka partisipasi tersebut dapat digolongkan kedalam partisipasi otonom, sedangkan jika kegiatan Universitas Sumatera Utara tersebut digerakkan oleh orang lain maka dapat dimasukkan kedalam partisipasi otonom. Sedangkan kegiatan tersebut digerakkan oleh orang lain maka dapat dimasukkan kegiatan partisipasi mobilisasi. Masyarakat Indonesia yang memiliki karakteristik seperti pendidikan rendah, ekonomi kurang baik dan kurang memiliki akses informasi membuat pola partisipainya cenderung dimobilisasi. Karakteristik tersebut belum mendorong masyarakat untuk membangun suatu pola partisipasi yang mandiri. Sejak merdeka elit-elit partai cenderung menggunakan cara-cara mobilisasi ataupun penetrasi ke masyarat untuk mendukung partai politik tertentu. Demokrasi parlemen yang dinilai memiliki ruang public dan kebebasan politik yang memadai juga ditandai dengan intervensi elit lokal maupu pusat untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat.

5.1.2 Bentuk-bentuk Partisipasi Politik

Dokumen yang terkait

Perilaku Pemilih Etnis Karo Dalam Pemilihan Bupati Kabupaten Karo Periode 2010-2015

4 65 219

Etnisitas dan Perilaku Politik : Studi Kasus: Preferensi Politik Masyarakat Etnis Batak Toba Pada pemilihan Kepala Daerah Langsung Kabupaten Karo 2005

1 48 97

Budaya Politik Dan Partisipasi Politik ( Suatu Studi : Budaya Politik Dan Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilu Legislatif 2009 Di Desa Aek Tuhul Kecamatan Batunadua Padangsidempuan )

11 106 85

Perilaku Pemilih Masyarakat Etnis Simalungun Pada Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2009 (Studi Kasus : Desa Sondi Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun).

1 43 94

Etnisitas dan Preferensi Politik (Studi Kasus : Masyarakat Etnis India dan Etnis Tionghoa Di Dalam Pemilu Legislatif 2009 Di Kelurahan Polonia.

7 110 85

Evaluasi Kesesuaian Lahan di Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang untuk Tanaman Pepaya ( Carica papaya L. ) dan Pisang ( Musa acuminata COLLA )

0 62 66

Partisipasi Politik Dan Pemilihan Umum (Suatu Studi tentang Perilaku Politik Masyarakat di Kelurahan Dataran Tinggi Kecamatan Binjai Timur Pada Pemilihan Presiden tahun 2009)

1 46 105

Perilaku Pemilih Masyarakat Etnis Batak Toba Pada Pemilihan Umum Legislatif 2009 (Studi Kasus: Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubukpakam, Kabupaten Deli Serdang)

1 47 75

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam Pemilihan Legislatif 2009 Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor

0 3 76

Amalgamasi pada Etnis Batak Karo (Studi Kasus pada Amalgamasi yang Terjadi antara Etnis Karo dengan Etnis Jawa, Batak Toba dan Melayu di Desa Tengah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara)

5 69 111