Prosedur Penelitian 1 Aplikasi Larutan Chitosan Pada Tahu Definisi Operasional

3.7. Prosedur Penelitian 3.7.1 Aplikasi Larutan Chitosan Pada Tahu 1 Hasil larutan chitosan tiap-tiap konsentrasi dimasukkan dalam wadah yang sudah diberi kode. Kode A untuk wadah larutan chitosan 0 aquadest, kode B untuk wadah larutan chitosan 0,5 , kode C untuk wadah larutan chitosan 1, kode D untuk wadah larutan chitosan 1,5, dan kode E untuk wadah larutan chitosan 2. 2 Setiap wadah perlakuan diisi dengan larutan chitosan sebanyak 500 ml untuk masing-masing konsentrasi. Perlakuan setiap konsentrasi dilakukan 4 kali pengulangan, kecuali perendaman tahu dalam larutan chitosan 0 yang menggunakan aquadest sebagai kontrol hanya sekali ulangan. Ulangan pertama diberi kode A, B1, C1, D1, E1. Ulangan kedua diberi kode A, B2, C2, D2, E2. Ulangan ketiga diberi kode A, B3, C3, D3, E3. Ulangan keempat diberi kode A, B4, C4, D4, E4. 3 Tahu yang sudah disiapkan dimasukkan ke dalam wadah yang sudah diisi larutan chitosan 0 sebagai kontrol, 0,5, 1, 1,5, dan 2, seperti yang sudah disiapkan sebelumnya. 4 Diamkan tahu dalam perendaman dan selanjutnya dilakukan pengamatan setiap 4 jam untuk melihat perubahan fisik pada tahu selama perendaman dalam larutan chitosan. 5 Tabulasi hasil data yang didapat kemudian dianalisa sesuai dengan metode statistik yang digunakan. Universitas Sumatera Utara

3.8. Definisi Operasional

1. Cangkang udang adalah kerangka udang bagian luar yang agak keras yang terdiri dari kepala, kulit, ekor. 2. Chitosan adalah bahan pengawet alami yang dibuat secara kimiawi dari cangkang udang dan kemudian digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri pada tahu. Chitosan dalam penelitian ini diracik oleh peneliti dari bahan baku cangkang udang dengan tahapan deproteinasi, demineralisasi dan deasetilasi. Deproteinasi adalah proses menghilangkan protein dari cangkang udang yang telah dihaluskan dengan cara merendam serbuk udang dalam larutan NaOH 1M dengan perbandingan 1:5 grml. Kemudian dilanjutkan dengan tahap demineralisasi yaitu proses yang dilakukan setelah proses deproteinasi, untuk menghilangkan mineral dengan cara merendam serbuk udang dalam larutan HCl 1M dengan perbandingan 1:10 grml. Tahap terakhir adalah proses deasetilasi, yaitu melakukan perendaman dalam larutan NaOH 1M dengan perbandingan 1:20 grml untuk mendapatkan chitosan yang diinginkan. 3. Larutan chitosan didapatkan melalui penambahan asam asetat 1 pada serbuk chitosan yang kemudian dilarutkan kembali dengan aquadest. Misalnya untuk mendapatkan larutan chitosan 0,5 artinya serbuk chitosan sebanyak 10 gram ditambah dengan asam asetat 1 sehingga terbentuk larutan tersuspensi, kemudian diencerkan dengan aquadest 2 liter. Demikian seterusnya untuk masing-masing konsentrasi. Universitas Sumatera Utara 4. Tahu adalah bahan makanan sumber protein nabati yang terbuat dari kacang kedelai, berbentuk potongan segiempat berwarna putih ±150 gram, tebal, halus, dan tidak mengandung bahan pengawet buatan seperti formalin. 5. Waktu simpan tahu yaitu lamanya penyimpanan tahu yang masih dapat diterima untuk dikonsumsi setelah dilakukan perendaman dalam larutan chitosan dengan mengamati ciri fisik terdiri dari tekstur apakah terlihat baik atau berlendir, bau tercium aroma tahu atau berbau asam, warna terlihat berwarna putih alami tahu atau tidak.

3.9. Analisis Data