Berikut tata nama udang vannamei menurut ilmu taksonomi Haliman, 2008. Kingdom
: Animalia Subkingdom : Metazoa
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Subkelas : Eumalacostraca
Superordo : Eucarida
Ordo : Decapoda
Subordo : Dendrobrachiata
Famili : Penaeidae
Genus : Litopenaeus
Spesies : Litopenaeus vannamei
2.5.2. Potensi Limbah Udang
Dilihat dari luar, tubuh udang terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian depan dan bagian belakang. Bagian depan disebut bagian kepala, yang sebenarnya terdiri dari
bagian kepala dan dada yang menyatu. Oleh karena itu dinamakan kepala-dada cepholothorax. Bagian perut abdomen terdapat ekor di bagian belakangnya.
Seluruh tubuh tertutup oleh kerangka luar yang disebut eksoskeleton, yang terbuat dari bahan chitin Suyanto, 2001.
Bagian kepala beratnya kurang lebih 36-49, bagian daging antara 24-41, dan kulit 17-23 dari total berat badan Purwaningsih, 2000. Limbah yang
dihasilkan dari proses pembekuan udang, pengalengan udang dan pengolahan
Universitas Sumatera Utara
kerupuk udang berkisar antara 30-75 dari berat udang. Dengan demikian jumlah bagian yang terbuang dari usaha pengolahan udang cukup tinggi. Limbah kulit udang
mengandung konstituen utama yang terdiri dari protein, kalsium karbonat, chitin, pigmen, abu dan lain-lain. Meningkatnya jumlah limbah udang masih merupakan
masalah yang perlu dicarikan upaya pemanfaatannya. Hal ini bukan saja memberikan nilai tambah pada usaha pengolahan udang akan tetapi juga dapat menanggulangi
masalah pencemaran lingkungan yang ditimbulkan Kaban, dkk., 2008. Perkembangan teknologi dan industri yang pesat dewasa ini ternyata
membawa dampak bagi kehidupan manusia, baik dampak yang bersifat positif maupun dampak yang bersifat negatif. Dampak yang bersifat positif memang
diharapkan oleh manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidup. Dalam usahanya untuk meningkatkan kualitas hidup, manusia berupaya
dengan segala daya untuk mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada demi tercapainya kualitas hidup yang diinginkan. Segala macam organisme yang ada
di alam ini selalu menghasilkan limbah atau bahan buangan. Mengingat akan hal ini maka perlu pemikiran lebih lanjut bagaimana mengurangi jumlah limbah dengan
memanfaatkan kembali limbah tersebut untuk kepentingan manusia melalui proses daur ulang limbah bahan buangan, sekaligus sebagai usaha untuk mengurangi
pencemaran daratan. Pemanfaatan kembali limbah ternyata banyak memberikan keuntungan bagi kehidupan manusia. Limbah bahan buangan yang semula tidak
berharga, setelah dimanfaatkan kembali melalui proses daur ulang, menjadi bernilai ekonomis Wardhana, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Dalam industri pembekuan udang ada dua jenis limbah. Pertama adalah limbah cair yang berupa suspensi air dan kotoran udang serta yang kedua limbah
padat yang berupa kepala udang. Limbah cair jika didiamkan akan menimbulkan bau tidak sedap dan akan mencemari sungai atau areal persawahan yang ada di dekatnya.
Begitu juga limbah padat yang sarat akan bakteri jika didiamkan akan merupakan sumber kontaminan yang akan mengganggu lingkungan. Limbah yang berbentuk cair
sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi. Lain halnya dengan limbah padat. Limbah ini masih bisa dimanfaatkan menjadi produk lanjut yang mempunyai nilai ekonomis
tinggi, misalnya chitin, tepung ikan untuk pakan ternak, dan flavor udang. Limbah udang merupakan sumber yang kaya akan chitin, yaitu kurang lebih 30 dari berat
kering. Chitin dapat diproses lebih lanjut menjadi chitosan. Purwaningsih, 2000.
2.5.3. Chitin dan Chitosan