kepada masyarakat pembayar pajak wajib pajak, sedangkan imbalan yang diberikan oleh perusahaan asuransi terbatas kepada tertanggung pembayar
premi. Inilah yang merupakan kelemahan teori asuransi yang dikaitkan dengan kewajaran masyarakat membayar pajak. Oleh karena itu, timbul teori kepentingan
mutlak.
2.1.5.4.2 Teori Kepentingan
Garis-Garis Besar Haluan Negara GBHN menegaskan “berhasilnya pembangunan nasional sebagai perwujudan pengamalan Pancasila tergantung
pada partisipasi seluruh rakyat serta pada sikap mental, tekad dan semangat, ketaatan dan disiplin para penyelenggara negara serta seluruh rakyat Indonesia”.
Bab tersebut menegaskan bahwa pemerintah dan rakyat yang sama-sama berkepentingan harus satu gerak untuk mensukseskan pencapaian tujuan
sebagaimana diamanatkan oleh rakyat. Rakyat yang berkepentingan atas jasa negara, naka rakyat harus menyampaikan partisipasinya sesuai kemampuannya.
Bagi rakyat yang telah memperoleh tambahan penghasilan sebagai akibat dari hasil pembangunan maka sewajarnya mereka itu menyampaikan iuran berupa
pembayaran pajak. Demikian pula dengan pemerintah yang telah menerima partisipasi dari rakyat berupa pembayaran pajak, wajib menggunakan dana
tersebut seefisien mungkin. Teori kepentingan bila ditafsirkan secara sempit dapat merancukan
pengertian pajak dengan retribusi. Sebab kedua pemungutan ini hanya dibedakan
Universitas Sumatera Utara
pada tingkat balas jasa oleh negara. Bila balas jasa dilakukan secara langsung kepada pembayarannya adalah retribusi.
Teori ini harus diartikan secara luas bahwa hak pemerintah memungut disini meliputi Pajak, Retribusi dan Sumbangan. Dengan demikian maka
kewajaran dalam teori ini dapat dipertanggungjawabkan, baik ditinjau dari hak pemerintah maupun hak rakyat untuk memperoleh pelayanan. Oleh karena itu
diharapkan dapat terjadi simbiosis mutualisme antara pemerintah maupun masyrakat luas.
2.1.5.4.3 Daya Pikul
Tingkat kepentingan terhadap jasa negara dipengaruhi oleh tingkat kemampuan, semakin tinggi tingkat kemampuannya dalam memiliki kekayaan,
semakin tinggi tingkat kepentingannya atas jasa negara. Oleh karena itu agar pemungutan pajak mencapai sasaran yang adil dan merata, maka besarnya beban
pajak harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan seseorang dalam kepemilikaan kekayaannya. Atau dengan kata lain, besarnya beban pajak orang
dengan status sosial menengah keatas lebih besar daripada orang yang tidak mampu. Bagi seseorang tingkat daya pikulnya dapat diukur melalui tingkat beban
keluarga. Semakin banyak keluarga yang ditanggung kehidupannya semakin tinggi bebannya, berarti semakin rendah daya pikulnya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5.4.4 Daya Beli