2. Rumusan masalah
Bagaimana penerapan program
discharge planning
pada ibu pasca operasi
Sectio Caesarea
di ruang Tanjung II RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.
3. Tujuan penulisan
Studi kasus ini bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan program
discharge planning
pada ibu pasca operasi
Sectio Caesarea
di ruang Tanjung II RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.
4. Manfaat penelitian
4.1 Pelayanan keperawatan Hasil studi kasus yang didapatkan penulis diharapkan dapat digunakan
oleh perawat diruangan untuk menerapkan
discharge planning
pada pasien post operasi SC guna mempersiapkan rencana pemulangan pasien agar
dapat melanjutkan perawatan yang mandiri dirumah. 4.2 Institusi keperawatan
Memberikan masukan
kepada Institusi
Keperawatan untuk
memberikan dan mengembangkan materi pembelajaran tentang
discharge planning
kepada mahasiswa. 4.3 Peneliti selanjutnya
Dapat menjadi salah satu sumber informasi untuk penelitian tentang
discharge planning
pada kasus-kasus keperawatan yang lainnya, agar setiap kasus dan kondisi pasien di rumah sakit memiliki rencana
pemulangan atau pelaksanaan
discharge planning
yang optimal.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1.
Discharge Planning
1.1 Defenisi
Discharge Planning Discharge planning
adalah suatu proses perencanaan yang disusun untuk klien, yang merupakan suatu pendekatan interdisipliner meliputi pengkajian
kebutuhan klien tentang perawatan kesehatan diluar rumah sakit, disertai kerjasama dengan klien dan keluarga klien dalam mengembangkan rencana
perawatan setelah perawatan di rumah sakit Brunner Sudart, 2002. Sedangkan Kozier 2004 mendefenisikan
discharge planning
sebagai suatu proses mempersiapkan pasien untuk meninggalkan suatu unit pelayanan kepada unit
yang lain didalam atau diluar suatu agen pelayanan kesehatan umum.
Discharge planning
seharusnya dilakukan sejak pasien diterima dalam suatu agen pelayanan kesehatan, khususnya di rumah sakit dimana rentang waktu pasien
untuk menginap semakin diperpendek.
Discharge planning
yang efektif seharusnya mencakup pengkajian berkelanjutan untuk mendapatkan informasi
yang komprehensif tentang semua kebutuhan pasien yang dapat berubah-ubah, pernyataan diagnosa keperawatan, perencanaan untuk memastikan kebutuhan
pasien sesuai dengan apa yang dilakukan oleh pemberi pelayanan kesehatan Kozier, 2004.
1.2 Tujuan
Discharge Planning Discharge planning
bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien yang spesifik untuk mempertahankan atau mencapai fungsi maksimal setelah
pasien pulang dari rumah sakit Capernito, 1999.
Discharge planning
juga bertujuan untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien untuk menjamin
pelayanan asuhan keperawatan yang berkelanjutan dan berkualitas selama dirumah sakit dan dikomunitas dengan memfasilitasi komunikasi yang efektif
Discharge Planning Association, 2008. Tujuan dari rencana pemulangan pasien adalah:
a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien tentang masalah kesehatan, kemungkina komplikasi dan segala keterbatasan yang menjadi
perhatian bagi pasien setelah berada dirumah. b. Mengembangkan kemampuan merawat pasien dan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan pasien dan memberikan lingkungan yang aman bagi pasien dirumah.
c. Meyakinkan bahwa rujukan yang diperlukan untuk perawatan selanjutnya dibuat dengan tepat. The Royal Marsden Hospital 2004 menyatakan
bahwa tujuan dilakukannya discharge planning antara lain untuk mempersiapkan pasien dan keluarganya secara fisik dan psikologis untuk
ditransfer kerumah atau suatu lingkungan yang dapat disetujui, menyediakan informasi tertulis dan verbal kepada pasien dan pelayanan
kesehatan untuk mempertemukan kebutuhan mereka dalam persiapan pemulangan, memfasilitasi proses pemindahan yang nyaman dengan
memastikan bahwa semua fasilitas pelayanan kesehatan yang diperlukan telah dipersiapkan untuk menerima pasien, mempromosikan tahap
kemandirian yang tertinggi kepada pasien, teman-teman, dan keluarga dengan menyediakan dan memandirikan aktivitas perawatan diri pasien.
1.3 Struktur
Discharge Planning
Menurut Mc. Kecnan dan Coulton 1970 yang dikutip oleh Jackson 1994 menyatakan bahwa struktur dari perencanaan pemulangan terdiri dari strtuktur
formal dan informal. Model informal adalah model tradisional dimana perawat harus berkonsultasi dengan dokter atau pekerja sosial dan menyusun dalam
sebuah perencanaan pemulangan dan belum adanya suatu dokumentasi tertulis dalam pelaksanaannya. Struktur formal yaitu suatu perencanaan pemulangan
dibuat secara tertulis yang berisikan tentang uraian peran, proses seleksi, penilaian sistem dokumentasi serta metode evaluasi yang berkelanjutan.
Dugan dan Mossel 1992 yang dikutip oleh Jackson 1994 menyatakan bahwa saat ini telah terjadi perubahan dalam pelaksanaan perencanaan
pemulangan dengan struktur tersendiri dimana perawat sebagai koordinasi dalam pelaksanaannya dan selalu berkonsultasi dengan klien dan keluarga serta para
profesional lainnya dalam perencanaan pemulangan pasien yang baik serta dalam pelaksanaannya.
1.4 Prinsip
Discharge Planning
Menurut Anne Angela 2000 prinsip dari perencanaan pemulangan terdiri dari penemuan kasus, pengkajian, koordinasi, dan implementasi.
a. Penemuan kasus adalah kegiatan yang dilakukan dengan kerjasama antar profesi kesehatan yang meliputi profesi keperawatan, medis, dan profesi lain
untuk mengidentifikasi faktor resiko yang akan dapat diatasi oleh pasien selama perawatan dirumah. Faktor resiko tersebut adalah status kognitif atau
pengentahuan dari pasien mengenai penyakit dan pengobatannya. Keadaan