Asuhan bayi baru lahir

Gambar 2: Cara merangsang mulut bayi h. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi: i. Usahakan sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola, setelah bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang atau disangga lagi Gambar 3: Tekhnik menyusui yang benar i. Melepas isapan bayi Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya ganti menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas isapan bayi: 1 jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi; 2 dagu ditekan ke bawah j. Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan yang dihisap terakhir k. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya l. Menyendawakan bayi. Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah setelah menyusui. Ketika menyusui bayi ikut menelan udara yang dapat membuat perutnya penuh dan tidak enak sebelum ia menyelesaikan minumnya. Menyendawakan bayi sangat penting dan merupakan bagian dari proses menyusui. Lakukan setidaknya setidaknya setelah lima menit bayi menyusui atau paling sedikit saat bayi berpindah payudara. II. Posisi menysuui dengan kondisi khusus Ada posisi menyusui secara khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti menyusui pasca operasi caesar, menyusui pada bayi kembar dan meyusui dengan ASI yang berlimpah penuh Kristiyanasari, 2009. a. Posisi menyusui pasca operasi caesar Ada dua posisi menyusui pasca operasi caesar , diantaranya posisi berbaring miring dan posisi football atau mengepit. b. Posisi menyusui dengan bayi kembar Posisi football atau mengepit sama dengan ibu yang melahirkan melalui seksio caesaria, posisi football juga tepat untuk bayi kembar, di mana kedua bayi disusui bersamaan kiri dan kanan, dengan cara: 1 kedua tangan ibu memeluk masing-masing satu kepala bayi, seperti memegang bola; 2 letakkan tepat di bawah payudara ibu; 3 posisi kaki boleh dibiarkan menjuntai keluar; 4 untuk memudahkan, kedua bayi dapat diletakkan pada satu bidang datar yang memiliki ketinggian kurang lebih sepinggang ibu; 5 dengan demikian, ibu cukup menopang kepala kedua bayi kembarnya saja; 6 cara lain adalah dengan meletakkan bantal di atas pangkuan ibu. Gambar 4: Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan 4. 2 Memandikan bayi Mandi adalah kegiatan yang menyenangkan untuk bayi, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memandikan bayi adalah: Persiapan: I. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih II. Siapkan keperluan mandi seperti: Pakaian bersih, popok, handuk , sabun, bak mandi berisi air hangat, dan kasa steril. III. Prosedur Memandikan Bayi a. Mandikan bayi ditempat yang aman, tepat, serta yang memudahkan anda bergerak leluasa tidak perlu membungkuk. b. Atur suhu ruangan sedikit hangat, hangatkan ruangan dengan menempatkan air panas dan membiarkan uapnya memenuhi ruangan tersebut. c. Jika tali pusat atau bekas sunat masih belum sembuh, bayi tidak boleh mandi berendam. Mandikan bayi dengan menggunakan lap atau handuk basah. d. Lapisi tempat mandi bayi dengan alas tahan air atau perlak. e. Siapkan semua keperluan mandi dan pakaian sebelum baju bayi dilepaskan, seperti sabun, sampo bayi, lap pembasuh, gumpalan kapas steril untuk membersihkan mata, handuk, popok, dan pakian bersih, salep atau krim jika perlu, dan kasa steril untuk tali pusat. f. Lepaskan baju bayi secara bertahap. g. Mulailah membasuh tubuh bayi dari bagian terbersih hingga yang terkotor. h. Sabuni tubuh bayi dengan tangan dan lap pembasuh. Gunakan lap bersih untuk membersihkannya. i. Membersihkan kepala bayi. Gunakan sabun dan sampo bayi, lalu basuh dengan bersih. Peganglah kepala bayi seperti memegang bola dan tinggikan sedikit. Sebelum membersihkan bagian lain, keringkan kepala bayi dengan handuk. j. Membersihkan wajah. Basahi kapas dengan air hangat untuk membersihkan mata. Gunakan kapas berbeda untuk setiap mata. Jangan menggunakan sabun untuk membersihkan wajah. Lap perlahan dari hidung kearah luar. Pada bagian telinga, yang boleh dibersihkan hanya bagian luar. Keringkan semua bagian wajah. k. Leher dan dada. Tidak diperlukan sabun kecuali jika sangat kotor. Bersihkan bagian lipatan lalu keringkan. l. Membersihkan lengan. Rentangkan lengan agar lipatan bisa dibersihkan. Tekan telapak tangan bayi agar kepalannya terbuka. Bagian ini membutuhkan sedikit sabun, dan pastikan tangan yang sudah disabuni dibersihkan dan dikeringkan karena bayi suka memasukan tangannya ke mulut. m. Bagian punggung. Balikkan tubuh bayi dengan kepala yamg dimiringkan, lalu basuh punggungnya. Tungkai bayi sering menolak merentangkan kakinya, namun penting untuk membersihkan bagian belakang lutut. n. Kemudian angkat tubuh bayi dengan menggunakan kedua tangan hati- hatilah karena tubuh bayi licin. Selimuti bayi dengan handuk. Kemudian keringkan bayi dengan cepat secara perlahan-lahan,dan perhatikan daerah lipatan kulit. Kemudian pakaikan popok dan pakaian bayi yang bersih. Kemudian tempatkan bayi ditempat tidur dan hangat. 4. 3 Merawat tali pusat bayi Tali pusat dipotong dan diikat segera setelah dilahirkan. Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya infeksi dan mempercepat pemisahan tali pusat dari perut. Pada umumnya tali pusat bayi akan terlepas sekitar 7 hingga 14 hari. Merawat tali pusat dengan benar dan tepat juga akan membuat proses penyembuhan lebih cepat dan terhindar dari ancaman infeksi. Berikut hal penting yang harus diperhatikan bunda dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir untuk menghindari infeksi. a. Gunakan kasa steril untuk membersihkan perdarahan sebelum atau sesudah puput. Rutinlah mengganti kain kasa pada tali pusat bayi setiap kali selesai mandi. Dan segeralah untuk menghubungi dokter jika perdarahan yang dialaminya tidak segera berhenti. b. Untuk memandikan bayi baru lahir, sebaiknya menggunakan washlap dengan menggunakan air hangat. Usahakan untuk tidak memandikan bayi baru lahir dengan posisi berendam apabila tali pusat bayi belum puput atau belum terlepas. c. Saat memakaikannya popok atau diapers, sebaiknya ibu memasangnya di bawah perut bayi atau pada bagian bawah tali pusatnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari agar tali pusat tidak terkena kotoran atau pipis bayi. d. Gunakan pakaian longgar dan nyaman pada bayi baru lahir hingga tali pusatnya puput dengan tujuan supaya tidak mengganggu sirkulasi udara yang ada di sekitar tali pusatnya. e. Tidak disarankan memberikan ramuan-ramuan tradisional lain pada pangkal tali pusat bayi baru lahir dengan tujuan segera puput jika tanpa ada ijin dari dokter. f. Saat tali pusat bayi sudah puput, biarkan sekitar tali pusat tersebut sembuh dan kering dengan sendirinya dan bunda tidak dianjurkan untuk memplester atau menutupinya. 4. 4 Pencegahan kehilangan panas Kehilangan panas tubuh bayi dapat dihindarkan melalui beberapa upaya berikut: a. Keringkan bayi secara seksama Segera setelah lahir, segera keringkan permukaan tubuh sebagai upaya untuk mencegah kehilangan panas akibat evaporasi cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi. b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat Segara setelah tubuh bayi dikeringkan dan tali pusat dipotong, ganti handuk atau kain yang telah dipakai kemudian selimuti bayi dengan selimut atau kain hangat, kering dan bersih. Jika selimut bayi harus dibuka untuk melakukan suatu prosedur, segera selimuti kembali dengan handuk atau selimut kering segera setelah prosedur tersebut selesai. c. Tutupi kepala bayi Pastikan bahwa bagian kepala bayi ditutup setiap saat. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang cukup besar sehingga bayi akan cepat kehilangan panas tubuh jika bagian kepalanya tidak tertutup. d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI Memeluk bayi akan membuat bayi tetap dan merupakan upaya pencegahan kehilangan panas yang sangat baik. Dan anjurkan sesegera mungkin ibu untuk menyusui bayinya setelah lahir. 4. 5 Pola makan bayi dan balita Adapun polamakan bayi dan balita menurut Kementerian Kesehatan RI 2010 adalah: a. Usia 0 – 6 Bulan Diberikan hanya air susu saja sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari pagi, siang maupun malam. b. Usia 6 – 9 bulan Teruskan pemberian ASI, mulai memberikan MP ASI, seperti, bubur susu, pisang, pepaya lumat halus, air jeruk, air tomat saring, dll. secara bertahap sesuai pertambahan berikan bubur tim lumat ditambah kuning telur ayam ikan tempe tahu daging sapi wortel bayam kacang hijau santan minyak setiap hari makan. c. Usia 9 – 12 bulan Teruskan pemberian ASI, MP ASI diberikan lebih padat dan kasar seperti bubur nasi, nasi tim, nasi lembek, tambahkan telur ayam ikan tempe tahu bayam santan kacang hijau santan minyak. Setiap hari pagi, siang dan malam diberikan makan. Berikan makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan buah, biskuit, kue. d. Usia 12 – 24 bulan Teruskan pemberian ASI, berikan makanan keluarga , secara bertahap sesuai dengan kemampuan anak. Porsi makan sebanyak 13 orang dewasa terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan buah. Makanan selingan kaya gizi sebanyak 2 kali sehari diantara waktu makan. Makanan harus bervariasi. e. Usia lebih dari 24 bulan Berikan makanan keluarga 3 kali sehari sebanyak 13 – ½ porsi makan dewasa terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan buah. Berikan makanan selingan kaya gizi 2 kali sehari diantara waktu makan. 4. 6 Imunisasi Imunisasi adalah Memberikan kekebalan pada bayi dan balita dengan suntikan atau tetesan untuk mencegah agar anak tidak sakit atau walaupun sakit tidak menjadi parah. Imunisasi dapat diberikan di Posyandu, PolindesPoskesdes, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana kesehatan lainnya. Jadwal pemberian dan jenis imunisasi wajib pada bayi: Umur bayi Jenis imunisasi 0-7 hari Hb0 1 bulan BCG, Polio 1 2 bulan DPTHb1, Polio 2 3 bulan DPT Hb2, Polio 3 4 bulan DPT Hb3, Polio 4 9 bulan Campak Tabel 2. Jadwal pemberian dan jenis imunisasi Manfaat imunisasi adalah: Hepatitis B untuk Mencegah hepatitis B kerusakan hati, BCG untuk menmcegah TBC, DPTHb untuk Mencegah: Difteri penyumbatan jalan nafas, Pertusis batuk rejan batuk seratus hari, dan mencegah tetanus, Polio untuk Mencegah polio lumpuh layu pada tungkai, kaki dan lengan, dan campak untuk mencegah campak Kementerian Kesehatan RI, 2010. BAB 3 APLIKASI METODAIMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

1. Asuhan keperawatan pada pasien pertama

1.1 Pengkajian keperawatan 1.1.1 Identitas klien dan penanggung jawab a. Identitas klien Nama : Ny. S Umur : 35 Tahun Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Pasar X Tembung, Medan Diagnosa Medik : Post SC ai previous SC dan hipertensi, NH4 Tanggal Masuk : 05 Juli 2015, Jam : 16.00 WIB Tanggal Pengkajian : 09 Juli 2015, Jam : 09.00 WIB

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. E Umur : 47 Tahun Pekerjaan : Wiraswasta Pendidikan : SMA Hubungan dengan Klien : Suami

1.1.2 Pengkajian Awal

a. Riwayat Persalinan Persalinan anak pertama dilakukan secara normal dan ditolong oleh seorang bidan di klinik persalinan. Anak pertama klien adalah laki-laki 15 tahun. Persalinan anak kedua dilakukan secara operasi sectio caesarea karena letak janin sungsang, anak kedua adalah perempuan 12 tahun. Klien hamil saat ini 36 minggu, G3 P2 A0. Pada kehamilan yang ketiga ini klien memeriksakan kehamilannya ke rumah sakit, dan ternyata air ketuban sudah menyusut namun belum ada tanda-tanda melahirkan, sehingga pada hari minggu sore klien masuk ke IGD rumah sakit Pirngadi Medan. Pada malam hari tepatnya pukul 22.00 Wib dilakukan proses operasi sectio caesarea pada klien dengan pertimbangan riwayat operasi sectio caesarea sebelumnya, air ketuban yang sudah menyusut, dan peningkatan tekanan darah klien 160100 mmHg. Klien melahirkan bayinya pada pukul 22.30 Wib, dengan jenis kelamin bayi laki-laki, BB 3000 gram dan TB 42 cm. Klien dipindahkan keruangan rawat Tanjung II pada pukul 04.00 Wib. b. Keadaan Umum Keadaan umum klien baik, kesadaran compos mentis CM, ekspresi wajah klien juga ceria terutama saat menyusui bayinya, warna kulit klien kuning langsat dan tidak terlihat tanda-tanda kelelahan. Tanda-tanda vital: TD: 130100 mmHg, RR: 20xmenit, HR: 80xmenit, dan T: 36,7 o C. c. Kepala Bentuk kepala klien simetris, kulit kepala terlihat berminyak, tidak ada lesiluka dikepala, rambut berwarna hitam lurus, dan bersih. Mata: kedua mata simetris, konjungtiva mata berwarna pink tidak anemis, dan tidak terdapat ikterik, pupil isokor. Hidung: bersih, septum nasi berada ditengah, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung. Telinga: bersih, tidak ada sekretserumen, mulut: mukosa mulut lembab, berwarna pink tidak pucat. d. Thoraks Dada simetris, tidak ada bekas lukalesi ditemukan pada dada. Payudara simetris kiri dan kanan, payudara lembut, aerola berpigmentasi, hangat, dan putting susu menonjol. Klien mengatakan ASI banyak dan melimpah pada kedua payudara. ASI keluar pada hari kedua setelah persalinan. e. Abdomen Pada abdomen didapat bekas luka operasi sectio dengan sayatan memanjang digaris tengah tubuh longitudinal linea mediana. Kondisi luka sedikit basah pada bagian ujung, kondisi balutan luka baik. f. Ekstremitas Bawah Ekstremitas bawah simetris kiri dan kanan, tidak terdapat edema, tidak terdapat varises. Ibu sudah mampu melakukan ambulasi seperti duduk dan berjalan kekamar mandi dengan mandiri. g. Perineum Pada daerah perineum tidak terdapat kelainan. Klien mengatakan mengganti dukpembalut 2-3 x setiap hari. Lochea yang dikeluarkan sudah sedikit-sedikit dan berwarna merah muda. h. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari Klien mengatakan sudah mampu melakukan mobilisasi duduk di tempat tidur pada hari kedua setelah operasi, dan mampu berjalan kekamar mandi mulai hari ketiga, rasa sakit bekas luka operasi tidak dirasakan lagi oleh klien, hanya terasa nyeri jika klien batuk. Klien tidak mengalami kesulitan saat istirahat atau menyusui bayinya. Klien juga mengatakan tidak ada masalah dengan nafsu makan, klien makan tiga kali sehari dan selalu habis. Klien mengatakan BAB pertama kali pada hari kedua setelah operasi, dan tidak ada masalah seperti konstipasi. i. Adaptasi Psikologis Klien mengatakan sangat bahagia atas kelahiran anak ketiganya dengan selamat dan sehat, klien juga mengatakan akan memberikan ASI ekslusif pada bayinya.

Dokumen yang terkait

Pendidikan Kesehatan tentang Mobilisasi Dini dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Ibu Pasca Operasi Seksio di Ruang Tanjung II RSUD dr Pirngadi Medan

2 79 97

Senam Nifas dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Ibu Nifas di Ruang Tanjung II RSUD Dr. Pirngadi Medan

8 119 106

Pendidikan Kesehatan tentang Mobilisasi Dini dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Ibu Pasca Operasi Seksio di Ruang Tanjung II RSUD dr Pirngadi Medan

0 3 97

Senam Nifas dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Ibu Nifas di Ruang Tanjung II RSUD Dr. Pirngadi Medan

0 0 12

Program Discharge Planning Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Ibu Pasca Operasi Sectio Caesarea Di Ruang Tanjung II RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

0 0 13

Program Discharge Planning Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Ibu Pasca Operasi Sectio Caesarea Di Ruang Tanjung II RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

0 0 1

Program Discharge Planning Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Ibu Pasca Operasi Sectio Caesarea Di Ruang Tanjung II RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

0 0 4

Program Discharge Planning Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Ibu Pasca Operasi Sectio Caesarea Di Ruang Tanjung II RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

0 0 32

Program Discharge Planning Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Ibu Pasca Operasi Sectio Caesarea Di Ruang Tanjung II RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

0 0 2

Program Discharge Planning Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Ibu Pasca Operasi Sectio Caesarea Di Ruang Tanjung II RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

0 1 38