92
pada rentang umur tersebut pada umumnya telah mencapai kematangan kejasmanian, psikologis, dan dalam keadaan normal pria umur sekitar 25-27 tahun telah
mempunyai sumber penghasilan untuk menghidupi keluarga sebagai akibat pernikahan Walgito 2002.
5.4 Undang-Undang Pernikahan Dini
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan mengenai Undang-undang pernikahan dini memang bervariasi, karena pada umumnya informan
tidak begitu memperhatikan Undang-undang pernikahan dini, seperti yang disampaikan informan dibawah ini :
“Pernah…dari TV…umurnya…belasan tahun…sekitar 16 tahun klo ga salah saya…saya ga terlalu memperhatikan ya…ya belum dianggap mapan
lah...belum cukup umur menurut saya...sama seperti yang saya bilang tadi masih masa puber...belum dewasa...gejolaknya itu masih tinggi lah...jadi belum
bisa untuk menikah... Sebenarnya…gimana ya…saya kurang setuju dengan Undang-undang itu…tapi…ya…pemerintah sudah membuat…ya kita harus
ikut…karena bagi saya belum cukup umurlah…klo untuk menikah…ya…karena belum mapan ,…belum selesai kuliah,,,dan belum
bekerja,,dimana masih 16 tahun...masih masa remaja...belum bisa beradaptasi...masih sangat rentan masalahlah klo untuk menikah”.
Dari hasil ungkapan informan sebelumnya bahwa pernah mendengar UU pernikahan dengan umur belasan tahun yaitu sekitar 16 tahun, hal tersebut sesuai
dengan UU Perkawinan No 11974 telah mengatur tentang batas usia perkawinan. Di dalam pasal 7 UUP jelas dinyatakan batas usia minimum bagi laki-laki 19 tahun dan
bagi perempuan 16 tahun. Pada kenyataannya, kematangan seseorang banyak juga tergantung pada perkembangan emosi, latar belakang pendidikan, sosial, dan lain
sebagainya Fatawie, 2008.
Universitas Sumatera Utara
93
Pada dasarnya umur 16-19 tahun merupakan masa remaja dimana masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Masa peralihan sering kali
menghadapkan individu yang bersangkutan pada situasi yang membingungkan, disatu pihak ia masih kanak-kanak dan dipihak lain ia harus bertingkah laku seperti orang
dewasa. Situasi-situasi yang menimbulkan konflik itu sering menyebabkan banyak tingkah laku yang tidak stabil, selain itu remaja juga belum mampu menguasai
fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya Haditono, 1999.
Perkawinan di bawah umur sangat rentan ditimpa masalah karena tingkat pengendalian emosi masih labil. Dalam sebuah perkawinan akan dijumpai berbagai
permasalahan yang menuntut kedewasaan dalam penanganannya. Sehingga sebuah perkawinan tidak dipandang sebagai kesiapan materi belaka, tetapi juga kesiapan
mental dan kedewasaan untuk mengarungi bahtera rumah tangga Maemunah, 2008. Hal senada juga dikatakan Informan lain :
“Pernah saya dengar ...tapi lupa saya berapa...dari iklan TV..16 perempuan...19 laki-laki apa...klo ga salah saya...ya belum pantaslah untuk menikah ya...belum
cukup umurlah...walaupun ada Undang-Undangnya saya sangat tidak setuju...klo anak umur 16 tahun bisa menikah... o...saya sangat tidak setuju
terus terang...belum cukup umurlah anak umur 16 dan 19 tahun untuk menikah, dimana dia masih bergantung pada orang tuanya...masih puber
...emosi masih labil...belum punya pekerjaan...belumlah...
UU Perkawinan Nomor 11974 telah menetapkan batasan usia minimal pernikahan, batasan usia pernikahan untuk pria berusia 19 tahun dan wanita umur 16
tahun. Padahal hal itu berpotensi mendatangkan bahaya bagi kesehatan reproduksi berupa angka kematian ibu AKI dan anak. Dan dapat menyebabkan anak lair
dengan berat badan rendah, abortus, Selain itu, pernikahan dini juga menstimulasi ke
Universitas Sumatera Utara
94
arah terjadinya perceraian. Kegagalan rumah tangga biasanya terjadi karena adanya benturan tuntutan tanggung jawab dan kondisi masa peralihan remaja.
Dari hasil pernyataan informan diatas sesuai dengan pernyataan yang diuraikan oleh Fatawie 2008 Di samping itu remaja relatif belum mencapai tahap
kematangan mental serta sosial sehingga harus menghadapi tekanan emosi, psikologi, dan sosial yang saling bertentangan. Secara umum suami maupun isteri muda
menunjukkan ketidaksiapan baik dalam fungsi reproduksi, sosial maupun ekonomi. Namun persoalan-persoalan pada rumah tangga banyak lebih dipicu kurangnya
kematangan mental kedua belah pihak baik laki-laki maupun perempuan.
5.5 Faktor-faktor Yang Menyebabkan Seseorang Menikah Dini