101
5. 7 Faktor Media FilmVCD porno pada Masyarakat Jawa Yang Memengaruhi Pernikahan Dini
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa ke 4 informan pelaku pernikahan dini pernah menonton FilmVCD porno dengan alasan keingintahuan
yang kuat pada diri mereka dan ajakan teman, seperti yang dikatakan informan berikut :
“Kemarin itu pas sama kawan kak... ada kaset dibawa kawan... nontonlah awak kak... namanya awak pengen tau kak pas di nonton rame-rame
ama teman”.
Hal senada diungkapkan informan dibawah ini :
“Ya...pertama diajak kawan nonton kak... ya udah nonton kak.. pengen juga awak kak... pengen tau juga awak kak”.
Biasanya remaja mulai berhubungan dengan pornografi, bermula dari ajakan teman-temannya. Seperti yang dinyatakan Hurlock 1999 kuatnya pengaruh
kelompok sebaya juga sangat mempengaruhi karena remaja lebih banyak berada diluar berinteraksi dengan teman sebayanya sebagai kelompok dan beusaha untuk
mengikuti apa yang menjadi trend di kelompok mereka. Penelitian membuktikan bahwa pada kenyataannya remaja memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap
seks karena pada masa ini remaja mudah terpengaruh dengan apa cerita teman sebaya, sangat labil serta cenderung meniru apa yang ada di lingkungannya.
5.8 Pernikahan Ideal Pada Masyarakat Jawa
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa semua informan mengatakan umur yang ideal dalam pernikahan dalam masyarakat Pematang Johar
16– 20 tahun anak sudah bisa dinikahkan, apalagi bila anak sudah tidak bersekolah
Universitas Sumatera Utara
102
lagi dan masyarakat Desa Pematang Johar menganggap bahwa umur 20 tahun sudah perawan tua dan tidak mempunyai teman lagi dikarenakan teman sebayanya sudah
pada punya anak, umurnya yang sudah tua, seperti yang disampaikan informan berikut :
“Ya…klo dah 16 udah bisa kawin kak… ya..karena mamak- mamak kami dulu juga kayak gitu…klo umur 20 dah tua lah tu kak…dah perawan tua lah…kami
bilang…pokoknya klo udah ga sekolah…udah bisalah tu kawin”.
Hal yang sama juga dikatakan informan lain:
“Hmm…16 juga udah bisa klo kawin…karena rata-rata memang umur segitu disini kawin…klo lama kali dibilang perawan tua…apalagi klo ga sekolah
dia…ga ada lagi anak gadis…mau berkawan sama dia karena temnnyaudah punya anak…dah tua kami bilang”.
Menurut Syaifuddin, 2002, pada dasarnya dalam masyarakat Jawa, apabila dalam keluarga terdapat seorang anak gadis atau pemula yang sudah akil baligh maka
orang tua harus mempercepat anaknya untuk berumah tangga atau menikah, apalagi bila anak tersebut telah mendekati umur 20 tahun karena umur gadis-gadis Jawa
zaman dahulu menikah sebelum umur 20 tahun. Di lain pihak, anak-anak akan berpedoman kepada kakek dan nenek dalam
membina kepribadiannya dan belajar hidup langsung dari orang tua mereka karena itu pula tidak ada alasan bagi anak-anak untuk mempersoalkan apa yang dianggap baik
dan benar oleh orang tua mereka demikian juga halnya dengan pernikahan. Informan lain mengatakan :
“Klo umur yang ideal…sebenarnya 20 lah…tapi masyarakat sini…nganggap umur 20 dah tua…dah perawan tua lah itu…anak gadis pun…udah ga ada lagi
yang mau berkawan sama dia…umur 15 udah pantas kawin…apalagi klo anaknya udah ga sekolah…daripada dirumah ga kerja…lebih baik
Universitas Sumatera Utara
103
dikawinkan…disini banyak juga…yang tunangan nak…jadi klo dah jatuh tempo…harus kawin orang ini…susah klo dibatalkan”.
Dari pernyataan informan diatas jelas bahwa pada umumnya masyarakat Jawa menikahkan anaknya sebelum umur 20 tahun dan bila sudah berumur 20 tahun maka
ada anggapan “perawan tua” dan tidak mempunyai teman dikarenakan teman sebaya nya sudah menikah, artinya faktor budaya merupakan faktor yang sangat berperan
penyebab pernikahan dini pada anak.
5.9 Aspek Budaya Jawa Dalam Umur Anak Yang Sudah Akil Baligh
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan mengenai umur anak yang sudah akil baligh dan pantas untuk menikah, pelaku
informan mengatakan anak yang akil baligh sudah dapat untuk menikah berbeda dengan informan tokoh masyarakat yang mengatakan anak yang sudah akil baligh
belum bisa untuk menikah dikarenakan belum cukup umur dan belum matang untuk berumah tangga.
Salah satu informan mengatakan :
“Hmmm…sekitar 15 tahun lah untuk perempuan…sudah menstruasi…jadi udah akil baligh…klo laki-laki…17 lah…udah mimpi basah…ya pernah dengar
mamak bilang kaya gt... Bisalah kak…kan udah bisa untuk kawin…walaupun belum cukup umur…kayak yang saya bilang tadi lah…jadi harus kawin
kak…ya...taunya...pengalaman sendiri lah...sama yang diliat disini...dari
tetangga”
Hal senada juga diungkapkan informan beriku
“Akil baligh…klo dan menstrusi lah klo perempuan…klo laki-laki dah mimpi basah…mamak awak pernah bilang kak... Ya…kayak mana sebenarnya belum
bisa kawin…tapi…daripada ga sekolah…jadi dah bisalah kawin…ya liat-liat dari lingkungan sini...awak pun kayak gitu kak”.
Universitas Sumatera Utara
104
Sama dengan pernyataan diatas Fatawie 2008 mengatakan bahwa akil baligh atau baligh adalah pada saat manusia berusia diatas lima belas 15 tahun atau atau
pada saat mulai adanya tanda-tanda kedewasaan secara biologis. Masa akhil baligh untuk laki-laki adalah bila sudah mimpi basah, untuk perempuan bila sudah
menstruasi. Di pedesaan jika seorang wanita sudah menstruasi dianggap dewasa, bahkan
ada budaya yang menyatakan jika sudah lebih dari 16 tahun belum menikah akan mempermalukan keluarga demikian halnya dengan budaya Jawa yang sudah secara
turun temurun mulai dari nenek moyang hingga kini yaitu menikah dengan usia sebelum mencapai 20 tahun.
Informan lain mengatakan :
“akil baligh ya…klo si perempuan sudah menstruasi dan laki-laki sudah mimpi basah…sudah dinamakan akil baligh…klo umurnya…13 tahun untuk
perempuan…laki-laki 15 tahun...ya ibu saya dulu pernah bilang ya...sekolah juga... kawin belum bisa nak…kayak yang saya bilang tadi…belum
mapan…belum bisa beradaptasi sama keluarga…belum punya kerja…jadi belum bisa nak…sekolah aja dulu lah…ya dari pengalaman orang-orang disini
yang bisa kita lihat...orang tua, sekolah...Film-fil di TV, buku ya”.
Hal diatas sama seperti yang dikatakan Sarwono 2000, bahwa memang benar anak akil balig ditandai dengan ejakulasi mimpi basah bagi laki-laki dan haid
menarche, menstruasi pertama bagi perempuan, tetapi bukan berarti siap kawin. Perubahan biologis tersebut baru merupakan pertanda proses pematangan organ
reproduksi mulai berfungsi, namun belum siap untuk reproduksi hamil dan melahirkan.
Universitas Sumatera Utara
105
Berdasarkan pernyataan informan diatas dapat diketahui bahwa dari tinjauan psikologis sendiri, anak remaja masih jauh dari kedewasaan mapan dan matang, dan
kondisi kejiwaannya masih labil dan karenanya belum siap benar menjadi isteri apalagi orang tua. Dari sisi kemandirian, pada usia remaja, sebagian besar aspek
kehidupannya masih tergantung pada orang tua dan belum mementingkan aspek kasih sayang.
5.10 Aspek Budaya Jawa terhadap orang yang menginginkan pernikahan Dini