90
biasanya mulai timbul transisi dari gejolak remaja ke masa dewasa yang lebih stabil. Maka, kalau pernikahan dilakukan di bawah 20 tahun secara emosi labil belum
terkontrol si remaja masih ingin menemukan jati dirinya. Berdasarkan hasil penelitian diatas jelas bahwa pernikahan dini pada
umumnya belum siap untuk menghadapi tanggung jawab yang harus diterima seperti orang dewasa. Padahal kalau menikah kedua belah pihak harus sudah cukup dewasa
dan siap untuk menghadapi permasalahan-permasalahan baik itu ekonomi, pasangan, maupun anak. Sementara mereka yang menikah dini umumnya belum cukup mampu
menyelesaikan permasalahan secara matang, kondisi kematangan psikologis ibu menjadi hal utama karena sangat berpengaruh terhadap pola asuh anak di kemudian
hari. Dimana mendidik anak perlu pendewasaan diri, jadi harus ada kematangan dan pemahaman diri untuk dapat memahami anak. Kalau masih kekanak-kanakan, maka
sang ibu tidak akan bisa mengayomi anaknya. Yang ada hanya akan merasa terbebani karena di satu sisi masih ingin menikmati masa muda dan di sisi lain harus mengurusi
keluarganya. Hasil penelitian diatas sesuai dengan pendapat Haditono .
5.3 Usia Yang Tepat Bagi Pria Dan Wanita Untuk Menikah
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 7 informan, Dari semua informan mengatakan bahwa umur 20 untuk perempuan dan 25 untuk laki-laki
sudah dianggap cukup umur, matang, mapan, sehingga sudah bisa untuk membina rumah tangga, BKKBN dalam program nasionalnya menstandarkan bahwa usia
pernikahan ideal bagi perempuan minimal berusia 20 tahun dan laki-laki 25 tahun Sofian, 2008.
Seperti yang disampaikan informan berikut :
Universitas Sumatera Utara
91
“Berapa ya… ga tau juga dengar-dengar…25 tuk laki-laki,16 tuk perempuan…ya…kan umur segitu udah dewasa. Biar ga beda jauh umur ibu
dan anaknya,.jadi udap siap untuk berumah tangga…dengar dari orang-orang yang bicara..ibu-ibu sini lah”.
Informan lain mengatakan :
“Klo menurut saya umur 20 ke atas lah...perempuan maupun laki-laki...24, 25 lah karena umur itu udah masuk masa dewasa...udah siap lah untuk
menikah...udah cukup umur...emosinya pun saya rasa sudah labil...jadi pertengkaran itu bisa lah diatasi dalam rumah tangga”.
Dari apa yang disampaikan informan diatas sesuai menurut Luthfiyati 2008. Bahwa Idealnya menikah itu pada saat dewasa awal yaitu berkisar 20 sebelum 30
tahun untuk wanitanya, sementara untuk pria itu 25 tahun. Karena secara biologis dan psikis sudah matang, sehingga fisiknya untuk memiliki keturunan sudah cukup
matang. Artinya risiko melahirkan anak cacat atau meninggal itu tidak besar. Mohammad dalam Dianawati, 2006 mengemukakan kematangan seksual adalah
usia ketika remaja secara sosial dan psikologis mampu mandiri dimana berusia 25 tahun.
Perkembangan antara pria dan wanita tidaklah sama, artinya kematangan pada wanita tidak akan sama jatuh waktunya dengan pria. Seorang wanita yang umurnya
sama dengan seorang pria, tidak berarti bahwa kematangan segi psikologisnya juga sama. Sesuai dengan segi perkembangan, pada umumnya wanita lebih dahulu
mencapai kematangan daripada pria. Berdasarkan hasil penelitian bahwa peranan suami dalam memberikan
pengarahan lebih menonjol maka umur yang sebaiknya untuk melangsungkan pernikahan pada wanita umur 20-24 tahun, sedangkan untuk pria umur 25-27 tahun.
Universitas Sumatera Utara
92
pada rentang umur tersebut pada umumnya telah mencapai kematangan kejasmanian, psikologis, dan dalam keadaan normal pria umur sekitar 25-27 tahun telah
mempunyai sumber penghasilan untuk menghidupi keluarga sebagai akibat pernikahan Walgito 2002.
5.4 Undang-Undang Pernikahan Dini