1. Pendugaan Bobot Badan Ternak Kambing Berdasarkan Rumus
Schoorl dan Smith
Untuk lebih mengetahui pendugaan bobot badan dengan rumus Schoorl dan Smith dan menggunakan pita ukur dapt diketahui pada penjelasan untuk
setiap jenis kambing dibawah ini. Rata-rata pendugaan bobot badan pada kambing Boerka, kambing Kacang,
kambing Muara, kambing PE dan kambing Samosir jantan dan betina hasilnya yang paling mendekati adalah dengan menggunakan rumus regresi yaitu rata-rata
bobot badan sebenarnya atau dengan menggunakan timbangan. Rumus Schoorl dan Smith terdapat selisih yang sangat besar terhadap rata-rata bobot badan
sebenarnya. Perbedaan bobot badan sebenarnya dengan menggunakan rumus disebabkan karena rumus tersebut biasa digunkaan untuk bangsa sapi Eropa dan
tidak cocok untuk sapi lokal termasuk ternak kambing. Pada pendugaan bobot badan dengan regresi baik koefisien korelasi maupun koefisien determinasi
memiliki nilai hampir mendekati nilai 1 yang menunjukkan hubungan signifikan antara variabel, baik lingkar dada, panjang badan dan bobot badan ternak
Mansyur, 2010. Pendugaan bobot badan kambing Boerka jantan dengan menggunakan
rumus Schoorl diperoleh bobot badan sebesar 67,02 ± 10,82 kg , menggunakan rumus Smith diperoleh 60,65 ± 10,28 kg sedangkan bobot badan kambing Boerka
jantan berdasarkan bobot badan timbang diperoleh 22,68 ± 5,33 kg. Nilai penyimpangan yang diperoleh berdasarkan selisih bobot badan timbang dan
rumus pendugaan bobot badan antara lain Schoorl yaitu -44,34 kg dengan persentase penyimpangan 203,97, dan Smith yaitu -37,97 kg dengan persentase
penyimpangan 174,54. Sementara pendugaan bobot badan kambing Boerka
betina dengan menggunakan rumus Schoorl diperoleh bobot badan sebesar 66,83 ± 13,15 kg, menggunakan rumus Smith diperoleh 60,65 ± 10,28 kg sedangkan
bobot badan berdasarkan bobot badan timbang diperoleh 23,15 ± 7,71 kg. Nilai penyimpangan yang diperoleh berdasarkan selisih bobot badan timbang dan
rumus pendugaan bobot badan antara lain Schoorl yaitu -43,98 kg dengan persentase penyimpangan 214,75, dan Smith yaitu -37,33 kg dengan persentase
penyimpangan 183,26 . Pendugaan bobot badan kambing Kacang jantan dengan menggunakan
rumus Schoorl diperoleh bobot badan sebesar 64,17 ± 16,55 kg , menggunakan rumus Smith diperoleh 57,98 ± 15,70 kg sedangkan bobot badan kambing Kacang
jantan berdasarkan bobot badan timbang diperoleh 18,27 ± 9,72 kg. Nilai penyimpangan yang diperoleh berdasarkan selisih bobot badan timbang dan
rumus pendugaan bobot badan antara lain Schoorl yaitu -45,90kg dengan persentase penyimpangan 345,21, dan Smith yaitu -39,74 kg dengan persentase
penyimpangan 298,09. Sementara pendugaan bobot badan kambing Kacang betina dengan menggunakan rumus Schoorl diperoleh bobot badan sebesar 66,93
± 13,49 kg, menggunakan rumus Smith diperoleh 60,58 ± 12,80 kg sedangkan bobot badan berdasarkan bobot badan timbang diperoleh 20,25 ± 7,52 kg. Nilai
penyimpangan yang diperoleh berdasarkan selisih bobot badan timbang dan rumus pendugaan bobot badan antara lain Schoorl yaitu -46,68 kg dengan
persentase penyimpangan 264,14, dan Smith yaitu -40,33 kg dengan persentase penyimpangan 227,69 .
Pendugaan bobot badan kambing Muara jantan dengan menggunakan rumus Schoorl diperoleh bobot badan sebesar 50,94 ± 18,98 kg , menggunakan
rumus Smith diperoleh 45,48 ± 17,96 kg sedangkan bobot badan kambing Muara jantan berdasarkan bobot badan timbang diperoleh 13,18 ± 8,83 kg. Nilai
penyimpangan yang diperoleh berdasarkan selisih bobot badan timbang dan rumus pendugaan bobot badan antara lain Schoorl yaitu -37,76 kg dengan
persentase penyimpangan 372,47, dan Smith yaitu -32,30 kg dengan persentase penyimpangan 315,75. Sementara pendugaan bobot badan kambing Muara
betina dengan menggunakan rumus Schoorl diperoleh bobot badan sebesar 65,43 ± 19,92 kg, menggunakan rumus Smith diperoleh 59,20 ± 18,89 kg sedangkan
bobot badan berdasarkan bobot badan timbang diperoleh 20,42 ± 10,28 kg. Nilai penyimpangan yang diperoleh berdasarkan selisih bobot badan timbang dan
rumus pendugaan bobot badan antara lain Schoorl yaitu -45,01 kg dengan persentase penyimpangan 290,49, dan Smith yaitu -38,78 kg dengan persentase
penyimpangan 248,75 . Pendugaan bobot badan kambing PE jantan dengan menggunakan rumus
Schoorl diperoleh bobot badan sebesar 92,70 ± 25,36 kg , menggunakan rumus Smith diperoleh 85,22 ± 24,36 kg sedangkan bobot badan kambing PE jantan
berdasarkan bobot badan timbang diperoleh 41,67 ± 21,48 kg. Nilai penyimpangan yang diperoleh berdasarkan selisih bobot badan timbang dan
rumus pendugaan bobot badan antara lain Schoorl yaitu -51,03 kg dengan persentase penyimpangan 148,16, dan Smith yaitu -43,55 kg dengan persentase
penyimpangan 127,49. Sementara pendugaan bobot badan kambing PE betina dengan menggunakan rumus Schoorl diperoleh bobot badan sebesar 116,52 ±
20,90 kg, menggunakan rumus Smith diperoleh 108,07 ± 20,12 kg sedangkan bobot badan berdasarkan bobot badan timbang diperoleh 51,00 ± 13,36 kg. Nilai
penyimpangan yang diperoleh berdasarkan selisih bobot badan timbang dan rumus pendugaan bobot badan antara lain Schoorl yaitu -65,52 kg dengan
persentase penyimpangan 134,61, dan Smith yaitu -57,07 kg dengan persentase penyimpangan 117,21 .
Pendugaan bobot badan kambing Samosir jantan dengan menggunakan rumus Schoorl diperoleh bobot badan sebesar 48,41 ± 12,52 kg , menggunakan
rumus Smith diperoleh 46,05 ± 11,78 kg sedangkan bobot badan kambing Samosir jantan berdasarkan bobot badan timbang diperoleh 10,29 ± 4,67 kg. Nilai
penyimpangan yang diperoleh berdasarkan selisih bobot badan timbang dan rumus pendugaan bobot badan antara lain Schoorl yaitu -38,12 kg dengan
persentase penyimpangan 438,54, dan Smith yaitu -35,76 kg dengan persentase penyimpangan 314,17. Sementara pendugaan bobot badan kambing Samosir
betina dengan menggunakan rumus Schoorl diperoleh bobot badan sebesar 65,29 ± 17,76 kg, menggunakan rumus Smith diperoleh 59,05 ± 16,84 kg sedangkan
bobot badan berdasarkan bobot badan timbang diperoleh 18,08 ± 9,01 kg. Nilai penyimpangan yang diperoleh berdasarkan selisih bobot badan timbang dan
rumus pendugaan bobot badan antara lain Schoorl yaitu -47,21 kg dengan persentase penyimpangan 327,95, dan Smith yaitu -40,97 kg dengan persentase
penyimpangan 282,89 . Dari hasil data penelitian yang diperoleh diketahui bahwa nilai
penyimpangan pendugaan bobot badan pada kambing jantan dan betina sangat tinggi. Tingginya nilai penyimpangan terjadi karena rumus Schoorl biasa
digunakan pada sapi perah. Dimana sapi perah memiliki konformasi tubuh yang berbeda dengan sapi potong. Hal ini sesuai dengan Wiliamson dan Payne 1978
yang menyatakan bahwa pendugaan berat badan sapi menggunakan rumus Schoorl biasa dilakukan pada sapi FH. Bobot badan hasil pendugaan
menggunakan rumus Smith memberikan hasil dengan selisih yang lebih kecil dibandingkan dengan bobot badan hasil pendugaaan menggunakan rumus
Schoorl. Hal ini disebabkan karena nilai konstanta rumus Smith 18 lebih kecil dibandingkan dengan konstanta rumus Schoorl 22.
2. Pendugaan Bobot Badan Ternak Kambing Berdasarkan Pita Ukur