Analisis Multivariat ExpB HASIL PENELITIAN

orang 83,3yang fungsi parunya restriktif, sedangkan dari 12 pekerja yang memakai alat masker terdapat 3 orang 25,0 yang fungsi parunya restriktif. Nilai PR 3,333 artinya pekerja yang tidak menggunakan alat masker kemungkinan fungsi parunya restriktif 3,333 kali lebih besar dibanding pekerja yang menggunakan alat masker. Kita percaya 95 CI bahwa variabel menggunkan alat masker dipopulasi kilang padi di Desa Tanjung Selamat terletak diantara 1,224 sampai 9,075.

4.4. Analisis Multivariat

Analisis multivariat dalam penelitian ini menggunakan uji regresi logistik berganda yaitu salah satu pendekatan model matematis untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen kategorik yang bersifat dikotomi atau binary. Variabel yang dimasukkan dalam model prediksi regresi logistik ganda metode backward adalah variabel yang mempunyai nilai p0,25 yaitu konsentrasi PM 3, Tabel 4.8. Faktor yang Memengaruhi Fungsi Paru pada Pekerja Kilang Padi faktor internal jenis kelamin, status gizi dan riwayat penyakit paru, dan faktor eksternal kebiasaan merokok, masa kerja dan pemakaian alat masker. di Desa Tanjung Selamat Variabel Koefisien B

p. ExpB

Konsentrasi PM 3,087 2,5 0,037 21,903 Jenis Kelamin 35,5888 0,999 2,857 Status Gizi -2,376 1,000 0.093 Riwayat Penyakit Paru 1,362 0,452 3,904 Merokok -16,771 0,998 0,000 Masa Kerja 3,429 0,048 30,846 Pemakaian Masker 2,949 0,049 19,079 Constant -14,761 Universitas Sumatera Utara

4.4.1. Faktor yang Memengaruhi Fungsi Paru

Faktor yang memengaruhi fungsi paru pada pekerja kilang padi di Desa Tanjung Selamat adalah sebagai berikut Tabel 4.9. Faktor yang Memengaruhi Fungsi Paru pada Pekerja Kilang Padi di Desa Tanjung Selamat Variabel Koefisien B

p. ExpB

Konsentrasi PM 3,087 2,5 0,037 21,903 Masa Kerja 3,429 0,048 30,846 Pemakaian Alat Masker 2,949 0,049 19,079 Constant -14,761 Berdasarkan hasil analisis multivariat pada Tabel 4.8 di atas diketahui bahwa variabel konsentrasi PM 2,5 , masa kerja dan pemakaian alat masker berpengaruh terhadap fungsi paru. Berdasarkan hasil uji regresi logistik pengaruh konsentrasi PM 2,5 , terhadap fungsi paru diperoleh nilai signifikasi p=0,037, dengan Exp B21,903 pekerja yang konsentrasi PM 2,5 3 mempunyai peluang untuk mengalami fungsi paru restriktif 21,093 kali lebih besar di bandingkan dengan pekerja yang konsentrasi PM 2,5 Pengaruh masa kerja terhadap fungsi paru diperoleh nilai signifikasi p=0,048, dengan Exp B 30,846 artinya pekerja yang bekerja 5 tahun mempunyai peluang untuk mengalami fungsi paru restruktif 30,846 kali lebih besar di bandingkan dengan pekerja yang bekerja ≤ 5 tahun. Pengaruh pemakaian alat masker terhadap fungsi paru diperoleh nilai signifikasi p=0,049, dengan Exp B 19,079 artinya pekerja yang tidak menggunakan alat masker mempunyai peluang untuk mengalami fungsi paru restriktif 19,079 kali lebih besar di bandingkan dengan pekerja yang menggunkan alat masker. ≤3 Universitas Sumatera Utara Hasil dari model menunjukkan hasil bahwa variabel konsentrasi PM 2,5 , masa kerja dan pemakaian alat masker berpengaruh secara signifikan terhadap fungsi paru-paru dengan nilai Percentage Correct diperoleh sebesar 90,0 yang artinya variabel konsentrasiPM 2,5, 1 masa kerja dan pemakaian alat masker bisa menjelaskan pengaruhnya terhadap fungsi paru sebesar 90,0, sedangkan sisanya sebesar 10,0 di pengaruhi oleh faktor-faktor lain. Berdasarkan hasil uji regresi logistik tersebut, maka dapat dibuat model persamaan regresi untuk mengidentifikasi probabilitas fungsi paru sebagai berikut: P = 1 + e –-14,761+ 3,087 X 1 + 3,429X 2 + 2,949X 3 Keterangan : p : Probabilitas fungsi paru X 1 : konsentrasi PM 3 X , koefisien regresi 3,087 2 X : masa kerja, koefisien regresi 3,429 2 a : Ketetapan -14,7621 : pemakaian alat masker, koefisien regresi 2,949 e : Bilangan alamiah 2,71828 Persamaan di atas menyatakan bahwa pekerja yang konsentrasi PM 2,5 ≤3mgm 3, masa kerja ≤ 5 tahun dan menggunakan alat masker memiliki probabilitas sebesar 0,049 mengalami fungsi paru restriktif. Pekerja yang konsentrasi PM 2,5 3mgm 3 ,masa kerja 5 tahun dan tidak menggunakan alat masker memiliki probabilitas sebesar 98,47 mengalami fungsi paru restriktif. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Konsentrasi PM

2,5 terhadap Fungsi Paru pada Pekerja Kilang Padi di Desa Tanjung Selamat Pada penelitian ini, konsentrasi PM 2,5 di udara dalam ruang didapatkan konsentrasi PM 2,5 3 mgm sebesar 63,3 dan sebesar 36,7 konsentrasi PM 2,5 3 mgm. Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,0001, dengan demikian terdapat hubungan antara konsentrasi PM 2,5 dengan fungsi paru pekerja kilang padi. Pekerja yang berada di ruangan yang konsentrasi 3 mgm lebih banyak yang mengalami fungsi parunya restriktif dibanding pekerja yang berada di ruangan yang konsentrasi Berdasarkan hasil uji regresi logistik pengaruh konsentrasi PM 3 mgm. 2,5 , terhadap fungsi paru diperoleh nilai signifikasi p=0,037, dengan Exp B21,093 artinya pekerja yang konsentrasi PM 2,5 3 mgm mempunyai peluang untuk mengalami fungsi paru restriktif 21,093 kali lebih besar dibandingkan dengan pekerja yang konsentrasi PM 2,5 Berdasarkan hasil Penelitian Rahardjo 2010 di Penggilingan Padi Anggraini, Sragen, Jawa Tengah pengukuran kadar debu 3 mgm. Dengan demikian kondisi lingkungan kerja terutama kondisi udara disekitar proses penggilingan sudah tidak aman untuk dihirup karena dapat menyebabkan gangguan saluranan pernapasan maupun gangguan kapasitas fungsi paru pekerja. lingkungan di proses penggilingan, penjemuran, dan gudang. Paparan debu ada yang di atas NAB yaitu diproses 73 Universitas Sumatera Utara