14 Langkah selanjutnya ialah mengolah hasil temuan atau data, melalui
tinjauan kembali berkas-berkas yang telah terkumpul. Data yang diperoleh yaitu dari observasi, wawancara, serta dokumentasi. Seluruh data tersebut
nantinya akan dipaparkan dengan didukung oleh beberapa hasil temuan studi pustaka yang kemudian dianalisis.
G. Sistematika Penulisan
Skripi ini akan disusun dalam lima bab, yakni:
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, identifikasi masalahan, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka
teori, kerangka pemikiran, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II HUBUNGAN BILATERAL DAN BANTUAN KANADA DI INDONESIA
Pembahasan tentang hubungan bilateral Kanada-Indonesia dan bantuan luar negeri Kanada ke Indonesia dari masa ke masa.Pengelolaan bantuan luar negeri
Kanada oleh CIDA di Indonesia, Kanada dengan CIDA’s Aid Effectiveness Action
Plan 2009.
BAB III PROGRAM KANADA DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI INDONESIA
Pembahasan tentang Prioritas bantuan luar negeri Kanada di Indonesia dan implikasi dalam penerapan bantuan Kanada dalam
CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan
dalam upaya Pengentasan Kemiskinan.
15
BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEPENGARUHI BANTUAN LUAR NEGERI KANADA KE INDONESIA
Pembahasan dan analisis mengenai kebijakan bantuan luar negeri Kanada untuk melihat faktor-faktor yang menjadi motif pemberian bantuan seperti
Kepentingan Nasional di bidang politik dan ekonomi.
BAB V PENUTUP
16
BAB II HUBUNGAN BILATERAL DAN BANTUAN KANADA DI INDONESIA
A. Sejarah Singkat Hubungan Bilateral dan Bantuan Kanada di Indonesia
Hubungan bilateral Indonesia-Kanada telah terbangun sejak lama, di mana pembangunan dan peningkatan perekonomian telah menjadi orientasi utama yang
menggambarkan kerjasama panjang tersebut. Semenjak Orde Lama hingga pemerintahan pasca Reformasi, berbagai macam program pembangunan dalam
berbagai bentuk dan motivasi telah dilaksanakan. Tujuannya adalah mengembangkan dan menguatkan Indonesia sebagai negara yang tengah
berkembang.
29
Peran Kanada sebagai negara maju merupakan pendukung tercapainya pengembangan ini, dengan bantuan luar negeri yang juga telah
memberi warna tambahan kepada Indonesia. Hingga pada tahun 2009 Indonesia- Kanada bekerjasama dalam pengentasan kemiskinan
dan percepatan MDG’s dalam
CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan, yang membawa tema pembangunan dan ekonomi kembali pada hubungan dua negara. Berikut merupakan pembahasan
sejarah hubungan bilateral terkait bantuan Kanada ke Indonesia dari masa ke masa:
1. Hubungan Bilateral Indonesia Kanada pada Masa Orde Lama
Sejarah hubungan dua negara secara diplomatik dan formal, telah dimulai dengan penandatanganan persetujuan untuk membuka perwakilan di kedua
negara pada tanggal 9 Oktober 1952.
30
Pada saat itu, Indonesia membuka
29
Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012, Transkip publikasi CFLI.
30
Kementerian Luar Negeri Indonesia., Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada update 2008-2013.
17 perwakilan Republik Indonesia di Kanada untuk pertama kalinya yang
bertempat di Quebec. Meski begitu, sejarah hubungan kedua negara secara informal sudah dimulai sejak tahun 1948, ketika Indonesia sedang mencari
dukungan politik serta pengakuan internasional di forum PBB secara de jure dan de vacto paska kemerdekaan Indonesia di tahun 1945.
31
Dalam hal ini, peran Jenderal Mc Naughton Kanada sebagai Presiden Dewan Keamanan
PBB berperan signifikan dalam menentukan keberhasilan Indonesia sebagai negara yang berdaulat.
32
JendralAndrewMc Naughton berhasil memecahkan kebuntuan dalam negosiasi penyelesaian konflik antaraIndonesia dan Belanda.
Dengan membentuk KomisiTripartit untuk mengadakan perundingan dengan Indonesia dan Belanda.
33
NegosiasiTripartit inilah yang kemudian mengarahkan padapengakuan internasional tentang kedaulatan Indonesia pada bulan
Desember1949 di Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB.
34
Dalam sejarah kerjasama bantuan pembangunan, Kanada pernah mendukung Indonesia melalui Colombo Plandi tahun 1950 sebagai usaha
pemulihan perekonomian dunia pasca perang.
35
Akan tetapi, pemerintahan Indonesia yang pada saat itu masih membenahi politik internal dan
perekonomian domestik, membuat usaha pembangunan dalam Colombo Plan tidak memberikan kontribusi yang maksimal. Terlebih bila melihat kedekatan
Indonesia dengan Komunis pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, yang
31
Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada update 2008-2013.
32
Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada update 2008-2013.
33
Robert Bothwell, The Big Chill: Canada and the Cold War, 15.
34
Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada update 2008-2013.
35
Lee Seymour, Strengthning Canada Democracy, Canada: university of fraser valley, 2012, 79.
18 bertentangan dengan tujuan utama dari Colombo Plan, Yaitu pengembangan
sumber daya manusia yang berdasar pada pembangunan dan tata kelola pemerintah yang demokratis. Barulah setelah peralihan Orde Lama ke Orde
Baru di tahun 1968, kerjasama pembangunan Colombo Plan dengan Kanada dapat kembali berjalan dan memberikan dampak pada pembangunan.
2. Hubungan Bilateral Indonesia Kanada pada Masa Orde Baru
Hubungan Kanada dan Indonesia sangat baik di masa Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto. Dimulai pada tahun 1968 kerjasama
Indonesia-Kanada dibuka dengan penandatanganan Memorandum of Understanding
MOU yang berisi pertukaran nota kesepahaman antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kanada dalam pemberian
bantuan Grant untuk pembangunan Indonesia. Bantuan tersebut, diberikan dua periode dalam bentuk yang berbeda. Periode pertama pada tahun 1968
– 1969, bantuan diberikan dalam bentuk dana keuangan untuk pemulihan
ekonomi; dan periode kedua di tahun 1970, bantuan diberikan berupa bahan pangan dan kertas cetak untuk surat legal pemerintahan. Pemberian bantuan
berupa kertas cetak, kemudian mendorong terbentuknya kerjasama Indonesia - Kanada dalam hal survei potensi industri kertas dan kayu di Indonesia, dan
berujung pada kesepakatan pemberian pinjaman untuk pembuatan Industri percetakan di tahun 1971.
36
Kerjasama tersebut kemudian menjadi dasar kerjasama Kanada- Indonesia dalam ruang lingkup yang lebih besar dalam berbagai bidang di
masa Orde Baru. Kerjasama bilateral meningkat pesat dalam sektor
36
Kementerian Luar Negeri Indonesia, Daftar perjanjian kerjasama Internasional Kanada-RI
. Update Mei 2008.
19 pembangunan industri, teknologi, dan ekonomi.
37
Terlebih dalam sektor penerbangan dan pembangunan fasilitas umum. Hubungan bilateral antara
Indonesia dan Kanada terus meningkat melalui kerjasama yang didasarkan pada pembangunan. Kanada dan Indonesia juga terlibat dalam pemajuan
perlindungan hak asasi manusia, kebebasan beragama, demokrasi, pemerintahan, dan pluralisme.
38
Tanpa meninggalkan esensi kebutuhan ekonomi sebagai indikator utama hubungan Kanada dan Indonesia. Bisa
dikatakan, pada era Soeharto inilah kerjasama Indonesia dan Kanada berada pada puncaknya. Meski begitu, pada sisi mata koin yang berbeda. Di masa
Orde Baru juga, Kanada dan Indonesia rutin membahas persetujuan pinjaman di berbagai bidang dan sektor pembangunan.
Dimulai dengan penandatanganan MOU, pengembangan kebijakan kredit pada 30 Oktober 1972 berkembang pada pinjaman untuk memperkuat
penerbangan domestik, pengembangan infrastruktur, pembangunan di perkotaan, hingga penguatan Industri ekspor lokal.
39
Hal ini berdampak pada ikut meningkatnya beban hutang luar negeri Indonesia kepada Kanada dan
menciptakan ketergantungan pada hutang luar negeri. Hutang luar negeri yang tinggi dan resesi dunia di akhir tahun 1996,
membuat perekonomian Indonesia berpotesi jatuh dalam keruntuhan. Keadaan tersebut, mulai mengkhawatirkan Kanada yang berperan sebagai salah satu
pendonor hutang luar negeri Indonesia. Melalui berbagai dialog dengan
37
Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Hubungan Kanada-Indonesia, Transkip publikasi CFLI.
38
Kementerian Luar Negeri Indonesia, Daftar perjanjian kerjasama Internasional Kanada-RI
. Update Mei 2008.
39
Kementerian Luar Negeri Indonesia, Daftar perjanjian kerjasama Internasional Kanada-RI
. Update Mei 2008.
20 pemerintah Indonesia, tercetuslah untuk membuat sebuah program konsultasi
bilateral dua negara, di mana Indonesia dan Kanada sama-sama menandatangani Joint Declaration pelaksanaan Forum Konsultasi Bilateral
FKB di tahun 1997.
40
Perjanjian ini merupakan sebuah kesepakatan vital mengenai hubungan bilateral Kanada dan Indonesia di masa Orde Baru di
bidang konsultasi
pembangunan, ekonomi,
finansial, hutang,
dan pemerintahan.
41
Program FKB dianggap berguna dalam mempererat hubungan dua legislatif negara dan memperkuat stabilitas ekonomi Indonesia.
42
Namun, sebelum sempat di resmikan Indonesia telah lebih dulu terkena krisis ekonomi
besar-besaran di tahun 1997-1998. Menumbangkan rezim pemerintahan Soeharto yang memangkas pula kerjasama dengan Kanada, dan memasukkan
Indonesia ke dalam era Reformasi yang menyisakan beban besar pada pemerintah Indonesia untuk membayar hutang luar negerinya. Meski pada
tanggal 27 Oktober 1998 sempat dibuat MOU antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kanada dalam Amandemen Nomor 1 mengenai
penasihat teknis terhadap proyek Bappenas.
43
Glombang Reformasi yang kuat disertai ketidakstabilan ekonomi regional, membuat kesepakatan Forum
Konsultasi Bilateral FKB 1997 terpaksa tertuda tanpa kejelasan, dan
40
Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada update 2008-2013.
41
Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada update 2008-2013.
42
Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada update 2008-2013.
43
Kementerian Luar Negeri Indonesia, Daftar perjanjian kerjasama Internasional Kanada-RI
. Update Mei 2008.
21 menunggu waktu yang tepat untuk membangun kembali konsultasi bilateral
tersebut. 3.
Hubungan Bilateral Indonesia Kanada pada Masa Reformasi
Krisis ekonomi tahun 1997 mengakibatkan perekonomian dan keamanan Indonesia menjadi sangat tidak stabil dan beresiko bagi asing, khususnya bagi
Kanada. Secara kondisi ekonomi dan keamanan, Kanada memang tidak dapat mencampuri atau mengintervensi keadaan dalam negeri Indonesia. Namun di
tataran politik, Kanada tetap berkomitmen mendukung integritas wilayah kedaulatan NKRI dan juga menghormati proses Reformasi yang terjadi di
Indonesia.
44
Selain itu, Kanada juga mendukung pemerintahan indonesia dalam Reformasi dengan membuat MOU mengenai proyek bantuan Reformasi
pemerintahan pada 27 Oktober 1998 Dan pada 9 Mei 2003 mengenai bantuan Reformasi pemerintahan fase II di Indonesia.
45
Meski di tingkat bilateral hubungan Indonesia dan Kanada dibidang ekonomi dan pembangunan mengendur akibat krisis di era Reformasi, namun
tidak di tingkat multilateral. Kanada dan Indonesia aktif bertemu dalam kemitraan di sejumlah organisasi multilateral, seperti Kerjasama Ekonomi Asia
Pasifik APEC, Asosiasi Negara Asia Tenggara ASEAN, Forum Regional ASEAN ARF, G20, Organisasi Perdagangan Dunia WTO, dll.
46
Sebagai salah satu negara maju, Kanada berperan dalam penguatan lembaga
multilateral tersebut.
44
Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Sambutan Dubes Kanada untuk Indonesia.. Transkip publikasi CFLI.
45
Kementerian Luar Negeri Indonesia, Daftar perjanjian kerjasama Internasional Kanada-RI . Update Mei 2008.
46
Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Hubungan Kanada-Indonesia, Transkip publikasi CFLI.
22 Melalui lembaga-lembaga multilateral ini, hubungan Kanada dan
Indonesia kembali menguat pasca Reformasi, seiring dengan menguatnya intensitas pertemuan dalam berbagai forum internasional yang telah terjalin
selama bertahun-tahun.
47
Salah satu yang menjadi faktor strategis penguatan kemitraan dua negara, adalah bertemunya Kanada dan Indonesia di dalam
pemenuhan target MDG’s sebagai negara donor dan negara penerima yang di prakarsai oleh OECD. Sebagai mitra pembangunan, Kanada banyak bekerja
sama dengan Indonesia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sebagai dua buah pilar utama kerjasama bilateral.
48
Terutama di era kontemporer yang memberikan perubahan pada kehidupan berbangsa dan
bernegara di level Internasional. Baik dalam kemajuan di perekonomian, maupun persoalan-persoalan baru yang muncul mengiringi faktor ekonomi,
seperti isu Kemiskinan. Barulah pada September 2008, dalam kunjungan Dirjen Amerop ke
Ottawa dengan Dirjen Asia Selatan dan Oseania DFAIT, muncul kesepahaman untuk mengaktifkan kembali FKB Indonesia-Kanada yang telah tertunda sejak
1997.
49
Pada akhirnya, tercapailah kesepakatan dengan pemerintah Indonesia untuk mengaktifkan Forum Konsultasi Bilateral FKB kembali pada
September 2009.
47
Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Hubungan Kanada- Indonesia. Transkip publikasi CFLI.
48
Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012. Transkip publikasi CFLI
49
Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada , update 2008-2013.
23
B. Canada International Development Agency di Indonesia
Sebagai upaya pengoptimalan konsep Human Security dan upaya Kanada membantu pembangunan dunia, Kanada membentuk CIDA Canada International
Development Agency sebagai lembaga penyalur bantuan luar negeri Kanada yang
dibentuk pasca berakhirnya Marshall Plan.
50
Sebagai lembaga resmi pengelolaan bantuan luar negeri CIDA berjalan dengan fokus kebijakan luar negeri pemerintah
Kanada, termasuk dalam memberikan bantuan ke Indonesia yang dalam penerapan dan pelaksanaanya juga bergantung dari kebijakan tersebut. Sejak
CIDA dibentuk tahun 1968
51
hingga kini, dua konsep kebijakan luar negeri Kanada melalui CIDA pernah dirasakan oleh Indonesia sebagai negara penerima
bantuan Kanada. Kebijakan pertama, merupakan pendekatan moral yang dilakukan Kanada dalam memberikan bantuan luar negerinya dari tahun 1984-
1993. Kanada membangun ketahanan manusia domestiknya di bidang ekonomi, politik, sosial dan kemananan yang kemudian dibawa dalam kebijakan luar
negerinya dibawah kepemimpinan perdana menteri Brian Mulroney, sebagai konsep “moral identity” dalam memberikan bantuan luar negeri ke negara miskin
dan berkembang.
52
Di bawah kebijakan luar negeri ini, Kanada aktif mempromosikan human security
ke daerah baru dengan mengedepankan pendekatan moral dalam bantuan luar negeri dan kegiatannya di area internasional dibawah payung PBB.
53
Termasuk didalamnya mempromosikan demokrasi dan perspektif Kanada tentang
50
David mutimer, Canadian International security policy: reflections for new era. centre for International and security studies
, toronto, ontario york university, 2002, 3.
51
David mutimer, Canadian International security policy,3.
52
Edward Ansah Akuffo, Canadian Foreign Policy in Africa : “regional approaches to
peace, security, and development” Canada: university of fraser valley 2012,17.
53
David mutimer, Canadian International security policy: reflections for new era. centre for International and security studies
, toronto, ontario york university, 2002,.15
24 “good international citizen”, pembangunan moral dalam mengelola pemerintahan,
meningkatkan hak asasi manusia dan menurunkan angka kemiskinan. Memberikan bantuan luar negeri ke Indonesia, tanpa kebijakan yang mengikat
kepemilikan sumber daya di negara penerima. Namun begitu, kebijakan ini mendapat kritik dari Edward Ansah Akuffo dalam buku Canadian Foreign Policy
in Africa . Edward berpendapat bahwa: “apa yang disebut sebagai Canada’s moral
identity, tidak dibenarkan bila mengasumsikan adanya timbal balik dari negara lain baik berupa transfer keuntungan baik secara finansial, personil, material, atau
sumber lainnya. Ini merupakan theoritical-reality gap dari kebijakan normatif kanada dalam memberikan bantuan
luar negeri”.
54
Kebijakan kedua , selepas tahun 1993 pendekatan baru telah diterapkan di
Indonesia. Kanada memasuki babak baru dalam konsep human security dengan pola-
pola baru kerjasama internasional. yang disebut dengan “new human security of Canada’s policy”
55
dengan Lloyd Axworthy sebagai mentri luar negeri di bawah kepemimpinan perdana menteri Chretien di bulan januari 1996.
56
Konsep ini diadopsi dari kinerja negara-negara anggota OECD dan ODA yang dianggap
effektif dalam membangun sistem yang lebih efisien dan produktif dalam kerjasama internasional dengan membawa kepentingan Kanada untuk dunia dan
domestik Kanada sendiri. Kebijakan luar negeri ini dibangun menempatkan dua misi, yaitu: menyalurkan bantuan luar negeri yang lebih baik dalam Canada aid
effectiveness, dan pembangunan ekonomi yang lebih produktif.
57
Misi dalam
54
Edward Ansah Akuffo, Canadian Foreign Policy in Africa, 12.
55
David mutimer, Canadian International security policy: reflections for new era. centre for International and security studies
, toronto, ontario york university, 2002,3.
56
Edward Ansah Akuffo, Canadian Foreign Policy in Africa, 25.
57
Murray Dobbin, The Myth of the good corporate citizen: Canada and Democracy in the age of globalization
Toronto: james lorimer company ltd., publishers 2003, 71.
25 Konsep baru Kanada ini, menjadi sebuah jalur yang dibawa oleh kanada dalam
berbagai forum Internasional dengan OECD dan garis pembentukan CIDA’s Aid
Effectiveness Action Plan hingga di tahun 2013.
Kanada beranggapan bahwa konsep baru ini merupakan pendekatan yang lebih baik dalam sistem pemberian bantuan Kanada. Karena konsep ini, melihat
kemiskinan di negara miskin bukan lagi sebagai masalah ekonomi semata.Melainkan sebuah variabel yang harus dituntaskan bersama dengan faktor
lain yang menghambat penyelesaiannya.
58
Akan tetapi, mengingat pendekatan ini diadobsi dari system negara-negara donor di benua Amerika dan Eropa, tak dapat
dikesampingkan pemikiran bahwa CIDA juga merupakan alat bagi kepentingan Kanada. Ini menjelaskan pengajuan Kanada dalam membentuk konsultasi bilateral
dua negara Kanada-Indonesia dan kebijakan-kebijakan yang bersifat mengikat dalam membawa keuntungan yang besar bagi Kanada, ataupun berorientasi pada
mengamankan perekonomian Kanada.
C. CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan
Hubungan bilateral Indonesia dan Kanada telah terbangun selama bertahun- tahun dengan diiringi turun naiknya intensitas kerjasama yang terjadi diantara
keduanya. Meski pada masa Orde Baru, kerjasama Indonesia-Kanada memiliki intensitas yang tinggi dalam pertumbuhan di sektor pembangunan industri.
59
Namun, krisis keuangan Asia di tahun 1997 juga berdampak pada menurunnya intensitas kerjasama dan hubungan bilateral Indonesia-Kanada dalam hal
pembangunan. CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan kembali membuka potensi-
58
David mutimer, Canadian International security policy: reflections for new era. centre for International and security studies
, toronto, ontario york university, 2002, 27.
59
Kementerian Luar Negeri Indonesia, Daftar perjanjian kerjasama Internasional Kanada-RI
. Update Mei 2008.
26 potensi kerjasama kedua negara dalam berbagai bidang, terutama pada bidang
pembangunan dan upaya pengetasan kemiskinan.
60
Kemiskinan di Indonesia tidak lagi dipahami hanya sebatasketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalanmemenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan
bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat.
61
Hak-hak dasar yang diakui secara umum meliputiterpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih,
pertanahan, sumber daya alam, lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-
politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki.
62
Agar kesinambungan terjadi dalam penanganan kemiskinan,perlu menjadikannya sebuah prioritas dalam
program pemerintah, dan perlunya pemerintah Indonesia menangani kemiskinan sesuai porsi penyebabnya.
Berdasarkan pemikiran tersebut, pada tahun 2005 Pemerintah Indonesia telah membuat sebuah pedoman dasar dalam upaya pengentasan kemiskinan di
Indonesiayang disebut sebagai SNPK Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan.
63
Strategi ini dicetuskan oleh Komite Penanggulangan Kemiskinan, yang menjadi sebuah rujukan kebijakan jangka panjang dan jangka pendek
Pemerintah Indonesia, termasuk langkah-langkah pengoptimalan kemitraan dan
60
Wawancara Christian Canada Fund for Local Initiative, pada 30 November 2014.
61
Iskandar Syah, Kemiskinan di Indonesia, 10.
62
Arif Haryana, Konsep dan Implementasi Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan: Upaya Mendorong Terpenuhinya Hak Rakyat Atas Pangan
. 3. PDF [data base on-line] , diunduh pada 18 Desember 2013 dari
http:www.bappenas.go.idfiles34134986193406arifharyana2008112316520712110__ 20091014124616__2242__0.pdf
63
Kurniawan Ariadi, Perkembangan ODA Internasional dan Peluang Indonesia; Catatan Laporan Tahunan DAC-OECD
, 11.
27 sumber daya dari berbagai bidang termasuk mitra internasional. Terdapat lima
strategi utama dalam pedoman tersebut. yaitu:
64
1. Perluasan kesempatan. Membuka akses pada pengembangan
pembangunan pemerintah daerah dari segi pengelolaan administrasi dan pertumbuhan ekonomi.
2. Pemberdayaan
kelembagaan masyarakat.
Pemerintah akan
memberdayakan pihak swasta, organisasi masyarakat, LSM, perguruan tinggi, organisasi keagamaan, dan lain-lain. Dalam mendukung
pemerintah daerah dalam pelaksanaan dan pengawasan terhadap strategi penanggulangan kemiskinan.
3. Peningkatan kapasitas melalui pengembangan pengelolaan, sistem,
sumber daya, dan jaringan. Dengan peningkatan kapasitas pengelolaan publik yang lebih baik diharapkan akan mendorong pelaku pembangunan
lain non pemerintah untuk ikut aktif dalam penanggulangan kemiskinan.
4. Perlindungan sosial. Penegakan dan pengawasan pada peraturan dalam
menjaga penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat, guna memberikan keadilan sosial bagi seluruh lapisan.
5. Penataan kemitraan global. Pemerintah melihat mitra global sebagai
aktor yang bersentuhan langsung atau dinilai memberikan dampak baik kepada kemiskinan. Pihak asing memiliki peran sebagai penyedia modal
dan teknologi, lapangan kerja, pengembangan fasilitas, serta sumber
64
Kurniawan Ariadi, Perkembangan ODA Internasional dan Peluang Indonesia; Catatan Laporan Tahunan DAC-OECD
, 15.
28 pemasukan negara melalui pajak. Poin ini membuktikan bahwa dalam
perencanaan penangulangan kemiskinan peran dari lembaga internasional atau pihak asing memang mendapat porsi penting dalam penerapannya.
Kelima poin strategi SNPK ini, yang kemudian menjadi sudut pandang pembentukan strategi kepentingan pemerintah Indonesia yang tertuang dalam
poin-poin CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan,
65
menjadi arahan dalam pembentukan RPJM,
66
dan rujukan program Kanada di Indonesia.
67
Kanada akan membawa poin-poin tersebut sebagai acuan pembangunan dan pengembangan
ekonomi Indonesia dalam prioritas bantuan luar negeri Kanada.
68
Pada dasarnya,paradigma ini menempatkan bantuan luar negeri sebagai sebuah komitmen bersamayang kemudian diwujudkan, salah satunya melalui
kemitraan antara donor dan penerima. Dalam kasus bantuan luar negeri Kanada yang diwakili oleh Canadian International Development AgencyCIDA,
Pemerintah Kanada ikut berkomitmen dalam menjunjung kemitraan yang selaras dengan Indonesia.
Hubungan bilateral Indonesia dan Kanada terus meningkat pasca tahun 2009.Sebagai bagian dari agenda efektivitas bantuan luar negeri dan pemenuhan
target pembangunan dunia, Kanada membuka jalur kerjasama ke Indonesia dari berbagai bidang strategi. Mulai dari peningkatan pendidikan, budaya,
65
Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI.
66
Kurniawan Ariadi. Perkembangan ODA Internasional dan Peluang Indonesia; Catatan Laporan Tahunan DAC-OECD
,15.
67
Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI.
68
Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI.
29 pengembangan ekonomi, perlindungan hutan, peningkatan mutu kehidupan, dan
konsultasi bilateral di bidang politik. Sasaran strategi Kanada di Indonesia adalah untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi berkelanjutan,yang mengedepankan upaya pengentasan kemiskinan dan efektifitas kerja dengan mitra nasional. Hal ini dilakukan dengan memperkuat
perencanaan dan pemrograman ekonomi domestik, mempromosikan pengelolaan sumber daya terbarukan dalam mendukung pembangunan ekonomi lokal.
69
Pada akhirnya nanti diharapkan tercapai independensi ekonomi yang dapat membantu
Indonesia dalam mengatasi masalah kemiskinan sebagaimana yang tercantum dalam butir-butir
CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan.Sebagai pembuktian untuk mempertajam komitmen tersebut, pada bulan Maret 2009 Pemerintah
Kanada mengumumkan melalui lembaga bantuan luar negerinya Canada International Development Agency
CIDA bahwa Kanada telah memasukan Indonesia sebagai salah satu dari 20 negara prioritas penerima bantuan luar negeri,
dan akan memfokuskan 80 persen sumber daya dari bantuan bilateralnya Kanada kepada negara-negara tersebut.
70
Kanada berargumen bahwa fokus ini dipilih berdasarkan kebutuhan riil negara penerima, kapasitas untuk mengelola, penyerapan keuntungan dari
bantuan, dan keselarasan dengan prioritas kebijakan luar negeri Kanada.
71
Tujuannya adalah untuk membuat bantuan internasional Kanada lebih fokus, lebih efektif, dan lebih bertanggung jawab. Kanada menganggap prioritas sejalan
dengan Pemerintah Indonesia sebagaimana yang telah dicanangkan dalam
69
Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI.
70
DFAIT, Where We Work in International Development. [data base on-line] Diakses pada 28 feb 2013dari www.international.gc.caCanada prioritywhere we work
71
DFAIT, Where We Work in International Development. [data base on-line]
30 program lima tahunan pembangunan Pemerintah Indonesia, dan dokumen
kebijakan penting lainnya.
72
Di dalam dokumen ini disebutkan, bahwa yang menjadi pokok utama perhatian dari
CIDA’s Aid Effectiveness Action Planadalah:
73
1. Peningkatankepemilikan kebijakan danhasil pembangunan.
Kanada mendukung upaya kepemilikan negara setempat Indonesia dalam pembangunan. Hal ini menunjukan bahwa proyek-proyek pembangunan
Kanada harus dipimpin oleh pemerintah lokal Indonesia agar mendapat hasil yang optimal dan tepat pada sasaran. Upaya ini meliputi identifikasi kebutuhan
dan prioritas melalui kebijakan dan strategi nasional. Program dan proyek Kanada selaras dengan kebutuhan negara mitra dan prioritas nasional yang
digariskan dalam rencana tersebut. Kepemilikan sebuah negara atas kebijakan pembangunannya menjadi
sebuah prinsip penting dalam efektivitas bantuan luar negeri. Prinsip ini merupakan bentuk dorongan kemandirian bagi negara penerima bantuan untuk
menunjukan kemampuan
dalam menentukan
strategi, dan
arah pembangunannya sendiri sesuai kebutuhan, tanpa intervensi dari asing.
2. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.
Kanada secara teratur melaporkan rencana, kegiatan dan hasil program sepanjang tahun. Kanada juga berupaya untuk meningkatkan transparansi
bantuan melalui berbagai mekanisme dan perjanjian baru, termasuk data website yang terbuka untuk umum, dan kemitraan yang terbuka dengan
72
Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI.
73
Teks CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan 2009-2013.
31 Pemerintah. Pertanggungjawaban laporan Pemerintah Indonesia dengan
Kanada dilakukan secara transparan dan mengarah pada kesinambungan pembangunan bersama secara berkala. Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi
kinerja, mengukur harmonisasi, dan mencegah munculnya penyalahgunaan kewenangan baik dari pihak donor ataupun pemerintah Indonesia. Kanada
berfokus pada kerjasama kemitraan yang efektif, efisien, dan produktif dalam kapasitas pembangunan dengan mengikutsertakan kordinasi yang baik antara
negara donor dan negara penerima. Prinsip ini penting untuk mengukur dan memastikan bahwa kapasitas pemerintah Indonesia dan Kanada telah memadai
dalam mendukung kebijakan pembangunan. Selain itu, prinsip ini juga digunakan untuk mengukur intensitas kepentingan negara donor dan
kepentingan lokal. 3.
Kemitraan efektif untuk mempercepathasil pembangunan Kanada akan bekerja dengan semuamitra pembangunan untuk mencapai
hasi lpembangunan berkelanjutan.Kanada bekerjasama dengan berbagai mitra di tingkat lokal, nasional, regional dan internasional Indonesia, guna
mempercepat pencapainan MDG’s yang difokuskan pada upaya pengentasan kemiskinan. Pelaporan akan mengikuti mekanisme Indonesia dalam pencatatan
bantuan luar negeri. Mitra dalam pengembangan meliputi negara-negara berkembang, donor tradisional, organisasi multilateral, masyarakat sipil, dan
sektor swasta.
32
BAB III PROGRAM KANADA DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN
DI INDONESIA A.
Prioritas Bantuan Kanada ke Indonesia dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah multidimensi yang serius dan terdapat hampir di seluruh negara di dunia.
74
Hal ini pada umumnya menjadi permasalahan yang penuh dengan polemik di negara-negara dunia ketiga dan negara
berkembang seperti Indonesia.
75
Selain karena sifat dasar kemiskinan itu sendiri yang memiliki level kompleksitas yang rumit, tapi juga karena upaya pengentasan
kemiskinan selalu bersinggungan dengan instrumen lain dalam sebuah tatanan masyarakat di sebuah negara.
76
Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah kemiskinan, perlu adanya sebuah harmonisasi yang saling melengkapi guna
mencapai keselarasan masyarakat dan kehidupan sosial. Kompleksitas kemiskinan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling
berkaitan.Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yakni kemiskinan alamiah dan buatan.
77
Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan
ini terjadi akibat tidak tersediannya fasilitas dan sarana penunjang dalam mencapai kebutuhan hidup, atau kondisi yang menghalangi ketersediaan
74
Jhon p. Lewis, Pro- Poor Aid Conditionality. United State of America:Overseas Development Council Washington DC 2012, 13.
75
Shaka Mahottama, Analisis terhadap Implementasi Bantuan World Bank dalam Menekan Angka Kemiskinan di Indonesia Periode 2000-2010
, Pascasarjana Departemen Hubungan Internasional, FISIP UI 2011, 24
76
Iskandar Syah, Kemiskinan di Indonesia. Jakarta: UT 2010, 2.
77
Iskandar Syah, Kemiskinan di Indonesia. Jakarta: UT 2010, 3.
33 tersebut.
78
Sedangkan kemiskinanbuatanterjadi, karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu
menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia,hingga mereka tetap hidup dalam kemiskinan.
79
Dua tipe kemiskinan tersebut kental ditemukan di Indonesia dengan segala faktor penunjang kerumitannya.
CIDA sebagai sarana utama bantuan pembangunan resmi Kanada di seluruh dunia, berkomitmen dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, mengurangi
kemiskinan dan memberikan bantuan kemanusiaan untuk dapat memajukan sebuah dunia yang lebih aman, adil dan makmur. Dan dalam kerangka agenda
efektivitas bantuan ke Indonesia guna mempertajam fokus bantuan internasionalnya, Kanada memusatkan program ini pada tiga tema pokok berikut:
1. Peningkatan ketahanan pangan
Sepanjang 2010-2012 Kanada membantu menciptakan lapangan kerja baru dalam pembudidayaan rumput laut, jambu mete dan industri kelapa.
Dipraktekan pula pertanian hijau yang bermanfaat bagi petani dalam produksi pupuk organik dan batok kelapa briket arang, lebah, dan pembibitan pohon.
80
Poin yang termasuk di dalamnya juga: a.
Bantuan pangan dan gizi. b.
Pembangunan pertanian berkelanjutan, terutama bagi petani skala kecil dan wanita.
c. Penelitian dan Pengembangan
78
Iskandar Syah, Kemiskinan di Indonesia. Jakarta: UT 2010, 4.
79
Iskandar Syah, Kemiskinan di Indonesia, 7.
80
Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012, Transkip publikasi CFLI.
34 2.
Keamanan masa depan anak-anak dan remaja Kanada membantu memberikan fasilitas bagi anak-anak jalanan yang
ditampung di rumah singgah. Membantu fasilitas pendidikan dan mencegah terjadinya pekerja anak di bawah umur.
81
Poin yang termasuk di dalamnya juga:
a. Kelangsungan hidup anak, termasukkesehatan ibu hamil.
b. Akses terhadap pendidikan berkualitas.
c. Penghidupan kedepanyang amanuntuk anak-anakdan remaja.
3. Merangsang pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan
Kanada menyediakan tenaga ahli guna memberikan penyuluhan teknis untuk usaha kecil dan menengah, penyedia layanan bisnis, dan lembaga
keuangan mikro.
82
Poin yang termasuk di dalamnya juga: a.
Membangunpondasiekonomi b.
pertumbuhan bisnis c.
Investasi Selain dari tema-tema tersebut, CIDA selalu memadukan tiga tema lintas
sektor dalam semua program dan kebijakannya, yaitu: 1.
Meningkatkan kelestarian lingkungan 2.
Mempromosikan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki
81
Wawancara Christian Canada Fund for Local Initiative, pada 30 November 2014.
82
Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012, Transkip publikasi CFLI.
35 3.
Membantu memperkuat tata pemerintahan lembaga-lembaga dan pelaksanaannya
CIDA berkomitment untuk membawa fokus tema tersebut dalam perjalanan kerjasama dengan pemerintah dan mitra lokalIndonesia. Kanada akan
mengusahakan sebisa mungkin untuk mencapai keselarasan dalam menjalankan misi pembangunan. Hal ini dilandaskan dengan pemikiran bahwa bantuan luar
negeri dengan segala motifnya, tetap memiliki unsur altruisme dan humanitarianisme sekecil apapun itu. Sehingga yang dibutuhkan hanyalah
indikator untuk mengukur dan mengaturnya. prioritas ini juga meliputi :
Pertama , memperkuat kemampuan pemerintah untuk menyediakan
layanan.
83
Kanada mengembangkan kapabilitas eksekutif dan legislatif baik pusat dan daerahdengan melakukan join mission dan konsultasi bilateral. Di tingkat
legislatif, Kanada membangun kerjasama dalam pengelolaan bantuan pendanaan. Kanada berusaha mengoptimalkan kinerja program tersebut dengan melakukan
perjanjian-perjanjian dengan pemerintah baik di Kementerian dan daerah. Di tingkat eksekutif, Kanada memperkuat kapasitas pembentukan undang-undang
dan melakukan perundingan bersama terkait dengan kebijakan luar negeri Indonesia.
84
Kedua,
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
85
Kanada memberikan
pelatihan kerja,
mengadakan dialog
dan memfasilitasi
penyelenggaraan pengembangan sumber daya manusia yang terampil dan profesional. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan rangkaian
83
DFAIT, Where We Work in International Development. [data base on-line]
84
Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI.
85
DFAIT, Where We Work in International Development. [data base on-line]
36 upaya untuk mewujudkan pembangunan manusia, sebagai bagian dari proses
pembangunan nasional Indonesia. Kesadaran yang makin kuat akan pentingnya sumber daya manusia berkualitas akan memicu keikut sertaan bangsa Indonesia
dalam proses global yang sedang berlangsung. Pelatihan dan bantuan teknis yang diberikan untuk memastikan rencana dan anggaran daerah mengintegrasikan
kebutuhan perempuan dan orang miskin. Upah yang layak dan sesuai standar, pelatihan pengembangan keahlian, dan tetap menjaga agar tidak terjadi
kesenjangan gender antara perempuan dan laki-laki.
86
Ketiga,
meningkatkan kapasitas
ilmu pengetahuan,
teknologi pengembangan dan penguatan daya saing ekonomi.
87
Kanada melakukan transfer teknologi dan pengetahuan di bidang sumber daya alam terbarukan dan tidak
terbarukan yang lebih moderen juga ramah lingkungan,melalui perusahaan Kanada yang masuk kembali ke Indonesia. Kanada juga memperkenalkan standar
kerja yang lebih profesional, efisien, dan produktif. Khusus untuk perusahaan tambang dan gas, Kanada mengedepankan standar kerja yang lebih aman terhadap
pengelolaan sumber daya dan tetap menjaga lingkungan hidup. Sedangkan dari sektor non tambang dan gas Kanada mengadopsi sistem multipihak dan
pendekatan mikro untuk mengelola tanaman pohon dan budidayabernilai tinggi.Cara-cara baru juga diimplementasikan untuk mengelola sumber daya hutan
dan air untuk menguntungkan penduduk.
88
86
Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI.
87
DFAIT, Where We Work in International Development. [data base on-line]
88
Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI.
37
Keempat,
melanjutkan Reformasi terkait dengan pertumbuhan ekonomi di daerah.
89
Kanada sendiri sejaktahun 1970 telah melakukan kerjasama dengan beberapa pemerintahan daerah khususnya Sulawesi
90
dalam pemanfaatan hasil hutan dan Papua tentang hasil tambang.
91
Kanada bermaksud melanjutkan pembangunan di daerah terkait sektor ekonomi yang dahulu sempat tertunda di
tahun 1998.Sulawesi yang menjadi pulau terpadat ketiga di Indonesiadipilih sebagai konsentrasi Kanada dan menjadi kekuatan pendorong untuk perubahan di
wilayah termiskin dari Indonesia Timur dalam pengembangan ekonomi. Fokus daerah ini dilakukan agar tidak terjadinya tumpang tindih dalam pembangunan
daerah dengan mitra lain,dengan tanpa mengurangi terbukanya penyaluran bantuan di bidang dan daerah lain yang proporsional dalam menerima bantuan
luar negeri Kanada.
92
Kelima,
meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dalam keberhasilan pelaksanaan desentralisasi.
93
Desentralisasi dalam pengelolaan sumber daya alam memberikan pengaruh yang positif terhadap partisipasi stakeholder lokal dalam
pengambilan keputusan. Pengelolaan sumber daya tersebut dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan langsung memberikan kontribusi
untuk meningkatkan pendapatan bagi masyarakat miskin. Dengan begitu, akan tercipta kinerja yang lebih baik dari pemerintah yang akan memiliki dampak nyata
pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Sebab, peningkatan akuntabilitas
89
DFAIT, Where We Work in International Development. [data base on-line]
90
Kementrian Luar Negeri Indonesia, Daftar perjanjian kerjasama internasional Kanada-RI
, Update Mei 2008.
91
Murray Dobbin, The Myth of the good corporate citizen, 46.
92
Wawancara Christian Canada Fund for Local Initiative, pada 30 November 2014.
93
DFAIT, Where We Work in International Development. [data base on-line]
38 dalam pengelolaan sumber daya alam akibat dari desentralisasi bergantung kepada
pemerintah daerah setempat.
94
Keberhasilan desentralisasi dalam pengelolaan sumber daya alam sangat bergantung pada kapasitas unit yang memengang tanggung jawab. Kanada
berkomitmen mendukung desentralisasi sumber daya di Indonesia dengan terjun langsung dalam penyelenggaraan pengelolaan sumber daya yang ada dan belum di
manfaatkan dengan baik. Melalui CIDA, Kanada memberikan keberlanjutan pendanaan yang juga akan mempengaruhi keberhasilan desentralisasi pengelolaan
sumber daya alam di wilayah fokus Kanada.
95
. B.
Implikasi Program Efektivitas Bantuan Kanada dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di Indonesia
Teori dan praktik mengenai kemiskinan dan keamanan manusia dalam bantuan luar negeri telah lama diperdebatkan kaum akademisi, pembuat
kebijakan, negara, aktor non-negara, dan aktivis kemanusiaan di ranah internasional.
96
Namun tidak dapat dipungkiri dan telah menjadi sebuah konsumsi publik, bahwa antara teori dan praktik regulasi pemberian bantuan luar negeri,
keduanya belum dapat bertemu pada satu jalur kesesuaian.
97
Bantuan luar negeri yang pada awalnya menjadi solusi bagi masalah kemiskinan, berujung pada
perbedaan penerapan dengan ide pembuatannya. Begitu juga dengan ide efektifitas bantuan luar negeri dengan segala mekanisme pengoptimalannya, tidak
94
Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI.
95
Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI.
96
Edward Ansah Akuffo, Canadian Foreign Policy in Africa, 9.
97
Carol Lancaster, Foreign aid. Diplomacy, 6.
39 jarang berujung dengan pengkajian ulang pada manajemen pengelolaannya.
98
Berikut merupakan ulasan penerapan dari poin-poin CIDA’s Aid Effectiveness
Action Plan selama tahun 2009-2013:
.Pertama, Peningkatankepemilikan kebijakan danhasil pembangunan.
99
Pembentukan poin ini merujuk pada kepemilikan kebijakan dan pelaksanaan oleh pemerintah Indonesia dalam melaksanakan pembangunan dalam
CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan
. Kendala utama yang dihadapi pemerintah Indonesia dalam mengatasi tantangan pembangunan adalah kapasitas dan kemampuan untuk
mengelola dan memanfaatkan sumber daya.
100
Perangkat peraturan tidak mengatur secara menyeluruh pada pengelolaan keuangan, yang akhirnya dalam
praktik di lapangan banyak pengelolaan hibah tidak dilakukan dengan baik mulai dari tahap penerimaan sampai ke tahap pelaporan.
101
Banyak pula kasus pengelolaan dan pelaksanaan hibah luar negeri dikelola secara langsung oleh pemberi hibah donor baik melalui staf kedutaan, Managing
Contractor , ataupun lembaga lainnya dibawah komando negara donor.
102
Sehingga kepemilikan kebijakan bukan berada di tangan pemerintah Indonesia melainkan negara pemberi bantuan. Selain itu, pengelolaan secara langsung juga
berpotensi mengganggu sistem perencanaan dan pelaksanaan programkegiatan yang ditetapkan. Karena tidak adanya pelaporan yang diterima oleh Kementerian
98
Kurniawan Ariadi, Perkembangan ODA Internasional dan Peluang Indonesia; Catatan Laporan Tahunan DAC-OECD
, 11.
99
Teks CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan.
100
Wawancara Muhammad Basri PPID KEMENSOS, pada 28 April 2014.
101
Teguh Murdijijanto, Analisis pengembangan mekanisme penerimaan Hibah LuarNegeri Terhadap peningkatan Efektivitas pengelolaan Hibah Luar Negeri Sektor
Pendidikan periode 2006-2011 . Tesis Pascasarjana Departemen Perencanaan dan
Kebijakan Publik, Fakultas Ekonomi UI. 2012, 7.
102
Teguh Murdijijanto, Analisis pengembangan mekanisme penerimaan Hibah LuarNegeri,
6.
40 keuangan dan dicatat dalam APBN. Sangat mungkin terjadi kesamaan alokasi dan
substansinya.
103
Kedua,
Kemitraanbangunanuntuk mempercepathasil
pembangunan.
104
Meski besarnya penerimaan hibah tergantung dari komitmen negara donor dan kepatuhan kementerian dan lembaga penerima hibah untuk melaporkan hibah
yang diterimanya. Akan tetapi manajemen publik yang berbelit menimbulkan ketidakpercayaan negara donor dalam mengajak pemerintah dalam menyalurkan
hibah luar negerinya.
105
Ditambah lagi, angka korupsi Pemerintah Indonesia yang meningkat hingga akhir 2013. Merupakan sebuah etika moral dalam membuat
kebijakan yang
harus mengedepankan
unsur rasional
dalam mengimplementasikan sebuah keputusan pemberian bantuan luar negeri di negara
yang angka korupsi pemerintahannya tinggi.
106
Ini merupakan sebuah konsekuensi dari kepercayaan asing yang menurun untuk memberikan dana hibah sehingga
negara asing lebih mengedepankan mendanai proyek NGO atau LSM bukan berupa dukungan anggaran kepada pemerintah melalui Kementerian atau lembaga
pemerintah lainnya.
Ketiga, Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas Pertanggungjawaban
dan akuntabilitas untuk hasil pembangunan.
107
CIDA merupakan lembaga yang menyalurkan bantuan dan menyediakan layanan informasi dari penyaluran
bantuan tersebut. Fungsi ini dapat disetarakan dengan BAPPENAS, sebagai lembaga nasional penyedia layanan informasi bantuan luar negeri yang
103
Wawancara Muhammad Basri PPID KEMENSOS, pada 28 April 2014.
104
Teks CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan.
105
Wawancara Muhammad Basri PPID KEMENSOS, pada 28 April 2014.
106
Mark R. Amstutz, International conflict and cooperation: an introduction to world politics
. Brown and Bechmark 1995, 146.
107
Teks CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan.
41 terintegrasi dalam sebuah sistem manajemen. Namun dalam penerapan
CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan,
Kanada sebagai lembaga donor yang berkomitmen untuk membantu Indonesia berjalan tanpa koordinasi dari BAPPENAS.
108
Bila dalam penerapan CIDA’s Aid Effectiveness Action Planmengalami
berbagai hambatan dan kritik dalam mengupayakan pembangunan dan pengentasan kemiskinan, dapat diasumsikan bahwa dalam penerapan bantuan luar
negeri Kanada sebagai mitra pembangunan ke Indonesia juga mengalami ketidakefektifan dalam penerapannya, dan mengalami perbedaan antara pemikiran
awal dengan penerapannya.
108
Wawancara Muhammad Basri PPID KEMENSOS, pada 28 April 2014.
42
BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI BANTUAN LUAR NEGERI