Lembaga Legislatif Daerah karena Sekber belum mempunyai wewenang dan prosedur yang cukup kuat untuk mendisiplinkan anggotanya. Setelah lahirnya
Permen No. 121969 situasinya berubah dari sebelumnya. Hal tersebut didasarkan carena pengisian tunggal akibat terkena Permen No. 12 adalah
Sekber. Pengaruhnya meliputi wibawa dan prosedur tersebut menambah kekuatan Sekber Golkar dalam pengembangan, pengarahan, dan pengendalian.
Pelaksanaan Permen No. 12 di daerah Rokan Hilir dapat berjalan dengan baik, walaupun terdapat beberapa hambatan yang tidak berarti.
II.3. Posisi dan Peran GOLKAR Di Masa Orde Baru
Dalam buku Materi Perkaderan Partai Golkar Tingkat Kabupaten dan Kota :Pengetahuan Tentang Ke-Golkar-An, selama perjalanannya GOLKAR
telah memposisikan diri sebagai kekuatan sosial dan politik pendukung Orde Baru. Hal ini tercermin dari setiap pelaksanaan Musyawarah Nasional
MUNAS Golongan Karya senantiasa menghasilkan keputusan yang memberikan dukungan terhadap program-program pemerintah. Dengan kata
lain, program organisasi selalu dipadukan dengan program pemerintah dan mendapat dukungan serta legitimasi dari lembaga legislatif yang dikuasai
Golongan Karya. Kedudukan Ketua Dewan Pembina yang juga adalah Presiden sangat
dominan mewarnai keputusan-keputusan Golongan Karya, bahkan dapat membatalkan keputusan-keputusan yang telah dihasilkan oleh masyawarah
organisasi dan membekukan dewan pengurus. Hal ini telah menyebabkan berkurangnya kemandirian Golongan Karya,
Ada empat hal utama yang menjadi ciri GOLKAR di masa Orde Baru, 1.
Dikenalnya istilah Si ste m Tiga Jalu r ABG, yaitu ABRI, Birokrasi, dan Golongan Karya.
yaitu :
Universitas Sumatera Utara
2. Dominannya peranan lembaga Dewan Pembina.
3. Pengambilan keputusan selalu dari atas t op d o wn.
4. Sangat menghindari pemungutan suara vo ting untuk menentukan
pimpinan organisasi di semua tingkatan atau dari Ketua Umum DPP sampai pada tingkat kepengurusan terbawah.
II.4. Perkembangan Partai Golkar Era Reformasi
Dalam buku Materi Perkaderan Partai Golkar Tingkat Kabupaten dan Kota: Pengetahuan Tentang Ke-Golkar-An, sejak pelaksanaan Musnalub
Partai Golkar pada bulan Juli 1998, Partai Golkar semakin menegaskan untuk memperbaharui dirinya sesuai dengan semangat dan tuntutan reformasi.
Beberapa hal yang dapat dilihat sebagai perbedaan yang signifikan dengan Golkar masa lampau adalah struktur kepemimpinan Partai Golkar era
reformasi ini tidak lagi mempunyai institusi Dewan Pembina. Dahulu Dewan Pembina dipimpin oleh Presiden, sekarang dihapus. Partai Golkar menghapus
institusi Dewan Pimpinan Penimbangan Propinsi yaitu Gubernur. Partai Golkar tidak punya lagi Ketua Dewan Penasehat di Kabupaten atau Kota,
yang semula dijabat oleh Bupati. Di era reformasi, Partai Golkar mempunyai institusi Penasehat.
Namun, posisi Penasehat tidak secara struktural membawahi kepengurusan Partai Golkar di tingkat masing-masing baik pusat maupun daerah. Para
penasehat diangkat berdasarkan pertimbangan senioritas dalam kekaderan Partai Golkar, dan nasehat itu tidak mengikat Partai Golkar. Setelah Deklarasi
Partai Golkar Baru tidak ada lagi campur tangan struktur lain di atas Dewan Pimpinan. Partai Golkar benar-benar berada di tangan Dewan Pimpinan dari Partai
Golkar sendiri yang secara mandiri menetapkan keputusan bagi kepentingan
Universitas Sumatera Utara
organisasi partai. Demikian pula dalam kaitan dengan rekrutmen, kaderisasi, dan sistem musyawarah yang diberlakukan mengalami perubahan.
II.5. Doktrin Karya dan Kekaryaan serta Ikrar Partai Golkar