xix belakang  psikologis  yang  serba  konfleks  dengan  ketentraman  batin  berperan
sebagai pendukung keseimbangannya.
22
B. Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Konversi Agama
Tidak  banyak  yang  membicarakan  faktor-faktor  yang  mempengaruhi terjadinya konversi agama, akan tetapi ada beberapa diantaranya yaitu:
1. Pertentangan batin Konflik jiwa dan Ketegangan Perasaan
Orang-orang  yang  gelisah,  yang  didalam  dirinya  terdapat  berbagai persoalan,  dan  kadang-kadang  tidak  berdaya  menghadapi  persoalan,
mudah mengalami konversi agama.
23
2. Pengaruh hubungan dengan tradisi agama
Peristiwa  konversi  agama  dapat  terjadi  karena  adanya  pengalaman- pengalaman  dimasa  kecil  yang  erat  kaitannya  dengan  hubungan  antara
kehidupan  keluarga  maupun  dengan  lingkungan  sekitar.  Keluarga  dan lingkungan  yang  penuh  agamais  bisa  menjadi  pengalaman  dan  didikan
berharga  dalam  kehidupan  seseorang.  Maka  tidak  aneh  jika  seseorang yang  dewasanya  mengalami  kejauhan  dari  agama  dapat  mengalami
konversi  agama  hanya  karena  teringat  pengalaman-pengalaman  masa lalunya.
3. Ajakan  seruan dan sugesti
Ajakan  dan  sugesti  dari  luar  dapat  mempengaruhi  seseorang  untuk berkonversi  agama  walaupun  factor  ini  sangat  dangkal  dan  dianggap
kurang berpengaruh, tetapi tidak dapat dipungkiri besar pengaruhnya bagi
22
Jalaluddin, Psikologi Agama Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997, h. 255.
23
Heny  Narendrany  Hidayati  dan  Andri  Yudiantoro,  Psikologi  Agama.  Jakarta:  UIN Jakarta Press, 2007, h. 141.
xx orang  yang  mengalami  kegelisahan  dan  kegoncangan  jiwa.  Orang  dalam
keadaan  demikian  lebih  mudah  untuk  diajak  kejalan  yang  membuatnya tentram dan tidak mustahil baginya untuk mengikuti ajakan tersebut.
4. Faktor-faktor emosi
Dalam penelitian George. A. Coe. Terhadap orang-orang yang mengalami konversi  agama  ditemukan  bahwa  konversi  agama  lebih  banyak  terjadi
pada  orang  yang  dikuasai  oleh  emosinya.  Orang-orang  yang  emosional lebih  mudah  terkena  sugesti,  terutama  saat  orang  tersebut  mengalami
kegelisahan.  Kendati  faktor  emosi  secara  lahir  tampaknya  tidak  terlalu banyak  pengaruhnya,  namun  dapat  dibuktikan  bahwa  faktor  ini  adalah
salah satu pendorong terjadinya konversi agama. 5.
Kemauan Adanya  kemauan  memainkan  peranan  penting  dalam  terjadinya  konversi
agama,  dalam  beberapa  kasus  terbukti  bahwa  peristiwa  konversi  agama terjadi sebagai  hasil dari perjuangan batin  yang memiliki kemauan dalam
konversi ini.
24
Selain  dari  faktor-faktor  diatas,  Max  Heirich  membedakan  empat  faktor yang  mendorong  terjadinya  konversi  agama  sesuai  dengan  disiplin  ilmu  yang
ditekuni para ahli yaitu sebagai berikut
25
: 1.
Kalangan  ahli  Agama  berpendapat bahwa  yang  menjadi  faktor  penyebab terjadinya  konversi  agama  adalah  petunjuk  Ilahi  untuk  berani  menerima
hidup  baru  dengan  segala  konsekuensinya  diperlukan  bantuan  istimewa dari Tuhan  yang sifatnya cuma-cuma. Pengaruh Supranatural inilah  yang
24
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama Jakarta: Bulan Bintang, 2005, cet ke-17. h, 190.
25
Hendropuspito, Sosiologi Agama Yogyakarta: Kanisius, 1984, cet, ke-2. h. 189.
xxi berperan secara dominan dalam proses terjadinya konversi agama pada diri
seseorang. 2.
Kalangan ahli Sosiologi berpendapat bahwa yang menyebabkan terjadinya konversi agama adalah pengaruh sosial. Variabel-variabel pengaruh sosial
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: a.
Pengaruh  hubungan  antar  pribadi,  baik  pergaulan  yang  bersifat keagamaan  maupun  non-keagamaan  misalnya  ilmu  pengetahuan,
kesenian ataupun bidang kebudayaan lainnya. b.
Pengaruh  propaganda  ajakan  atau  anjuran  dari  orang-orang  dekat, misalnya keluarga, sahabat karib, famili dan sebagainya.
c. Pengaruh  rutinitas  keagamaan,  kebiasaan  tradisi  keagamaan  yang
dilakukan  secara  berulang-ulang  dapat  mendorong  seseorang  untuk berubah
kepercayaan, misalnya:
menghadiri upacara-upacara
keagamaan  ataupun  pertemuan-pertemuan  yang  bersifat  keagamaan baik pada lembaga-lembaga formal maupun tidak formal.
d. Pengaruh  pemimpin  keagamaan.  Hubungan  yang baik  dan  pemimpin
agama akan menciptakan perasaan dekat dengan Tuhan. e.
Pengaruh  perkumpulan  berdasarkan  hobi,  baik  yang  bersifat keagamaan maupun non keagamaan. Motivasi yang berasal dari orang-
orang  yang  mempunyai  kesamaan  kecendrungan  hobi  akan  lebih mudah dalam memberikan pengaruh dibanding yang lain.
3. Kalangan ahli Pendidikan berpendapat bahwa konversi agama dipengaruhi
oleh  kondisi  pendidikan  penelitian,  ilmu  sosial  menampilkan  data  dan argumen bahwa suasana pendidikan ikut mempengaruhi konversi agama.
xxii 4.
Kalangan  ahli  Psikologi  berpendapat  bahwa  yang  menjadi  pendorong terjadinya konversi agama adalah faktor psikologis yang ditimbulkan oleh
faktor intern
maupun ekstern.
Faktor-faktor tersebut
apabila mempengaruhi  seseorang  atau  kelompok  hingga  menimbulkan  semacam
gejala  tekanan  batin,  maka  akan  terdorong  untuk  mencari  jalan  keluar yaitu  ketenangan  batin.  Dalam  kondisi  jiwa  yang  demikian  ini  secara
psikologis kehidupan batin seseorang itu menjadi kosong dan tak berdaya sehingga ia mencari perlindungan kekuatan lain yang mampu memberinya
kehidupan jiwa yang tenang dan tentram. Menurut Starbuck konversi agama terbagi menjadi dua tipe yaitu:
1 Tipe Volitional Perubahan Bertahap
Konversi  agama  tipe  ini  terjadi  secara  berproses  sedikit  demi  sedikit sehingga kemudian menjadi seperangkat aspek dan kebiasaan rohaniah
yang baru. Konversi  yang demikian  itu sebagian besar terjadi sebagai suatu  proses  perjuangan  batin  yang  ingin  menjauhkan  diri  dari  dosa
karena ingin mendatangkan suatu kebenaran. 2
Tipe Selp-Surrender Perubahan Drastis Konversi agama tipe ini adalah konversi yang terjadi secara mendadak.
Seseorang  tanpa  mengalami  suatu  proses  tertentu  tiba-tiba  berubah pendiriannya terhadap suatu agama  yang dianutnya. Perubahan inipun
dapat terjadi dari kondisi  yang tidak taat menjadi lebih taat, dari tidak percaya  kepada  suatu  agama  kemudian  menjadi  percaya  dan
sebagainya.  Pada  konversi  tipe  kedua  ini  William  James  mengakui adanya pengaruh petunjuk dari  yang Maha Kuasa terhadap seseorang,
xxiii karena  gejala  konversi  ini  terjadi  dengan  sendirinya  pada  diri
seseorang sehingga ia menerima kondisi yang baru dengan penyerahan jiwa sepenuh-penuhnya.
C. Konversi : Menurut Islam dan Kristen