lix
3. Hambatan Serta Tantangan Menjelang, Sampai, dan Setelah
Konversi Agama
Setelah beliau mengucapkan syahadat, beliau tahu persis posisinya sebagai seorang muslimah harus bagaimana. Pada waktu itu satu hari sebelum
ramadhan tahun dimana beliau berikrar, beliau langsung melaksanakan shalat. Pada saat itulah, salah seorang kakaknya mencari beliau, dirumahnya yang
cukup besar terdapat banyak kamar di dalamnya, saat itu Kakak beliau berteriak mencarinya, Ia kemudian membuka kamar beliau dan terkejut karena
menyaksikan ada seorang perempuan shalat didalam kamar itu. Ia tidak curiga kalau itu adalah adiknya karena ia pikir ada orang lain yang sedang shalat, dan
akhirnya ia menutup pintunya kembali lalu pergi meninggalkan kamar itu. Hari berikutnya, kakak beliau yang lain kembali mencarinya. Berbeda
dengan sebelumnya, ia justru menyaksikan bahwa yang sedang shalat itu adalah adiknya sendiri. Selesai shalat beliau tidak ingin lagi menyembunyikan
agama barunya yang selama ini beliau tutup-tutupi. Setelah beliau memberitahukan semua keyakinan barunya, kakak beliau terkejut luar biasa.
Ia tidak menyangka adiknya sendiri yang sedang shalat. Ia tidak bisa bicara, hanya wajahnya seketika merah dan pucat sejak saat itulah terjadi keretakan
diantara mereka. Agama baru yang beliau pilih tak dapat diterima oleh orang tua dan
kakak-kakaknya, akhirnya dengan berat hati beliau pergi meninggalkan rumah dan keluarganya, dan beliau mengontrak sebuah rumah sederhana di Kota
Surabaya. Sebagai anak perempuan satu-satunya tentu ibu beliau tak mau kehilangan beliau begitu saja, walaupun dengan cara yang demikian
lx menyakitkan, tetapi sang ibu tetap datang menjenguk beliau sesekali. Enam
tahun kemudian ibu beliau meninggal dunia, setelah sepeninggalan ibunya, tidak ada lagi kontak beliau dengan ayah atau anggota keluarga yang lain
sampai sekarang. Beliau bukannya tak ingin berdakwah kepada keluarganya, khususnya
ibu beliau sendiri. Walaupun ibunya tidak senang dengan usaha beliau untuk berdakwah, beliau tetap berusaha meyakinkannya bahwa Islam adalah agama
yang benar. Tapi semua usaha-usaha beliau tidak serta merta dapat diterima begitu saja, maka dari itu ketegangan-ketegangan terjadi terus. Menurut ibu
beliau Islam identik dengan hal-hal negatif. Pendapat ibu beliau itu sudah terpola dengan pendapat-pendapat buruk dan negatif tentang agama Islam,
padahal usia sang ibu sudah lanjut. Tahun 1992 beliau menunaikan rukun Islam yang kelima. Beliau
bersyukur diberikan rejeki lebih sehingga bisa menunaikan ibadah haji. Selama masuk Islam sampai pergi haji, beliau selalu mengadu kepada Allah:
kalau Engkau ya Allah, menakdirkanku menjadi seorang yang mukminah, mengapa Engkau tidak menakdirkan saya menjadi anak orang
Islam, punya bapak Islam dan ibu orang Islam, sama seperti saudara- saudaraku muslim yang kebanyakan itu. Dengan begitu, saya tidak perlu
banyak penderitan. Mengapa jalan hidup saya harus berliku-liku seperti ini? ungkapku sedikit kesal.
Di Masjidil-Haram, beliau bersungkur mohon ampun dilanjutkan dengan sujud syukur. Dan Allah mendengar semua do’a-do’a beliau hingga
akhirnya beliau mendapat petunjuk dengan perjalanan hidup seperti ini. beliau
lxi merasakan nikmat iman dan nikmat Islam. Padahal menurutnya orang Islam
yang sudah Islam tujuh turunan saja belum tentu mengerti nikmat iman dan Islam.
Islam adalah agama hidayah dan agama hak, Islam juga agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Manusia itu oleh Allah diberi akal, budi, diberi
emosi, rasio. Agama Islam adalah agama untuk orang yang berakal, semakin dalam daya analisis kita, maka Allah akan memberi kemudahan kepada
siapapun untuk menuju jalan kebenaran. Dan orang dikatakan telah memeluk Islam apabila ia menyaksikan
dengan sepenuh hati keimanan atas keEsaan Allah SWT, dan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Rasulullah. Kedua kepercayaan ini tersimpul dalam
kalimat : “ Tiada Tuhan Selain Allah, dan Muhammad adalah Utusan Allah.”. bagian pertama kalimat ini memberikan konsep Tauhid ke-Esaan Tuhan, dan
bagian kedua adalah ke-Rasulan Muhammad SAW.
67
Itu juga yang diyakini oleh beliau saat bersyahadat.
Sepulang haji, hati beliau semakin terbuka dengan Islam, atas kehendak-Nya pula beliau kemudian diberi kemudahan dalam belajar agama
tauhid ini. Atas kesungguhan dan usaha beliau Allah memberinya kemudahan sehingga tidak banyak kesulitan bagi beliau untuk belajar membaca kitab-
kitab. Allah memberi kekuatan kepada beliau untuk bicara dan berdakwah, beliau begitu lancar dan banyak diundang untuk berceramah, tidak hanya di
Surabaya beliau juga kerap kali diundang berdakwah di Jakarta.
67
Rabithah Alam Islamy Mekah Mukarromah, “Islam Pilihan Kami,Kisah Tokoh dan Ilmuan Dunia Mendapat Hidayah”.
Jakarta: Cahaya Press, h. 17.
lxii Di buku Fitnah dan Teror yang beliau buat, beliau mengungkapkan ada
31 sms teror yang pernah beliau terima. Teror dan fitnah tersebut mulai menyebarkan hasutan bahwa beliau seorang penyusup hingga menunjukan
surat pernyataan palsu bermatrai yang menyebutkan bahwa pada tanggal 15 November si pembuat pernyataan melihat dirinya keluar dari Katedral
Singapura dengan masih lengkap menggunakan salib. Bukannya balik menyerang, beliau justru menantang ingin dipertemukan dengan pembuat
pernyataan itu dan berani melakukan sumpah dengan disaksikan oleh MUI setempat bahwa semua itu hanya fitnah.
68
B. Pendapat H. Insan L.S Mokoginta Mengenai: