V V X V V V V V V V V V V X

Tahapan selanjutnya melihat apakah signifikan tidaknya item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada table berikut : Tabel 4.9 Muatan Faktor Item subtes Achievement EPPS Item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan 2

0.21 0.09

2.18 V

3 0.02

0.10 0.25

X 4

0.30 0.12

2.55 V

5 0.40

0.10 4,25

V 6

0.16 0.09

1.69 X

11 0.05

0.12 0.45

X 16

0.76 0.12

6.29 V

21 0.38

0.10 3.75

V 26

0.34 0.09

3.56 V

31 0.27

0.09 2.88

V 36

0.37 0.09

3.93 V

41 -0.10

0.12 -0.87

X 46

0.27 0.10

2.83 V

51 0.06

0.09 0.59

X 56

0.60 0.09

6.35 V

61 0.25

0.09 2.68

V 66

0.94 0.11

8.32 V

71 0.18

0.10 1.84

X 76

0.51 0.10

5.01 V

77 0.43

0.12 3.64

V 78

0.46 0.09

4.87 V

79 0.27

0.10 2.72

V 80

0.28 0.09

2.99 V

152 0.27

0.09 2.81

V 153

0.22 0.09

2.29 V

154 0.55

0.09 5.78

V 155

0.15 0.09

1.62 X

1 0.18

0.09 1.90

X Keterangan : tanda V = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan Dari tabel 4.10 dapat dilihat koefisien muatan faktor dari item mana sajakah yang signifikan t 1.96. Sebanyak 8 item tidak signifikan yaitu 3, 6, 11, 41, 51, 71, 155, 1, sedangkan sisanya signifikan. Bahkan koefisien muatan faktor item 41 bernilai negative, padahal seharusnya positif. Dengan demikian item yang muatan faktornya tidak signifikan dan koefisiennya bernilai negative akan di drop, yaitu 1, 3, 6, 11, 41, 51, 71, 155. Artinya bobot nilai pada item tersebut tidak akan diikutkan dalam analisis statistik uji hipotesis. Kemudian pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi, sehingga dapat disimpulkan sebenarnya item – item tersebut bersifat multidimensional pada dirinya masing – masing. Kesalahan pengukuran item yang berkorelasi ditampilkan pada table dibawah ini : Tabel 4.10 Matriks korelasi antar kesalahan pengukuran item subtes Achievement EPPS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 V 1 7 1 8 V 1 9 1 10 1 11 1 12 V 1 13 1 14 1 15 1 16 1 17 V V V V 1 18 V V 1 19 V V 1 20 V V 1 21 1 22 V 1 23 1 24 V 1 25 V 1 26 V 1 27 1 28 V 1 Ket : Pada tabel diatas, no 1 sd 28 hanya sebagai symbol, sedangkan urutan item yang benar yaitu 2,3,4,5,6,11,16,21,26,31,36,41,46,51,56,61,66,71,76,77,78,79,80,152,153,154,155,1. Tanda V menunjukkan korelasi Dari tabel diatas dapat kita lihat korelasi kesalahan pengukuran item. Kesalahan pengukuran item yang paling banyak berkorelasi yaitu item 66, dalam tabel tersebut diwakili oleh no 17, sedangkan kesalahan pengukuran item yang tidak berkorelasi satu sama lain yaitu item 2 no 1, item 6 no 5, item 26 no 9, item 31 no 10, item 36 no 11, item 78 no 21, item 80 no 23, item 155 no 27. Item yang kesalahan pengukurannya berkorelasi satu sama lain dapat di simpulkan bahwa item – item tersebut bersifat multidimensional, yang artinya selain mengukur faktor need for achievement , item tersebut juga mengukur faktor – faktor lain. Meskipun begitu item 66 tidak akan di drop. Berarti sebanyak 20 item n–ach EPPS tetap akan dianalisis bobot nilainya pada uji hipotesis. 4.3 Uji Hipotesis penelitian 4.3.1 Analisis Korelasional dari Variabel Penelitian