Ovarium Dewasa Ovarium tikus

commit to user 7 ovarium akan menghambat sekresi LH dan FSH kecuali pada saat akan terjadi ovulasi midcycle, estradiol menyebabkan umpan balik positif pada aksis hipotalalamus- hipofisis dan secara bermakna memicu peningkatan sekresi GnRH, LH dan FSH. Ovarium juga menghasilkan tiga hormone polipeptida yaitu inhibin yang menekan sekresi FSH, activin activin-binding protein meningkatkan sekresi FSH, dan follistatin activin-binding protein yang menurunkan sekresi FSH Speroff, 2005; Hutt et al, 2005.

2. Folikulogenesis

a. Ovarium Dewasa

Ovarium berisi tiga bagian yaitu korteks luar, medulla di sentral dan pintu ovarium hillus. Hillus berisi pembuluh syaraf, pembuluh darah dan sel hillus yang menjadi aktif dalam proses steroidogenesis atau mampu membentuk tumor. Sel ini sangat mirip dengan sel leydig di testis yang memproduksi testosteron. Bagian korteks yang paling luar disebut tunika albuginea, yang bagian atasnya ditutupi oleh satu lapis sel kuboid. Oosit berhubungan dengan kompleks yang disebut folikel. Bagian dalam korteks tertanam dekat dengan jaringan stroma. Jaringan stroma terdiri atas jaringan penunjang dan sel interstitial yang berasal dari sel mesenkim dan mempunyai kemampuan untuk berespon terhadap luteinizing hormone LH atau human chorionic gonadotropin hCG dan produksi androgen. Daerah tengah medulla dari ovarium sebagian besar berasal dari sel mesonefrik Speroff, 2005. commit to user 8 Gambar 2. Skematik Masa Perkembangan Ovarium pada Fetus dan Dewasa Diambil dari Speroff, 2005 commit to user 9

b. Ovarium tikus

Pada masa perkembangan ovarium tikus dari lahir hingga dewasa, terjadi perubahan dari organ simpel menjadi organ yang multiform. Dalam perkembangannya, pada ovarium terjadi pertumbuhan, differensiasi, serta degenerasi. Ovarium pada waktu tikus lahir terdiri dari 2 tipe sel utama, yaitu oosit dan sel stroma multipotensial. Disebut multipotensial karena secara morfologi, sel ini akan berdifferensiasi menjadi berbagai sel penyokong antara lain sel granulosa, sel teka baik interna maupun eksterna, sel lutein, serta bentuk sel yang lain Schwiebert, 2007. Pada saat lahir, ovarium tikus merupakan organ solid yang berisi penuh dengan sel germinal dan sel stroma. Organ ini dilapisi oleh adanya sel-sel epitel yang disebut sebagai epitel germinal walaupun sebenarnya epitel ini bukan merupakan bagian dari sel germinal. Oosit mengisi sebagian besar organ, kecuali bagian tengah dari pusat stroma. Usia pubertas tikus bervariasi tergantung pada jenis tikus, status nutrisi, serta adanya pengaruh lingkungan, namun secara umum pubertas tikus terjadi pada usia antara 28 hingga 49 hari. Tanda-tanda terjadinya pubertas pada tikus betina adalah adanya pembukaan vagina dan munculnya sel epitel terkornifikasi pada vaginal smear . Fertilitas pada tikus betina paling banyak terjadi pada usia 75 hingga 300 hari. Tikus merupakan organisme yang polyestrous . Tikus betina akan berovulasi setiap 4 sampai 5 hari sekali dengan beberapa variasi, dan commit to user 10 biasanya terjadi pada malam hari. Ovulasi terjadi secara spontan, biasanya terjadi 8-11 jam setelah onset estrus, namun ovulasi tidak selalu terjadi pada setiap siklus estrus. Pap vagina digunakan untuk menentukan tahap siklus estrus. Kopulasi pada tikus biasanya terjadi pada malam hari dan dapat dikonfirmasi dengan adanya plug senggama di vagina selama 12-24 jam pasca kopulasi Schwiebert, 2007. Sel-sel germinal folikel primordial akan berproliferasi dan migrasi ke dalam gonad yang belum berdiferensiasi. Pada periode post natal, sel- sel germinal akan terpecah dan menjadi folikel primordial yang terus berkembang menjadi folikel primer. Estrogen E2 menghambat sel germinal menjadi folikel primordial. Pada tikus yang kekurangan faktor- faktor transkripsi oosit seperti NOBOX, SOHLH1, SOHLH2, and LHX8, maka akan terjadi kematian folikel, baik folikel primordial maupun folikel primer. Kematian dapat pula terjadi bahkan sebelum terbentuk folikel primordial Richards dan Pangas, 2010. Secara morfologi, pembentukan ovarium pada tikus betina tidak aktif, namun kejadian di tingkat molekuler paling banyak terjadi pada tahap gonadogenesis. Terdapat lebih dari 1200 ekspresi gen yang mengatur perkembangan gonad tikus betina pada hari ke-10 sampai hari ke-13 post koital. Periode tersebut menentukan diferensiasi jenis kelamin gonadal tikus. Peningkatan ekspresi penghambat siklus sel seperti inhibitor cyclin- dependen kinase dan beberapa gen penanda meiosis terjadi pada gonad tikus betina dibandingkan tikus jantan. Pola tersebut menandakan bahwa commit to user 11 proliferasi sel somatik dihambat ketika se-sel germinal ovarium memasuki tahap meiosis Uzumchu dan Zachow, 2007. Gambar 3. Oogenesis dan folikulogenesis pada tikus. Sumber: Richards dan Pangas, 2009

3. Pertumbuhan Folikel